NovelToon NovelToon

Issa Asa

Song 0.1

Suara petikan gitar memenuhi seluruh ruangan berukuran 3x3 meter, ruangan dengan banyak alat music, dari drum, keyboard, beberapa jenis gitar, mic, sound, dan jangan lupakan kabel-kabel yang menghubung satu sama lain. Seorang pria tampan dengan rambut rapi berwarna hitam, memakai kaos putih dipadukan dengan celana pendek dan sneakers senada. ruang music kedap suara juga berisi satu sofa panjang untuk duduk-duduk santai, pria yang tengah memainkan gitar akustik itu bernama ALGHISSA PRADIPTA atau yang biasa di panggil dengan nama ISSA, nama panggilan serta nama panggungnya. Sejak debut nya 1 tahun yang lalu saat umurnya masih 17 tahun, Issa hanya memiliki 2 lagu EP yang ia ciptakan sendiri, bermusik adalah hidupnya, music seakan udara bagi Issa, tanpa music serasa mati dan sesak.

"aku ingin putus." Suara yang terus terngiang-ngiang di kepalanya sejak satu minggu yang lalu, hubungan Issa dengan wanita yang sangat ia cintai harus berakhir begitu saja saat wanita itu memilih untuk fokus pada kuliah. Katanya fokus pada kuliah, tapi Issa sadar kalau mungkin hubungan mereka yang terlalu lama terasa membosankan.

"****!!." Teriak Issa kesal, pria itu meletakkan kembali gitarnya dan meninggalkan studio music nya.

Rumah lantai dua dengan 2 kamar dan satu studio adalah rumah milik Issa sendiri, di umurnya yang sekarang masih 18 tahun, Issa sudah memiliki rumah sendiri dari tabungannya. Alasan dia membeli rumah sendiri adalah untuk bermusik, jika dia tetap tinggal di rumah keluarganya, semua akan terganggu dengan music Issa setiap malam, apalagi anggota keluarga Issa yang cukup banyak.

Issa menuruni tangga sambil memakai kemeja kotak-kotak ke tubuhnya tanpa di kancingkan, pria itu menngambil kunci mobil di meja dan keluar dari rumah. Jam menunjukkan pukul 5 sore saat dia memutuskan untuk bertemu dengan temannya, apalagi kalau bukan untuk nongkrong. Issa tiba di rumah BAGASKARA RANGGA atau yang biasa di panggil BAGAS, sama seperti Issa, Bagas juga menyukai music, sesekali mereka berdua ikut manggung, hanya saja tetap  itu adalah acara milik Issa. Susahnya bagi Bagas yaitu menyangkut tampang, karena tampangnya yang biasa saja, cukup sulit untuk menjadi tenar apalagi di lirik produser seperti Issa.

"lagi galau nih bos." Sindir Bagas, Bagas selalu tau mengenai Issa karena mereka berdua sangat dekat, keluarga Bagas sendiri juga sudah menganggap Issa seperti anak sendiri, bahkan ibu Bagas lebih sayang pada Issa ketimbang anak kandungnya sendiri. Itu berbanding terbalik dengan Ibu Issa yang sangat sayang pada Bagas ketimbang dengan anak kandungnya sendiri. Orang tua teman memang selalu berbeda dari yang lain.

"berisik lo, ikut ngga?."

"hahaha santai dong."

Mereka berdua pergi ke café langganan Bagas, café yang tidak terlalu jauh dan kalau malam selalu ramai. Kemungkinan mereka sampai sana sekitar jam 6 karena kelamaan di rumah Bagas. Yang lama itu Bagas nya karena harus dandan dulu, padahal mau di bentuk seperti apapun wajahnya tidak berubah kalau Issa boleh berpendapat, harusnya Bagas membeli skincare daripada pakaian-pakaian mahal dengan uang yang pas-pasan.

"Coffee Late 1, lo apa?." tanya Bagas

"sama in aja."

"oke, berarti dua mas."

"mohon di tunggu."

"jangan lama-lama mas."

"siap."

