Menantu Bayaran
Mobil sedan berwarna hitam metalik berhenti tepat di depan sebuah pintu masuk sebuah Club. Seorang pria berpakaian rapi langsung turun dari kursi pengemudi dan berjalan ke arah pintu kursi penumpang belakang untuk membukakan pintu.
"Silahkan Tuan"
Pria di dalam mobil langsung turun, melangkah ke arah pintu masuk Club tersebut.
"Tuan! saya baru mendapat kabar, kalau Tuan Marco akan datang terlambat" Pria yang menjabat sebagai asisten pribadi itu mensejajarkan langkah dengan tuannya.
"Katakan, jika dalam lima belas menit tidak sampai, saya akan membatalkan kerja samanya."
"Baik Tuan"
Sampai di dalam Club kedua pria itu langsung duduk di salah satu sofa kosong.
"Apa Tuan ingin minum?."
"Tidak! pesanlah untukmu!."
"Tidak Tuan, saya kawatir nanti lalai menjaga Tuan."
Tuannya itu menepuk bahunya" sedikit ! tak masalah !."
"Tidak usah Tuan!"
"Bryan! ternyata kamu di sini !."
Refleks kedua pria itu mengarahkan pandangan mereka ke arah wanita yang berjalan sempoyongan ke arah mereka.
Bruk !
Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke pangkuan pria bernama Bryan.
"Bryan ! kenapa kamu memutuskanku? ha !." Wanita bertubuh kurus itu meraba raba wajah Bryan.
"Bryan !" Pria yang memangku wanita mabuk itu melepas tangan wanita itu dari wajahnya.
"Ya Tuan" Bryan menundukkan pandangannya.
"Bryan ! apa kau benar benar tak mencintaiku?. Kenapa setelah kau kaya, kau meninggalkanku." Wanita itu malah menarik krah jas pria di depannya.
"Bereskan mantanmu ini !." Pria itu berusaha menurunkan wanita itu dari atas pangkuannya.Namun wanita itu malah mencium bibir pria yang dikiranya Bryan. Pria itu mengumpat sambil mendorong kuat wanita itu hingga terjatuh dari pangkuannya.
"Aw !" keluh wanita itu mengusap usap bokongnya yang mencium lantai.
"Maaf Tuan" bergegas Bryan membantu wanita mantan kekasihnya itu berdiri.
"Bryan kamu mau kemana ?"wanita itu menepis tangan Bryan yang memeganginya, dan mengejar pria yang di kiranya Bryan mantan pacarnya.
"Bryan !"
Pria bertubuh kekar itu menghentikan langkahnya saat wanita itu memeluknya dari belakang. Pria itu melepas tangan wanita itu dari pinggangnya dan memutar tubuhnya ke belakang.
"Aku bukan Bryan!" Pria itu mengeraskan rahangnya kesal melihat wanita remaja mabuk itu.
"Ah ya ! sepertinya kamu bukan Bryan !. Kamu terlalu tampan dan tua menjadi Bryan. Kamu lebih tampan. Ya! kamu lebih gagah dan menggoda dari Bryan." Wanita itu berbicara sambil tersenyum, menatap pria bertubuh tinggi di depannya dengan kelopak mata dipaksa terbuka.
"Kenapa bukan kamu saja yang menjadi Bryan."
Oek !
Bruk!
Setelah memuntahkan isi perutnya, wanita itu langsung ambruh ke tubuh pria itu. Membuat pria itu mengumpat kembali.Dan pria itu terpaksa memeluk wanita itu supaya tidak ambruh ke lantai.
Pria itu memejamkan matanya dan mengeraskan rahangnya untuk menahan amarahnya.
"Maaf Tuan, saya harus menerima telepon dari asisten Tuan Marco" Bryan langsung mengambil wanita mantan kekasihnya itu dari pelukan Tuannya.
"Kita pulang sekarang! dan bereskan wanita itu!" tegas pria itu melangkahkan kakinya keluar dari Club sambil membuka jasnya yang terkena muntahan.
Sedangkan Bryan, ia terpaksa harus membopong tubuh mantannya itu dan membawanya ikut bersama mereka.
.
.
Gadis yang terbaring di atas ranjang menggeliatkan tubuhnya karna merasakan tidurnya terusik oleh sinar matahari yang masuk lewat kaca menyapa kulit wajahnya.
"Akhirnya kamu bangun juga!"
Gadis bertubuh kurus itu langsung membuka kelopak matanya dan mengarahkannya pandangannya ke arah pria yang berdiri di samping tempat tidur dengan posisi memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Kenapa kamu bisa berada di kamarku ?." gadis itu menarik selimut menutupi tubuhnya sampai ke leher.
"Ini kamarku ! bukan kamarmu !" Bryan menarik sebelah sudut bibirnya ke samping.
Mantan pacarnya itu memutar pandangannya ke setiap sudut ruangan kamar itu. Benar, kamar itu bukan kamarnya, melainkan kamar pria yang melangkah ke arah pintu.
"Kenapa aku bisa berada di kamarmu?."
Bryan menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya. Bryan menghela napasnya melihat wanita yang di pacarinya selama dua Tahun terakhir ini. Tapi semenjak seminggu yang lalu, mereka sudah menjadi mantan. Karna gadis itu terlalu matre, Bryan tidak sanggup memenuhi banyak permintaan gadis cantik dan imut itu.
"Semenjak kapan kamu berani pergi ke Club?." Bryan memutar tubuhnya kembali dan langsung keluar kamar.
