Bertemu dengan Putri Kekaisaran.
Di pintu keluar Lembah binatang buas, Formasi pelindung telah hancur setelah dihantam Bencana Petir kuno berkali-kali, hingga akhirnya tak ada lagi Formasi itu.
Seketika semua orang berteriak senang, sebab sudah setahun ini mereka dipusingkan dengan formasi pelindung yang menghalangi mereka untuk masuk.
Dan binatang juga meraung gembira seakan terbebas dari penjara, selama itu mereka juga tak bisa berburu manusia, manusia adalah makanan favorit bagi binatang buas.
"Ayo kita semua masuk!" teriak serempak 4 jendral dari 4 Kekaisaran, di ikuti perwakilan sekte, akademi dan kultivator nakal.
"Baik..."
"Yooo..."
"Hahahaha..."
Tawa bahagia, senang dan wajah penuh keserakahan telah terlihat. Semua orang maju bersama, setelah di kelompokkan.
Putra dan Putri Kekaisaran di kawal Penatua, perwakilan sekte bersama para murid jeniusnya, ketua sekte dengan bawahannya dan kultivator nakal bersama rekan-rekannya.
Saat langkah kaki baru berjalan sekitar 400 meter, terlihat banyak tanaman obat langka, tumbuhan roh dan pohon buah yang dijaga Binatang Buas.
Yang terkuat tingkat binatang Siluman dan kelompoknya yang selalu bersama. Semua orang telah menyebar dan memburu target nya masing-masing.
Pertempuran terdengar dimana-mana, teriakan marah, senang dan jeritan, seakan hal yang biasa bagi semua kehidupan di Benua Tengah.
Disaat kesibukan semua orang, dari jarak 5 km terasa momentum yang kuat, yang menekan semua orang termasuk para binatang disana.
Seketika semuanya berhenti bertarung menatap ke arah dimana aura itu berasal, semua bintang tahu siapa pemilik aura tersebut dan langsung lari terbirit-birit tanpa berhenti atau peduli dengan apa yang dijaganya.
Wuuuuussshh
Berdengung
Angin bertiup lembut, membelai wajah tiap orang, rasa nyaman yang tidak pernah dirasakan. Hausnya akan kedamaian, membuat jantung semua orang berdetak kencang, tubuh seolah-olah tak bertulang dan menginginkan untuk sujud dihadapan sang penguasa.
Terlihat seorang Pria muda, tinggi 185 cm, rambut panjang kehitaman sepinggang, wajah oval agak meruncing, alis tebal memanjang hampir menyatu, hidung mancung, kulit putih semulus giok, bibir seksi berbentuk busur, telinga meruncing walau tak seperti ras Elf.
Bola mata yang indah, pupil terlihat seperti pelangi yang di kelilingi garis merah seperti petir, tatapannya seakan mampu menembus jiwa.
Ya, itulah Sabda mikail, dengan pedang di pinggangnya, wajah setengah tertutup kain jubah penyamarannya.
Di saat kain penutup wajah tertiup angin terlihat wajah tampan yang bersinar, kharisma yang dia keluarkan membuat semua orang terdiam.
Semua Gadis mengeluarkan darah di hidungnya, wanita bersuami mendekatkan tangan pada dadanya karena detak jantung yang tak beraturan.
Semua wanita lajang maupun bersuami tak perduli di sekitarnya, ingin menculik sabsa hanya untuknya sendiri, bahkan jika harus ditentang semua orang.
Untuk semua Pria berharap menjadikan sabda saudaranya, tapi sebagian ada yang iri dan benci melihat ketampanan sabsa, intinya semua orang terpesona.
"Eh! Kenapa wajah kalian begitu aneh melihatku!" tanya sabda--kebingungan melihat mereka.
Terdengar suara sabda yang merdu, menenangkan jiwa ibarat surga bernyanyi. Banyak gadis dan wanita bersuami gemetaran, ingin memeluk sabda.
Namun entah kenapa saat kaki ingin digerakkan tapi menolak untuk melangkah, hanya ada suara hembusan angin hutan.
Sekian lama hening, Seorang Jendral dari Kekaisaran Zhou maju ke depan, dengan raut wajah tak bersahabat, dengan niat membunuh yang pekat ingin melahap.
"Hei! Nak, siapa kamu? Dan lagi, kenapa kamu sudah berada disini sebelum kita?" Tanya jendral Jin Long kepada sabda, nada suara sedikit marah dan membentak.
Sudah 1 tahun ini jendral Jin Long tertekan, karena Kaisar Zhou selalu marah-marah padanya, karena tidak mendapatkan informasi apapun selama ini.
Bagaimana Jendral tidak marah pada pria muda di depannya, yang dengan santai keluar dari lembah binatang buas tanpa dosa dengan wajah polos.
