Issa Asa
Suara petikan gitar memenuhi seluruh ruangan berukuran 3x3 meter, ruangan dengan banyak alat music, dari drum, keyboard, beberapa jenis gitar, mic, sound, dan jangan lupakan kabel-kabel yang menghubung satu sama lain. Seorang pria tampan dengan rambut rapi berwarna hitam, memakai kaos putih dipadukan dengan celana pendek dan sneakers senada. ruang music kedap suara juga berisi satu sofa panjang untuk duduk-duduk santai, pria yang tengah memainkan gitar akustik itu bernama ALGHISSA PRADIPTA atau yang biasa di panggil dengan nama ISSA, nama panggilan serta nama panggungnya. Sejak debut nya 1 tahun yang lalu saat umurnya masih 17 tahun, Issa hanya memiliki 2 lagu EP yang ia ciptakan sendiri, bermusik adalah hidupnya, music seakan udara bagi Issa, tanpa music serasa mati dan sesak.
"aku ingin putus." Suara yang terus terngiang-ngiang di kepalanya sejak satu minggu yang lalu, hubungan Issa dengan wanita yang sangat ia cintai harus berakhir begitu saja saat wanita itu memilih untuk fokus pada kuliah. Katanya fokus pada kuliah, tapi Issa sadar kalau mungkin hubungan mereka yang terlalu lama terasa membosankan.
"****!!." Teriak Issa kesal, pria itu meletakkan kembali gitarnya dan meninggalkan studio music nya.
Rumah lantai dua dengan 2 kamar dan satu studio adalah rumah milik Issa sendiri, di umurnya yang sekarang masih 18 tahun, Issa sudah memiliki rumah sendiri dari tabungannya. Alasan dia membeli rumah sendiri adalah untuk bermusik, jika dia tetap tinggal di rumah keluarganya, semua akan terganggu dengan music Issa setiap malam, apalagi anggota keluarga Issa yang cukup banyak.
Issa menuruni tangga sambil memakai kemeja kotak-kotak ke tubuhnya tanpa di kancingkan, pria itu menngambil kunci mobil di meja dan keluar dari rumah. Jam menunjukkan pukul 5 sore saat dia memutuskan untuk bertemu dengan temannya, apalagi kalau bukan untuk nongkrong. Issa tiba di rumah BAGASKARA RANGGA atau yang biasa di panggil BAGAS, sama seperti Issa, Bagas juga menyukai music, sesekali mereka berdua ikut manggung, hanya saja tetap itu adalah acara milik Issa. Susahnya bagi Bagas yaitu menyangkut tampang, karena tampangnya yang biasa saja, cukup sulit untuk menjadi tenar apalagi di lirik produser seperti Issa.
"lagi galau nih bos." Sindir Bagas, Bagas selalu tau mengenai Issa karena mereka berdua sangat dekat, keluarga Bagas sendiri juga sudah menganggap Issa seperti anak sendiri, bahkan ibu Bagas lebih sayang pada Issa ketimbang anak kandungnya sendiri. Itu berbanding terbalik dengan Ibu Issa yang sangat sayang pada Bagas ketimbang dengan anak kandungnya sendiri. Orang tua teman memang selalu berbeda dari yang lain.
"berisik lo, ikut ngga?."
"hahaha santai dong."
Mereka berdua pergi ke café langganan Bagas, café yang tidak terlalu jauh dan kalau malam selalu ramai. Kemungkinan mereka sampai sana sekitar jam 6 karena kelamaan di rumah Bagas. Yang lama itu Bagas nya karena harus dandan dulu, padahal mau di bentuk seperti apapun wajahnya tidak berubah kalau Issa boleh berpendapat, harusnya Bagas membeli skincare daripada pakaian-pakaian mahal dengan uang yang pas-pasan.
"Coffee Late 1, lo apa?." tanya Bagas
"sama in aja."
"oke, berarti dua mas."
"mohon di tunggu."
"jangan lama-lama mas."
"siap."