Gadis itu diam tidak menjawab, karna percuma juga, Bryan sudah menghilang di balik pintu. Gadis itu pun memutar memori ingatannya, semenjak kapan ia berani pergi ke club, sendirian pula.
"Aduh! mampus! Mama pasti memarahiku habis habisan kalau tau aku pergi ke Club" gumamnya benapas lemah.
Gadis itu bergegas turun dari ranjang dan keluar dari kamar itu untuk pulang.
"Ini gara gara Yona, Luna, Naomi, Katrin. Awas kalian. Kalian yang mengajakku ke sana, malah kalian tidak nampak batang hidungnya" oceh gadis itu saat keluar dari lif yang mengantarnya dari lantai apartement Bryan.
Sampai di parkiran Apartement mantan kekasihnya itu. Gadis itu berdecak karna mobilnya sepertinya masih berada di parkiran Club tadi malam. Dan terpaksa gadis itu pulang harus menggunakan taksi.
Sampai di depan rumah, gadis itu turun dari dalam taxi dan masuk mengendap endap ke pekarangan rumahnya.
"Hajar ! kamu dari mana ? Ha !"
Hajar memejamkan matanya sampai keningnya mengernyit mendengar suara Ibunya. Gadis bernama Hajar itu memutar tubuhnya perlahan.
"Kamu semalaman dari mana Ha !. Kenapa gak pulang !. Kamu tidur dimana?, mobilmu dimana?, ini sudah jam berapa?"wanita paru baya itu mengomel sambil menjewer telinga putrinya, gemas, karna sudah membuatnya kawatir semalaman.
"Ampun Ma! ampun Ma!" Hajar memegangi tangan Ibunya supaya melepas telinganya.
"Kenapa Kakakmu menemukan mobilmu di parkiran club malam? Ha !."
'Mampus' batin Hajar.
"Aku gak masuk ke sana Ma!. Sumpah, tadi malam Yona meminjam mobilku, aku gak tau Yona membawanya kemana" Hajar berusaha berbohong untuk membuat Ibunya percaya.Kalau tidak, dia pasti akan mendapat hukuman, tidak mendapat uang jajan selama sebulan.
"Kamu pikir Mama percaya?."
"Sumpah Ma, Hajar anak yang baik!" Hajar berusaha meyakinkan Ibunya. Hajar mengangat satu tangannya membuat jari telunjuk dan jari tengahnya berbentuk huruf V.
"Sekarang ayo ikut Mama!, Mama akan segera menikahkanmu dengan pria pilihan Mama!". Wanita paru baya itu menarik telinga Hajar supaya mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah.
"Sakit Mama !" Hajar terpaksa mengikuti langkah Ibunya, karna telinganya terasa sakit kerena terus di tarik.
Sampai di dalam kamar Hajar, Ibunya menyeretnya masuk ke kamar mandi.
"Setengah jam, kamu sudah harus rapi.Sebentar lagi calon Ibu mertuamu akan datang!" tegas wanita bernama Misra itu, langsung meninggalkan putrinya di kamar mandi.
"Aku gak mau menikah dengan pria miskin Ma !!!" teriak Hajar.
Meski Hajar gadis bodoh dan pemalas, tapi cita citanya tetap ingin menjadi orang kaya. Dan jalan pintasnya adalah menikah dengan pria kaya.
Setelah membuka pakaiannya, Hajar pun menyiram tubuhnya di bawah shawer.
.
.
Di tempat lain
"Ma ! buka pintunya Ma !" sahut seorang pria dari dalam kamarnya.
Semenjak tadi malam pulang dari club, Ibunya mengurungnya di dalam kamar. Sampai untuk sarapan pagi, Ibunya mengantarnya sendiri ke dalam kamar.
"Ma ! Chandra harus bekerja Ma!."
Pria bernama Chandra itu dari tadi memanggil manggil Ibunya bernada frustasi.Chandra sudah dewasa, bahkan sudah dibilang pria matang, malah sang Ibu memperlakukannya seperti anak anak.
Ceklek !
Pintu kamar itu akhirnya terbuka.
"Ma! Chandra ada rapat penting hari ini!" ucap Chandra kepada Ibunya yang melenggang masuk ke dalam kamar.
"Mama sudah membatalkan semua jadwalmu selama dua minggu ke depan!" balas wanita yang kecantikannya sudah memudar itu dengan santai.
"Untuk apa ?, kenapa Mama mengurungku di sini?."
Wanita yang biasa di sapa Nyonya Belinda itu memutar tubuhnya ke arah anaknya yang mengikuti langkahnya dari belakang.
"Mama sudah menemukan calon istri yang pas untukmu!" jawab Nyonya Belinda tersenyum.
"Ma..!
Senyum Nyonya Belinda langsung memudar mendengar penolakan anaknya. Menajamkan pandangannya, menatap marah ke wajah Chandra.
"Kali ini jangan menolak !, kalau kamu tidak ingin melihat Mama mati di kamarmu!" ancam wanita berusia enam puluh Tahun itu dengan suara lembut, namun sangat terdengar horor di telinga Chandra.
Chandra menelan salivanya dan merapatkan gigi giginya, menahan diri supaya tidak sampai membentak dan melawan Ibunya.
Chandra tidak mau menikah, dan tak ingin menikah.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Bunda
ikutan baca Thor 🙏🏻
2024-10-15
1
ppadang1
kasian....
2022-07-29
0