Ryn menatap sekeliling kamar pria tampan yang kini berdiri di depannya. Gadis itu tetap bersikukuh untuk mencari pintu yang akan membawanya pergi meninggalkan kamar Lucas.
"Apa yang kau cari?"
"Pintu" sahut Ryn cepat tanpa ada rasa canggung dan sungkan.
"Pintu??" Lucas mengangkat sebelah alisnya, pria itu menatap ke arah pintu keluar lalu kembali memperhatikan Ryn. "Kau mencari pintu keluar?"
"Benar"
Apa-apaan dia!! Aku belum pernah membawa siapapun ke dalam kamar ini dan dia malah berusaha untuk keluar dari sini? - Lucas.
Tentu saja ucapan dalam hatinya itu tak sepenuhnya benar, jika itu seorang gadis memang benar bahwa Lucas tidak pernah membawa gadis asing untuk masuk ke dalam ruang privasinya. Meskipun ia sudah menjalin hubungan asmara dengan Wendy, ia juga tidak pernah membawa Wendy ke dalam kamarnya meski berulangkali gadis itu ingin menghirup nafas bersama Lucas di dalam ruangan itu.
Tapi, jika itu Nany atau Suri. Mereka berdua bisa dengan bebas keluar masuk ke dalam kamar Lucas, karena Lucas hanya mempercayai Nany saja untuk merawat kamarnya. Lalu untuk kasus Suri, mungkin kalian bisa menebak kenapa Suri berhak keluar masuk ke dalam kamar pria itu.
"Aku rasa ada yang tidak beres denganmu..." Gumam Lucas lirih.
"Apa??" Ryn memandang Lucas dengan bingung. "Apa anda mengatakan sesuatu?"
"Ah! Tidak-tidak" Lucas menggeleng pelan. Pria itu lantas mengambil ancang-ancang untuk mendekati Ryn, entah hal apa yang ingin ia ketahui dari gadis asing yang baru saja dikenalnya itu.
"K--kenapa berjalan mendekat?"
"Memangnya kenapa?" Raut wajah pria itu terlihat begitu serius, seperti harimau lapar yang ingin memangsa sarapan paginya. "Ini kamarku, dan aku berhak melakukan apapun di dalam kamar ini"
"Aku peringatkan padamu, aku bisa melakukan hal-hal yang akan berakibat buruk padamu"
Wah, menantang ya? - Lucas.
Seringai licik terukir di bibir manis pria tampan itu, tak ada sedikit rasa takut yang menghinggapi hatinya. Bagi Lucas, peringatan dari Ryn hanyalah bualan belaka. Mana mungkin gadis kurus dan bahkan jauh lebih pendek darinya itu mampu melawan Lucas.
Ketika tubuh dan wajah Lucas semakin mendekati Ryn, gadis bermata biru itu hanya memalingkan wajahnya, ia mencari kesibukan lain dengan menatap jendela kamar Lucas.
Kalau ku hajar, apakah ada hal buruk yang akan menimpaku? - Ryn.
Tap!
Tap!
Tap!
PRANGG!!!
Kedua mata Lucas melotot hampir keluar dari tempatnya, bibir pria itu terbuka lebar menyaksikan kejadian diluar dugaannya. Gadis itu benar-benar gila! Jantung Lucas berdebar kencang dibuatnya, bagaimana tidak? Gadis cantik bermata biru itu menerjang kaca jendela kamar Lucas, dia menabrakan tubuhnya yang mungil itu hingga jendela tersebut rusak.
Tanpa pikir panjang, Lucas langsung berlari ke arah jendela kamarnya. Dia begitu mengkhawatirkan keadaan Ryn, mengingat kamarnya terletak di lantai dua rumah itu. Sedangkan tinggi lantai dua dari halaman rumah tersebut berjarak kurang lebih 6 meter.
WTF!!! - Lucas.
