Dengan rambut panjang terurai indah, Hajar melangkahkan kakinya keluar dari dalam salon. Wajahnya terlihat segar karena baru selesai perawatan wajah. Entah sudah berapa jam dia menghabiskan waktu di salon itu, sampai siang sudah berganti malam.
Kini perutnya sudah lapar, ia pun melangkahkan kakinya ke arah salah satu restoran di dalam mall tersebut.
"Hajar !!!"
Seketika langkah Hajar langsung terhenti saat mendengar suara menyerukan namanya. Hajar memutar tubuhnya ke arah sumber suara itu. Hajar berdecak melihat ke empat sahabatnya berada di mall itu juga.
"Wah! kamu terlihat cantik dan segar, kamu baru nyalon?."
Hajar menganggukkan kepalanya.
Namanya adalah Yona, anak orang kaya raya, Ayahnya seorang pengusha sukses, salah satu sahabat Hajar. Orangnya sombong dan angkuh.
"Kalian mau kemana?" tanya Hajar.
"Gak kemana mana, mutar mutar di sini aja."
Yang menjawab namanya Katrin, anak orang kaya juga, wajahnya biasa saja, tapi selalu sok kecakepan.
"Kalau kamu?" tanya Balik Kantrin.
"Sekarang mau makan, lapar!" jawab Hajar tersenyum.
"Kita makan juga yuk! lapar nih!" ajak Luna.
Di antara mereka berlima, Luna adalah yang paling pendiam dan kalem, berbicara seperlunya saja.
"Iya makan yuk ! aku juga lapar" sambung Naomi sambil mengelus elus perutnya. Mengatakan kalau dia benar benar lapar.
Naomi teman Hajar paling cantik dan pintar. Jika mereka berempat berasal dari keluarga berada, berbenda dengan Naomi yang berasal dari keluarga sederhana.
"Ayok!" Hajar mengalungkan sebelah tangannya ke leher Naomi, dan menariknya untuk masuk ke dalam restoran, di ikuti Yona, Luna dan Katrin.
Sampai di dalam restoran, mereka mendudukkan tubuh mereka di salah satu meja kosong.
"Kalian pesanlah apa saja yang kalian inginkan. Biar aku yang bayar" ucap Hajar kepada ke empat temannya.
"Serius?" tanya Katrin.
Hajar mengeluarkan card dari dalam tas kecilnya, menunjukkannya kepada Yona, Katrin, Luna dan Naomi.
"Kamu sudah punya atm?" tanya Naomi.
Setau Naomi meski Hajar memiliki perekonomian keluarga yang lebih baik dari keluarganya. Tapi selama ini Hajar tidak memiliki kartu ajaib itu. Dan Hajar pernah bilang, orang tuanya takkan mau memberikan itu kepada Hajar.
"Hm.." Hajar menyimpan kembali card di tangannya ke dalam tas, tak ingin mengatakan kalau card atm itu bukan miliknya atau keluarganya.
"Ayo kita pesan" ajak Hajar lagi.
"Hm.. baiklah, jangan salahkan kami, jika tagihannya nanti membengkak" ujar Yona mengambil buku menu dari tangan pelayan yang berdiri di sampingnya.
Hajar mendengus pelan, terkadang jengkel dengan kesombongan sabahatnya itu. Karna anak holang kaya, dia selalu menganggap remeh orang lain.
Jangan kaget nanti, jika aku menjadi istri orang kaya raya, lebih kaya dari orang tuamu. Hajar mengerutu dalam hati sembari melirik sinis sahabatnya itu.
"Gak masalah" Hajar mengembangkan senyum manisnya. Kemudian menyebutkan pesanannya satu persatu. Begitu juga dengan Luna, Katrin dan Naomi.
Setelah pesanan mereka sudah terhidang di atas meja. Kelima remaja itu langsung melahap makanan masing masing dengan rakus.
"Tiga hari lagi aku akan menikah" ujar Hajar. Sontak ke empat temannya menghentikan kuyahan mulut masing masing dan menoleh ke arah Hajar, kemudian mereka saling berpandangan.
