Tahun 1999
Linda sudah berada di kelas satu SMP. Dia semakin terlihat cantik, dengan kulitnya yang bersih dan tubuhnya yang tinggi menjulang, dengan rambut lurus agak pirang.
Perubahan yang ada pada dirinya, membuat Linda justru merasa minder, karena menjadi berbeda, dengan teman-temannya yang lain.
"Bu. Linda sering di ledek teman, jika Linda bukan anaknya Ibu. Apa Linda anak pungut? anak orang lain, yang Ibu ambil." Linda pernah bertanya pada ibunya, tentang perbedaan fisiknya yang berbeda dengan teman-temannya.
"Kamu anak ibu dan bapak Linda. Tidak usah dihiraukan omongan teman-teman Kamu itu. Mereka hanya iri saja, dengan wajah Kamu yang cantik."
Begitulah jawaban yang diberikan oleh ibunya, pada saat Linda bertanya tentang perbedaan fisiknya itu.
Tapi di sekolah SMP, yang tentu saja, lebih banyak anak-anak, yang datang dari luar desanya, yang tidak tahu bagaimana keadaan dan keluarganya Linda, curiga.
Banyak dari temannya yang mem-bully juga, dengan mengatakan bahwa, Linda adalah anak orang lain, yang di buang, dan ditemukan oleh kedua orang tuanya yang sekarang ini.
Wajah Linda, lebih mirip dengan orang-orang Eropa, atau blesteran Indonesia Eropa. Tentu saja, ini membuat orang lain tidak percaya, jika Linda asli orang Indonesia, dengan kedua orang tuanya yang asli Indonesia juga.
"Anak haram mungkin."
"Mungkin dia anak yang dibuang, karena hasil gelap atau perselingkuhan."
"Bisa jadi, ibu Linda menculiknya, waktu masih bayi, dan ada di rumah sakit."
"Linda anak pembantu, yang diperkosa majikan mungkin?"
"Cocok jadi model atau artis ya."
"Jadi pacarku yang lebih cocok. Hahaha..."
Perbincangan teman-teman Linda, yang cewek dan cowok, tentunya berbeda.
Ada yang curiga dengan latar belakang keluarga dan orang tua Linda, dan ada yang memuji kelebihannya juga.
Bahkan, yang cowok sudah berkhayal jika, Linda akan menjadi pacarnya.
Tapi Linda yang minder dan pendiam, hanya bisa mendengarkan semua perkataan mereka, tanpa bisa menjawab dan menjelaskan tentang alasan perbedaan fisiknya itu.
"Kenapa Linda berbeda Bu?" tanya Linda lagi, pada ibunya, malam hari, di saat dia membantu ibunya mengangkat panci dari tungku api, dengan isi kacang rebus di dalam panci tersebut.
Ibu Linda tidak langsung menjawab pertanyaan dari anaknya itu.
Setelah selesai memiriskan kacang rebus, ibunya Linda baru menjawab pertanyaan tersebut.
"Linda. Kamu terlihat berbeda dengan teman-teman karena, ada nenek buyut, yang dulu-dulunya, pernah menjadi istri dari orang Portugis."
Jawaban yang diberikan oleh ibunya itu, membuat Linda tertarik untuk mendengarkan lebih jauh lagi.
Linda belum pernah mendengar tentang cerita ini sebelumnya.
Ternyata, menurut cerita dari ibunya itu, ada salah satu dari nenek buntutnya, yang pada masa jaman penjajahan dulu, menikah dengan orang Eropa.
Lebih tepatnya orang Portugis.
Dari cerita ibunya ini, Linda menghubungkan antara sejarah di kotanya, dengan beberapa legenda, yang pernah dia baca dari buku-buku perpustakaan sekolah, yang dia pinjam.
*****
Menurut sejarah, di kotanya ini dulunya adalah sebuah kota pelabuhan yang sangat ramai pada waktu itu.
Kota di mana Linda lahir, memang ada sebuah pantai, yang sekarang tidak lagi ada pelabuhan besar.
Hanya ada pelabuhan-pelabuhan kecil yang dipakai untuk menyandarkan kapal-kapal nelayan, atau perahu penyeberangan di pulau-pulau kecil, yang tidak jauh dari tempat Linda.
Meskipun letak rumah Linda dan pantai jauh, sekitar satu setengah jam, tapi bisa Linda saksikan, saat dia datang, jika ada waktu tamasya di sekolahnya, di SD waktu itu.
Di kota ini, ada juga bangunan sejarah, yang menunjukkan bahwa, pada jaman dahulu, bangsa Portugis dan Eropa lainnya, datang dan bermukim juga di kotanya ini.
Para pendatang itu kebanyakan adalah para saudagar kaya atau anak buah kapal, yang tentu saja, datang dan pergi dalam waktu yang sangat lama.
Dalam keadaan seperti itu, banyak dari pendatang yang pada akhirnya bercampur dengan masyarakat setempat, dengan menikah.
