Aku tersadar dengan nafas yang masih terengah, keringat mengucur deras dari kening hingga ke beberapa bagian tubuh yang lain membuat baju bagian belakang ku sedikit basah.
Apa itu tadi? Kenapa dia bisa muncul? Apa itu mimpi? Tapi kenapa harus dia?
"Kamu kenapa?" Sebuah suara menyadarkan ku dari lamunan. Aku baru ingat ternyata aku tidak sendirian.
"Eh.. bapak... Apa kita sudah sampai?" Aku sengaja mengalihkan pertanyaannya. malu juga jika harus di tanya banyak pertanyaan apalagi tentang mimpiku barusan.
"Sebentar lagi."
Aku kembali terdiam mengalihkan pandangan ku keluar jendela. Huh! susah sekali menghapus bayangan nya, bahkan di alam bawah sadar aku pun masih memikirkan nya.
Tak terasa akhirnya kami pun tiba di tempat tujuan. Memang benar cafe ini baru saja di buka, terbukti dari karangan bunga yang masih tampak di depan pintu masuk, meski begitu tempat ini cukup ramai. Di dominasi oleh pasangan muda mudi.
Kami hampir tidak mendapatkan kursi karena saking penuhnya pengunjung malam ini hanya tinggal tersisa 2 meja kosong.
Seorang waiters datang membawa buku menu. Kami menyebutkan beberapa menu yang ingin kami nikmati. Sambil menunggu pesanan kami, aku berselancar di sosial media ku.
"Besok weekend.. apa kamu ada acara?" Pak Zayn membuka suara yang sejak tadi hanya keheningan yang melanda. Mungkin ia juga merasa bosan sama seperti ku.
"Em.. ada, Kenapa memang nya pak?"
"Tidak, tadinya aku ingin mengajak mu untuk jogging. Tapi ya sudahlah," jelasnya dan aku hanya ber oh ria. Tak tertarik menanggapinya.
Lagian siapa yang betah dengan sikapnya yang kadang-kadang ini. Aku sih cukup di kantor saja tak ingin menambah beban kerja otak.
"Memang kamu akan pergi kemana?" Agaknya pak Zayn ini masih penasaran. Kenapa juga dia ingin tau?
"Biasa rutinitas tiap akhir pekan," ujar ku tersenyum manis.
"Apa?"
"Tidur!"
Mendengar jawabanku Pak Zayn nampak terdiam dan mendatarkan wajahnya kembali setelah tadi tampak sedikit bersahabat. Mungkinkah ia kesal karena jawaban singkatku? Ya, mungkin saja biasanya kan dia yang selalu berkata singkat.
Rutinitas ku ketika akhir pekan adalah tidur. Seharian aku akan bermalas-malasan untuk mengusir penat karena pekerjaan.
Biasanya aku akan rebahan sambil membaca novel entah itu online atau pun versi cetaknya tak ketinggalan berbagai cemilan yang selalu setia menemani.
Karena kebiasaan ku yang satu ini sepupu ku sering sekali mengomel panjang lebar. Tapi aku sama sekali tidak peduli.
"Ku pikir kau akan pergi berkencan." Katanya sambil geleng-geleng kepala.
"Gimana mau berkencan pacar aja ngga punya," tukas ku pelan tak lebih dari sebuah gumaman. Namun sepertinya pak Zayn punya pendengaran yang lumayan baik.
"Jadi kamu masih sendiri?"
Seorang waiters datang membawa pesanan kami membuat obrolan tak berfaedah ini berhenti. Syukurlah dia datang di saat yang tepat. Membicarakan status adalah sesuatu yang sangat mengusik perasaan ku.
Karena, secara tidak langsung lagi-lagi wajahnya yang ada di dalam benak ku.
"Terimakasih," ujar kami bersamaan ketika waiters ini telah selesai menyusun makanan kami. Ia mengangguk dan tersenyum manis mempersilahkan kami menikmati hidangan.
Untuk sesaat kami fokus pada makanan kami. Begitu juga dengan ku, suapan pertama berhasil masuk dengan sempurna ke dalam mulut ku. Enak ternyata, pantas saja tempat ini ramai.
"Jadi kamu masih sendiri?" Lagi - lagi ia masih membahas hal itu, agaknya dia penasaran sekali. Sedikit malas sih tapi aku takut tak sopan jika tak ku jawab. Jadi, aku hanya mengangguk kan kepala saja tanpa membuka mulut.
