02. Sebuah Kisah seusai Pasar Malam

Setelah Yusuf beberapa saat yang lalu,Fitri mengingat memori saat mereka berdua bersama. Salah satu kenangan manis yang ia punya adalah saat kencan di pasar malam. Naik kuda-kudaan adalah yang terbaik baginya. Selain saat mereka main lempar kaleng. Yusuf sudah sangat percaya diri bakal mendapatkan boneka. Tapi sasarannya meleset. Ia cuma mendapat deterjen.

sepanjang jalan mereka tertawa karena hal itu. Walau begitu, kesombongan Yusuf masih berlanjut. Dengan banyak alasan ia berkata bahwa ia sebenarnya bisa. Cuma malas saja di bilang sudah pro. Dia berkata tidak ingin menyombongkan diri dengan nada suara sombong.

Ekspresi Yusuf saat kepedasan makan sate madura setelah pasar malam juga lucu. Setelah puas main di pasar malam mereka menyempatkan untuk memakan sate di pinggir jalan karena Fitri sedan ingin makan sate walaupun dia tidak sedang ngidam. Dia tidak terlalu biasa dengan makanan pedas, tapi ia kebanyakan menaruh sambal di piringnya. Sebenarnya cuma dua sendok teh saja. Tapi memang dasar cabe yang super pedas. Jadilah ia seperti itu. Waktu itu, Fitri hanya menertawakan tingkah kekasihnya itu.

"kamu jahat. Masa pacar sendiri kepedasan cuma diketawain?" protesnya sambil berusaha meminum air yang kebetulan gratis.

"mau diapain lagi?"

"ih enggak peka lho. Masa gitu aja masih nanya."

"anggap aja azab instan. "

"Enak juga mie instan. Apalagi yang rasa soto dinosaurus."

"Emang ada?"

"anggap aja ada."

"Garing banget dah."

"memang sih," Yusuf berkata kikuk.

"Itu deterjennya mau enggak kau?" lanjut Yusuf sambil menunjuk deterjen hadiah main lempar kaleng.

"Hmmm... enggak lah. Lumayan sih aslinya, tapi bingung juga nanti kalau ditanya."

"sebenarnya aku juga enggak mau ngasih deterjen. Tapi kan tadi aku dah bilang hadiahnya bakal untukmu. Itu kalau ada kesempatan lagi ...." Lanjut Yusuf.

"Dapet deterjen lagi?" sambil tersenyum Fitri memotong ucapnya.

"Enggaklah."

"terima nasib aja. Mungkin hokinya cuma segitu."

"iya deh iya. Pacarku emang paling bener ."

"Iyalah. Cewek gitu lho...." Fitri berkata dengan amat sangat percaya diri.

Seorang wanita bersama anak kecil mampir ke warung sate dimana mereka berdua makan. Melihat wajah wanita itu , Yusuf seketika langsung salah tingkah.

"Ada apa?" Fitri heran melihat tingkahnya yang aneh begitu.

"Hmmmm... enggak apa-apa kok. Oh ya kau dah dah selesai kan makannya?" Yusuf makin salah tingkah.

"kenapa rupanya?"

"pulang yuk. "

"Ya udah. "

"Kau yang bayar ya. Aku nunggu di motor aja," sambil menyerahkan uang dengan nominal seharga dua porsi sate ia langsung menuju ke tempat motor nya diparkir .

Fitri yang keheranan dengan tingkahnya yang tidak biasa langsung membayar ke penjual sate kemudian langsung menemui Yusuf.

"Kamu kenapa sih? kayak orang ngutang takut minta di tagih aja."

"Aku enggak pernah ngutang kok."

"Lah terus kenapa?"

"Hmmmm... gimana ya? aku bingung ngejelasinnya."

"kayak sama siapa aja. Masa sama aku aja bingung mau ngomong."

"Justru karena itu...."

"Ya udahlah aku ngambek."

"Jangan dong. Ya udah aku ngomong yang sejujurnya," Yusuf akhirnya mengalah juga.

"Wanita tadi itu mantanku. Sampai sekarang kalau bertemu dia rasanya masih agak gimana gitu. Di satu sisi pingin akrab, disatu sisi aku enggak pingin ketemu dia lagi."

