Bantu Ranucha dengan kasih Like dan Rate 5 yah man teman... supaya makin semangat buat Ngetik..
salam kenal dari Ranucha..
Happy reading.. ❤️❤️❤️
...----------------...
"Kenapa kamu masih di sini?" Sebuah suara dari arah samping mengejutkan ku yang memang tengah melamun. Sejak kapan pria ini berdiri di sampingku pun aku tidak tahu saking asyiknya dengan fikiran yang entah membawa ku kemana.
"Ah bapak mengejutkan saja. Ini saya mau naik ke atas. Saya duluan pak, mari." ujar ku basa basi berpamitan dengan selembut yang ku bisa. Namun ku rasa dia tidak ingin melepaskan ku begitu saja.
"Siapa suruh kamu pergi dulu?" Tanyanya datar. Jujur sih aku masih bingung dengannya. Kadang ia hangat kadang ia dingin seperti sekarang. Sungguh pribadi yang susah di tebak.
"Maksudnya pak?"
Tanpa sepatah kata pun ia berjalan mendahului ku. Ketika sudah di dalam lift ia kembali menyeru. Aku pun berjalan dengan langkah lebar menghampirinya tak mau membuat atasan ku ini kesal. Berjalan menggunakan flatshoes seperti ini sangat memudah kan ku untuk beraktivitas.
Aku tidak perlu menggunakan high heels seperti kebanyakan wanita kantoran karena postur tubuh ku yang sudah tinggi melebihi rata-rata tinggi badan wanita pada umumnya membuat ku tak nyaman jika harus menggunakan sepatu ber hak apa lagi jika mempunyai hak tinggi.
Tiba di kotak besi ini, aku menekan angka 14 dimana lantai tempat kami bekerja. Tiba-tiba pak Zayn memberikan ku pertanyaan yang ku rasa sedikit ambigu.
"Apa kamu mempunyai kekasih?" Tanya nya membuat ku mengernyit bingung. Sungguh pertanyaan macam apa ini? Kenapa dia menanyakan ku sesuatu yang aneh seperti itu?
"Maksudnya pak?"
"Maksudnya ya apa lagi, apa kamu mempunyai kekasih?"
Belum sempat ku jawab pintu lift ini sudah terbuka, pertanyaannya tadi pun hilang seiring langkah kaki yang menjauh dari kotak besi ini.
Ia berjalan semakin menjauh tak lagi mempertanyakan hal tadi begitu juga dengan ku. Aku menganggap hal tadi adalah sekedar basa basi memecah keheningan yang ada.
Kalau di pikir-pikir.. yah itu memang benar, alasan ku di usia sematang ini belum ingin mengenal pacaran karena memang tengah menunggu seseorang yang berjanji akan membahagiakan aku setiap hari beberapa tahun lalu. Tapi bukan kekasih, aku benar-benar masih jomblo sampai hari ini.
Tak ada ketertarikan khusus pada lawan jenis, walaupun aku suka sekali membercandai teman-teman pria namun tak ada yang sungguh-sungguh mencuri rasa dari hati ku. Dari dulu hingga kini hanya ada satu nama dalam hati yaitu..
Kringg.....
Bunyi nyaring dari sambungan telepon di atas meja kerja ku membuyarkan lamunan, tersadar dari kisah masa lalu yang coba ku pendam namun satu pertanyaan pagi tadi berhasil mengusik perasaan dalam hatiku yang selama ini ku sembunyikan bahkan orang tua ku pun tak tau akan mau hati ini.
"Selamat siang, dengan sekertaris Tasya ada yang bisa saya bantu" tanya ku ramah pada penelfon.
Ternyata itu adalah bagian informasi yang memberi tahu tentang rapat bulanan yang akan di hadiri semua kepala divisi termasuk dari kantor cabang.
Sependek pengetahuan ku, kegiatan ini memang rutin di lakukan oleh perusahaan guna mengontrol perkembangan perusahaan.
Tok..tok..tok..
Terdengar sahutan dari dalam yang menyuruh ku untuk masuk. Saat ini aku berada di dalam ruangan pak Zayn untuk memberi tahu kan informasi yang baru saja ku terima.
"Baiklah," singkat nya setelah panjang kali lebar ku jelas kan agendanya hari ini.
