sebelum baca mohon dukung Ranucha dengan Like dan komen nya yh readers...
Hapoy reading all ❤🤗
...----------------...
Setelah segudang pekerjaan yang melelahkan di hari pertama, akhirnya aku bisa pulang juga. Huft melelahkan tapi aku menyukainya.
Keluar dari kantor aku membuka ponsel kemudian memesan ojek namun sebuah mobil hitam berhenti di depan ku. Aku mengernyit bingung, perasaan aku tidak pesan taksi online.
Kaca mobil terbuka menampakkan sosok lelaki yang sikap nya aneh hari ini. Dia menatap ku datar.
"Masuk," katanya dingin. Apa apaan sih dia ini, berbicara pada ku kah? Kalau iya seharusnya kan tidak seperti itu. Tentu siapa pun yang di ajak bersamanya dengan caranya seperti itu akan ketakutan duluan, dia ini aneh memang.
Aku sama sekali tidak bergeming, toh dia tidak jelas sedang mengajak ku atau siapa. Aku lebih memilih menunggu ojek pesanan ku.
"Kamu tuli ya? Cepat masuk!" Ujarnya ketus. Karena aku sama sekali tidak merespon.
"Bapak mengajak saya?"
"Ya iya lah, di sini ada orang lain selain kamu?" Fix sih dia ini memang aneh.
"Maaf tapi saya sudah pesan ojek, itu dia sampai," aku menunjuk sepeda motor yang di kendarai Abang berjaket hijau.
Setelah berpamitan padanya aku pun berjalan menuju kang ojek yang sudah menunggu. Namun belum juga aku menerima helm yang di sodorkannya padaku, helm tersebut lebih dulu di rebut oleh sebuah tangan.
"Maaf mas, dia saya yang akan antar. Sebagai kompensasi saya akan tetap bayar kerugian masnya." Tukas lelaki ini sambil menyodorkan kembali helm yang di beri kang ojek padaku kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dompetnya.
Baik aku dan juga kang ojeg sama-sama terperangah dengan apa yang di lakukan bos ku ini. Iya, dia adalah pak Zayn. Sejak tadi sikapnya sangat aneh, sulit di tebak. Apa dia salah minum obat? Atau kepalanya kepentok pintu?.
Pak Zayn menarik ku menuju mobilnya. Aku pun mengikuti nya tanpa memprotes.
Mobil melesat membelah jalanan yang padat. Karena bertepatan dengan jam pulang kantor tentu saja jalanan pasti macet. Aku merasa sangat mengantuk apalagi dari tadi pak Zayn sama sekali tidak mengajak ku berbicara sekedar menanyakan dimana aku tinggal. Dia fokus pada jalanan. Tak tahu kemana ia akan membawaku.
Aku tidak peduli, kalau dia macam-macam akan ku sleding kepalanya nanti. Walau begini aku lumayan bisa bermain bola jadi masalah sleding men sleding mah hal kecil.
.
.
.
Sayup-sayup aku merasakan usapan lembut di pipi, entah nyata atau tidak tapi rasanya nyaman. Perlahan ku buka mata ini yang sebelumnya tertutup rapat. Pemandangan yang pertama kali ku lihat adalah jalanan yang terhalang kaca walau masih buram tapi aku yakin apa yang ku lihat itu. Iya, ini masih di mobil. Tapi...
"Hah!!!" Sentak ku panik ketika kesadaran ku sudah kembali sepenuhnya.
Iya aku ingat tadi kan aku sedang di mobil bersama pak Zayn, berdua. Ku periksa pakaian yang melekat di badan. Takut sesuatu yang di pikirkan benar.
"Huft," aku menghembuskan nafas lega, pakaian ku masih lengkap artinya tidak ada yang terjadi. Tapi.. ini di mana, kok seperti kenalnya aku mengenal tempat ini?.
"Ngapain kamu rusuh begitu?" Sebuah suara yang terdengar dingin menyadarkan ku dari lamunan.
"Bapak?" Ujar ku berusaha menutupi rasa gugup ku.
"Aku tidak pernah merasa menikahi ibu mu, berhenti panggil aku bapak!" Ujarnya ketus. Apa salah ku? Dia kan memang atasan ku.
"Terus bapak mau saya panggil apa? Sayang?" Tanya ku melantur. Mungkin efek baru bangun tidur jadi masih belum sadar.
"Boleh!" di luar dugaan dia justru mengiyakan pertanyaan ku tanpa berfikir. Wow! mencengangkan aku sampai terperangah tak percaya. Apa dia benar menyukai ku? Soalnya dari tadi sikapnya aneh. Namun, kata katanya berikutnya menampik semua dugaan konyol ku.
"Boleh, kalau kamu mau saya pecat!" tukasnya.
"Turun!!! Mau sampai kapan kamu memelototi aku seperti itu? Mau di colok matamu itu ya?" Aku mengerjap mendengar suaranya. Saking syok nya sampai tak sadar kalau aku melotot ke arahnya. Benarkah?.
Akhirnya aku pun turun setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih. Ini kan tempat tinggal ku selama di sini, dari mana dia tau aku tinggal di sini? Apa dia seorang penguntit? Terserahlah dia kan memang aneh, ngapain juga aku pikirkan.
.
.
.
Keesokan harinya seperti hari kemarin, aku masih semangat menjalankan rutinitas ku di salah satu gedung pencakar langit. Ketika aku sampai hari masih cukup Pagi hanya ada beberapa karyawan yang tak sengaja berpapasan.
Aku menyapa mereka satu persatu, hingga tanpa sengaja netra ini menangkap sosok lelaki yang penting di perusahaan ini. Tuan Abi, ia baru saja tiba di dampingi asisten nya. Aku ingat, sejak kemarin belum sempat menyapanya.