Hajar berdecak melihat ke empat sahabatnya saling berpandangan." Nanti aku akan mengirim undangannya lewat WA."
"Serius kamu Hajar?" Katrin membolakan matanya ke arah Hajar.
"Lihat aja nanti, ya udah aku balik duluan." Hajar berdiri dari tempat duduknya, kemudian melangkahkan kakinya ke arah meja kasir.
Setelah membayar semua pesanan makanan mereka dengan menggunakan atm milik Nyonya Belinda. Hajar langsung meninggalkan tempat itu.
"Hajar!"
Hajar terpaksa mengurungkan tangannya untuk membuka pintu mobilnya, karna tiba tiba ada yang menarik tangannya. Melihat orang itu, Hajar langsung menarik tangannya.
"Kita balikan ya, aku minta maaf."
Hajar langsung memutar bola matanya malas, mendengar kata balikan.
"Gak!" tukas Hajar
Bryan menarik tangan Hajar kembali, namun Hajar langsung menepisnya."Kalau kamu benar mencintaiku, pasti kamu menuruti semua kemauanku!" cetusnya.
"Kalau aku mampu, pasti aku akan menurutinya. Tapi kamu juga harus berpikir, jika untuk meminta sesuatu. Dan melihat kemampuanku, apakah aku sanggup atau tidak"jelas Bryan.
"Tapi aku gak mau lagi balikan sama kamu!" ujar Hajar menatap wajah Bryan meneduh.
Hajar kecawa dan sakit hati kepada Bryan, karna memutuskan hubungan mereka di depan teman temannya. Hajar sangat malu waktu itu.
Bryan menghela napasnya, mengetahui kalau Hajar sudah menerima pinangan Nyonya Belinda untuk Bosnya.
"Aku mencintai kamu Hajar" Bryan mencoba membujuk Hajar dengan kata kata manisnya. Bryan ingin berusaha membatalkan pernikahan Hajar dan Chandra.
"Sudah terlambat, aku sudah menerima pinangan seseorang." Hajar tak ingin tekatnya untuk menikah dengan pria kaya menjadi goyah, Hajar pun segera masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan tempat itu.
Bryan yang di tinggalkan Hajar, mengacak acak rambutnya kasar. Ia tidak mau kalau Hajar akan menjadi majikannya. Dan Bryan masih mencintai Hajar, meski Hajar adalah wanita termatre sedunia.
Tuhan! kanapa Engkau menciptakanku menjadi laki laki miskin?. Berikan aku kekayaan yang melimpah, supaya aku bisa meluluhkan hati Hajar..Tuhan!.
Bryan melangkahkan kakinya dengan gontai ke arah parkiran mobilnya sembari membatin. Sungguh malang nasibnya, jatuh cinta kepada wanita materialistis. Andai saja dia adalah pria kaya raya, pasti dia sudah menjadi laki laki dambaan setiap wanita.
.
.
Selesai makan malam di meja makan, Nyonya Belinda membawakan makanan dan minuman di atas nampan untuk anaknya yang di kurung di kamar, mulai dari tadi malam. Di dalam hati Nyonya Belinda selalu berdoa, semoga rencana perjodohan kali ini berhasil. Anaknya menikah seperti keinginanya.
Setelah lif yang mengantarnya ke lantai tiga rumah itu sampai. Nyonya Belinda keluar dari dalam lif berjalan menuju kamar Chandra.
Tanpa di suruh, pengawal yang menjaga pintu kamar itu langsung membukakan pintu untuk Nyonya besar rumah itu.
"Trimakasih!" ucap Nyonya Belinda kepada kedua pria bertubuh besar itu, karna sudah membukakan pintu untuknya.
"Sama sama Nyonya"balas kedua pria itu.
Chandra yang melihat Ibunya masuk, hanya berdiam diri di tempat duduknya. Chandra kesal dengan Ibunya yang mengurungnya sehari semalam di dalam kamar. Dan juga kesal karna akan menikahkannya dengan gadis yang masih remaja.
"Ayo makan dulu" Nyonya Belinda meletakkan nampan di tangannya di atas meja sofa.