Issa dan Bagas duduk disalah satu meja kosong yang ada di pojok, Bagas mengambil gitar terlebih dahulu kemudian ikut bergabung dengan Issa yang sudah duduk di meja nya. Issa yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Bagas yang sibuk nyanyi sambil bermain gitar. Waktu berlalu cukup cepat saat hari mulai gelap dan lampu mulai menyala satu persatu. Suasana yang semula tenang menjadi ramai karena pengunjung berdatangan. Yang tadinya banyak meja kosong sekarang menjadi penuh, tapi Issa dan Bagas masih stay di tempatnya, banyak wanita yang terang-terangan membicarakan Issa, siapa yang tidak tau Issa, bahkan tiket manggungnya saja di bandrol dengan harga 200ribu dan paling mahal di angka 500rb satu tiket masuk, hanya saja panggung terakhir nya udah sekitar 6 bulan lalu, dan sampai sekarang Issa belum juga mengeluarkan lagu baru. Apalagi saat  pacarnya meminta putus, Issa semakin tidak bisa berfikir, bukan karena tidak ingin putus, tapi Issa bingung alasan pacarnya meminta putus belum jelas dan baginya tidak jelas. Hanya spekulasi yang Issa buat sendiri, bahwa mantan pacarnya itu sudah bosan.

Tiba-tiba ada permintaan airdrop masuk ke ponsel Issa, sebuah foto yang Issa sendiri tidak tau dari mana tapi nama air drop nya ASA. Nama yang hampir mirip dengannya, Isa pun meng-acc nya dan saat dibuka malah foto selfie 3 orang wanita, mereka bertiga tersenyum cerah. Issa melihat sekitar, siapa pemilik wajah itu hingga Issa menemukan salah satu meja dengan tiga wanita di sana. Kemungkinan besar adalah mereka, dari yang Issa lihat sepertinya mereka juga tidak sadar kalau fotonya salah kirim ke orang lain.

"lo kenapa dah." Bagas bingung saat melihat Issa yang celingak celinguk sambil tersenyum. Hingga pandangan Bagas tertuju pada salah satu meja yang Issa lihat "lo mau kenalan sama mereka?."

"apa? engga."

"atas nama ASA!." Teriak pelayan sambil membawa nampan berisi pesanan, salah satu wanita mengangkat tangannya, wanita berambut hitam panjang dengan senyum cerah. Entah kenapa melihat senyumannya, Issa ikut tersenyum membuat Bagas mulai iseng.

"yang namanya ASA di cariin ISSA nih!." Teriak Bagas yang mendapatkan perhatian semua pengunjung termasuk ASA yang juga menengok kearah Bagas "HAI ASA!." Teriak Bagas kembali saat Asa melihat kearah meja meraka.

"Anjing berisik lo!." Ucap Issa kesal.

Asa hanya tersenyum pada Bagas dan Issa kemudian kembali berbincang dengan teman-temannya yang juga ikut menggoda Asa.

"lo bikin malu aja sih gas." Ucap Issa kembali

"kalau mau kenalan sana aja, ngapain diem-diem liatin."

"suka-suka gue."

"btw gue setuju kalau lo cepet move on, lagian masih stuck aja di Gea yang gajelas itu. Kalau Gea udah ngga mau sama lo ya udah lah lo cari yang lain, lagian yang namanya Asa cakep juga loh, sayang tuh, kalau lo ngga mau, biar gue aja."

"GA!." Issa beranjak dari tempat duduknya, pria itu berjalan menuju ke meja dimana Asa duduk menghampirnya dengan cukup malu-malu.

"ASA?." Tanya Issa yang membuat Asa menengok kebelakang.

"Iya?." Asa tersenyum

"tadi lo salah kirim AirDrop ke gue."

"Ha? Serius? Maaf ya, bisa di hapus aja, maaf ya."

"eh engga papa kok, gue Issa." Issa mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Asa.

Disaat Asa yang masih bengong sambil senyum, kedua teman Asa heboh sendiri karena melihat Issa berada di hadapannya bahkan mengajak temannya berkenalan.

"gue Asa, terus ini Adinda, dan ini Wendy." Asa menerima jabat tangan dari Issa sambil tersenyum.

"Hai Issa, gue suka dengerin lagu lo." Ucap Wendy senang.

"ohhh thanks Wendy. Btw gue boleh minta kontak lo ngga Sa?."

Kedua teman Asa kembali heboh.

"ha? Kalau IG aja gimana?."

"boleh, apa instagram lo, biar gue follow ntar."

"@.alyasaputri."

"oke thanks ya, gue balik kesana dulu."