"Kalau begitu saya permisi, pak." Aku membungkuk kan badan sedikit setelah undur diri pada atasan ku ini.
"Tunggu!"
"Apa malam ini kau ada waktu?" Tanyanya sedikit pelan tak seperti biasanya yang selalu menggunakan nada tinggi. Aku mengernyit bingung lebih memilih menerka maksud dari kalimatnya dari pada menanyakan langsung pada pak Zayn, hingga pak Zayn menyadari kebingungan ku.
"Aku ingin makan malam di luar, mencoba cafe yang baru saja di buka namun aku tak memiliki teman. Anggap saja itu sebagai lemburan mu hari ini," jelasnya panjang lebar. Lemburan macam apa ini? Kenapa tidak bilang saja langsung kalau dia ini ingin dinner bareng, kenapa harus muter-muter?.
Aku menekan bibir ke bawah mencoba menahan tawa yang siap meledak. Lucu sekali bos ku yang satu ini. Apa dia sudah mulai tertarik dengan ku?
Aku memicingkan mata menatapnya penuh curiga. Bukan apa-apa dia ini aneh kalau ternyata dia mempunyai niat buruk padaku bagaimana? Aku kan harus berjaga-jaga.
"Kenapa melihat ku seperti itu? Berhenti memikirkan yang tidak-tidak tentang ku. Aku sama sekali tak tertarik dengan mu!" ujarnya ketus. Tak tertarik dari mana? jelas saja dia seperti menunjukkan nya walaupun dengan muka yang mengesalkan seperti itu. Aku sangat yakin dengan itu.
"Baiklah, tapi jangan pulang malam-malam yah pak. Kata mamah anak gadis tidak baik keluyuran malam-malam apa lagi dengan laki-laki. BA HA YA!!"
Pak Zayn menghela nafas nya panjang. Seperti lega atau apa itu?.
.
.
.
Pertanyaan pak Zayn tadi pagi benar-benar mengusik ku. Aku benci mengakui ini, aku benci pada hati ini bahwa ternyata aku masih mengharapkannya meski bertahun-tahun lamanya ia tak pernah kembali.
Ku tatap semangkuk mie ayam yang ku pesan di kantin kantor. Salah satu menu kesukaan ku ini menjadi pilihan makan siang ku kali ini. Namun, entah kenapa tak ada selera untuk memakannya. Yang ku lakukan hanya mengaduk-aduk makanan tersebut hingga tanpa ku sadari mienya menjadi mengembang saking lamanya ku diamkan.
Mengesalkan sekali, aku sudah coba untuk mengalihkan perhatian ku pada pekerjaan tapi tetap saja saat aku terdiam seperti sekarang kembali ku ingat kenangan bersamanya.
"Ekhem," sebuah deheman dari samping tempat ku duduk membuatku terperanjat.
Aku menoleh memperhatikan seorang perempuan cantik seumuran dengan ku membawa nampan berisi semangkuk soto ayam, sepiring nasi putih dan es teh manis ku rasa. Ia tersenyum menatap ku.
"Boleh gue duduk di sini?" Tanyanya.
"Ya silahkan,"
"Lo karyawan baru ya?" Tanyanya lagi saat ia sudah duduk berhadapan dengan ku.
Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaan nya itu, mencoba mencerna apa yang perempuan ini inginkan dari ku. Karena tempat duduk yang kosong di kantin ini masih banyak tapi ia malah memilih duduk semeja dengan ku.
Bukan aku seuzon hanya saja berdasarkan pengalaman terakhir aku tak ingin sembarangan ramah pada orang-orang yang baru ku kenal.
"Gue Disty..." Ia memperkenalkan diri dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Sepertinya dia baik.
"Gue Tasya, salam kenal,"
"Gue liat Lo tadi pagi ngobrol sama Tuan Abidzar... Berani juga Lo ya," ujarnya memulai percakapan.
"Benarkah? Gue juga ngga nyangka kalau bakal seberani itu."
"Lo tau seluruh karyawan di sini heboh dengan keberanian Lo itu,"
"Apa ada yang salah dengan itu?" Tanya ku polos. Karena memang aku tidak mengerti.
"Jelas salah lah!!" Sahutnya tegas. Dan aku hanya bisa mengernyit bingung.
