bab 05

Aku tersadar dengan nafas yang masih terengah, keringat mengucur deras dari kening hingga ke beberapa bagian tubuh yang lain membuat baju bagian belakang ku sedikit basah.

Apa itu tadi? Kenapa dia bisa muncul? Apa itu mimpi? Tapi kenapa harus dia?

"Kamu kenapa?" Sebuah suara menyadarkan ku dari lamunan. Aku baru ingat ternyata aku tidak sendirian.

"Eh.. bapak... Apa kita sudah sampai?" Aku sengaja mengalihkan pertanyaannya. malu juga jika harus di tanya banyak pertanyaan apalagi tentang mimpiku barusan.

"Sebentar lagi."

Aku kembali terdiam mengalihkan pandangan ku keluar jendela. Huh! susah sekali menghapus bayangan nya, bahkan di alam bawah sadar aku pun masih memikirkan nya.

Tak terasa akhirnya kami pun tiba di tempat tujuan. Memang benar cafe ini baru saja di buka, terbukti dari karangan bunga yang masih tampak di depan pintu masuk, meski begitu tempat ini cukup ramai. Di dominasi oleh pasangan muda mudi.

Kami hampir tidak mendapatkan kursi karena saking penuhnya pengunjung malam ini hanya tinggal tersisa 2 meja kosong.

Seorang waiters datang membawa buku menu. Kami menyebutkan beberapa menu yang ingin kami nikmati. Sambil menunggu pesanan kami, aku berselancar di sosial media ku.

"Besok weekend.. apa kamu ada acara?" Pak Zayn membuka suara yang sejak tadi hanya keheningan yang melanda. Mungkin ia juga merasa bosan sama seperti ku.

"Em.. ada, Kenapa memang nya pak?"

"Tidak, tadinya aku ingin mengajak mu untuk jogging. Tapi ya sudahlah," jelasnya dan aku hanya ber oh ria. Tak tertarik menanggapinya.

Lagian siapa yang betah dengan sikapnya yang kadang-kadang ini. Aku sih cukup di kantor saja tak ingin menambah beban kerja otak.

"Memang kamu akan pergi kemana?" Agaknya pak Zayn ini masih penasaran. Kenapa juga dia ingin tau?

"Biasa rutinitas tiap akhir pekan," ujar ku tersenyum manis.

"Apa?"

"Tidur!"

Mendengar jawabanku Pak Zayn nampak terdiam dan mendatarkan wajahnya kembali setelah tadi tampak sedikit bersahabat. Mungkinkah ia kesal karena jawaban singkatku? Ya, mungkin saja biasanya kan dia yang selalu berkata singkat.

Rutinitas ku ketika akhir pekan adalah tidur. Seharian aku akan bermalas-malasan untuk mengusir penat karena pekerjaan.

Biasanya aku akan rebahan sambil membaca novel entah itu online atau pun versi cetaknya tak ketinggalan berbagai cemilan yang selalu setia menemani.

Karena kebiasaan ku yang satu ini sepupu ku sering sekali mengomel panjang lebar. Tapi aku sama sekali tidak peduli.

"Ku pikir kau akan pergi berkencan." Katanya sambil geleng-geleng kepala.

"Gimana mau berkencan pacar aja ngga punya," tukas ku pelan tak lebih dari sebuah gumaman. Namun sepertinya pak Zayn punya pendengaran yang lumayan baik.

"Jadi kamu masih sendiri?"

Seorang waiters datang membawa pesanan kami membuat obrolan tak berfaedah ini berhenti. Syukurlah dia datang di saat yang tepat. Membicarakan status adalah sesuatu yang sangat mengusik perasaan ku.

Karena, secara tidak langsung lagi-lagi wajahnya yang ada di dalam benak ku.

"Terimakasih," ujar kami bersamaan ketika waiters ini telah selesai menyusun makanan kami. Ia mengangguk dan tersenyum manis mempersilahkan kami menikmati hidangan.

Untuk sesaat kami fokus pada makanan kami. Begitu juga dengan ku, suapan pertama berhasil masuk dengan sempurna ke dalam mulut ku. Enak ternyata, pantas saja tempat ini ramai.

"Jadi kamu masih sendiri?" Lagi - lagi ia masih membahas hal itu, agaknya dia penasaran sekali. Sedikit malas sih tapi aku takut tak sopan jika tak ku jawab. Jadi, aku hanya mengangguk kan kepala saja tanpa membuka mulut.

"Kalau begitu... Bagaimana jika aku saja yang jadi kekasih mu," tukasnya datar.

Uhuk...uhuk..uhuk...

