Reinkarnasi Dari Abu

Reinkarnasi Dari Abu

DICULIK

Di sebuah bangunan bobrok di pinggir kota ada seorang gadis yang tangan dan kaki nya terikat. Ia meringkuk di sudut.

Badannya kurus, pipinya cekung, penampilan nya tampak kotor tapi tidak mengubah fakta bahwa dia cantik. Hidungnya yang mancung dan wajahnya berbentuk oval melengkapi wajah cantiknya. Tapi sayangnya bibirnya yang semerah ceri sekarang kehilangan warnanya, tapi tidak dengan matanya yang masih berkilauan.

Sudah tiga hari Jian Qing dikurung disini. Penculik itu sudah menelpon ayahnya untuk meminta uang tebusan tapi tidak ada juga kabar dari ayahnya sampai sekarang. Ini adalah hari terakhirnya. Kalau misalnya tidak ada yang menolongnya, ia benar benar akan mati.

Ia takut hidupnya harus berakhir di umurnya yang ke sembilan belas tahun. Ia belum membalas dendam atas perlakuan ibu tiri dan saudaranya kepadanya. Ia benar benar tidak rela.

Walaupun sikap ayahnya agak dingin padanya tapi ia selalu menuruti kehendaknya. Jadi ia selalu berpikir ayahnya mencintainya dan pasti akan menyelamatkannya. Tetapi ia teringat ucapan ibu tirinya tempo hari.

"Apakah kamu tau alasan ayahmu selalu menuruti permintaanmu? Itu karena hak warisan perusahaan masih ada di tanganmu. Setelah umur mu sembilan tahun ia akan mengambilnya darimu. Jangan terlalu berharap pada ayahmu bila ada kecelakaan yang menimpamu nanti, dia tidak akan menolong mu."

"Apakah ini cuman skema ayahnya untuk mendapat warisan darinya?"

Tiba tiba Jian Qing tertawa terbahak bahak. Ia tertawa memikirkan kebodohannya selama ini. Tidak bisakah ia melihat perlakuan ayahnya selama ini. Walaupun ayahnya selalu menuruti permintaannya tapi ia bisa melihat sekilas tatapan jijik dari ayahnya. Ayah nya akan menjauhinya bila ia mencoba dekat dengannya.

Belakangan ini ia juga sering memarahinya hanya karena hal sepele. Bodoh bukan? Kenapa ia tidak melihatnya. Ia benar benar haus akan cinta jadi ia mengabaikan tatapan ayahnya selama ini. Salah kan ia yang terlalu percaya diri bahwa ayahnya mencintainya dibandingkan saudaranya.

Dulu waktu ia bertengkar dengan saudarinya ayah nya akan selalu membelanya. Tapi setelah mereka bertengkar saudarinya akan di panggil ke tempat kerjanya. Ia pikir ayahnya akan memarahi saudarinya jadi saat itu ia senang.

Tidak bisakah ia melihat walaupun saudarinya memasang wajah datar setelah keluar dari sana, matanya berbinar. Mana ada orang yang setelah dimarahi seperti itu. Ayahnya pasti membujuknya.

"Ceklek." pintu terbuka menandakan ada orang yang membuka pintu. Ia menjadi waspada. Walaupun penculik itu tidak menganiayanya tapi tetap saja ia takut.

"Ada orang yang ingin bertemu denganmu." Kata penculik itu.

Setelah beberapa saat masuklah dua orang wanita dari arah pintu penculik keluar tadi. Penampilannya benar benar bagus, yang terbukti ia memakai pakaian merek dari ujung kepala sampai ujung kaki sangat kontras dengan penampilannya saat ini.

"Bagaimana kabarmu, Jian Qing?" Tanya salah satu wanita itu tapi yang menjawab hanya keheningan dan tatapan marah gadis itu. Bagaimana ia bisa menjawab jika mulutnya ditutup seperti ini.

"Oh iya!" Wanita itu menepuk jidatnya karena lupa mulut gadis itu masih diisolasi.

"Sayang, lepaskan selotipnya nya!" Perintah wanita itu kepada putrinya yang sejak tadi berdiri disampingnya.

"Oke ma."

"Apa yang kau lakukan kepadaku? Kau yang memerintahkan mereka menculikku bukan?" Tanya Jian Qing dengan marah.

"Oh sayang bukan aku yang memerintahkan mereka tapi orang yang kau cintai." Seringai wanita itu.

"Ti..tidak mungkin." Ujar Jian Qing bersusah payah. Walaupun ia sudah menebak kebenarannya tapi ia masih berharap bukan ayahnya yang melakukannya. Ia lebih suka mendengar kalau ibu tirinya lah yang melakukannya.