"Tuan Abi itu idola di sini. Tak ada yang berani mendekat apalagi orang seperti kita yang hanya karyawan biasa. Walaupun Lo kenal dengannya, jika di sini gue harap Lo bisa jaga sikap jangan berlebihan. Cewek-cewek di sini ganas, lo sendiri nanti yang rugi." Disty menjelaskan panjang lebar sedikit memperingati sambil menyuap makanannya.
Aku masih bingung apa mau wanita ini? Dia terlihat baik karena mengingatkan ku tentang ini. Tapi sekali lagi, orang yang ku lihat baik di depan belum tentu baik di belakang kan? Apa lagi kami baru saja kenalan.
"Apa mereka iri?" Tanya ku, ia pun mengangguk untuk membenarkan pernyataan ku.
"Kenapa Lo bilang kaya gitu ke gue?" Tanya ku lagi.
Disty menghela nafasnya dalam sebelum menjawab pertanyaan ku.
"Kenapa? Karena gue ingin punya teman, kita kan satu kantor masa gue harus cuek-cuek aja sih kan ngga lucu, kenapa pertanyaan Lo seperti itu? Lo curiga gue orang jahat?" Tanya nya. Itu tidak seratus persen salah sih, aku memang curiga ia seperti itu. Aku takut ia hanya akan memanfaatkan ku nantinya.
"Yah, buat jaga-jaga aja," ujar ku jujur. Disty tersenyum menatap ku. Senyuman yang sulit ku artikan.
"Gue suka kejujuran Lo," tukasnya kemudian fokus kembali pada makanannya. Begitu juga dengan ku yang tak peduli dengan apa yang ada dalam pikirannya.
.
.
.
Jam pulang kerja pun tiba, saat ini aku sedang berada di dalam mobil bersama laki-laki aneh yang siang tadi mengajak ku dinner.
Seperti sebelumnya, tak ada obrolan sama sekali. Aku seperti duduk dengan manekin yang ada di toko baju. Menyebalkan!.
Ingin memulai obrolan tapi aku takut ia menjawab dengan nada ketus seperti sebelumnya. Aku lebih tertarik melihat pemandangan di luar jendela mobil walau hanya mobil yang berjalan lambat melewati mobil yang ku tumpangi yang bisa ku lihat. Hal yang lumrah bila terjadi kemacetan jika bertepatan dengan jam pulang kerja.
Karena terlalu lelah memperhatikan yang tidak penting rasa kantuk akhirnya menyerang mata ini. Lebih baik aku tidur saja dari pada berada dalam situasi yang kaku seperti ini. Tak lama kemudian kesadaran ku pun hilang sepenuhnya.
.
.
.
"Sya, menikahlah denganku.. aku berjanji akan membahagiakan mu setiap hari"
"Tak apa jika kamu menolak ku lagi, tapi aku harap kamu tidak menolak benda ini. Tolong simpan dan jaga ini hingga aku kembali.. pada saat itu aku berharap kamu bersedia menjadi ratu ku, aku mencintaimu."
Perlahan bayangan laki-laki yang menggenggam tangan ku menghilang menyisakan kesunyian di tempat yang aku sendiri tidak tahu ada di mana. Hanya hamparan padang rumput yang ku lihat membentang luas.
Aku berlari tak tentu arah mencari sosok laki-laki itu dengan menggenggam sebuah gelang yang di tengahnya terdapat sedikit kayu dengan ukiran inisial ZP yang di bingkai dengan ukiran bunga mawar di sampingnya. ukiran tersebut di sambung dengan benang warna hitam putih yang di kepang rapih agar kuat. Aku berlari kesana kemari tapi tak juga ku temukan. Aku mulai putus asa. Aku takut sendirian di tempat ini. Aku berlari sekali lagi dengan air mata yang sudah mengalir deras karena ketakutan ku. Ketakutan akan kehilangan dirinya.... Lagi...
"Atta!!!!!" Teriak ku sekuat yang ku bisa saat aku benar-benar putus asa...
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Dewi
hmm kadang dia jadi kulkas kadang dia jadi tungku, begitulah😔
2022-09-12
0
Itoh Masitoh
Terjebak cinta masa lalu 😌
2022-09-05
0
Rini Antika
belum Pak, kalau Bapak mau Bapak boleh nembak aku..🤣🤣🤣
2022-08-27
0