Nanana~
Lantunan nada yang indah terdengar begitu merdu di luasnya samudera biru, penghuni laut mana yang tak mengenali suara lembut dan menyejukkan hati tersebut. Mereka berbahagia menyambut kedatangannya, kedatangan Tribrid satu-satunya di dunia, berkat kelahirannya kehidupan di bawah laut menjadi lebih damai dan tentram tanpa adanya sang penjaga yang dulu terkenal dengan nama Kraken.
Meski begitu, tak sedikit penghuni laut yang mengetahui asal-usul kelahirannya. Semua itu berawal dari kisah cinta kedua orang tua nya, ayah yang murni keturunan manusia dan ibu yang merupakan setengah dewa, setengah duyung. Hal tersebut membuatnya terlahir sebagai Tribrid, suatu makhluk dengan tiga eksistensi yang berbeda pada satu tubuh.
Kedua mata birunya menangkap pantulan cahaya matahari yang menembus air. Cahaya tersebut seolah menabrak sesuatu yang sedikit mengkilap sehingga membuatnya terpantul kembali ke permukaan, mungkin jika saat ini Ryn berada di darat dia tidak akan menyadari pantulan tersebut. Berhubung saat ini dirinya sedang berada di bawah air, jadi Ryn bisa melihatnya.
Sirip dan ekor Ryn bergerak cepat menuju perairan dangkal itu, betapa terkejutnya Ryn ketika ia menemukan suatu benda milik seseorang. Benda yang dicari oleh temannya, Suri. Yups... Benar! Itu adalah kursi roda milik Suri yang hilang akibat tenggelam kemarin.
Kedua tangan Ryn menyentuh benda itu dan berusaha menariknya menuju permukaan, sayangnya usaha gadis bermata biru itu dihentikan oleh sebuah pusaran air yang tiba-tiba mendekat ke arahnya. Dari dalam sana, munculah sosok pria berbadan kekar dan tak pernah menua, lengkap dengan trisula emas pada tangan kanannya.
"Apa yang kau lakukan?"
Ryn menatap sosok itu sekilas lalu kembali menyeret kursi roda milik Suri. "Apa kakek tidak bisa melihatnya?"
"Ryn, kau pergi ke daratan?"
"Aku hanya menolong seseorang" jawab Ryn pelan.
Dewa itu marah, dia menghancurkan benda milik manusia itu dengan sihirnya. Ryn yang terkejut hanya bisa memasang ekspresi tidak suka pada wajahnya. Gadis duyung itu lantas berenang mendekati kakeknya, Triton.
"K--kenapa kakek menghancurkan nya?"
"Jika tidak ku hancurkan, maka kau akan kembali kesana"
Ryn menggembungkan sebelah pipinya kesal. "Jika kakek lupa! Setengah darahku ini juga manusia"
"Aku ingat betul akan hal itu, aku juga ingat dengan jelas bagaimana kedua orangtuamu tiada akibat ulah manusia" tanpa merasa bersalah Triton meninggalkan cucunya sendirian, dia menghilang begitu saja bersamaan dengan pusaran air yang aneh.
"MENYEBALKAN!!!" Teriak Ryn penuh emosi, dia berenang pergi menjauhi tempat itu. Bayangan-bayangan akan masa lalu terlintas di kepalanya, dalam hatinya dia begitu merindukan kehidupan daratan tapi meski begitu rasa takut yang terpendam jauh di lubuk hatinya masih begitu besar. Dia takut kalau-kalau masih ada saja orang yang akan mengenali dirinya di daratan.
•••••
"Kau bercanda??" Lucas memasang raut muka aneh ketika menatap putrinya, gadis kecil itu terus mengoceh mengenai sosok putri duyung yang ia akui sebagai temannya.
"Tidak"
"Suri, sejak kapan kau percaya bahwa duyung itu ada?? Kau tahu bahwa mereka hanyalah makhluk khayalan" ujar Lucas tenang.