"Kenapa?"

"Dia pernah selingkuh dulu saat kami masih pacaran. Padahal waktu itu aku lagi cinta-cintanya sama dia."

"Sampai sekarang masih cinta?"

"Enggaklah. Aku kan dah punya kamu. Ngapain juga aku masih cinta sama dia ,Aneh."

"Ya kali aja kan ."

"Terserahmu aja deh. Mau pulang enggak? dah malem nih."

Sepanjang jalan mereka hampir tak berkata apa-apa. Fitri akhirnya mengerti bagaimana rasanya bila bertemu dengan mantannya pacar. Walaupun mantan, tapi rasa cemburu itu tak hilang, malah semakin dan semakin besar. Dia dulu pernah merasa lucu saja jika ada pasangan yang bertengkar karena salah satunya bertemu mantan. Dan akhirnya dia sendiri yang merasakannya. Sekali saja. Ia tak ingin merasakannya lagi.

***

tok tok tok

segera setelah suara ketukan pintu terdengar, Yusuf segera masuk ke dalam ruangan tepat dimana Fitri masih dirawat.

"Maaf ya agak lama. Aku tadi ngeliat ada yang jual sate pas aku lagi pingin juga. Aku beli dua soalnya kamu pasti suka sate," sambil membawa sekantung plastik berisi dua porsi sate, Yusuf berkata.

"oh ya. Aku jelas mau ," ingatan yang diputar otaknya tadi seketika langsung buyar. Untungnya ia masih bisa mendengarkan ucapan lawan bicaranya dengan baik.

"Mau pakai sendok atau pakai tangan aja?"

"Sendok siapa kau ambil?"

"Tadi aku mampir ke rumah saudaraku . Rumahnya deket-deket sini, jadi aku pinjam aja sendok nya. Santai aja , aku enggak nyolong sendok tukang satenya kok."

"ouh. Kayaknya mending pake sendok aja sih."

"Enggak mau disuapin?"

"Enggaklah. Kayak anak kecil aja . Kasihan juga sendok nya. Udah dipinjam masa mau enggak dipakai."

"Berarti mending aku pinjam satu aja ya biar bisa nyuapin kamu ."

"modus."

"Ya emang enggak boleh? sama pacar sendiri ini bukan sama pacar orang lain."

"Ya kalau mau sama pacar orang ya sana."

"males. sama kamu aja cukup kok."

"Gombal."

"Enggak gombal. Aku ngomong sesuai kenyataan sekarang."

"Iya deh. "

"Bisa duduk enggak?"

"bisa. Mana satenya?"

Segera Yusuf memberinya seporsi sate Madura yang dibelinya tadi saat hendak menuju ke rumah sakit .

"Kau inget enggak kita pernah makan sate Madura terus tiba-tiba mantanmu datang. Habis itu kita berantem gara-gara itu," sambil memakan sate Fitri berkata.

"Inget sih. Tapi aku beli sate bukan Karena itu. Lagian ngapain sih bahas mantan. Dah jadi masa lalu juga."

"Seru tahu."

"Seru dari mana?"

"Soalnya kan aku enggak punya mantan. "

"Iya kah?"

"Iyalah. Kamu kan pacarku yang pertama dan akan jadi yang terakhir."

"Gimana rasanya? Enak?"

"Lumayan. "

"Lumayan apa nih? Lumayan enak apa enggak?"

"Enak kok ."

"Mantanmu yang waktu itu dah punya anak. Umurnya berapa sih sekarang kira-kira?"

"Entah, lupa aku umurnya berapa. Kalau cewek sebenarnya wajar sih. Kan banyak juga kan cewek yang nikah muda sekarang. Enggak sekarang sih, dah dari zaman dulu malahan."

"oh ya , kalau udah keluar dari sini mau enggak ke pasar malam lagi? nanti kita naik kuda-kudaan lagi. Aku juga penasaran , sekarang aku bisa dapet boneka pas main lempar kaleng apa enggak," Yusuf berkata lagi.

"Kayaknya besok kau jangan main lempar kaleng lagi deh. Kayaknya memang keberuntunganmu bukan disitu."