"Ha..ha..ha kamu memang bodoh, tidak berbeda dari ibumu. Aku sudah bicara padamu waktu itu, tapi kamu masih tidak percaya. Berterima kasihlah kepadaku karena aku sudah berbaik hati akan memberimu kebenaran sebelum kematian mu."

"Ambilkan aku kursi!" Perintah wanita itu kepada penculik di luar.

"Oke. Aku akan menceritakan kebenarannya kepada gadis malang ini."

"Ibu mu meninggal bukan karena sakit tapi karena bunuh diri. Aku menghipnotisnya jadi ia meminum racun itu dengan tangannya sendiri. Ibumu benar benar bodoh percaya denganku saat itu. Ayahmu tidak mengetahuinya. Dia percaya kalau ibumu bunuh diri karena ibumu sudah mengetahui kebenaran nya setelah kamu lahir. Apakah kamu tau, kamu adalah anak haram. Sebelum ayahmu menikahi ibumu, dia sudah hamil duluan. Tapi karena balas dendam ayahmu bertekad tetap menikahi ibu mu. Yang membunuh orang tua ayahmu adalah kakekmu sendiri jadi ia membalas dendam untuk orang tuanya. Nak, hidupmu benar benar tragis." Ujar wanita itu seolah olah ikut bersedih dengan kehidupan gadis malang itu.

"Ti..tidak." ujar gadis itu tersendat sendat. Matanya sudah berlinang air mata. Kepalanya ia geleng gelengkan seolah membantah kebenaran kejam itu.

"Waktunya sudah habis. Siapkan semuanya." Perintah wanita itu.

"Ap..apa yang kau lakukan?" Tanya gadis itu dengan bingung.

"Tentu saja membunuhmu."

"Lepas..lepaskan aku!" ujar Jian Qing sambil berusaha melepaskan ikatan yang melilit kaki dan tangannya. Pergelangan kaki dan tangan nya yang sudah memar semakin memar akibat ia menggesekkan nya berkali kali.

"Tolong.. siapa saja disana tolong aku!" teriaknya dengan suara serak. Akibat tidak makan dan minum berhari hari membuat suaranya yang seindah malaikat menjadi serak.

Seruan gadis itu tidak ada yang menanggapinya. Dia mulai putus asa. Ia benar benar tidak menerima kematiannya seperti ini.

Semua penculik mulai menyiramkan bensin di bangunan bobrok itu. Bau bensin mulai memenuhi udara. Api mulai menyala dari ujung bangunan bobrok itu.

"Uhuk..uhuk." Jian Qing mulai batuk karena asap yang mulai menebal. Kayu dan atap juga mulai berjatuhan satu persatu.

"Sakit." Gumam Jian Qing ketika bongkahan kayu menimpa dirinya. Rasa sakit menghantam punggungnya karena ditimpa bongkahan kayu. Tapi sakit ini tidak seberapa dengan sakit pengkhianatan ayahnya. Ia benar benar tidak menyangka sosok yang dianggap panutan sekaligus ayahnya selama ini berbuat seperti ini kepadanya.

"Ayah, selamatkan aku..! Tolong aku ayah..!" Teriak Jian Qing. Walaupun ajal mendekatinya ia tetap memanggil ayahnya seolah olah melupakan kenyataan kejam tadi. Ia sangat mencintai ayahnya jadi ia berharap ayahnya akan menyelamatkannya.

Tapi sudah beberapa jam berlalu, ia merasa kematiannya semakin dekat. Tenggorokannya kering karena menghirup banyak asap. Ia terus batuk. Air matanya mulai berjatuhan entah karena asap atau karena kesedihan luar biasa yang di alaminya. Pandangannya mulai kabur. Ia merasakan setiap sel dari tubuhnya menjerit sakit.

"Apakah aku harus mati seperti ini. Aku tidak akan menerimanya. Aku akan membalas dendam walaupun menjadi hantu. Apa salahku hingga diperlakukan seperti ini. Bukan salahku dilahirkan menjadi anak haram. Kenapa ia tidak membunuhku saja sebelum aku dilahirkan. Aku membencinya. Aku benci semuanya." teriak gadis itu dalam hati ketika ia mulai merasa kegelapan menyelimutinya.

***

Salam kenal semuanya...

Ini karya pertama author, kalau ada kalimat yang kurang paham dari novel ini, harap maklumi ya!

Terpopuler

Comments

Parth NSaint

Parth NSaint

baru nemu

2024-07-02

0

Desta Wahyudi

Desta Wahyudi

ggg

2024-03-07

0

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

mampir thor

2023-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!