Di bawah sana, pergelangan kaki kiri Ryn terkilir dan kedua telapak tangannya berdarah-darah karena ia menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuan. Bukan hanya itu, banyak sekali goresan luka akibat pecahan kaca yang menyayat bagian tubuhnya yang lain.
"DASAR SINTING!!" Teriak Lucas dari atas, melihat Ryn yang masih hidup. Ia segera turun ke bawah dan ingin menemui gadis aneh itu, tentu saja Lucas tidak memilih jalan instan seperti Ryn untuk menuju ke bawah.
Ryn menatap kedua telapak tangannya sendiri yang terluka, bibir gadis itu berdesis menahan rasa sakit yang ia rasakan. "Sialan! Aku tidak tahu kalau kamarnya berada di lantai dua!"
"Daripada itu, aku harus kabur dari tempat ini" gumam Ryn lirih, duyung cantik itu tidak memperdulikan pergelangan kakinya yang terkilir atau mungkin saja sudah patah.
Jelas Ryn tidak peduli, dia adalah Tribrid. Pemilik tiga jenis darah berbeda di dalam tubuhnya, berkat statusnya yang Tribrid tersebut, dia bisa dengan mudah menyembuhkan lukanya sendiri. Jika Ryn ingin, dia bisa menyembuhkan banyak luka makhluk hidup dengan darahnya tapi apakah hal tersebut akan baik untuknya? Tentu Ryn tidak ingin mengambil resiko.
Dengan susah payah, Ryn berhasil keluar dari pekarangan rumah orang kaya itu. Kini satu-satunya tempat yang ingin ia tuju hanyalah laut, tempat dimana ia berlindung selama ini. Meskipun hari sudah larut, entah mengapa masih ada saja orang yang berlalu-lalang di jalanan. Hal itu membuat Ryn sesekali harus bersembunyi, ada hal di masa lalu yang membuat gadis itu tidak ingin menemui manusia. Tidak ada hal yang harus ia percayai lagi dari manusia, meskipun di dalam tubuhnya juga terdapat darah manusia dari sang ayah.
"Hah..."
"Hah..."
Di sebuah celah antara satu rumah dan rumah lainnya, gadis itu terduduk lemas disana. Perlahan luka sayatan di lengannya sudah mulai menyatu, namun rasa nyeri dibagian kakinya masih saja terasa. Ryn terpaksa harus bersembunyi, karena beberapa menit yang lalu dia mendengar suara seorang pria yang belum ia ketahui namanya tengah memanggil dirinya. Yahh... Orang itu adalah Lucas.
Aku bahkan belum tahu siapa namanya, dan sekarang dia memanggil-manggil namaku seenaknya - Ryn.
"Aku harus segera kembali ke dalam air...."
•••••
Pagi harinya, Nany meminta ijin untuk memasuki kamar tuan mudanya. Kamar itu benar-benar kacau, serpihan kaca bertebaran di bawah jendela. Sepertinya Lucas tidak bisa tidur semalaman, melihat kondisi ranjangnya masih sangat rapi. Dengan hati-hati, Nany memunguti pecahan kaca itu dan memasukannya ke sebuah kantong. Disaat yang bersamaan, Lucas baru saja selesai mandi.
"Kau lihat itu?" Lucas menunjuk ke arah jendela kamar yang telah rusak. "Aku tidak pernah mengijinkan seorang gadis untuk masuk ke kamar ini, dan sekalinya aku kecolongan hal itulah yang terjadi"
"Kecolongan?" Nany tertawa cekikikan mendengar omelan Lucas. "Bukankah tuan sendiri yang membawanya? Apa itu disebut dengan kecolongan?"
"Itu karena Nany tidak mengingatkan aku! Aku benar-benar lupa waktu itu"
"Apa gadis itu begitu berbeda? Sehingga tuan tanpa sadar membawanya kemari?"
Kedua mata Lucas melebar. "Apa?? Tidak tuh! Kalau aku bilang lupa ya lupa!!"
