Beberapa hari kemudian, polisi Ferry datang ke rumah Linda. Padahal, tugasnya di desa Linda, sudah berakhir.
Pencurian sudah tidak pernah lagi ada. Meskipun penjagaan ronda, masih tetap dilanjutkan, untuk keamanan di tempat masing-masing.
Tapi, para polisi yang mendampingi penjagaan, tentu saja sudah tidak ada lagi. Mereka kembali bertugas, sama seperti biasanya.
Tok tok tok!
Tok tok tok!
Rumah Linda, pintunya dalam keadaan tertutup. Itu tandanya, para penghuni rumah tidak ada di tempat.
Mereka, keluarga Linda, sedang ada di tempat urusan pekerjaan mereka sendiri.
Misalnya Linda, sedang bekerja di gudang kayu.
Adik cowoknya, sedang ada di sekolah. Karena memang bukan hari libur.
Bapak dan ibunya Linda, mungkin saja masih berada di sawah, atau di sawah orang, karena ada yang membutuhkan tenaga mereka.
Tapi polisi Ferry tetap saja tidak mau pergi. Dia mencoba untuk mengetuk pintu rumah Linda sekali lagi.
Tok tok tok!
Tok tok tok!
"Maaf Pak polisi. Ada perlu apa ya?"
Salah satu tetangga Linda, yang kebetulan lewat, bertanya pada polisi Ferry, yang memang masih mengunakan seragam lengkap, yaitu seragam kebesarannya sebagai seorang polisi negara.
"Tidak ada orang di rumah ini Bu?" polisi Ferry, balik bertanya pada tetangga Linda.
"Oh, orangnya tidak ada semua. Apa ada perlu?" jawab orang tersebut, dengan bertanya kembali, apa keperluan polisi Ferry, datang ke rumah Linda.
"Oh, kira-kira ibu bapaknya Linda balik ke rumah kapan ya?"
Tetangga Linda, mengerutkan keningnya, mendengar pertanyaan yang diajukan oleh polisi Ferry.
"Yang mau ditemui si Linda, apa ibu bapaknya?"
Sekarang, ganti polisi Ferry yang mengerutkan keningnya, memikirkan jawaban apa yang akan dia katakan pada tetangga tersebut.
"Emhhh... Saya perlu dengan Mbak Linda, tapi ada kepentingan juga dengan ibu bapaknya Linda."
Akhirnya, polisi Ferry menemukan jawaban, yang memang seharusnya dia lakukan, agar bisa lebih cepat untuk dekat dengan Linda.
Cewek yang sangat cantik, yang menjadi impiannya selama beberapa hari terakhir ini.
Polisi Ferry berencana, untuk mendekati Linda, melalui kedua orang tuanya. Dengan demikian, dia bisa lebih mudah, untuk bisa dekat dengan Linda.
Biasanya, anak gadis di pedesaan, akan lebih mudah untuk didekati dan menerima pemuda, jika pemuda itu juga bisa dekat dengan ibu bapaknya.
Apalagi, jika pemuda itu bisa mendapatkan restu juga. Itu akan lebih mudah dan cepat, untuk bisa mendapatkan hati gadis tersebut.
Dan teori inilah yang digunakan oleh polisi Ferry, untuk bisa mendapatkan perhatian khusus dari Linda.
"Datang saja sore hari. Pasti ibu bapaknya Linda ada dj rumah. Jika kebetulan Linda sudah pulang, dia juga akan berada di rumah kok. Linda tidak pernah pergi ke mana-mana jika sudah di rumah."
Jawaban dan penjelasan yang diberikan oleh tetangganya Linda itu, membuat polisi Ferry tersenyum.
"Terima kasih Bu. Kalau begitu, Saya pamit permisi dulu. Nanti sore atau besok-besoknya saja, Saya akan kembali lagi."
Tetangga Linda, hanya mengangguk sambil tersenyum, mendengar perkataan polisi Ferry.
Dan setelah polisi Ferry pergi dari hadapannya, tetangga Linda bergumam seorang diri. "Beruntung si Linda, jika polisi tadi ada keinginan untuk menjadikan dirinya sebagai seorang istri."
Meskipun sebenarnya, tetangga Linda itu juga tahu, jika Linda sudah memiliki kekasih hati, yang juga tak kalah tampan dan gagah.
Sayangnya, kekasih Linda itu tidak memiliki pekerjaan yang bagus dan mentereng, sama seperti polisi tadi.