"Jangan remeh. Kali aja kan kali ini bisa. Kan namanya kedepannya siapa yang tahu?" Yusuf tidak terima mendengar perkataan Fitri yang seperti meremehkan dirinya.

"Iya deh. kita buktikan aja besok," Fitri berkata setelah sate terakhir selesai ia kunyah.

Terpopuler

Comments

Jun!!!

Jun!!!

Hokinya cuma sampe detergen 🤣

2022-08-28

0

Jun!!!

Jun!!!

Halusin lagi kak, nyesek dia bilang 'kau' Khukhukhu... 😭

2022-08-28

0

Jun!!!

Jun!!!

Lebih bagus lah dapat detergen 😂

2022-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 01. Masa Lalu dan harapan masa depan
2 02. Sebuah Kisah seusai Pasar Malam
3 03. Kapan nikah?
4 04. Masa Lalu Mantan Badboy
5 05. Tentang wanita penjual pecel
6 06. Aku ingin menikah
7 07.Ada pengantin di rumah sakit
8 08. Ingin Mati
9 09. Sebuah Pengakuan
10 10. Lelaki Yang Merindukan Cinta
11 11. Pulang
12 12. Impian Yang Belum Sampai
13 13. Secuil kisah Jamila
14 14. Hantu kepala buntung
15 15. Kisah Sedih Seorang Pria
16 16. Ada Rindu Di Hati Fitri
17 17. Kenyataan Yang Pernah Hilang
18 18. Bayangan Hari Esok
19 19. Curhatan Yusuf
20 20. Tentang Mantan
21 21. Hari Pertama Ilyas
22 22. Untuk Pertama Kali
23 23. Keluh Kesah di Hari Yang Terasa Panjang
24 24. Sore, Hujan dan Dirinya
25 25. Hari Yang Berakhir
26 26. Malam Dan Kamu
27 27. Hujan Pagi Hari
28 28. Rahasia
29 29. Pesawat Kertas 365 Hari
30 30. Demi Masa Depan Yang Lebih Baik
31 31. Kebohongan Saat Senja
32 32. Ikatan Persaudaraan
33 33. Terlalu Berlebihan
34 34. Permintaan Maaf
35 35. Ketakutan Senja
36 36 . Khayalan
37 37. Yang Tak Diinginkan
38 38. Sore Yang Penuh Cerita
39 39. Lamaran
40 40. Waktu Yang Panjang Untuk Cerita Yang Singkat
41 Waktu Yang Singkat Untuk Cerita Yang Panjang
42 42. Double Date?
43 43 . Bom
44 44. Malam, Bom, Makanan, dan Tak Bisa Tidur
45 45. Nomor Tidak Dikenal dan Sebuah Panggilan
46 46. Hati Dandelion
47 47. Malam Kencan
48 48.Setelah Konser Usai
49 49. Tembok Rasa Ragu
50 50. Pecundang?
51 51. Mimpi Sebelum Subuh
52 52. Pikiran Kacau Di Minggu Pagi
53 53. Pertemuan
54 54. Tanpa Tujuan
55 55. Curhat di kuburan
56 56 . Kisah Riski Di Hari Yang Telah Lalu
57 57. Broken Heart & Bakso Lava
58 58. Kabar Orang Terdekat
59 59. Cinta Yang Bodoh
60 60. Yang Pernah Terjadi
61 61. Drama Es Krim
62 62. Dialog Hari Itu
63 63. Malam yang Bergerimis
64 64. Air Mata Dalam Hujan
65 65. Tentang Perjodohan
66 66. Kisah Pagi
67 67. Yang Ditutupi
68 68. Ketakutan
69 69. Demi Masa Depan
70 70. Malam Terakhir
71 71. Anak Yang Tak Diinginkan
72 72. Wanita Penabur Bunga
73 73. Hari Pertama
74 74. Dialog Dengan Mantan
75 75. Cek Kos Sebelah
76 7. Malam dan Dirinya
77 77. Kisah menantu dan mertuanya
78 78. Curhatan Ilyas
79 79. Malam dan Fitri
80 80. Naik Gunung
81 81. Sesosok Wanita Di depan Rumah
82 82. Yang Di depan Mata
83 82. Setelah Sekian Lama
84 83. Dialog Menjelang Matahari Terbit
85 85. Setelah lama tidak bertemu
86 86. Anak Pejabat, Lato-lato, dan Harapan
87 87. Pertemuan
88 88. Tentang Gadis Itu
Episodes