"Hahaha, baiklah tuan!" Nany menganggukan kepala pelan. "Lalu dimana dia sekarang?"
"Aku tidak tahu dan aku tidak peduli" Pria itu berjalan mendekati meja, dimana Ryn bersembunyi malam itu. Tanpa sadar, Lucas membungkukkan badan dan melihat ke arah bawah meja, berharap Ryn sedang bersembunyi disana.
PUK!
PUK!
Kedua tangan Lucas dengan gemas menampar kedua pipinya secara bergantian, kepala pria itu menggeleng ke kanan dan ke kiri, bisa-bisanya dia mengharapkan gadis aneh itu masih berada disana.
"Ya Tuhan! Apa yang aku lakukan sih?!"
"Ada apa tuan?" Merasa khawatir, Nany mendekati Lucas yang terlihat aneh.
"Ti--tidak! Bukan apa-apa"
Bisa-bisanya otak bodoh ini memikirkannya! - Lucas.
Tepat di anak tangga pertama dari bawah, Lucas melihat sosok Suri yang sedang duduk sendirian disana. Mungkin gadis kecil itu meminta Nany untuk meletakkan nya ditempat itu. Melihat Lucas keluar dan menuruni anak tangga seorang diri, dahi Suri pun berkerut.
"Dimana dia?"
"Siapa?" Lucas menengok ke arah belakang, pria itu benar-benar tidak tahu maksud dari Suri.
"Ryn" ucap Suri tegas. "Dimana temanku itu?"
"Temanmu sudah pergi, dan aku rasa dia tidak akan pernah kembali" sahut Lucas santai.
Setengah terkejut, Suri lantas menggelengkan kepala pelan. "Bohong! Ayah berbohong padaku"
"Kau bisa menanyakannya pada Nany jika mau"
"Apa yang Ayah katakan pada temanku, sehingga dia pergi dari sini?" Sorot mata Suri terus menatap kemanapun ayahnya itu melangkah. "Apa Ayah menyakitinya?"
Lucas merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, untungnya kali ini Suri tidak menolak untuk dia gendong. Ini karena kursi roda nya telah hilang, jadi jika Suri ingin pergi kemanapun dia harus digendong oleh seseorang.
"Kapan Ayah akan membelikan kursi roda baru untukku?"
"Mungkin beberapa jam lagi akan datang" jawab Lucas senang. "Sekalian beberapa perlengkapan untuk membenarkan jendela yang telah rusak"
Pria itu mengecilkan volume suaranya pada kalimat keduanya, ia yakin betul bahwa Suri tidak mengetahui kejadian semalam. Kejadian dimana teman anehnya itu melompat keluar dari lantai dua.
"Apa hari ini kau tidak datang ke sekolah?"
Suri menggeleng pelan lalu tersenyum. "Tidak"
"Kenapa?"
"Saat kursi roda itu tiba, aku ingin segera pergi menemui Ryn" jawab Suri santai, hal itu membuat Lucas jadi semakin penasaran, ada hal apa yang dimiliki oleh Ryn sehingga Suri begitu menyukainya.
"Kau tahu rumah gadis itu?"
"Tidak"
Pria itu berjalan menuju ruang makan, dia meletakkan Suri disebuah kursi dekat dengan tempatnya duduk. Seperti biasa, Lucas selalu memperlakukan Suri dengan amat baik.
"Lalu dimana kau akan menemuinya?" Tanya Lucas sambil menuangkan kuah sup pada mangkok Suri.
"Apa Ayah percaya pada legenda putri duyung?"
"........."
BERSAMBUNG!!!
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk klik tombol Like, favorit, tinggalkan komentar, Vote yang mendukung agar Author terus semangat! 😘😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Claa
Densha kalii kak
2022-06-09
0
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
Suri sepertinya tahu ya... kalo Ryn adalah putri duyung 🤔🤔🧐😁
2022-06-04
0
Cimolin
Darren itu siapa ya? 🤔🤔
2022-05-15
1