Sebelum sabda membalas perkataan orang tua di depannya yang menyebalkan, ada wanita cantik maju ke depan berhadapan dengan sabda, dengan anggun mendekatinya, aroma wangi bunga tercium di hidung sabda walau jarak mereka terpaut dua meter.
Usia 20 tahun, Tingginya 178 cm, body langsing, kulit putih, bibir tipis, alis tebal memanjang, hidung kecil tapi mancung, baju berwarna krem.
Di sebelahnya ada 2 gadis sepantaran yang kecantikannya setara, dengan anggun mengikuti di sampingnya, seakan mereka tak terpisahkan.
"Paman, tahan amarahmu, biar aku yang bicara padanya ..." pinta gadis itu pada jendral Jin, karena gadis itu tahu tekanan yang dia dapat dari ayahnya.
"Baik Putri,"
"Maaf Tuan, atas sikap Jendral Jin. Kalau boleh tahu, siapa nama anda? Dan sejak kapan, Tuan sudah berada disini? Karena kami semua yang ada disini masuk bersama-sama selain Tuan muda?" tanya Putri Zhou Mei dari kekaisaran Zhou pada sabda.
Dengan nada lembut yang menyenangkan telinga, saat bertanya detak jantung sang Putri berdetak sangat kencang dan berharap dapat memeluknya, karena selama ini ia tidak pernah tertarik dengan lawan jenis, sudah banyak pria yang melamarnya tapi selalu di tolak dengan tegas dengan banyak alasan.
"Oh, namaku Sabda mikail--, dan siapa namamu Nona? Dan lagi jangan panggil aku dengan sebutan 'Tuan', panggil saja, sabda--" balas sabda seraya memberikan tangan kanannya, sambil tersenyum sebagai salam perkenalan seperti kebiasaannya. Dengan senyum indah menambah ketampanannya, ketampanan yang tak pernah ada di Benua Venus.
Wooossshh
Dengan cepat Jendral tersebut menyerang sabda dengan tombak kesayangannya, karena sikap sabda dianggap tidak sopan dan menghina Putri Kekaisaran.
Swooosshh...
Hanya dengan mengeluarkan auranya tingkat Tyrant tanpa melihat jendral Jin, sabda mampu membuat Jendral Jing berhenti seketika.
Bruuk
Bruuk
Seketika semua orang termasuk Jendral membeku dan langsung berlutut di tanah, sebab tekanan yang mereka terima sangat kuat dan sebagian sudah ada yang pingsan.
Kecuali semua perempuan yang berada di sana, karena sabda tidak mau menyakiti wanita tanpa adanya alasan yang jelas.
Bahkan Tingkat kultivasi Saint pun seperti Jendral Jin dan ketiga Jendral yang lain, sampai tidak mampu melawan tekanan dari sabda.
"Ti--ti--tingkat Dewa! Bagaimana mungkin, usia belum genap usia 20 tahun sudah berada pada kultivasi Tingkat Dewa...mustahil...i--ini mustahil!" teriak Jendral Jin seakan tidak percaya pada matanya.
Mengetahui jika Kultivasi sabda melebihi tingkatnya, Jendral langsung berkeringat deras di tambah tekan aura dari sabda.
Tak terkecuali mereka yang mengetahui tingkatan sabda mulai gemetaran, takut jika sabda tiba-tiba membunuh meraka.
Rata-rata tingkat Kultivasi di Benua Venus bermacam-macam, misalkan
Putra dan Putri Kekaisaran pada tingkat Penguasa dan Nirwana.
Jendral, Penatua/ketua pada tingkat saint tahap menengah.
Kaisar dan Patriark pada tingkat Tyrant.
Leluhur dan Wali pada tingkat Grand Dao.
Tingkat Kultivasi di benua Venus bisa di tingkatkan melalui banyak hal, misalkan melalui ;
-Teknik budidaya.
-Pil.
-Energi alam, semakin tebal semakin baik
-Keberuntungan menemukan sesuatu yang bisa meningkatkan Kultivasi.
Semakin tinggi Kultivasinya semakin besar pula sumberdaya yang dibutuhkan, karena itu banyak orang yang berasal dari keluarga miskin tak mampu menjadi kultivator.
Jika bisa menjadi kultivator keluarga miskin tetap akan kesusahan menaikan satu level, karena itu banyak keluarga miskin rela menjadi budak, pelayan dan bahkan menjadi pelacur demi sumberdaya kultivasi, jika beruntung keluarga miskin bisa bergabung dengan Sekte atau Akademi di Benua Venus.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
teruskan
2023-10-16
0
jingga
novel jiplakan tu👎👎👎👎👎
2023-07-24
0