"Kejam sekali" ucap Ryn lalu memeluk Suri dengan erat. "Bagaimana jika aku tak menemukanmu waktu itu?"
"Itu bukan salah mereka Ryn, aku jatuh sendiri waktu itu"
"Jika mereka tidak meletakkan mu di tempat seperti itu, kau tidak akan jatuh" bantah Ryn pelan. Gadis itu segera berjalan pergi meninggalkan Suri, Ryn menuju bebatuan pantai yang tak jauh dari tempatnya dan Suri.
Saat kembali, Suri melihat Ryn yang sudah mengenakan kaos berwarna abu-abu dengan ukuran yang sangat besar. Gadis cantik itu tak mengenakan celana atau apapun, hanya kaos kedodoran yang entah ia ambil darimana. Setidaknya itu sudah cukup untuk menutupi hingga bagian pahanya.
"Darimana pakaian itu?" Suri menatap tajam pada Ryn yang hanya tersenyum manis.
"Ini bajuku kok" pungkas Ryn, "Nah! Apa kau hafal jalan menuju rumahmu?"
"Tentu saja Ryn, aku bukan anak kecil yang tidak tahu arah"
"Oh iya?!" Ryn tertawa senang, ia menggendong tubuh mungil Suri di punggungnya. "Bagiku kau masih anak-anak, berapa umurmu?"
"Tujuh tahun, tapi tahun ini akan menjadi delapan"
WTF! Masih delapan tahun? - Ryn.
"Pegang erat-erat ya? Aku akan mengantarmu pulang" ucap Ryn senang.
Kedua gadis yang sama cantiknya itu segera berjalan pergi meninggalkan pantai. Tanpa alas kaki dan rambutnya yang acak-acakan, Ryn terlihat seperti gembel. Sedangkan Suri yang notabenenya putri konglomerat masih terlihat bersih meskipun basah kuyub.
"Ouh Ryn, sepertinya kau harus mencuci rambutmu! Lihatlah banyak sekali rumput laut yang tersangkut disini" oceh Suri, gadis kecil itu lebih mirip seorang ibu dibandingkan Ryn yang sudah dewasa.
Sayangnya di dalam laut tidak ada salon dan lain sebagainya - Ryn.
Tak mendengar jawaban dari Ryn, Suri lantas tersenyum dan membersihkan rambut Ryn dari belakang. Gadis itu mengambil beberapa dedaunan yang tersangkut pada rambut panjang Ryn.
"Ryn? Berapa lama kau tinggal di dalam air?"
Kedua mata Ryn membulat lebar, langkah kakinya lantas terhenti sejenak. Setelah sadar dari lamunannya, ia kembali berjalan menuju rumah Suri.
"Apa maksudmu?"
"Jangan sering-sering berenang, lihatlah banyak sekali kotoran yang tersangkut disini" omel Suri lalu tersenyum. "Tapi jika dilihat dari kulitmu, sepertinya kau jarang berenang. Kulitmu sangat putih seperti tahu"
"Yah, karena ayahku berkulit putih dan ibuku juga berkulit putih lalu lahirlah aku yang berkulit pucat"
"Hehehe tidak, kulitmu bagus kok!" Puji Suri senang. "Di depan sana belok kanan"
"Uh, oke-baik!"
"Oke, baik??" Suri terkekeh mendengar cara bicara Ryn yang lucu. "Hanya oke atau baik Ryn, jangan gunakan keduanya. Itu terdengar lucu dan aneh"
"Benarkah? Tapi aku lebih suka bicara seperti itu"
"Baiklah Ryn, terserah kau saja!"
Perlahan Suri mempererat pelukannya pada tubuh Ryn. Gadis kecil itu tersenyum senang di belakang sana, tidak tahu mengapa, Suri merasa nyaman bersama dengan gadis asing yang baru ia kenal itu. Gadis asing yang menyelamatkan nyawanya dari malaikat pencabut nyawa.
Berbeda dengan Ryn, yang terlihat semakin pucat ketika menginjakkan kakiknya ke jalanan yang menjauh dari laut. Gadis cantik itu tertunduk lesu sambil menatap jalanan kosong di depannya.
Setelah bertahun-tahun aku mengurung diri di dalam lautan, jantungku jadi berdebar saat menginjakkan kakiku ke daratan - Ryn.
•••••
PLAK!!