Issa dan Bagas duduk disalah satu meja kosong yang ada di pojok, Bagas mengambil gitar terlebih dahulu kemudian ikut bergabung dengan Issa yang sudah duduk di meja nya. Issa yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Bagas yang sibuk nyanyi sambil bermain gitar. Waktu berlalu cukup cepat saat hari mulai gelap dan lampu mulai menyala satu persatu. Suasana yang semula tenang menjadi ramai karena pengunjung berdatangan. Yang tadinya banyak meja kosong sekarang menjadi penuh, tapi Issa dan Bagas masih stay di tempatnya, banyak wanita yang terang-terangan membicarakan Issa, siapa yang tidak tau Issa, bahkan tiket manggungnya saja di bandrol dengan harga 200ribu dan paling mahal di angka 500rb satu tiket masuk, hanya saja panggung terakhir nya udah sekitar 6 bulan lalu, dan sampai sekarang Issa belum juga mengeluarkan lagu baru. Apalagi saat pacarnya meminta putus, Issa semakin tidak bisa berfikir, bukan karena tidak ingin putus, tapi Issa bingung alasan pacarnya meminta putus belum jelas dan baginya tidak jelas. Hanya spekulasi yang Issa buat sendiri, bahwa mantan pacarnya itu sudah bosan.
Tiba-tiba ada permintaan airdrop masuk ke ponsel Issa, sebuah foto yang Issa sendiri tidak tau dari mana tapi nama air drop nya ASA. Nama yang hampir mirip dengannya, Isa pun meng-acc nya dan saat dibuka malah foto selfie 3 orang wanita, mereka bertiga tersenyum cerah. Issa melihat sekitar, siapa pemilik wajah itu hingga Issa menemukan salah satu meja dengan tiga wanita di sana. Kemungkinan besar adalah mereka, dari yang Issa lihat sepertinya mereka juga tidak sadar kalau fotonya salah kirim ke orang lain.
"lo kenapa dah." Bagas bingung saat melihat Issa yang celingak celinguk sambil tersenyum. Hingga pandangan Bagas tertuju pada salah satu meja yang Issa lihat "lo mau kenalan sama mereka?."
"apa? engga."
"atas nama ASA!." Teriak pelayan sambil membawa nampan berisi pesanan, salah satu wanita mengangkat tangannya, wanita berambut hitam panjang dengan senyum cerah. Entah kenapa melihat senyumannya, Issa ikut tersenyum membuat Bagas mulai iseng.
"yang namanya ASA di cariin ISSA nih!." Teriak Bagas yang mendapatkan perhatian semua pengunjung termasuk ASA yang juga menengok kearah Bagas "HAI ASA!." Teriak Bagas kembali saat Asa melihat kearah meja meraka.
"Anjing berisik lo!." Ucap Issa kesal.
Asa hanya tersenyum pada Bagas dan Issa kemudian kembali berbincang dengan teman-temannya yang juga ikut menggoda Asa.
"lo bikin malu aja sih gas." Ucap Issa kembali
"kalau mau kenalan sana aja, ngapain diem-diem liatin."
"suka-suka gue."
"btw gue setuju kalau lo cepet move on, lagian masih stuck aja di Gea yang gajelas itu. Kalau Gea udah ngga mau sama lo ya udah lah lo cari yang lain, lagian yang namanya Asa cakep juga loh, sayang tuh, kalau lo ngga mau, biar gue aja."
"GA!." Issa beranjak dari tempat duduknya, pria itu berjalan menuju ke meja dimana Asa duduk menghampirnya dengan cukup malu-malu.
"ASA?." Tanya Issa yang membuat Asa menengok kebelakang.
"Iya?." Asa tersenyum
"tadi lo salah kirim AirDrop ke gue."
"Ha? Serius? Maaf ya, bisa di hapus aja, maaf ya."
"eh engga papa kok, gue Issa." Issa mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Asa.
Disaat Asa yang masih bengong sambil senyum, kedua teman Asa heboh sendiri karena melihat Issa berada di hadapannya bahkan mengajak temannya berkenalan.
"gue Asa, terus ini Adinda, dan ini Wendy." Asa menerima jabat tangan dari Issa sambil tersenyum.
"Hai Issa, gue suka dengerin lagu lo." Ucap Wendy senang.
"ohhh thanks Wendy. Btw gue boleh minta kontak lo ngga Sa?."
Kedua teman Asa kembali heboh.
"ha? Kalau IG aja gimana?."
"boleh, apa instagram lo, biar gue follow ntar."
"@.alyasaputri."
"oke thanks ya, gue balik kesana dulu."
"okay." Asa melambaikan tangannya pada Issa sambil tersenyum. Sedangkan Issa malah salting sendiri, untuk pertama kalinya jantungnya berdegub kencang kembali melihat wanita selain Gea saat pertama kali bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
J. Blythe Daerlean
bagus, kak...
2022-09-19
0