bab 04

Bantu Ranucha dengan kasih Like dan Rate 5 yah man teman... supaya makin semangat buat Ngetik..

salam kenal dari Ranucha..

Happy reading.. ❤️❤️❤️

...----------------...

"Kenapa kamu masih di sini?" Sebuah suara dari arah samping mengejutkan ku yang memang tengah melamun. Sejak kapan pria ini berdiri di sampingku pun aku tidak tahu saking asyiknya dengan fikiran yang entah membawa ku kemana.

"Ah bapak mengejutkan saja. Ini saya mau naik ke atas. Saya duluan pak, mari." ujar ku basa basi berpamitan dengan selembut yang ku bisa. Namun ku rasa dia tidak ingin melepaskan ku begitu saja.

"Siapa suruh kamu pergi dulu?" Tanyanya datar. Jujur sih aku masih bingung dengannya. Kadang ia hangat kadang ia dingin seperti sekarang. Sungguh pribadi yang susah di tebak.

"Maksudnya pak?"

Tanpa sepatah kata pun ia berjalan mendahului ku. Ketika sudah di dalam lift ia kembali menyeru. Aku pun berjalan dengan langkah lebar menghampirinya tak mau membuat atasan ku ini kesal. Berjalan menggunakan flatshoes seperti ini sangat memudah kan ku untuk beraktivitas.

Aku tidak perlu menggunakan high heels seperti kebanyakan wanita kantoran karena postur tubuh ku yang sudah tinggi melebihi rata-rata tinggi badan wanita pada umumnya membuat ku tak nyaman jika harus menggunakan sepatu ber hak apa lagi jika mempunyai hak tinggi.

Tiba di kotak besi ini, aku menekan angka 14 dimana lantai tempat kami bekerja. Tiba-tiba pak Zayn memberikan ku pertanyaan yang ku rasa sedikit ambigu.

"Apa kamu mempunyai kekasih?" Tanya nya membuat ku mengernyit bingung. Sungguh pertanyaan macam apa ini? Kenapa dia menanyakan ku sesuatu yang aneh seperti itu?

"Maksudnya pak?"

"Maksudnya ya apa lagi, apa kamu mempunyai kekasih?"

Belum sempat ku jawab pintu lift ini sudah terbuka, pertanyaannya tadi pun hilang seiring langkah kaki yang menjauh dari kotak besi ini.

Ia berjalan semakin menjauh tak lagi mempertanyakan hal tadi begitu juga dengan ku. Aku menganggap hal tadi adalah sekedar basa basi memecah keheningan yang ada.

Kalau di pikir-pikir.. yah itu memang benar, alasan ku di usia sematang ini belum ingin mengenal pacaran karena memang tengah menunggu seseorang yang berjanji akan membahagiakan aku setiap hari beberapa tahun lalu. Tapi bukan kekasih, aku benar-benar masih jomblo sampai hari ini.

Tak ada ketertarikan khusus pada lawan jenis, walaupun aku suka sekali membercandai teman-teman pria namun tak ada yang sungguh-sungguh mencuri rasa dari hati ku. Dari dulu hingga kini hanya ada satu nama dalam hati yaitu..

Kringg.....

Bunyi nyaring dari sambungan telepon di atas meja kerja ku membuyarkan lamunan, tersadar dari kisah masa lalu yang coba ku pendam namun satu pertanyaan pagi tadi berhasil mengusik perasaan dalam hatiku yang selama ini ku sembunyikan bahkan orang tua ku pun tak tau akan mau hati ini.

"Selamat siang, dengan sekertaris Tasya ada yang bisa saya bantu" tanya ku ramah pada penelfon.

Ternyata itu adalah bagian informasi yang memberi tahu tentang rapat bulanan yang akan di hadiri semua kepala divisi termasuk dari kantor cabang.

Sependek pengetahuan ku, kegiatan ini memang rutin di lakukan oleh perusahaan guna mengontrol perkembangan perusahaan.

Tok..tok..tok..

Terdengar sahutan dari dalam yang menyuruh ku untuk masuk. Saat ini aku berada di dalam ruangan pak Zayn untuk memberi tahu kan informasi yang baru saja ku terima.

"Baiklah," singkat nya setelah panjang kali lebar ku jelas kan agendanya hari ini.

"Kalau begitu saya permisi, pak." Aku membungkuk kan badan sedikit setelah undur diri pada atasan ku ini.

"Tunggu!"

"Apa malam ini kau ada waktu?" Tanyanya sedikit pelan tak seperti biasanya yang selalu menggunakan nada tinggi. Aku mengernyit bingung lebih memilih menerka maksud dari kalimatnya dari pada menanyakan langsung pada pak Zayn, hingga pak Zayn menyadari kebingungan ku.

"Aku ingin makan malam di luar, mencoba cafe yang baru saja di buka namun aku tak memiliki teman. Anggap saja itu sebagai lemburan mu hari ini," jelasnya panjang lebar. Lemburan macam apa ini? Kenapa tidak bilang saja langsung kalau dia ini ingin dinner bareng, kenapa harus muter-muter?.