"okay." Asa melambaikan tangannya pada Issa sambil tersenyum. Sedangkan Issa malah salting sendiri, untuk pertama kalinya jantungnya berdegub kencang kembali melihat wanita selain Gea saat pertama kali bertemu.

Song 0.2

Rumah bagaikan neraka, suara-suara bantingan barang setiap malam terdengar bagaikan sebuah nada yang mangalun terburu-buru sehingga tidak menimbulkan seni.  Tapi kemana lagi akan pergi jika itulah satu-satunya tempat untuk pulang, disaat pusing dengan tugas-tugas kuliah, apa lagi yang bisa dilakukan selain berdiam diri didalam kamar mendengarkan music. Seorang wanita cantik berambut panjang dengan warna hitam kecoklatan yang tengah duduk didepan meja belajarnya sambil mengerjakan tugas dan mendengarkan music. Dia ALYASA PUTRI atau yang kerap di sapa dengan nama ASA, wanita yang cukup ceria jika di luar, cepat akrab dengan orang yang baru ia temui adalah salah satu nilai plusnya. Bagi Asa tiada tempat untuk berbahagia selain bertemu dengan teman-temannya atau orang yang ingin berteman dengannya.

Satu lembar berlalu setelah mengetik di laptop cukup lama, sebuah pesan masuk ke ponsel Asa dari teman-temannya di grup, grup yang hanya berisi tiga orang yang telah bersahabat cukup lama, yaitu Asa, Adinda, dan Wendy. Mereka bertiga satu SMP, SMA, bahkan satu Universitas, hanya saja mereka berbeda fakultas, kalau Asa dari Fakultas Hukum, sedangkan Adinda memilih Jurusan Ekonomi Bisnis, dan Wendy dari Administrasi Negara. Walaupun berbeda fakultas, tetapi mereka hampir setiap hari hangout bareng kalau ada waktu luang, buktinya sudah ada ajakan untuk nongki malam ini.

Asa menutup lembar kerja ms.word nya kemudian mematikan laptopnya, wanita itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan kemudian memilih pakaian yang akan ia kenakan. Pilihannya jatuh pada hoddie oversize berwarna navy, Asa tersenyum sambil berdiri didepan kaca memperlihatkan penampilannya. Setelah memakai pakaiannya, Asa menata rambutnya juga sedikit memberikan make up tipis pada wajahnya. Umurnya sudah 20 tahun tapi masih terlihat lebih muda dua tahun karena karena penampilannya yang simpel dan senyum tawanya yang tidak pernah tertinggal dimanapun dan kapanpun.

Jam menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit, mereka bertiga janjian di café 123 jam 7, jika Asa berangkat sekarang maka sampai di café tepat jam 7. Asa mengambil tas selempangnya kemudian keluar dari rumah, wanita itu sudah memesan ojek online yang menunggunya di depan rumah. Rumahnya sudah sepi tidak seperti tadi, bahkan jika Asa tidak pulang juga tidak akan ada yang mencarinya, kedua orang tuanya sibuk bekerja, pulang ke rumah hanya untuk bertengkar.

Asa sampai di depan café 123 bertepatan dengan Adinda dan Wendy yang baru saja tiba menggunakan motor, mereka berdua barengan karena rumahnya yang berdekatan jadi berangkat bersama naik motor Wendy. Mereka bertiga masuk kedalam café, Wendy lebih dahulu heboh saat melihat ada idola nya duduk di salah satu meja. ISSA atau Alghissa Pradipta, seorang penyanyi solo R&B yang tengah di gandrungi para remaja jaman sekarang, bahkan umurnya saja dibawah mereka bertiga tapi Wendy sangat tau karena Wendy mengikuti Issa sejak debut pertamanya pada tahun 2019. Jika Wendy saja suka maka sudah dipastikan Adinda juga suka, karena mereka berdua seleranya hampir sama, sedangkan Asa mungkin tau lagunya tapi Asa tidak tau penyanyinya siapa, karena Asa tipe orang yang suka mendengarkan music tanpa tau penyanyinya siapa, yang penting lagunya masuk telinga.

"selamat datang." Sapa pelayan tempat order sekaligus pembayaran.

"kak mau es Americano 1."

"es matcha expresso."

"2."

"saya ulangi ya, Ice Americano 1, Ice Matcha Expresso 2, ada tambahan lagi?."