"Kalau begitu... Bagaimana jika aku saja yang jadi kekasih mu," tukasnya datar.
Uhuk...uhuk..uhuk...
Aku tersedak kentang yang baru saja ku suap ketika mendengar pernyataannya barusan. Gila sih apa dia sungguh tak waras? Bagaimana mungkin dia membercandai ku seperti itu. Tentu saja aku tidak mau! Walau pun ia sungguh-sungguh aku akan menjawab tidak.
Buru-buru ku ambil minuman ku dan meneguknya penuh na**u. Selain untuk menghilangkan rasa sakit di tenggorokan, aku juga kesal karena ucapannya.
Dia menatap ku heran kemudian mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya "kenapa?" Namun, tak ada yang ia ucapkan.
Minuman di gelas ku telah habis namun aku masih saja terbatuk.
Uhuk..uhuk..uhuk..
Mungkin sekarang wajah ku kembali memerah. Pak Zayn menyodorkan minumannya yang memang belum tersentuh.
"Minum lah."
Aku pun tak ingin melewatkan rezeki langsung saja ku minum dengan sedotan yang tersedia di gelasnya. Namun, baru saja dua tegukan mengalir membasahi tenggorokan ku lagi-lagi aku di buat terkejut.
Uhuk...
Aku pun kembali tersedak. Bagaimana aku tidak terkejut tiba-tiba pak Zayn meminum di gelas yang sama dengan ku mengunakan sedotan ku yang memang isinya telah habis.
Aku menatapnya dengan sengit, melayangkan protes dari tatapan ku ini. Menyebalkan sekali!!! dia mengerjaiku ternyata. Pura-pura berbaik hati memberikan ku minuman tapi sesaat kemudian dia justru mengejutkan ku membuat air yang tadi nya hendak turun ke tenggorokan ku justru naik ke hidung. Rasanya perih di bagian leher dan hidung.
Yang lebih mengesalkan lagi dia bukannya meminta maaf malah tersenyum melihat ku. Aku tau itu adalah senyuman penuh ejekan.
"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanyanya santai benar-benar membuat ku kesal.
"Bapak tanya kenapa? Bapak kenapa mengejutkan saya seperti itu? Bapak ingin membunuh saya?" Aku menekan suara ku supaya tidak menarik perhatian orang-orang. Meski tengah kesal aku berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol emosi agar tidak meledak-ledak.
"Kalau aku ingin membunuh mu lebih baik ku gunakan saja cara yang halus. tak perlu di tempat umum seperti ini," tukasnya santai.
Bod* amat lah. Aku tak lagi menimpali nya, ku kunyah dengan cepat makanan yang ada di piring. Ingin cepat berlalu dari hadapannya aku sungguh merasa tak nyaman.
Beberapa kali pak Zayn kembali menanyaiku hal-hal random seputar kehidupan ku. Hingga tak terasa makanan kami telah habis.
Kami memutuskan untuk kembali. Sebelum itu aku pamit ke toilet sebentar.
"Lo tuh jadi cewek jangan sok kecentilan!!!" Sebuah bentakan terdengar dari luar bilik toilet yang sedang ku gunakan.
Teriakan yang cukup nyaring hingga aku yang mendengar pun terperanjat kaget.
Seperti nya tengah ada yang membully seseorang. Kerjaan cewek-cewek yang berebut kekasih biasanya. Ku pekakan telinga untuk mencari tahu akar masalahnya.
"Gue ngga ada hubungan apa-apa sama bokap Lo. Sumpah gue ngga kenal," terdengar pembelaan dari si perempuan yang di bentak perempuan tadi.
Agaknya perempuan tadi itu adalah anaknya yang mengira bapaknya selingkuh dengan si perempuan itu. Yah, seperti nya sih begitu.
"Lo jangan ngelak!!. Bukti dah jelas. Lo jalan sama bokap nya Tessa ke hotel xxx kan kemaren. Murah banget sih, doyan ko sama yang dah bau tanah," tukas sebuah suara lainnya. Seperti yang aku duga, jika melakukan perundungan pasti pelakunya tak sendiri minimal 2 orang.