Tentunya, anak-anak mereka, akan bercampur juga ras-nya. Alias blesteran.
Sayangnya, dari beberapa keturunan orang-orang tersebut, tidak semuanya sama fisiknya.
Kadang ada yang sangat menonjol, dengan kulit putih pucat dan rambut pirang, sama seperti uban, dan ada yang tidak sama sekali.
Dan keluarga Linda, termasuk yang jarang mengikuti ras Eropa.
Apalagi, itu sudah sangat lama sekali, dari nenek buyutnya Linda yang terdahulu.
Tapi siapa sangka, Linda masih memiliki ras Eropa, yang sekarang dia miliki.
Itulah sebabnya, dia jadi seperti bukan orang Indonesia asli. Sama seperti temannya yang lain.
Meskipun di kotanya ini, Linda bukanlah orang yang berbeda satu-satunya, tapi jika di desanya, yang sudah tidak terletak di dekat pantai dan pelabuhan di kotanya, tentu membuat dirinya sangat berbeda dengan yang lain.
Tapi karena perbedaan ini juga, yang membuat Linda merasa tersisihkan, bahkan dibully teman, dengan sebutan anak haram, dan bukan anak kandung dari kedua orang tuanya.
*****
"Melinda. Apa benar akta lahir Kamu ini?"
Guru bagian konseling, di SMP tempat Linda belajar memanggilnya ke ruangan.
Guru tersebut mendengar, beberapa gosip, jika Linda tidak seumuran mereka, karena fisiknya yang terkesan lebih dewasa, dibandingkan dengan temannya yang lain.
"Benar Pak," jawab Linda dengan menundukkan kepala.
Guru tersebut mengamati bagaimana Linda, yang saat ini duduk di depannya, kemudian melihat lembaran-lembaran kertas, yang dulu dipakai Linda untuk persyaratan masuk ke sekolah ini.
Guru tersebut merasa penasaran, dengan beberapa gosip yang ada, dengan sosok Linda yang belum pernah dia temui.
Ini karena, para murid laki-laki, banyak yang mengatakan bahwa, Linda sangat cocok untuk diajak berkencan.
Hal yang meresahkan pendidik, apalagi, mereka masih ada di sekolah tingkat SMP.
Perubahan mental anak-anak, menjadi remaja, yang tentunya tidak sama, untuk rasa ingin tahu dengan sesuatu yang baru.
Tapi, guru tersebut jadi menelan ludahnya sendiri, saat menatap wajah Linda dalam waktu yang cukup lama.
'Dia punya daya tarik yang sangat luar biasa, untuk seorang laki-laki. Pantas saja, banyak anak-anak cowok yang membicarakan tentang dia.'
Guru tersebut buru-buru mengalihkan perhatian, dari wajah Linda ke arah kertas-kertas yang dia pegang.
Tidak ada yang mencurigakan, dari keterangan kertas-kertas tersebut.
Hanya penampilan fisik Linda, yang memang tidak sama seperti identitas dirinya, yang merupakan anak desa dari kedua orang tuanya, yang hanya bekerja sebagai petani desa juga.
Diam-diam, guru tersebut memperhatikan lagi wajahnya Linda, yang masih dalam keadaan menunduk.
"Diam dan tidak melakukan apa-apa saja, Aku bisa tertarik. Bagaimana jika dia...'
Guru tersebut tampak mengeleng beberapa kali, untuk mengusir apa yang saat ini ada di dalam kepalanya.
Hal yang tentu saja, yang pernah ada di dalam isi kepalanya Linda sendiri.
"Apa Kamu ada acara nanti sepulang sekolah?" tanya guru itu pada Linda.
Linda mendongak, menatap ke arah gurunya, sambil menggeleng.
"Nanti pulang, Kamu ke sini lagi ya."
"Ke ruangan bapak ini lagi?" tanya Linda ragu.
"Iya."
Jawaban dari gurunya yang terkesan dingin di telinga, membuat Linda takut.
Dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apa-apa. Tapi dengan masuk ke ruang BP, Bimbingan Konseling, itu membuatnya seperti seorang siswi yang membuat kesalahan besar.
"Apa Saya akan dikeluarkan?"
Pikiran Linda sudah kemana-mana. Dia takut, jika dia akan dikeluarkan dari sekolah.
"Tidak. Ada sesuatu yang harus Kamu kerjakan sepulang sekolah nanti, di sini."
***Hayo... pak guru mau kasih kerjaan apa ke Linda ya? 😱😱🧐🧐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Kar Genjreng
wah Pak Guru naksir..jih bujang opo duwe bojo Pak Guru...ojo main api Pak kebakar mengko 😂😂😂🏃🏃🏃🦆🦆🦆kabur konangan..
2022-10-14
1
harie insani putra
mau d apain pak guru, asyeekkk
2022-10-11
1
M⃠☘💠Ɱιƚα⚖❀⃟⃟✵ᴮꜰ
like
2022-08-22
3