"French fries sama Siomay ayam."

"sudah kak?."

"sudah."

"totalnya 95.000 rupiah."

"ini."  Asa memberikan uang 100rb an, kemudian mendapatkan kembalian 5rb an.

Mereka duduk di salah satu meja yang untungnya masih kosong\, lebih tepatnya pengunjung sebelumnya sudah pulang. Berbincang sangat hebat dan berfoto bersama\, beberapa jepretan melalui ponsel Asa yang kebetulan ponselnya memang baru\, Iph*n* 13 case warna hijau toska. Melalui airdrop Asa mengirimkan foto-foto mereka\, dia tidak sadar kalau salah kirim satu foto yang harusnya ke Adinda malah ke orang lain.

"sa fotonya belum masuk ke gue." Protes Adinda saat belum ada juga foto masuk ke ponsel nya.

"laahh perasaan udah, wait." Asa mengirimkan ulang tanpa mengecek lagi yang sebelumnya kemana.

Cukup lama mereka menunggu pesanan datang, hingga nama Asa pun dipanggil. "atas nama ASA!." Teriak pelayan sambil melihat kesana kemari, Asa pun mengangkat tangannya sambil tersenyum. Pelayan tersebut menghampiri meja Asa dan menurunkan seluruh pesanannya.

"terimakasih mas."

"sama-sama, maaf lama, selamat menikmati."

"sip." Asa mengacungkan jempol sambil memamerkan deretan giginya.

Belum sampai pelayan meninggalkan meja mereka, ada suara lagi memanggil nama Asa. "YANG NAMANYA ASA DI CARIIN ISSA!." Teriak dari salah satu meja paling pojok yang membuat Asa menoleh juga kedua temannya menoleh kearah sumber suara. Asa hanya tersenyum, namun Adinda dan Wendy malah saling lempar senyum salah tingkah.

Beberapa menit kemudian seseorang menghampiri meja Asa dan teman-temannya.

"ASA?." Suara yang memanggil namanya dari arah belakang membuat Asa menoleh kebelakang, saat menemukan pria yang cukup tampan berdiri didepannya.

"Iya?." Asa hanya melemparkan senyuman, namun pria itu malah terlihat salah tingkah.

"tadi lo salah kirim airdrop ke gue." Asa cukup terkejut mendengarnya, lagi-lagi dia ceroboh.

"Ha? Serius? Maaf ya, bisa di hapus aja, maaf ya." Jawab Asa tidak enak, takut dikira sengaja biar di notice.

"eh engga papa kok, gue Issa."  Dia memperkenalkan dirinya dengan nama Issa, tidak asing karena Wendy dan Adinda sering membicarakannya, buktinya sekarang mereka berdua heboh sendiri.

"gue Asa, terus ini Adinda, dan ini Wendy."

"Hai Issa, gue suka dengerin lagu lo." Ucap Wendy senang.

"ohhh thanks Wendy. Btw gue boleh minta kontak lo ngga Sa?."

Kedua teman Asa kembali heboh.

"ha? Kalau IG aja gimana?." Untuk pertama kalinya ada yang meminta kontak Asa, biasanya minta kontak Adinda atau Wendy, karena sebenarnya mereka berdua cukup cantik ketimbang Asa yang penampilannya biasa-biasa saja, make up juga tidak seperti Adinda dan Wendy yang selalu perfect.

"boleh, apa instagram lo, biar gue follow ntar." Issa mengeluarkan ponselnya.

"@.alyasaputri."

"oke thanks ya, gue balik kesana dulu."

"okay." Asa melambaikan tangannya pada Issa sambil tersenyum, kebiasaan yang tidak pernah bisa Asa hilangkan, yaitu melambaikan tangan pada orang yang pergi sambil tersenyum.

"demi apa, Issa minta kontak lo? Ngga! Padahal kan gue yang suka Issa." Rengek Wendy, melihat Wendy seperti itu membuat Asa tidak nyaman. Sebuah notif masuk ke ponselnya, ISSA mulai mengikuti anda, akun centang biru yang di ikuti 1,5juta dan hanya mengikuti 200 orang dengan foto profil laki-laki membawa gitar diatas panggung.

"Issa beneran ngefollow lo Sa?." Tanya Adinda

"ini?." Asa menunjukkan ponselnya, tepat akun istagram Issa yang mulai mengikuti Asa.