"Sumpah, gue ngga tau maksud Lo apaan. Gue ke hotel itu buat kerja!"
"Iya kerja jual ************ kan? Menjijikan!!"
Plakkkk
"Tutup mulut Lo!!! Gue ngga serendah yang Lo tuduhkan."
"Heh!! Berani Lo tampar temen kita!!"
Waduh!! Agaknya keadaan di luar makin memanas. Aku harus keluar tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Meski nanti akan di anggap pahlawan kemalaman tapi bod* amat lah.
Ku buka pintu bilik toilet ini membuat pemandangan di luarnya langsung bisa ku lihat dengan jelas. Karena, ternyata kejadian ini ada di pojok toilet.
Ku lihat seorang perempuan yang masih muda mungkin sekitar 21 Tahunan tengah di tarik rambut bagian belakangnya oleh seorang perempuan sebaya dengannya membuat kepalnya menengadah ke atas. 2 teman yang lainnya asik meneriaki si perempuan itu dengan kata-kata yang kotor.
Ku keluarkan ponsel dari dalam tas ku untuk merekam kejadian ini.
Plak
Plak
Plak
Tiga tamparan mendarat sempurna di pipi perempuan yang di tarik rambutnya.
"Dasar wanita murah*n!! Itu karena Lo telah melukai perasaan yokap gue!!" Sentak si perempuan yang ku pikir adalah orang yang berselisih paham dengan nya mungkin yang di panggil Tessa tadi.
Karena asik merundung gadis malang itu, ketiga perempuan bengis ini tak menyadari kehadiran ku. Ini keuntungan sih, namun jika di biarkan bisa-bisa itu perempuan semakin beringas menyiksa gadis malang ini.
"Hey berhenti!!!!" Aku memekik tak kalah kencangnya dengan suara mereka bak seorang pahlawan, padahal aku lumayan gugup sekarang.
Jika satu lawan satu sih oke oke saja tapi ini tiga, bisa jadi sate nanti aku. Apalagi perempuan jika sudah mengeluarkan tanduknya itu mengerikan.
"Siapa Lo? Temen ja**** ini?" Salah satu di antara wanita yang berpakaian mahal ini memicing menatap ku.
Pakaian mereka memang mahal dan aku yakin jika mereka adalah anak orang kaya, tapi kelakuannya sama sekali tak mencerminkan betapa mahalnya tingkah laku mereka.
"Berhenti menyiksa gadis itu, atau gue laporin tindakan kalian ke polisi!!! Gue udah merekam kekerasan yang kalian lakukan tadi!!!" Tukasku seraya mengangkat ponsel yang sedari tadi aktif merekam perbuatan mereka.
Ku lihat mereka menatapku dengan tajam sembari mengeraskan rahangnya. Dengan terpaksa mereka akhirnya keluar dari toilet ini setelah sebelumnya mendorong gadis yang sedari tadi mereka siksa hingga sentakan yang keras dari si perempuan itu membuat gadis malang ini jatuh terjerembab di pojok lantai.
"Awas Lo!!"
"Kali ini Lo selamat!!!"
Itulah kata-kata terakhir sebelum mereka benar-benar pergi.
Aku segera menghampiri gadis malang ini. Kondisinya sangat menyedihkan. Ada segumpal rambut yang tergeletak di lantai. Ku rasa itu tercabut akibat tarikan keras dari perempuan tadi. Di sudut bibir sebelah kirinya darah segar mengalir di sana. Bekas cakaran dan memar terdapat di lengan atas yang terbuka pun bajunya sudah sangat acak-acakan robekan di sana sini. Ck, menyedihkan sekali melihatnya.
"Siapa nama mu?" Tanyaku
"Gue Feby, terimakasih udah mau nolong gue," ujarnya sambil menahan sakit.
Aku mengangguk kemudian membawanya keluar dari dalam sini, setelah sebelumnya ku tutupi tubuh bagian atasnya menggunakan blazer yang kebetulan ku pakai.
"Feby!!!"
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Dewi
Pak Zayn ini kalau jadi pembicara kayaknya cocok deh, keahlian menanyai luas banget
2022-09-19
0
Itoh Masitoh
Hati hati kalo makan...jadi kesedak kaan🤭
2022-09-19
0
Rini Antika
kirain mau ngajak aku kencan..🤣🤣🤣
2022-08-27
1