**jangan lupa kasih Ranucha dukungan dengan cara, like komen dan Rate 5 yah...
Happy Reading**...
...----------------...
Hari ini setelah hampir satu bulan keluar masuk gedung perkantoran, akhirnya ada satu perusahaan yang menghubungiku. Ah senangnya posisinya pun sama dengan yang terakhir, sekertaris. Jika yang kemarin aku hanya sekertaris Manager, kali ini aku menempati posisi sekertaris General Manager.
Pagi ini aku sangat bersemangat, setelah bersiap aku kemudian membuka ponsel untuk memesan ojek.
Semoga hari ini adalah hari baik ku!.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya kendaraan yang ku pesan sampai juga. Aku pun mengkonfirmasi alamat yang akan di tuju. Motor melaju membelah keramaian jalanan ibu kota di pagi hari.
Saat di atas kendaran roda dua ini entah kenapa ingatan ku tiba-tiba tertuju pada kenangan hari itu. Hari di mana aku di pecat dengan tidak hormat. Sampai sekarang aku masih meyakini kalau ada seseorang di balik ini. Entah karena alasan apa, beberapa di antara mereka tidak menyukaiku.
Bahkan selama bekerja di sana aku tidak memiliki satu teman pun. Rasanya seperti di asingkan.
"Hey kalian yang kemarin suka sekali membully ku lihat lah aku mendapatkan posisi yang lebih baik dari pada di tempat itu gajinya pun jauh di atas perusahaan tempat kalian bekerja!!. Buahahahaha"
Aku bermonolog di dalam hati dan tertawa jahat. Jika ada orang yang melihat ku mungkin mereka akan mengira aku gila, karena senyum-senyum sendiri. Untungnya, saat ini aku sedang di bonceng tukang ojek jadi tidak ada yang tau dengan ekspresi yang ku buat.
Aku bertekad untuk kali ini aku tidak akan ceroboh. Aku harus hati-hati, orang-orang di dalam gedung itu ternyata tidak seramah kelihatannya jadi aku harus benar-benar waspada. Tidak ingin kejadian kemarin terulang, itu sungguh memalukan dan juga mengenaskan.
Apalagi perusahaan kali ini termasuk perusahaan terbesar di negara ini. Herold Grup namanya, sebuah perusahaan yang bergerak di beberapa bidang salah satunya ada di fashion. Baru-baru ini Herold Grup juga sudah merambah di sektor transportasi baik darat, laut maupun udara. Betapa hebatnya orang yang berhasil mendirikan perusahaan besar itu.
Aku menatap kagum bangunan kokoh yang menjulang tinggi. Apa ini adalah tempat kerja ku yang baru? Menakjubkan!.
Gedung yang ku taksir 20 lantai ini akan menjadi saksi perjalanan ku berikutnya. Dari sini semoga aku bisa mewujudkan cita-cita yang selama ini ingin sekali ku gapai.
Setelah membayar jasa ojek, aku melangkah dengan senyum sumringah memasuki gedung ini.
Di bagian dalam ternyata tak kalah menakjubkan. Desain yang modern dan juga tempatnya sangat luas. Di lantai satu ada beberapa ruang yang di sekat oleh kaca entah ruangan apa, tidak ada petunjuknya.
Ku langkahkan kaki menuju meja resepsionis untuk menanyakan ruangan Kepala HRD. Aku harus melapor dulu sebelum mulai bekerja.
Saat sedang menanyakan maksud ku, resepsionis ini tiba-tiba membungkukkan badannya menyapa seseorang di belakang ku yang ia panggil tuan. Tentu saja aku langsung berbalik untuk melihat siapa yang di sapanya.
Betapa terkejutnya aku, ketika pandangan menangkap sosok pria gagah dengan memakai stelan jas berwarna hitam dan kemeja biru muda di dalamnya.
Laki-laki itu yang waktu itu tak sengaja ku tabrak ketika di indoapril. Tidak salah lagi itu memang dia, aku ingat betul seperti apa kontur wajahnya. Karena, beberapa hari aku tidak bisa menghapus bayangan kejadian waktu itu.
"Dia siapa mba?" Tanya ku pada resepsionis yang masih terpesona meskipun laki-laki tadi sudah pergi lumayan jauh.
Dia terkesiap mendapatkan pertanyaan dari ku. Sudah jelas sih dia sedang melamun.