"gue iri, tapi gue ikhlas kalau sahabat gue sama idola gue, its oke." Ucap Wendy yang hanya di sambut cengiran Asa. Asa pun mulai memfollow Issa seperti kata kedua temannya yang mengharuskan Asa memfollow balik Issa.

Song 0.3

Issa terus menunggu notifikasi dari benda pipih berwarna hitam yang berada di sebelahnya, pria itu masih berada di depan televisi tengah menonton tayangan yang sama sekali tidak menarik perhatiannya, karena dia malah fokus dengan imajinasinya sendiri menunggu balasan dari seseorang yang membuat fikirannya sejak tadi tidak fokus. Issa yang sebelumnya tidak semangat karena habis putus, tiba-tiba energinya menjadi sangat penuh setelah bertemu dengan wanita ceria yang tersenyum padanya. Katakanlah bahwa Issa baperan, toh itu juga benar karena Issa sendiri tau bahwa wanita itu murah senyum pada siapapun, bukan hanya kepada Issa.

Suara denting notifikasi dari ponsel membuat Issa langsung menoleh, nama Alyasa Putri terpampang di notifikasi instagramnya, Issa tersenyum kemudian membalas direct message yang Asa kirimkan padanya. Mereka berdua saling mengirim pesan melalui instagram, Issa berfikir bahwa Asa akan mencuekannya tapi ternyata Asa adalah orang paling seru, pembahasannya tidak begitu serius lebih banyak bercanda nya membuat Issa senyum-senyum sendiri.

Sambil berjalan menuju kedapur mengambil air minum, Issa terus mengetik pesan untuk Asa, bahkan sambil menggosok gigi, mencuci muka, memakai skincare pun Issa sibuk senyum senyum sendiri melihat ponselnya. Waktunya tidur, ucapan selamat tidur mengakhiri kegiatan hari ini, Issa mulai terlelap dalam tidurnya hingga pagi menyapanya kembali.

Sraaakkk

Suara tirai terbuka, cahaya matahari menerobos masuk ke kamar Issa mengenai wajah tampannya, pria itu langsung terbangun dengan menutup matanya menggunakan tangan karena cahaya yang membuat silau.

"banguunnn!!." Teriakan yang sangat Issa kenali, siapa lagi kalau bukan ibunya yang punya akses masuk kerumah hanya ibu dan ayahnya saja.

"ma, ngapain sih pagi-pagi, masih ngantuk nih."

"bangun! Cepat!." Tangan ibunya menarik kaki Issa paksa membuat sang empu nya mau tidak mau bangun dari tidur.

"iya iya."

"cuci muka terus turun, ada yang mau mama bicarakan sama kamu."

"iya ma."

Setelah mencuci mukanya, Issa menuruni tangga menuju ke meja makan yang sudah ada banyak sarapan diatas meja, tentu saja Issa sangat senang, dia tidak perlu memasak sendiri atau membeli di luar lagi seperti biasanya.

Issa duduk di kursi depan meja makan bergabung dengan ibunya, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dan sudah tinggal sendiri adalah suatu hal yang sangat membanggakan, tapi terkadang orang tua ingin sesuatu hal lain untuk anak-anaknya.

"mama mau kamu kuliah."

"apa ma?."

"kuliah."

"tapi kan mama sendiri tau kalau Issa ngga lolos dimana-mana, susah ma."

"kalau begitu di universitas swasta saja, disini kan banyak yang bagus."

"mahal."

"beli rumah aja bisa kenapa kuliah doang ngga bisa, masalah kuliah mama sama papa yang akan biayai, kamu hanya perlu belajar yang rajin saja."

"tapi Issa males deh ma."

"kamu fikirin lagi, mama kasih waktu satu minggu sebelum pendaftaran di tutup jadi putuskan dengan baik, mama harap kamu bisa kuliah."

"iya ma."

Ibunya hanya mengatakan hal itu kemudian langsung pergi bekerja, karena tidak mungkin ibunya stay disana hanya untuk menemani anaknya sarapan di jam 8 pagi, banyak pekerjaan yang harus dikerjakan juga.