Aku menekan bibir ke bawah mencoba menahan tawa yang siap meledak. Lucu sekali bos ku yang satu ini. Apa dia sudah mulai tertarik dengan ku?

Aku memicingkan mata menatapnya penuh curiga. Bukan apa-apa dia ini aneh kalau ternyata dia mempunyai niat buruk padaku bagaimana? Aku kan harus berjaga-jaga.

"Kenapa melihat ku seperti itu? Berhenti memikirkan yang tidak-tidak tentang ku. Aku sama sekali tak tertarik dengan mu!" ujarnya ketus. Tak tertarik dari mana? jelas saja dia seperti menunjukkan nya walaupun dengan muka yang mengesalkan seperti itu. Aku sangat yakin dengan itu.

"Baiklah, tapi jangan pulang malam-malam yah pak. Kata mamah anak gadis tidak baik keluyuran malam-malam apa lagi dengan laki-laki. BA HA YA!!"

Pak Zayn menghela nafas nya panjang. Seperti lega atau apa itu?.

.

.

.

Pertanyaan pak Zayn tadi pagi benar-benar mengusik ku. Aku benci mengakui ini, aku benci pada hati ini bahwa ternyata aku masih mengharapkannya meski bertahun-tahun lamanya ia tak pernah kembali.

Ku tatap semangkuk mie ayam yang ku pesan di kantin kantor. Salah satu menu kesukaan ku ini menjadi pilihan makan siang ku kali ini. Namun, entah kenapa tak ada selera untuk memakannya. Yang ku lakukan hanya mengaduk-aduk makanan tersebut hingga tanpa ku sadari mienya menjadi mengembang saking lamanya ku diamkan.

Mengesalkan sekali, aku sudah coba untuk mengalihkan perhatian ku pada pekerjaan tapi tetap saja saat aku terdiam seperti sekarang kembali ku ingat kenangan bersamanya.

"Ekhem," sebuah deheman dari samping tempat ku duduk membuatku terperanjat.

Aku menoleh memperhatikan seorang perempuan cantik seumuran dengan ku membawa nampan berisi semangkuk soto ayam, sepiring nasi putih dan es teh manis ku rasa. Ia tersenyum menatap ku.

"Boleh gue duduk di sini?" Tanyanya.

"Ya silahkan,"

"Lo karyawan baru ya?" Tanyanya lagi saat ia sudah duduk berhadapan dengan ku.

Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaan nya itu, mencoba mencerna apa yang perempuan ini inginkan dari ku. Karena tempat duduk yang kosong di kantin ini masih banyak tapi ia malah memilih duduk semeja dengan ku.

Bukan aku seuzon hanya saja berdasarkan pengalaman terakhir aku tak ingin sembarangan ramah pada orang-orang yang baru ku kenal.

"Gue Disty..." Ia memperkenalkan diri dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Sepertinya dia baik.

"Gue Tasya, salam kenal,"

"Gue liat Lo tadi pagi ngobrol sama Tuan Abidzar... Berani juga Lo ya," ujarnya memulai percakapan.

"Benarkah? Gue juga ngga nyangka kalau bakal seberani itu."

"Lo tau seluruh karyawan di sini heboh dengan keberanian Lo itu,"

"Apa ada yang salah dengan itu?" Tanya ku polos. Karena memang aku tidak mengerti.

"Jelas salah lah!!" Sahutnya tegas. Dan aku hanya bisa mengernyit bingung.

"Tuan Abi itu idola di sini. Tak ada yang berani mendekat apalagi orang seperti kita yang hanya karyawan biasa. Walaupun Lo kenal dengannya, jika di sini gue harap Lo bisa jaga sikap jangan berlebihan. Cewek-cewek di sini ganas, lo sendiri nanti yang rugi." Disty menjelaskan panjang lebar sedikit memperingati sambil menyuap makanannya.

Aku masih bingung apa mau wanita ini? Dia terlihat baik karena mengingatkan ku tentang ini. Tapi sekali lagi, orang yang ku lihat baik di depan belum tentu baik di belakang kan? Apa lagi kami baru saja kenalan.

"Apa mereka iri?" Tanya ku, ia pun mengangguk untuk membenarkan pernyataan ku.

"Kenapa Lo bilang kaya gitu ke gue?" Tanya ku lagi.

Disty menghela nafasnya dalam sebelum menjawab pertanyaan ku.

"Kenapa? Karena gue ingin punya teman, kita kan satu kantor masa gue harus cuek-cuek aja sih kan ngga lucu, kenapa pertanyaan Lo seperti itu? Lo curiga gue orang jahat?" Tanya nya. Itu tidak seratus persen salah sih, aku memang curiga ia seperti itu. Aku takut ia hanya akan memanfaatkan ku nantinya.

"Yah, buat jaga-jaga aja," ujar ku jujur. Disty tersenyum menatap ku. Senyuman yang sulit ku artikan.

"Gue suka kejujuran Lo," tukasnya kemudian fokus kembali pada makanannya. Begitu juga dengan ku yang tak peduli dengan apa yang ada dalam pikirannya.

.

.

.