PLAK!!
PLAK!!
Tamparan keras mendarat secara bergantian di wajah beberapa orang pria bertubuh kekar, ketiga pria itu tertunduk dan tak berani melakukan apapun ketika melihat seorang pria di depannya sedang mengamuk.
"DASAR IDIOT!!" Maki seorang pria tampan bertubuh tinggi dan proporsional. "Bisa-bisanya kalian tidak menemukan Suri!"
"Maaf tuan muda, tapi nona Suri memang tidak berada di sekolah dan gurunya bilang dia tidak hadir hari ini"
"Kep*rat!!" Pria itu meraih kerah baju pria lain yang berani menjawab ucapannya. "Kalau begitu cari dia ke tempat lain, aku tidak peduli seberapa jauh kalian harus mencari. Pokoknya Suri harus ditemukan!"
Keringat dingin mengucur di tubuh ketiga pria itu, mereka semua berjalan keluar dari ruangan tuan mudanya dan beranjak pergi untuk mencari Suri, putri dari tuan muda mereka.
"Ini salahku...." Gumam pria itu lirih. "Tak seharusnya aku menuruti keinginannya untuk berangkat ke sekolah sendirian"
Kring!
Kring!
Kring!
(Telpon berdering)
"......."
"Sayang?" Suara wanita terdengar dari ujung telepon. "Apa Suri sudah ketemu?"
"Tutup teleponmu Wen, mungkin saja disaat seperti ini ada orang yang mencoba menelponku mengenai Suri" pinta pria itu dengan nada kurang menyenangkan.
"Ah! Maafkan aku, kau tahu kan? Aku hanya mengkhawatirkan Suri"
KLAP!!
(Telpon ditutup)
Aura dingin pria itu tak menghilangkan kesan tampan dari wajahnya, dia menatap ke arah luar jendela dengan perasaan penuh penyesalan. Dia sungguh menyalahkan dirinya sendiri karena membiarkan hal ini terjadi, pria bernama Lucas itu memejamkan kedua matanya. Bayangan wajah Suri muncul begitu saja di dalam kepalanya yang membuatnya semakin panik dan ingin segera menemukan Suri.
"Hahahaha...."
Kedua mata Lucas terbuka ketika kedua telinganya tanpa sengaja mendengar suara tawa seorang gadis cilik, suara itu begitu pelan dan tentu saja dia hafal betul bahwa pemilik suara itu adalah Suri, putrinya.
"Ryn, ceritakan lagi mengenai singa laut yang lucu itu" pinta Suri dengan senyuman manisnya.
"Apa kau tidak bosan mendengar kisah yang sama berulang-ulang?"
Suri menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak"
Di lantai atas, Lucas melihat putrinya yang sedang tersenyum bahagia dengan seorang gadis gembel. Pria itu buru-buru turun dari ruangannya dan menuju pintu depan, kedua matanya menatap khawatir kepada Suri yang malah melambaikan tangan ke arah Lucas tanpa rasa bersalah.
Ryn diam membisu memperhatikan postur tubuh Lucas dari ujung kaki hingga ujung kepala, gadis itu membiarkan Lucas merebut Suri dari punggungnya begitu saja.
"Astaga! Suri!!" Seru Lucas penuh khawatir. "Kemana saja kau?! Semua orang mencarimu!"
Tak henti-hentinya Lucas mencium kedua pipi putrinya, melihat hal itu kedua mata Ryn nampak berkaca-kaca. Ia ingat betul bahwa saat dirinya dilahirkan tak ada karakter seorang ayah disampingnya kala itu.
"Papa! Kau menciumku di depan temanku!" Suri menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangan.
Teman?? - Lucas.
"Ah, maaf... Aku akan pergi" ujar Ryn lembut. Gadis itu melambaikan tangan kanannya pada Suri sebelum beranjak pergi.
"Hei, aku akan memberimu sedikit uang karena telah membawa Suri kembali"
Lucas hendak mencegah Ryn agar tak segera pergi begitu saja dengan tangan kosong, pria itu segera merogoh saku celananya dan mengambil beberapa lembar uang dari dalam sana.
"Tidak perlu..." Ryn menggelengkan kepalanya pelan. "Aku dan Suri berteman, dan teman tidak memerlukan imbalan apapun untuk saling menolong"
"Papa..." Suri menarik telinga Lucas lembut dan membisikkan sesuatu kesana. "Dia orang baik"
Mmmm.... - Lucas.