Aku tersedak kentang yang baru saja ku suap ketika mendengar pernyataannya barusan. Gila sih apa dia sungguh tak waras? Bagaimana mungkin dia membercandai ku seperti itu. Tentu saja aku tidak mau! Walau pun ia sungguh-sungguh aku akan menjawab tidak.

Buru-buru ku ambil minuman ku dan meneguknya penuh na**u. Selain untuk menghilangkan rasa sakit di tenggorokan, aku juga kesal karena ucapannya.

Dia menatap ku heran kemudian mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya "kenapa?" Namun, tak ada yang ia ucapkan.

Minuman di gelas ku telah habis namun aku masih saja terbatuk.

Uhuk..uhuk..uhuk..

Mungkin sekarang wajah ku kembali memerah. Pak Zayn menyodorkan minumannya yang memang belum tersentuh.

"Minum lah."

Aku pun tak ingin melewatkan rezeki langsung saja ku minum dengan sedotan yang tersedia di gelasnya. Namun, baru saja dua tegukan mengalir membasahi tenggorokan ku lagi-lagi aku di buat terkejut.

Uhuk...

Aku pun kembali tersedak. Bagaimana aku tidak terkejut tiba-tiba pak Zayn meminum di gelas yang sama dengan ku mengunakan sedotan ku yang memang isinya telah habis.

Aku menatapnya dengan sengit, melayangkan protes dari tatapan ku ini. Menyebalkan sekali!!! dia mengerjaiku ternyata. Pura-pura berbaik hati memberikan ku minuman tapi sesaat kemudian dia justru mengejutkan ku membuat air yang tadi nya hendak turun ke tenggorokan ku justru naik ke hidung. Rasanya perih di bagian leher dan hidung.

Yang lebih mengesalkan lagi dia bukannya meminta maaf malah tersenyum melihat ku. Aku tau itu adalah senyuman penuh ejekan.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanyanya santai benar-benar membuat ku kesal.

"Bapak tanya kenapa? Bapak kenapa mengejutkan saya seperti itu? Bapak ingin membunuh saya?" Aku menekan suara ku supaya tidak menarik perhatian orang-orang. Meski tengah kesal aku berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol emosi agar tidak meledak-ledak.

"Kalau aku ingin membunuh mu lebih baik ku gunakan saja cara yang halus. tak perlu di tempat umum seperti ini," tukasnya santai.

Bod* amat lah. Aku tak lagi menimpali nya, ku kunyah dengan cepat makanan yang ada di piring. Ingin cepat berlalu dari hadapannya aku sungguh merasa tak nyaman.

Beberapa kali pak Zayn kembali menanyaiku hal-hal random seputar kehidupan ku. Hingga tak terasa makanan kami telah habis.

Kami memutuskan untuk kembali. Sebelum itu aku pamit ke toilet sebentar.

"Lo tuh jadi cewek jangan sok kecentilan!!!" Sebuah bentakan terdengar dari luar bilik toilet yang sedang ku gunakan.

Teriakan yang cukup nyaring hingga aku yang mendengar pun terperanjat kaget.

Seperti nya tengah ada yang membully seseorang. Kerjaan cewek-cewek yang berebut kekasih biasanya. Ku pekakan telinga untuk mencari tahu akar masalahnya.

"Gue ngga ada hubungan apa-apa sama bokap Lo. Sumpah gue ngga kenal," terdengar pembelaan dari si perempuan yang di bentak perempuan tadi.

Agaknya perempuan tadi itu adalah anaknya yang mengira bapaknya selingkuh dengan si perempuan itu. Yah, seperti nya sih begitu.

"Lo jangan ngelak!!. Bukti dah jelas. Lo jalan sama bokap nya Tessa ke hotel xxx kan kemaren. Murah banget sih, doyan ko sama yang dah bau tanah," tukas sebuah suara lainnya. Seperti yang aku duga, jika melakukan perundungan pasti pelakunya tak sendiri minimal 2 orang.

"Sumpah, gue ngga tau maksud Lo apaan. Gue ke hotel itu buat kerja!"

"Iya kerja jual ************ kan? Menjijikan!!"

Plakkkk

"Tutup mulut Lo!!! Gue ngga serendah yang Lo tuduhkan."

"Heh!! Berani Lo tampar temen kita!!"

Waduh!! Agaknya keadaan di luar makin memanas. Aku harus keluar tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Meski nanti akan di anggap pahlawan kemalaman tapi bod* amat lah.

Ku buka pintu bilik toilet ini membuat pemandangan di luarnya langsung bisa ku lihat dengan jelas. Karena, ternyata kejadian ini ada di pojok toilet.