Jam pulang kerja pun tiba, saat ini aku sedang berada di dalam mobil bersama laki-laki aneh yang siang tadi mengajak ku dinner.

Seperti sebelumnya, tak ada obrolan sama sekali. Aku seperti duduk dengan manekin yang ada di toko baju. Menyebalkan!.

Ingin memulai obrolan tapi aku takut ia menjawab dengan nada ketus seperti sebelumnya. Aku lebih tertarik melihat pemandangan di luar jendela mobil walau hanya mobil yang berjalan lambat melewati mobil yang ku tumpangi yang bisa ku lihat. Hal yang lumrah bila terjadi kemacetan jika bertepatan dengan jam pulang kerja.

Karena terlalu lelah memperhatikan yang tidak penting rasa kantuk akhirnya menyerang mata ini. Lebih baik aku tidur saja dari pada berada dalam situasi yang kaku seperti ini. Tak lama kemudian kesadaran ku pun hilang sepenuhnya.

.

.

.

"Sya, menikahlah denganku.. aku berjanji akan membahagiakan mu setiap hari"

"Tak apa jika kamu menolak ku lagi, tapi aku harap kamu tidak menolak benda ini. Tolong simpan dan jaga ini hingga aku kembali.. pada saat itu aku berharap kamu bersedia menjadi ratu ku, aku mencintaimu."

Perlahan bayangan laki-laki yang menggenggam tangan ku menghilang menyisakan kesunyian di tempat yang aku sendiri tidak tahu ada di mana. Hanya hamparan padang rumput yang ku lihat membentang luas.

Aku berlari tak tentu arah mencari sosok laki-laki itu dengan menggenggam sebuah gelang yang di tengahnya terdapat sedikit kayu dengan ukiran inisial ZP yang di bingkai dengan ukiran bunga mawar di sampingnya. ukiran tersebut di sambung dengan benang warna hitam putih yang di kepang rapih agar kuat. Aku berlari kesana kemari tapi tak juga ku temukan. Aku mulai putus asa. Aku takut sendirian di tempat ini. Aku berlari sekali lagi dengan air mata yang sudah mengalir deras karena ketakutan ku. Ketakutan akan kehilangan dirinya.... Lagi...

"Atta!!!!!" Teriak ku sekuat yang ku bisa saat aku benar-benar putus asa...

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

hmm kadang dia jadi kulkas kadang dia jadi tungku, begitulah😔

2022-09-12

0

Itoh Masitoh

Itoh Masitoh

Terjebak cinta masa lalu 😌

2022-09-05

0

Rini Antika

Rini Antika

belum Pak, kalau Bapak mau Bapak boleh nembak aku..🤣🤣🤣

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 bab 04
5 bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Cuap-cuap Ranucha
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 62
65 Bab 63
66 Bab 64
67 Bab 65
68 Bab 66
69 Bab 67
70 Bab 68
71 Bab 69
72 Bab 70
73 Bab 71
74 Bab 72
75 Bab 73
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76
79 Bab 77
80 Bab 78
81 Bab 79
82 Bab 80
83 Bab 81
84 Bab 82
85 Bab 83
86 Bab 84
87 Bab 85
88 Bab 86
89 Bab 87
90 Bab 88
91 Bab 89
92 Bab 90
93 Bab 91
94 Bab 92
95 Bab 93
96 Bab 94
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 Bab 104
107 Bab 105 | mengandung 21+ yah guys mohon bijak dalam membaca!
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
115 BAB 113
116 Bab 114
117 BAB 115
118 Bab 116
119 Bab 117
120 Bab 118
121 Bab 119
122 Bab 120
123 Bab 121
124 Bab 122
125 Bab 123
126 Bab 124
127 Bab 125
128 Bab 126
129 Bab 127
130 Bab 128
131 Bab 129
132 Bab 130
133 Bab 131
134 Cuap-cuap Ranucha part 3
Episodes

Updated 134 Episodes

1
bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
bab 04
5
bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Cuap-cuap Ranucha
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 62
65
Bab 63
66
Bab 64
67
Bab 65
68
Bab 66
69
Bab 67
70
Bab 68
71
Bab 69
72
Bab 70
73
Bab 71
74
Bab 72
75
Bab 73
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76
79
Bab 77
80
Bab 78
81
Bab 79
82
Bab 80
83
Bab 81
84
Bab 82
85
Bab 83
86
Bab 84
87
Bab 85
88
Bab 86
89
Bab 87
90
Bab 88
91
Bab 89
92
Bab 90
93
Bab 91
94
Bab 92
95
Bab 93
96
Bab 94
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
Bab 104
107
Bab 105 | mengandung 21+ yah guys mohon bijak dalam membaca!
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112
115
BAB 113
116
Bab 114
117
BAB 115
118
Bab 116
119
Bab 117
120
Bab 118
121
Bab 119
122
Bab 120
123
Bab 121
124
Bab 122
125
Bab 123
126
Bab 124
127
Bab 125
128
Bab 126
129
Bab 127
130
Bab 128
131
Bab 129
132
Bab 130
133
Bab 131
134
Cuap-cuap Ranucha part 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!