Ryn segera beranjak pergi meninggalkan rumah megah nan mewah milik keluarga Suri, gadis itu berlari menjauhi rumah Suri yang ternyata dulunya Ryn juga pernah tinggal di daratan beberapa tahun yang lalu. Dalam hati kecilnya, Ryn ingin segera kembali ke dalam air.
Sudah hampir dua puluh tahun Ryn tidak mengunjungi daratan hanya untuk menghapus semua kenangan yang ia miliki dari tempat itu, namun bukan hanya itu alasan dari Ryn. Alasan utama Ryn adalah wajahnya, wajahnya yang berhenti menua di usia delapan belas tahun itu membuatnya selalu terlihat seperti remaja. Dan hal itu sangat berbahaya di dunia manusia, segera setelah kepercayaan dirinya hilang akibat perundungan yang ia terima, Ryn memutuskan untuk tinggal di dalam laut selamanya. Sampai dia menemukan Suri yang tenggelam pagi itu.
Gadis duyung itu berjalan-jalan menuju jalanan sekitar rumahnya terdahulu, ia menemukan rumah itu sudah dalam keadaan yang amat kacau dan tak terurus. Tentu saja tidak ada lagi perusahaan Mikaelson yang dulunya terkenal itu, perusahaan itu telah bangkrut karena kehilangan penerusnya.
Ryn tersenyum menatap rumah yang sudah seperti rumah horor tersebut, gadis itu memejamkan kedua matanya sambil menyebut nama kedua orangtuanya yang amat ia sayangi.
Meskipun aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya berbicara denganmu, tapi aku sangat menyayangimu papa... - Ryn.
"Ngomong-ngomong, apakah keturunan keluarga Collin masih ada?" Gumam Ryn seorang diri.
Tak tahu arah ingin kemana, Ryn memutuskan untuk kembali ke laut. Gadis itu berlari kecil menuju bibir pantai yang terletak di belakang hutan, dirinya menatap area sekitar yang kini sudah sangat sepi. Kedua tangan Ryn mulai menarik ujung kaos yang ia kenakan.
"Kau akan berenang malam-malam begini?"
SRUK!!!
Saking terkejutnya dengan suara seseorang dari belakangnya, Ryn sampai jatuh terduduk diatas pasir-pasir pantai. Kedua matanya mendelik menatap pria yang berdiri di dekatnya, pria itu tak kalah terkejutnya dengan sikap Ryn yang menurutnya berlebihan itu. Yahh... Pria itu adalah Lucas, ia yang tak sengaja melihat Ryn berlari ke arah hutan memiliki inisiatif untuk mengikuti gadis yang telah memulangkan putrinya dengan selamat.
"Ya Tuhan! Ma-maafkan aku nona, aku tidak bermaksud membuatmu takut" Lucas mengulurkan tangannya untuk membantu Ryn.
Apa pria ini mengikutiku? - Ryn.
"Kenapa anda disini?"
Ryn tak meraih uluran tangan Lucas, hal itu tentu saja membuat Lucas sedikit kecewa dan menarik tangannya yang terasa kosong itu. Tribrid cantik itu segera berdiri dan memandangi Lucas dengan tatapan penuh curiga.
"Aku tak sengaja melihatmu berlari ke arah hutan, aku hanya ingin tahu dimana kau tinggal?!"
"Aku rasa itu bukan urusan tuan!" sahut Ryn pelan dan cepat, gadis itu mulai melangkah pergi menjauhi Lucas.
"Kenapa??"
"???" Ryn menoleh kepada pria yang menatapnya dengan pandangan dingin.
"Kenapa kau berusaha menjauhiku?"
BERSAMBUNG!!
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk klik tombol Like, Favorit, tinggalkan komentar, Vote yang mendukung agar Author terus semangat! 😘😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Aries Prasetyo
brrti in kelanjutannya are you mermaid versi ryn anak nya fu dan Danielle
2024-02-25
0
Claa
Huaa jadi pengen nangis 😭
2022-06-09
0
𝐀⃝🥀 𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺᴛʀɪ'𝗚🤎
akhirnya q ingat ini si Ryn anak Densha dan Fuu....kasian banget hidup sendiri didalam laut🤔🧐😭😭
2022-06-04
0