Ku lihat seorang perempuan yang masih muda mungkin sekitar 21 Tahunan tengah di tarik rambut bagian belakangnya oleh seorang perempuan sebaya dengannya membuat kepalnya menengadah ke atas. 2 teman yang lainnya asik meneriaki si perempuan itu dengan kata-kata yang kotor.

Ku keluarkan ponsel dari dalam tas ku untuk merekam kejadian ini.

Plak

Plak

Plak

Tiga tamparan mendarat sempurna di pipi perempuan yang di tarik rambutnya.

"Dasar wanita murah*n!! Itu karena Lo telah melukai perasaan yokap gue!!" Sentak si perempuan yang ku pikir adalah orang yang berselisih paham dengan nya mungkin yang di panggil Tessa tadi.

Karena asik merundung gadis malang itu, ketiga perempuan bengis ini tak menyadari kehadiran ku. Ini keuntungan sih, namun jika di biarkan bisa-bisa itu perempuan semakin beringas menyiksa gadis malang ini.

"Hey berhenti!!!!" Aku memekik tak kalah kencangnya dengan suara mereka bak seorang pahlawan, padahal aku lumayan gugup sekarang.

Jika satu lawan satu sih oke oke saja tapi ini tiga, bisa jadi sate nanti aku. Apalagi perempuan jika sudah mengeluarkan tanduknya itu mengerikan.

"Siapa Lo? Temen ja**** ini?" Salah satu di antara wanita yang berpakaian mahal ini memicing menatap ku.

Pakaian mereka memang mahal dan aku yakin jika mereka adalah anak orang kaya, tapi kelakuannya sama sekali tak mencerminkan betapa mahalnya tingkah laku mereka.

"Berhenti menyiksa gadis itu, atau gue laporin tindakan kalian ke polisi!!! Gue udah merekam kekerasan yang kalian lakukan tadi!!!" Tukasku seraya mengangkat ponsel yang sedari tadi aktif merekam perbuatan mereka.

Ku lihat mereka menatapku dengan tajam sembari mengeraskan rahangnya. Dengan terpaksa mereka akhirnya keluar dari toilet ini setelah sebelumnya mendorong gadis yang sedari tadi mereka siksa hingga sentakan yang keras dari si perempuan itu membuat gadis malang ini jatuh terjerembab di pojok lantai.

"Awas Lo!!"

"Kali ini Lo selamat!!!"

Itulah kata-kata terakhir sebelum mereka benar-benar pergi.

Aku segera menghampiri gadis malang ini. Kondisinya sangat menyedihkan. Ada segumpal rambut yang tergeletak di lantai. Ku rasa itu tercabut akibat tarikan keras dari perempuan tadi. Di sudut bibir sebelah kirinya darah segar mengalir di sana. Bekas cakaran dan memar terdapat di lengan atas yang terbuka pun bajunya sudah sangat acak-acakan robekan di sana sini. Ck, menyedihkan sekali melihatnya.

"Siapa nama mu?" Tanyaku

"Gue Feby, terimakasih udah mau nolong gue," ujarnya sambil menahan sakit.

Aku mengangguk kemudian membawanya keluar dari dalam sini, setelah sebelumnya ku tutupi tubuh bagian atasnya menggunakan blazer yang kebetulan ku pakai.

"Feby!!!"

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Pak Zayn ini kalau jadi pembicara kayaknya cocok deh, keahlian menanyai luas banget

2022-09-19

0

Itoh Masitoh

Itoh Masitoh

Hati hati kalo makan...jadi kesedak kaan🤭

2022-09-19

0

Rini Antika

Rini Antika

kirain mau ngajak aku kencan..🤣🤣🤣

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 bab 04
5 bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Cuap-cuap Ranucha
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 62
65 Bab 63
66 Bab 64
67 Bab 65
68 Bab 66
69 Bab 67
70 Bab 68
71 Bab 69
72 Bab 70
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105 | mengandung 21+ yah guys mohon bijak dalam membaca!
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 BAB 113
116 Bab 114
117 BAB 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Cuap-cuap Ranucha part 3
Episodes

Updated 134 Episodes

1
bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
bab 04
5
bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Cuap-cuap Ranucha
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 62
65
Bab 63
66
Bab 64
67
Bab 65
68
Bab 66
69
Bab 67
70
Bab 68
71
Bab 69
72
Bab 70
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105 | mengandung 21+ yah guys mohon bijak dalam membaca!
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
BAB 113
116
Bab 114
117
BAB 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Cuap-cuap Ranucha part 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!