Sampai di ruang tamu, Hajar mengarahkan pandangannya ke arah wanita tua yang duduk sendiri di sofa. Hajar memutar pandangannya ke setiap sudut ruangan mencari laki laki yang akan menikahinya, namun tidak.
Dimana calon suamiku?, masa iya gak ikut. Hajar membatin sambil melangkahkan kakinya ke arah calon mertuanya sembari tersenyum.
"Wah! cantiknya calon menantuku" puji Nyonya Belinda.
Hajar semakin melebarkan senyumnya dan menyalam calon Ibu mertuanya." Selamat siang Tante!."
Meski calon mertuanya itu adalah sahabat Ibunya, tapi Hajar tidak mengenali wanita yang tak lagi muda itu. Karna Hajar tidak pernah terlibat dengan pergaulan Ibunya. Atau sesekali menemani Ibunya arisan.
"Selamat siang juga!" Nyonya Belinda menerima uluran tangan Hajar, dan menariknya untuk duduk di sampingnya.
"Calon suamiku mana Tante? ops !" Hajar menutup mulutnya dengan tangan, lalu menyengir. Membuat Ibu Misra dan Nyonya Belinda tertawa bersama.
"Dia tidak bisa ikut, karna harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum hari pernikahan kalian" jawab Nyonya Belinda.
"Oh gitu ya Tante!" Senyum Hajar berubah sedikit masam.
Nyonya Belinda yang duduk di sampingnya, mengusap kepalanya dari belakang.
"Bagaimana? kamu mau kan menjadi menantu Tante?."
Hajar tidak langsung menjawab, ia mengalihkan pandangannya ke arah Ibu Misra yang duduk di sofa sebrangnya.
"Kalau kamu mau menjadi menantu Tante. Seperti yang Tante katakan sama Ibu kamu. Tante akan memberimu uang sepuluh Milliar. Tante akan memberimu mahar satu unit mobil mewah, limitid edicion. Dan nanti kamu juga pasti akan mendapatkan tunjangan kebutuhan hidup setiap Bulan dari anak tante" bujuk Nyonya Belinda.
Membuat pikiran Hajar melambung menerawang ke masa depan.Kemudian tanpa berpikir pria seperti apa yang akan menikah dengannya.Hajar langsung mengangguk angkukkan kepala dengan wajah sumiringah dan mata membola.
"Kalau kamu berhasil memberi tante seorang cucu, tante akan memberikan saham di dari perurahaan peninggalan suami tante." lanjut Nyonya Belinda lagi untuk membuat Hajar semakin yakin menjadi menantunya.
"Tante serius?" Hajar semakin membolakan matanya ke arah Nyonya Belinda.
"Serius dong, masa tante bohong !"Nyonya Belinda mengusap kepala Hajar kembali sembari tersenyum.
"Kalau Hajar bisa memberikan cucu sama Tante dua! tiga ! empat! lima!. Apa hadiahnya akan terus di tambah?" tanya Hajar antusias tanpa rasa malu.
Sepertinya penyakit materialistisnya semakin meradang mendengar hadiah hadiah yang di tawarkan Nyonya Belinda terhadapnya.
"Tentu, satu cucu satu persen saham."
"Okeh! aku siap menikah. Tapi sekarang sebagai uang muka.Aku butuh dana untuk merawat diri ke salon" ujar Hajar.
"Tidak masalah" Nyonya Belinda pun membuka tasnya mengeluarkan dompet dari dalamnya, mengambil satu kartu ajaib memberikannya kepada Hajar.
"Ah! trimakasih Tante!" Hajar langsung mengambil card itu dari tangan Nyonya Belinda.
"Pergilah menghabiskan waktu, tapi ingat!, tiga hari lagi, hari pernikahanmu dengan anak tante"ujar Nyonya Belinda.
Tidak masalah bagi Nyonya Belinda, jika Hajar yang di pilihnya sebagai menantu adalah gadis matre. Yang penting baginya, anaknya menikah dan memberi cucu untuknya.
"Iya Tante! trimakasih atas kedermawanan Tante. Hajar berjanji, nanti akan menjadi menantu yang baik untuk Tante" Hajar berdiri dari tempat duduknya dan sedikit membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat.
"Dan juga berjanji akan menjadi istri yang baik untuk anak tante!" tambah Nyonya Belinda.
"Siap Tante! kalau begitu, Hajar permisi dulu. Sekali lagi, trimakasih kartu saktinya" Setelah Hajar menyalam tangan Nyonya Belinda, Hajar pun menyalam sang Ibu yang hanya duduk tersenyum dari tadi, dan langsung pergi kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan kunci mobil, lalu kembali turun ke bawah untuk pergi. Hajar akan pergi ke salon, dan tentunya berbelanja.
"Apa kamu tidak kawatir? hartamu dikeruk habis sama putriku. Dia itu sangat matre. Dia baru di putusin pacarnya karna tak sanggup memenuhi keinginannya" Tanya Ibu Misra setelah Hajar tak terlihat lagi.
"Aku rasa dia gadis yang lucu!" jawab Nyonya Belinda tersenyum."
"Semoga saja nanti dia tidak membuat anakmu sakit kepala!" ucap Ibu Misra lagi tersenyum.