"Eh, itu.. sungguh kamu tidak tahu? Dia tuan Abidzar. Abidzar Akhriz Herold. pemilik perusahaan ini. Tuan juga sudah sering keluar masuk pemberitaan Tv karena di usia yang masih muda, beliau mampu mengembangkan perusahaan sedemikian pesat. Pun wajah nya yang tampan membuat banyak majalah bisnis sering memasang berita tentangnya." Terangnya panjang lebar.
Oh jadi dia pemilik perusahaan ini, artinya aku akan sering bertemu dengannya. Ah senangnya, kalau kaya gini sih di jamin bakalan sangat betah kerja di sini. Tiap hari bakal di suguhkan pemandangan yang menyejukkan mata seperti itu.
Jodoh memang tidak akan kemana!.
Aku ingin sekali mengejarnya untuk sekedar mendengar suaranya. Tapi Tuan Abi sudah lebih dulu masuk ke dalam lift bersama satu pria yang mengikuti nya di belakang. Kurasa itu asistennya.
Ya sudahlah, lain kali saja kan masih banyak hari yang lain. Sekarang aku harus bergegas pergi ke lantai 12. Menurut resepsionis cantik tadi, ruangan yang aku tuju ada di lantai tersebut.
Seperti dugaan ku gedung ini memang memiliki 20 lantai.
Ting
Pintu lift terbuka mengantarkan ku pada lantai yang banyak berjejer ruangan-ruangan tertutup namun beberapa nya ada juga yang di sekat kaca sama seperti yang ada di bawah tadi.
Ternyata di sini ada beberapa Divisi, salah satu yang tertangkap Indra pengelihatan ku adalah Divisi Desain Produk. Karena perusahaan ini pun membuat beberapa kebutuhan pokok masyarakat.
Ruangan kepala HRD ada di sebelah Divisi pemasaran. Langsung saja ku ketuk pintu, setelah di persilahkan masuk aku pun menarik handel pintu ini dan melangkah dengan pasti walau sedikit gugup.
Dari mejanya aku tahu namanya adalah Pandu. Belum terlalu tua, namun cukup matang. Mungkin baru memiliki 1 orang anak atau justru belum berkeluarga. Entah lah aku tidak ingin tahu.
Aku pun mengatakan maksud kedatangan ku dan dengan senang hati ia mengantarkan ku ke ruangan GM, sebagai atasan ku.
Ternyata ruangan GM ada di lantai 14 bersama beberapa ruangan yang lain. Entah lah aku tidak begitu memperhatikan.
Pak Pandu membuka pintu setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari dalam ruangan itu.
Tiba di dalam aku melihat ruangan yang cukup luas. tidak banyak di isi barang sehingga ruangan ini tidak terlalu sesak. Cukup nyaman. ada sofa dan juga meja, rak-rak buku dan sepasang kursi kerja yang sedang di duduki oleh seorang pria yang menurutku cukup tampan lah. Atasan ku mulai dari sekarang. Di atas mejanya ada setumpuk berkas dan juga komputer.
"Selamat pagi pak, ini Tasya sekertaris bapak yang baru" pak Pandu memperkenalkan ku. Aku pun membungkukkan sedikit badan ku sembari tersenyum manis.
"Selamat pagi, pak"
Cukup lama dia memandangiku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Jujur aku sedikit gugup kalau dia ini atasan ca**l seperti yang ku dengar dari orang-orang bagaimana?.
"HM.. terimakasih pak Pandu. Maaf merepotkan" ujarnya ramah.
Setelah cukup puas memandangi ku seperti itu akhirnya dia membuka suara juga.
Suaranya terdengar merdu di telinga ku, tapi serasa tidak asing. Aku seperti pernah mendengar suara seperti ini tapi di mana ya? Aku lupa.
Setelah pak Pandu undur diri. Kini, tinggal kami berdua. Atasan ku ini bernama Zayn tertulis di mejanya, Zayn Pranata.
"Anastasya Putri?" Ujarnya.
"Iya, pak"
"Selamat bergabung di perusahaan kami, semoga anda betah dan bekerjalah dengan sungguh-sungguh, karena kami tidak membutuhkan karyawan yang tidak bisa serius." ujar nya terdengar ramah namun penuh penekanan.
Tentu saja aku pasti akan sungguh-sungguh, karena mendapatkan pekerjaan di zaman sekarang itu sangat susah. Bisa di terima di perusahan besar seperti ini tentu aku akan bekerja dengan giat.
Sejauh ini meskipun kami hanya berdua tapi ia tidak menunjukan tanda-tanda yang aneh. Ia bersikap biasa selayaknya atasan. Ku rasa fikiran ku terlalu jauh!