Updated 88 Episodes

1
01. Masa Lalu dan harapan masa depan
2
02. Sebuah Kisah seusai Pasar Malam
3
03. Kapan nikah?
4
04. Masa Lalu Mantan Badboy
5
05. Tentang wanita penjual pecel
6
06. Aku ingin menikah
7
07.Ada pengantin di rumah sakit
8
08. Ingin Mati
9
09. Sebuah Pengakuan
10
10. Lelaki Yang Merindukan Cinta
11
11. Pulang
12
12. Impian Yang Belum Sampai
13
13. Secuil kisah Jamila
14
14. Hantu kepala buntung
15
15. Kisah Sedih Seorang Pria
16
16. Ada Rindu Di Hati Fitri
17
17. Kenyataan Yang Pernah Hilang
18
18. Bayangan Hari Esok
19
19. Curhatan Yusuf
20
20. Tentang Mantan
21
21. Hari Pertama Ilyas
22
22. Untuk Pertama Kali
23
23. Keluh Kesah di Hari Yang Terasa Panjang
24
24. Sore, Hujan dan Dirinya
25
25. Hari Yang Berakhir
26
26. Malam Dan Kamu
27
27. Hujan Pagi Hari
28
28. Rahasia
29
29. Pesawat Kertas 365 Hari
30
30. Demi Masa Depan Yang Lebih Baik
31
31. Kebohongan Saat Senja
32
32. Ikatan Persaudaraan
33
33. Terlalu Berlebihan
34
34. Permintaan Maaf
35
35. Ketakutan Senja
36
36 . Khayalan
37
37. Yang Tak Diinginkan
38
38. Sore Yang Penuh Cerita
39
39. Lamaran
40
40. Waktu Yang Panjang Untuk Cerita Yang Singkat
41
Waktu Yang Singkat Untuk Cerita Yang Panjang
42
42. Double Date?
43
43 . Bom
44
44. Malam, Bom, Makanan, dan Tak Bisa Tidur
45
45. Nomor Tidak Dikenal dan Sebuah Panggilan
46
46. Hati Dandelion
47
47. Malam Kencan
48
48.Setelah Konser Usai
49
49. Tembok Rasa Ragu
50
50. Pecundang?
51
51. Mimpi Sebelum Subuh
52
52. Pikiran Kacau Di Minggu Pagi
53
53. Pertemuan
54
54. Tanpa Tujuan
55
55. Curhat di kuburan
56
56 . Kisah Riski Di Hari Yang Telah Lalu
57
57. Broken Heart & Bakso Lava
58
58. Kabar Orang Terdekat
59
59. Cinta Yang Bodoh
60
60. Yang Pernah Terjadi
61
61. Drama Es Krim
62
62. Dialog Hari Itu
63
63. Malam yang Bergerimis
64
64. Air Mata Dalam Hujan
65
65. Tentang Perjodohan
66
66. Kisah Pagi
67
67. Yang Ditutupi
68
68. Ketakutan
69
69. Demi Masa Depan
70
70. Malam Terakhir
71
71. Anak Yang Tak Diinginkan
72
72. Wanita Penabur Bunga
73
73. Hari Pertama
74
74. Dialog Dengan Mantan
75
75. Cek Kos Sebelah
76
7. Malam dan Dirinya
77
77. Kisah menantu dan mertuanya
78
78. Curhatan Ilyas
79
79. Malam dan Fitri
80
80. Naik Gunung
81
81. Sesosok Wanita Di depan Rumah
82
82. Yang Di depan Mata
83
82. Setelah Sekian Lama
84
83. Dialog Menjelang Matahari Terbit
85
85. Setelah lama tidak bertemu
86
86. Anak Pejabat, Lato-lato, dan Harapan
87
87. Pertemuan
88
88. Tentang Gadis Itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!