"Biarkan saja, justru itu aku memilihkan istri untuknya yang masih anak anak. Biar kepalanya sakit menghadapi tingkahnya" balas Nyonya Belinda.
"Aku melihat hidup anakku terlalu datar, tidak berwarna sama sekali" tambahnya lagi.
Ibu Misra menghela napasnya, sebenarnya ia kasihan karna menikahkan putrinya dengan pria yang sudah tak muda lagi. Tapi karna sahabatnya itu terus memohon dan mengiba kepadanya, supaya memberikan putrinya untuk menjadi menantu. Akhirnya Ibu misra bernegosiasi, meminta imbalan uang yang banyak untuk putrinya.
"Semoga saja nanti Hajar tidak kaget melihat suaminya." Ibu Misra menghela napas lagi." Aku kawatir dia malu dan memilih kabur dari pernikahan"ucapnya lagi.
"Makanya aku ingin mempertemukan mereka setelah ijab kabul. Supaya mereka berdua tidak ada yang bisa kabur" balas Nyonya Belinda.
"Semoga saja pernikahannya nanti berjalan lancar!" ucap Ibu Misra lagi.
Obrolan kedua wanita itu terus berlanjut sampai ke meja makan. Sampai tak terasa waktu sudah sore. Dan Nyonya Belinda akhirnya berpamitan untuk pulang.
"Jeng! kalau begitu aku pulang dulu!." Nyonya Belinda pun berdiri dari kursi meja makan di rumah Ibu Misra.
"Iya Jeng!" Balas Ibu Misra, ikut berdiri dari kursinya, melangkahkan kakinya mengikuti Nyonya Belinda untuk mengantarnya ke depan rumah. Setelah Nyonya Belinda pergi bersama kenderaannya. Ibu Misra kembali masuk ke dalam rumah.
.
.
Di rumah besar keluarga Kurniawan. Chandra berdiri di teras balkon kamarnya sambil berbicara dengan seseorang lewat telepon. Meski tubuhnya terkurung di dalam kamar, namun pikirannya tidak bisa di hentikan untuk melakukan sesuatu.
"Awasi terus gadis itu, dan kirimkan poto wajahnya lewat handphon!" perintah Chandra kepada seseorang.
"Baik bos!" patuh seorang pria di balik telepon.
"Hm !" Chandra bergumam lalu mematikan sambungan teleponnya.
Tak lama menunggu, telepon genggam yang masih berada di tangannya terdengar berbunyi pertanda ada pesan masuk. Chandra langsung membuka pesan berupa fhoto dan vidio seorang gadis berjalan ke arah sebuah salon di dalam mall.
"Uhuk uhuk uhuk !" seketika tiba tiba Chandra terbatuk batuk melihat photo gadis di dalam handphonnya.
Kemudian Chandra membuka pesan vidio yang di kirim ke hpnya. Untuk memperhatikan lebih jelas gadis yang seperti di kenalnya. Melihat gadis di dalam vidio itu adalah gadis yang tadi malam memuntahi bajunya di Club, Chandra tidak percaya. Sampai Chandra membolakan matanya untuk memastikan sekali lagi gadis di dalam gambar dan vidio itu.
"Ya Tuhan, Mama.. apa gak ada gadis yang lebih muda lagi untuk kunikahi!" geram Chandra mengeraskan rahangnya.
Tubuh Chandra melemah, mengingat gadis itu adalah mantan kekasih Bryan, asisten pribadinya.
'Semoga saja bukan gadis itu yang akan kunikahi..Oh Tuhan!'.
Jika itu benar, mau di tarok dimana mukanya. Menikahi mantan kekasih bawahannya sendiri. Dan gadis itu masih anak anak, yang pantas menjadi anaknya.
"Mama..!" Chandra kembali mengeram tidak terima akan menikahi gadis belia itu. Chandra benar benar ingin marah pada Ibunya.
.
.
Nama lengkap gadis itu adalah Hajar Nataya Callista Isti. Usianya baru delapan belas Tahun, seminggu yang lalu ia baru selesai melaksanakan ujian kelulusan. Dan saat itu juga, Hajar di putuskan Bryan mantan kekasihnya. Karna meminta di bayari tiket berlibur selama dua minggu ke sebuah pulau bersama teman temannya.
Dan bukan itu saja yang di mintanya kepada Bryan, sebagai hadiah karna bisa menyelesaikan ujiannya dengan lancar. Hajar juga meminta untuk di sewakan jet pribadi untuk terbang ke pulau tersebut. Membuat Bryan berakhir memutuskannya.
Sekarang gadis yang akan mencapai cita citanya menjadi orang kaya tajir melintir itu, sudah selesai dengan perawatan seluruh anggota tubuhnya. Tinggal hitungan Hari, dia akan melangkahkan kakinya dengan dagu terangkat, membawa tas seharga satu unit rumah kpr tersangkut di lipatan sikunya. Sepatu seharga satu unit motor menempel di kedua kakinya. Cincin berlian, kalung berlian, gelang berlian, anting berlian, akan menghiasi tubuhnya. Dan semoga saja, Hajar tidak mengganti giginya dengan berlian juga.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Peryeni
gigi berlian😁🤭... seperti apa itu kak
2022-05-20
0