"Terimakasih, pak"
"Baiklah, untuk sekarang saya minta data ulang jadwal saya hari ini"
"Segera laksanakan! kalau begitu saya permisi." Pamit ku undur diri.
Aku tidak perlu menanyakan dimana letak ruangan ku karena tadi sebelum masuk, pak Pandu sudah menunjukan nya.
Di ruangan ini masih nampak kosong ternyata hanya ada 4 buah kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Bentuk kursinya pun unik aku sangat menyukainya.
Selain itu, tentu saja ada meja kerja untuk ku dan komputer di atasnya. Segera ku kerjakan apa yang di perintahkan pak Zayn.
Kesan awal bertemu dengannya aku belum bisa menganalisa seperti apa sikapnya. Hanya saja aku merasa wajah itu, suara itu aku sungguh tidak asing. Tapi aku benar-benar lupa.
Aku adalah tipe manusia yang susah menghafal wajah dan juga arah jalan. Tapi pak bos pengecualian. Aku pun heran wajah nya serasa menari-nari di kepala ku.
Padahal sebelumnya butuh beberapa kali pertemuan supaya aku benar-benar bisa menghafal bentuk wajah seseorang.
Tok..tok..tok...
"Masuk" terdengar jawaban dari dalam ruangan yang ku ketuk.
"Pukul 10 nanti jadwal anda meeting dengan pak Frans di cafe x, pak" ujar ku melaporkan kegiatannya hari ini. Seperti yang ia minta.
"HM"
Sudah hanya itu saja? Seperti itu responnya? Hanya deheman yang keluar? Tidak bisa kah dia bilang terimakasih? Aneh sekali memang!
"Hanya itu?" Tanyanya
"Iya, pak"
"Lalu untuk apa kau masih ada di sini? Kembali bekerja!!" Ujarnya ketus.
Aku pun kembali tenggelam dalam kesibukan. Aku merindukan suasana seperti ini, sungguh. Sejak tadi senyum ku tak pernah surut. Aku sangat menikmatinya.
Tanpa terasa hari sudah siang, cacing di perut ku pun sudah berteriak meminta makan. Aku membereskan kertas yang berserakan di atas meja sebelum pergi makan siang.
Namun, saat kaki ini akan melangkah pintu ruangan ku di buka seseorang tanpa mengetuknya. Tentu saja aku terkejut.
Pak Zayn masuk dengan menenteng dua box makanan yang berlogo cafe tempat ia meeting tadi. Ku rasa ia membawa dari sana. Tapi maksudnya apa coba? Dia membawanya ke sini? Mengajak makan siang bersama kah?
Aku memicingkan mata curiga ke arahnya. Dia menyadari tatapan ku dan menghela nafasnya sebelum mengatakan maksud kedatangan nya.
"Duduklah" perintahnya. Padahal ini kan ruangan ku kenapa juga dia yang menyuruh ku duduk?
"Aku membungkus makanan tadi di sana. Karena aku sedang tidak ingin makan di luar, jadi ku bawa ke sini. Tapi ternyata makanan yang aku pesan sedang promo, Buy 1 get 1. Jadi ini untukmu!" ujarnya menjelaskan. Namun serasa tidak masuk akal, kenapa aku? Bukankah lebih enak jika makan di tempat? Kenapa harus repot-repot?
"Cepat makanlah. Jangan memandang ku seperti itu!. Aku tidak meletakan apa-apa dalam makanan mu!" Ujarnya ketus.
"Bapak yakin tak memberikan sesuatu pada makanan saya? Pelet mungkin? Supaya saya bisa jatuh cinta sama bapak?" Ujar ku. Dia meringis mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"Kau pikir dirimu semenarik apa sampai saya harus repot-repot, memberi mu hal seperti itu?"
Iya juga sih, aku kan tidak cantik apa lagi menarik. Sepupu ku bilang body ku seperti penggaris. Tinggi tapi depan belakang rata
Pada akhirnya kami makan bersama, untuk pertama kalinya. Walau masih terasa aneh dengan sikap nya yang berubah menghangat, Tapi ya sudahlah ku nikmati saja makanan yang di berinya. Lumayan kan Ge... Ra.. tis...
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Dewi
Akhirnya Tasya dapat kerjaan juga setelah mencarinya kesana kemari. Bagiannya pun lebih tinggi dibandingkan di tempat sebelumnya.
2022-09-01
1
auliasiamatir
percaya diri banget kamu.
2022-08-30
0
Rini Antika
aduh pengen bgt lihat yg bening"..🤭
2022-08-27
1