Ku langkahkan kaki menghampirinya yang hendak menekan tombol lift khusus petinggi perusahaan.
"My jodoh!! Eh maksudnya Tuan bos!!" Pekik ku membuatnya berhenti dan menoleh. Bukan cuma dia yang kupanggil tapi juga orang-orang yang mendengar teriakan ku pun ikut menarik perhatian mereka. Aku tersenyum canggung membalas tatapan mata mereka.
"Tunggu, Tuan bos!"
"Selamat pagi" sapa ku ramah ketika sudah berhenti di depannya.
"apa?" Ujarnya datar. Dia ini sama dengan bos yang plin plan rupanya. Dingin.
"Tuan melupakan sesuatu, sebentar saya cari dulu," ujar ku sembari merogoh saku di baju dan celana ku. Kebetulan hari ini aku memakai celana.
Sudah ku periksa satu persatu saku di pakaian ku namun benda yang ku cari tak kunjung ku temukan.
"Mana ya?" Gumam ku sembari berfikir.
"Oh!!!" Aku ingat, benda itu aku simpan di tas.
Ku lihat Tuan Abi masih memperhatikan ku dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya. Melihat gayanya yang seperti itu sungguh membuat jiwa jomblo ku meronta.
Ku rogoh isi di dalam tas, dan akhirnya aku pun menemukannya.
"Mana?" Tanyanya tak sabar.
"Ini," aku menyodorkan jari telunjuk dan jempol yang ku tautkan membentuk love seperti yang sedang ngetren sekarang apa itu namanya? Finger love, yah kalau tak salah. Aku menujukan Finger love sembari tersenyum manis.
Ku lihat dia mengerutkan alisnya bingung. Begitu juga dengan asistennya yang ternganga tak percaya. Mungkin heran orang yang baru di lihat sudah berani menggoda bosnya seperti ini.
Ternyata bukan hanya mereka berdua yang terheran-heran tapi juga teman-teman kerja yang mendengar percakapan kami pun ikut kaget. Aku jadi heran apa aku seaneh itu?.
"Dasar Sinting!" kecamnya padaku tapi sungguh itu sama sekali tidak menurunkan kadar ketampanan nya. Ia menendangi ku dengan tajam dan tatapan itu berhasil membuat kerongkonganku terasa tercekat. Aku gugup sekali, namun sebisa mungkin aku mencoba bersikap biasa saja.
"Kau..kau bukannya perempuan yang di indoapril itu kan?" Tanyanya berhasil membuat aku berbinar takjub. Dia mengingatku. Sungguh? Ini sangat mencengangkan. Bagai mana tidak? Seorang pebisnis muda yang sukses mengingat ku yang hanya remehan rempeyek sisa hajatan warga ini, sungguh mencengangkan.
"Tuan bos masih ingat saya?"
"Tentu saja! Cuma kamu satu-satunya orang aneh yang saya temui. Sedang apa kamu di sini? Ngikutin saya ya?" Tukasnya pede sekali. Dia ternyata selain dingin, narsis juga ya. Tapi tak apa aku suka.
"Duh Tuan bos saya tidak mengikuti anda, mungkin ini yang di namakan jodoh. Hari ini kita bertemu di sini siapa tau nanti kita bertemu didepan penghulu," ujar ku santai, ku lihat dia meringis geli.
"Mulai dari kemarin saya bekerja di sini tuan, jadi kita akan bertemu setiap hari" lanjut ku.
"Kamu kerja di sini? Ku rasa matanya pandu sudah rabun. Bagaimana bisa orang gila seperti mu bisa bekerja di perusahaan saya?" Aku mencebikan bibir mendengar ucapannya. Yang benar saja masa aku di sama kan dengan orang gila?.
"Heh! Dengar ya nona... Anastasya Putri!" panggilnya setelah membaca id card yang sudah ku pakai.
"Bekerja di sini harus disiplin, terampil, cekatan, dan sopan jangan hanya bisanya omong kosong dan cinta-cintaan saja yang ada di kepala mu, mengerti?!"
"Aish, tuan isi kepala saya kan hanya masa depan kita bukan cinta-cintaan yang tuan bilang itu," ujar ku dia hanya geleng-geleng kepala.
"Bicara dengan mu membuat kepala saya pusing," tukasnya sembari berbalik badan hendak meninggalkan ku.
"Tidak usah di pikirkan tuan. Saya tidak minta macam-macam kok cuma mau mahar bahagia selalu bersama mu, hehe."
"Dasar gila!"
Setelah kepergian nya aku sama sekali tidak bisa menghentikan tawa ku. Lucu sekali bisa menggoda bos pagi-pagi seperti ini. Tapi apa sikap ku berlebihan? Nanti kalau dia tersinggung terus aku kembali di pecat bagaimana? Tapi aku sama sekali tidak bisa menahan diri jika bertemu dengannya. Akh!!! Bagaimana ini? Aku tidak ingin pengangguran lagi. Tidak lucu kan, masa baru bekerja 2 hari sudah di pecat.
Bod* ah! Lebih baik aku bekerja saja dengan benar. Semoga dengan hasil pekerjaan ku yang memuaskan bisa menyelamatkan ku dari ancaman kehilangan pekerjaan. Yah semoga saja..
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Baca Buku
mmm...kayaknya candaan tokoh utama ke pak bos rada berlebihan yaa.. utk ukuran orang yg sangat membutuhkan pekerjaan..
2022-09-15
3
Dewi
Mengawali hari dengan yang manis-manis memang bagus, lebih bagus lagi dengan mood yang baik.
2022-09-07
1
Rini Antika
🤣🤣🤣🤣 lucu-lucu..🤭
2022-08-27
1