Sambil makan, Issa melihat ponselnya dia kembali mengirim direct message pada Asa. Syukurnya Asa langsung menjawab pesan yang Issa kirimkan, yang Issa tau setelah mengobrol panjang lebar melalui chat, Asa lebih tua darinya walaupun wajahnya terlihat seumuran dengannya, kemungkinan hal itu terjadi karena sifat Asa yang murah senyum. Asa sedang kuliah semester empat menuju ke semester lima di jurusan ilmu hukum, walaupun sebenarnya Asa ingin masuk jurusan DKV, Asa juga suka membaca novel dan komik, Asa juga suka mendengarkan beberapa genre music termasuk lagu Issa, sesekali Asa mendengarkan juga. Mereka berdua memutuskan untuk bertemu di akhir pekan nanti, karena Asa juga tidak lagi kuliah, tugasnya juga sudah selesai, jadi bisa bertemu untuk mengobrol lebih nyaman. Issa bahkan sangat tidak sabar menunggu hari itu tiba.

Setelah makan, Issa menuju ke lantai dua menuju ke studio musiknya, dia mengambil gitar dan mulai memetiknya menciptakan nada-nada indah. Entah kenapa Issa ingin menulis sebuah lagu hari ini, dia mengambil kertas dan pulpen, menuliskan beberapa kalimat dengan menggunakan bahasa inggris. Seluruh lagu cipataan Issa menggunakan bahasa Inggris, alasannya agar semua orang bisa mendengarkan lagu miliknya, karena bahasa inggris adalah bahasa internasional.

Issa senang menulis lagu itu, lagu yang menggambarkan saat dia bertemu dengan malaikat indah yang membuat kehidupan abu-abu nya menjadi seperti pelangi. Lagu yang sesungguhnya sangat bertolak belakang dengan konsep Issa dalam menciptakan karyanya, karena selama ini Issa bertekat untuk tidak mencipatkan music sesuai dengan kehidupan pribadinya, dia ingin menciptakan music yang bisa menggambarkan perasaan orang lain, terutama pendengarnya.

Tak terasa hari mulai sore dengan kesibukan yang sama, menulis lagu dan memilihkan nada yang cocok, cukup lama untuk menciptakan sebuah music yang indah, dia sama sekali tidak berhadap bahwa lagu ini bisa menjadi lagu comeback nya nanti yang entah kenapan Issa sendiri belum memastikan. Walaupun manager Issa beberapa kali menghubungi Issa untuk fokus dan fokus, tapi nyatanya sulit setelah putus dengan Gea.

Issa keluar dari studio musiknya, sore itu ia berniat untuk menemui Asa dikampusnya, minimal melihat dari kejauhan. Asa mengatakan kalau baru selesai kelas sore hari sekitar pukul 4 sore dan sekarang sudah jam 4 kurang 20 menit, cukup untuk sampai di kampus Asa dengan waktu 20 menit. Issa mengganti pakaiannya dan mengambil kunci mobil kemudian meninggalkan rumah menuju kampus Asa. Pria itu menunggu didekat gerbang dari dalam mobil sambil terus melihat kearah gerbang, tapi Asa tak kunjung keluar.

Hingga yang diitunggu pun terlihat keluar bersama dengan teman-temannya sambil bercanda seru, Asa juga terlihat tertawa renyah dengan teman-temannya, yang Issa suka dari Asa adalah kepribadiannya yang selalu ceria atau memang sesungguhnya Asa menyimpan hal yang menyedihkan, Issa tidak tau perihal itu, tapi Issa merasa kalau Asa tidak mungkin seceria itu sebenarnya. Ada yang disembunyikan dibalik wajah cerianya, yang pasti sekarang Issa berniat untuk mendekati wanita itu entah bagaimana hasilnya nanti Issa tidak peduli, dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya.

Issa mengirimkan pesan pada Asa, terlihat Asa yang membuka ponselnya di kejauhan lalu melihat kearah mobil Issa berada sambil melihat kesana kemari. Issa pun menyalakan mobilnya sebagai tanda bahwa dia adalah Issa, melihat mobil Issa menyala, Asa berpamitan kepada teman-temannya lalu menghampiri mobil Issa.

Issa menurunkan kaca mobilnya saat Asa berada di sebelah mobilnya.

"hai." Sapa Issa

"hai, udah lama ya disini?."

"masuk aja sa."

"oke thanks." Asa memutari mobil kemudian masuk kedalam mobil Issa, duduk di samping kemudi, lebih tempatnya disebelah Issa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!