"Ibu, dimana kakak?" tanya Duan Qing kepada Su Xi.
Ia bingung dimana kakak pemilik asli. Biasanya kakak pemilik asli akan bergegas duluan ketika mendengar pemilik asli jatuh sakit. Dilihat dari memori pemilik asli, terbukti saudara laki laki nya ini sangat menyayanginya.
"Kakakmu sedang pergi ke luar negeri, jadi dia tidak bisa mengunjungi kamu."
"Kapan?"
"Seminggu yang lalu sayang." Balas Su Xi dengan lembut.
Tapi Duan Qing merasa tetap saja ada yang salah dari kata kata ibunya. Ketika menelusuri ingatan dari pemilik asli, saudara laki lakinya ini bukan orang yang betah berada di luar negeri. Kakak laki lakinya juga tidak menanyakan kabarnya sekarang ketika mendengar ia jatuh sakit.
"Ibu, sudah telpon kakak kan kalau aku sakit?" tanya Duan Qing memastikan.
"Sudah."
"Tapi kenapa kakak nggak pulang. Dia juga nggak nelpon aku." balas Duan Qing dengan bingung.
"Tidak usah menanyakan tentang kakakmu itu. Lebih baik anak durhaka itu tidak usah pulang saja." ujar Duan Ye dengan marah.
Ketika mengingat Anak laki lakinya itu lebih memilih percaya dengan orang luar ketimbang adiknya sendiri, dadanya naik turun karena marah. Beraninya ia? Sudah jelas jelas rubah itu yang jatuh sendiri kenapa putri kesayangannya yang disalah kan. Bagaimana ia tidak mengerti sifat putrinya sendiri. Walaupun putrinya memang terkesan manja tapi ia tidak akan mencelakai orang hanya karena cemburu.
"Ayah." tegur Su Xi dengan marah.
Sebenarnya Su Xi juga kecewa dengan putra sulungnya. Tapi ia yakin putra sulungnya akan berubah dan akan melihat kenyataan yang sebenarnya.
Duan Qing dengan bingung melihat orang tua nya dengan bergantian sambil memikirkan apa yang telah ia lewatkan dari ingatan pemilik asli. Sepertinya ada kejadian yang menimpa pemilik asli dan membuat kakak pemilik asli marah.
"Qing er, ibu sama ayah percaya bukan kamu yang mendorong Su Nian. Tidak usah memikirkan perbuatan kakakmu oke!" kata Su Xi dengan hati hati sambil memandang wajah pucat Duan Qing. Ia benar benar kasihan dengan anak perempuannya.
Walaupun Duan Qing kadang sangat nakal terhadap orang disekitarnya tetapi jika dihadapkan dengan kakak laki lakinya, ia akan sangat patuh. Baginya kakak laki lakinya merupakan orang yang di kaguminya sekaligus orang terdekatnya, bahkan melebihi orang tuanya. Karena orang tua pemilik asli sering bepergian ke luar negeri jadi kakak laki lakinya lah yang berperan penting bagi kehidupan pemilik asli.
"Iya bu." balas Duan Qing dengan pelan.
Ia sudah tidak bertenaga lagi ditambah tubuhnya juga sangat lemah setelah bangun dari koma. Semua kejadian ini membuatnya bingung. Ia butuh sendiri untuk memikirkan apa yang harus ia hadapi kedepannya.
Duan Qing melihat putrinya masih lemas tidak bertenaga menjadi tidak tega mengajaknya mengobrol lagi. Ia peka kalau putrinya sudah lelah. Dengan berat hati ia meninggalkan putrinya untuk beristirahat walaupun ia masih ingin mengobrol dengan putrinya untuk melepas rindu.
"Kalau gitu, ibu sama ayah pulang dulu ya. Ibu mau buatin makanan buat kamu sekalian bawa baju ganti. Nggak papa kan tinggal disini sendiri?" tanya Su Xi dengan lembut.
"Nggak papa kok. Ibu sama ayah pulang aja." balas Duan Qing.
Lagi pula ia memang sengaja ingin ditinggal sendiri. Ia butuh ruang untuk memikirkan semua kejadian yang dialaminya.
Sambil menutup pintu Su Xi menoleh ke belakang lagi. Dilihatnya putrinya melambaikan tangannya sambil mengisyaratkan ia tidak apa apa ditinggal sendiri.
Sebenarnya ia merasa ada yang berbeda dari putrinya tapi ia tidak tau apa yang membuatnya berbeda. Semua tingkah laku nya hari ini sangat berbeda. Putrinya akan berkata dengan kasar bila berbicara dengannya walaupun ia sedang sakit. Tapi kenapa putrinya berbicara lemah lembut dengannya hari ini. Apakah karena sakitnya hari ini sangat parah dibandingkan yang sebelumnya.