"Mama tidak perlu mengurungku seperti ini." Chandra beranjak dari atas kasur,berjalan ke arah sofa mendudukkan tubuhnya di samping Nyonya Belinda.
"Kalau tidak dengan cara seperti ini, kamu tidak akan pernah menikah" ujar Nyonya Belinda.
"Aku akan menikah seperti ke inginan Mama!." Chandra mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.
Meski sering kali Ibunya membuat kesal, karna terus mencari calon istri untuknya. Namun Chandra sangat menghormati dan menyayangi wanita yang melahirkan dan membesarkannya itu.
"Seharusnya dari dulu kamu melakukan itu" cetus Nyonya Belinda.
Chandra diam tak membalas perkataan Ibunya lagi, ia pun lebih memilih untuk menikmati makanan di depannya.
Selesai menghabiskan makanannya, Nyonya Belinda langsung pergi dan kembali mengurungnya di dalam kamar. Melihat itu, Chandra hanya bisa geleng geleng kepala. Berpikir kalau Ibunya menganggapnya bodoh, padahal tidak. Chandra hanya ingin menuruti keinginan Ibunya kali ini.
.
.
Hajar yang penasaran dengan calon suaminya, terus membujuk Ibu Misra, supaya Ibu Misra menunjukkan photo pria yang akan menikah dengannya. Dan yang paling membuat Hajar bertanya tanya, kenapa ia tidak di perkenalkan dengan calon suaminya. Kenapa acara lamaran tidak diadakan. Seharusnya 'kan seperti itu!.
"Apa jangan jangan calon suamiku itu sudah tua dan duda. Perutnya gendut, kepalanya plontos. Ih ! yang benar aja deh Ma!" ujar Hajar bergidik ngeri membayangkan apa yang dikatakannya.
"Yang jelas tampan dan kaya" balas Ibu Misra."Dia adalah seorang pengusaha sukses, dan juga pewaris tunggal kekayaan orang tuanya. Kamu bisa bayangin seberapa banyak harta pria itu?. Dia memiliki dua nama perusahaan besar yang sama sama maju dan berkembang" jelas Ibu Misra.
Sepertinya sifat matre Hajar menurun dari Ibunya. Tapi anehnya, kenapa Ibunya bisa menikah dengan pria pekerja, bukan pria seorang pengusaha?.
"Seharusnya laki laki itu datang bersama keluarga besarnya untuk melamarku!" Hajar mengerucutkan bibirnya sedikit kecewa. Bagaimana bisa orang menikah tanpa mengenal terlebih dahulu calon pengantinnya?, pikir Hajar.
"Dia sedang berada di luar Negri. Dia tidak punya waktu saat ini. Untuk acara pernikahan saja, dia serahkan seluruhnya pada Nyonya Belinda" jelas Ibu Misra.
"Bagaimana dengan resepsinya, apa akan di buat mewah?" tanya Hajar lagi.
"Sangat mewah, Ibu juga ikut membantu menyiapkannya" jawab Ibu Misra tersenyum.
"Hm..baiklah, jangan membuatku malu nanti. Aku ingin pernikahanku menjadi pernikahan termewah Tahun ini" gumam Hajar, memejamkan matanya yang sudah mulai diterpa rasa ngantuk.
"Setelah menikah, jangan pernah menjalin hubungan lagi dengan Bryan, kamu harus mengingat itu. Jika kamu ingin menjadi menantu Nyonya Belinda selamanya!."
"Hm..!" balas Hajar.
Melihat putrinya sudah mulai tertidur, Ibu Misra pun beranjak dari pinggir kasur. Tidak lupa Ibu Misra mengecup kening putrinya, kemudian berlalu.
Semoga Ibu tidak salah, karna menikahkanmu dengan anak dari Nyonya Belinda nak!,Batin Ibu Misra, berjalan menuruni anak tangga kelantai bawah rumahnya menuju kamarnya.
*Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Shinichi x Kaito
setelah titik jangan lupa beri spasi
2022-06-20
0
Shinichi x Kaito
gak perlu dikasih titik
2022-06-20
0
Shinichi x Kaito
bagian "Baiklah!" enggak perlu dikasih koma lagi kak
2022-06-20
1