Kekasih Linda, juga tidak ada di rumah, sehingga tidak bisa sering-sering berkunjung dan bertemu dengan Linda, ataupun keluarga Linda, untuk bisa lebih dekat dan mendapatkan simpati dari kedua orang tuanya Linda sendiri.
*****
Di kota besar, Romi sudah tidak lagi bekerja di tempatnya yang dulu.
Sejak dia mendapatkan tawaran untuk menikah dengan adiknya Bos, tempat Romi bekerja, Romi hanya datang ke tempat kerjanya satu hari kemudian.
Dia dengan sopan, menolak tawaran tersebut, dan meminta maaf pada Bos-nya, karena tidak bisa membantunya untuk menikahi adiknya itu.
Romi juga mengundurkan diri, dari pekerjaan yang dia miliki.
Itulah sebabnya, dia tidak bisa menelpon Linda, dengan mengatakan apa-apa yang dia alami di kota besar.
Romi tidak mau jika Linda kepikiran, dan merasa khawatir dengan keadaan dirinya di kota besar.
Dan sekarang, Romi sedang mencari tempat, yang cukup strategis, agar bisa memulai pekerjaan yang bisa dia kerjakan sendiri.
Romi ingin membuka usaha sendiri, dengan modal yang dia miliki. Meskipun modal itu juga tidak seberapa.
Dengan membelanjakan uang tabungan yang dia miliki, sekarang Romi bisa membuka bengkel las.
Bengkel ini akan melayani jasa pemasangan teralis, pagar dan sebagainya, yang berhubungan dengan baja dan sebagainya.
Romi nekad melakukan semua ini, demi keberhasilan yang dia impikan.
Dia berharap agar, suatu saat nanti, dia bisa melamar Linda, dari hasil usahanya itu. Dan jika Linda mau, dia akan mengajak Linda hidup bersama di kita besar, setelah mereka berdua menikah nantinya.
Inilah harapan dan cita-cita Romi, sehingga dia tidak bisa pulang ke kampungnya terlebih dahulu, sama seperti biasanya.
Dia harus berhemat, untuk beberapa waktu, supaya usahanya ini bisa berjalan dengan baik dan lancar dulu.
Romi juga menjual handphone miliknya, untuk menambah keuangan usahanya, yang memang belum bisa lancar dan berjalan sebagaimana mestinya.
Selain karena Romi adalah sosok yang ramah dan sopan, dia juga ulet dan teliti.
Itulah sebabnya, banyak orang yang dengan cepat mengenalinya dan memberikan beberapa pekerjaan, untuk usahanya itu.
Dari beberapa tetangga, yang ada di dekat tempat usahanya Romi, dia mendapatkan pesanan pintu untuk pekarangan, teralis jendela dan juga pintu untuk toko.
Dari cerita mulut ke mulut, akhirnya Romi mendapat banyak orderan.
Apalagi, Romi juga memberikan harga secara kekeluargaan, dan memberikan contoh-contoh barang yang akan mereka pesan.
Dan para pelanggannya itu, bisa memilih sendiri, model apa yang mereka inginkan.
Romi tinggal membuat, sesuai dengan ukuran yang ada.
Begitulah akhirnya. Tak lama kemudian, usaha Romi ini membuahkan hasil, dan dia bisa membeli sebuah handphone baru, untuk memudahkan dirinya berkomunikasi dengan para pelanggan bengkel las miliknya, dan tentunya dengan Linda juga.
"Ah, sudah lama sekali Aku tidak menelpon Linda. Aku sanggup merindukan dirinya."
Tapi karena kesibukannya, Romi pun menunda untuk menelpon kekasihnya itu.
Dia harus segera pergi ke rumah salah satu customer bengkel las miliknya, untuk melakukan pengukuran. Karena pesanan pintu gerbang yang dilakukan kemarin.
"Nanti malam saja Aku menelpon Linda. Semoga saja dia tidak marah ataupun ngambek. Karena Aku sudah lama sekali tidak memberinya kabar dan juga pesan."
Begitulah akhirnya. Romi berusaha untuk mengabaikan perasaannya sendiri, yang sedang memikirkan Linda demi pekerjaan yang tidak mungkin bisa dia tunda juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Qorie Izraini
keputusan yg tepat, ygdi ambul okeh Romi...
2022-09-15
0
Spyro
Ah Romi..... niatmu uda bagus tp klo ga ngabarin y percumaaa...
Kasian Linda nya kan 😩 berasa di ghosting
2022-06-16
1
Eva Santi Lubis
Mantap pak pol lanjut
2022-06-16
1