Memang dokter memberitahunya kalau jantung putrinya sempat berhenti berdetak selama dua menit. Itu membuatnya sangat cemas. Ia langsung memesan tiket pesawat detik itu juga ke kota F.
Syukurlah dokter berhasil menarik putrinya dari kematiannya. Ia sangat bersyukur. Baginya kehidupan putrinya sangat berharga. Ia dan suaminya sudah berjuang keras untuk kehidupan putrinya selama dua puluh tahun. Putrinya sudah sangat menderita.
Semenjak ia lahir kehidupan putrinya hanya sebatas rumah dan rumah sakit. Ia tidak diperbolehkan keluar ataupun bermain dengan teman sebayanya.
Di saat teman seusianya bersekolah, putrinya hanya bisa belajar dari rumah sambil melihat teman seusianya bermain main diluar. Karena kondisi putrinya kadang kadang tidak stabil, ia membeli peralatan rumah sakit sendiri dan juga mempunyai dokter pribadi sendiri.
Sekarang kondisi putrinya sudah mulai membaik, maka dari itu ia memperbolehkan putrinya belajar di perguruan tinggi. Ia pikir ketika mendengar penyakit putrinya kambuh lagi, ia akan melihat jenazah putrinya karena dokter memperkirakan hidup putrinya tidak akan mencapai usia dua puluh tahun tapi sungguh keajaiban putrinya masih hidup sampai sekarang.
**
Sekarang tinggallah Duan Qing sendiri. Lingkungan yang sepi sangat mendukung dengan kondisinya saat ini. Ia sangat membutuhkan ketenangan untuk berpikir. Kenapa kakak pemilik asli tidak mengunjungi nya padahal kakak pemilik asli sangat menyayangi pemilik asli. Apa yang ia lewatkan dari ingatan pemilik asli.
"Sudahlah." pikirnya. Ia butuh tidur untuk menghadapi masalah yang ia alami kedepannya.
Ketika Duan Qing sedang tidur nyenyak di bangsalnya. Duan Qing bermimpi melihat orang yang sama persis seperti dirinya berdiri dihadapannya. Ia memakai pakaian rumah sakit, wajahnya sangat pucat, dan tubuhnya juga transparan seakan akan menghilang detik itu juga.
"Jian Qing kan." tanya nya dengan lembut.
Jian Qing mengangguk patuh sambil memperhatikan orang yang berdiri di depannya. Ia sangat yakin sekarang bahwa orang yang ada dihadapannya adalah pemilik asli karena ia sama persis dengan dirinya saat ini.
"Bolehkah aku meminta tolong?"
"Tolong jaga keluargaku di masa depan. Aku sangat bersalah kepada orang tuaku. Aku tidak mendengarkan perkataan mereka dan tetap gigih melaksanakan pertunangan dengan laki laki bajingan itu. Sebenarnya aku ingin melakukannya ketika tersadar dari koma. Tapi aku melihat diriku melayang di atas tubuh dan tau ternyata aku sudah mati. Aku ingin kau melaksanakan keinginanku." katanya sambil memohon.
Tentu saja Jian Qing dengan senang hati memenuhi keinginan pemilik asli. Lagipula ia sudah menempati tubuh pemilik asli. Merupakan kewajiban baginya untuk menjaga orang tua pemilik asli. Ditambah ia juga sangat menginginkan kehangatan anggota keluarga. Ketika melihat mata orang tua pemilik asli kepadanya, yang ia lihat hanyalah kasih sayang tulus yang tak ada habisnya. Tidak ada kilatan jijik, benci, ataupun marah dari mata mereka. Ia sangat mendambakannya. Ia bersumpah akan menjaga kehangatan ini semaksimal mungkin.
"Perlihatkan kepada saudaraku warna asli perempuan itu. Perempuan itu mendekati saudaraku karena ia ingin menghancurkan keluarga kami. Ia memulainya dari saudaraku karena saudaraku adalah pewaris perusahaan keluarga kami. Ia ingin keluargaku terpecah belah, supaya ia dengan mudah menghancurkan keluargaku. Sepertinya perempuan itu, juga antek dari orang lain. Aku pernah menguping pembicaraannya dengan seseorang di telpon tentang ia menghancurkan keluarga kami."
"Baiklah." balas Jian Qing.
Setelah itu tubuh Duan Qing mulai menghilang di hadapan Jian Qing. Ia melambaikan tangannya kepada Jian Qing sambil tersenyum tanpa beban.
Ketika melihat Duan Qing tersenyum padanya, Ia tahu Duan Qing meninggal dengan damai. Semoga saja Duan Qing beristirahat dengan tenang di alam sana. Disini ia akan melanjutkan kehidupannya dan juga memenuhi pemintaan pemilik asli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
gak ngerti sama ibunya, katanya sayang, tapi kok anaknya sering di tinggalin bukannya di temenin 😕😕😕
2023-01-28
1