Suri menggelengkan kepala berkali-kali membantah setiap kalimat ayahnya. Gadis kecil itu memakan sup yang sudah Lucas tuangkan ke dalam mangkok di depannya.
"Sejak aku bertemu dengan Ryn, sudah aku katakan kan? Bahwa Ryn itu berbeda"
"Aku tahu, dia itu idiot dan bodoh" celetuk Lucas, pria itu lantas terkekeh mengingat kejadian bodoh yang dilakukan gadis itu kemarin.
Suri meletakkan sendok supnya ke sebuah kain berwarna putih. "Bukan Ayah! Kenapa Ayah tidak mengerti?! Awalnya aku juga tidak menyadarinya tapi setelah aku pikir-pikir mungkin saja duyung itu benar adanya"
"Kenapa kau berpikir bahwa Ryn adalah duyung??"
"Sebenarnya kemarin aku tenggelam, itu sebabnya kursi rodaku hilang. Di saat aku pikir bahwa aku akan mati, aku melihatnya"
Lucas mengangkat sebelah alisnya bingung, dia mempersilahkan putrinya untuk menceritakan seluruh kejadian yang di alaminya hari itu.
"Aku melihat ikan yang sangat besar!" Suri merentangkan kedua tangannya untuk memberitahu ukuran ikan tersebut, meski itu mustahil bisa sama. "Tapi, ketika aku bangun, aku hanya melihat Ryn tanpa busana"
"Siapa yang membuatmu tenggelam?"
"Ayah itu tidak penting!"
"Jawab pertanyaanku saat aku sedang bertanya!" Bantah Lucas tegas.
Suri cemberut, dia tidak menjawab pertanyaan dari Lucas ataupun meneruskan ceritanya. Gadis kecil itu kembali memakan sup yang tersisa di dalam mangkok.
"Suri??"
"Apa Ayah tahu?!" Suri menatap Lucas dengan pandangan super serius. "Ryn sangat takut bertemu dengan orang-orang di jalan saat mengantarku pulang, gara-gara itu kami berdua selalu bersembunyi disaat ada pengguna jalan lain yang melintas. Apakah menurut Ayah itu tidak aneh?"
Pria tampan itu terdiam sejenak, dia terdengar menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Lucas tak meneruskan aktivitas sarapannya waktu itu, dia memilih untuk pergi tanpa mengatakan apapun.
Kring!
Kring!
Kring!
Bertepatan dengan Lucas yang baru saja melewati meja telpon, telpon itu berbunyi. Kedua mata Suri mengikuti kemana papanya itu pergi, sepertinya Suri tahu siapa yang sedang mencoba untuk menghubungi telepon rumah ini. Gadis kecil itu cemberut sambil terus memandang Lucas.
"Apa itu Wendy??" Teriak Suri dari meja makan.
Lucas yang sedang berbicara dengan seseorang di ujung telepon itu, menjawab pertanyaan Suri dengan anggukan kepala saja. Ternyata tebakan Suri benar, gadis yang sedang menelepon papanya itu adalah Wendy, kekasihnya.
"Ck! Kenapa wanita itu selalu menghubungi Ayahku sih?!" Ungkap Suri jengah.
Setelah menutup telponnya, Lucas bergegas mendekati Suri. Pria itu terlihat bahagia setelah berbincang dengan Wendy di telpon, hal itu semakin membuat Suri kepanasan. Lucas menggendong Suri dan membawa gadis kecil itu ke pintu utama rumah tersebut.
"Sepertinya Ayah sangat senang?" Ledek Suri dengan wajah polosnya.
"Tentu saja! Tebak siapa yang datang?"
"Aku tidak menginginkan siapapun untuk datang" jawab Suri cepat.
Lucas hanya tertawa kecil, pria itu menepuk kepala putrinya dengan begitu lembut. "Wendy sedang menunggumu diluar"
"Wah, aku sangat senang"
"Eh?? Apa ini?? Kenapa nada bicaramu aneh seperti itu?" Pria tampan itu menghentikan langkah kakinya ketika mendengar kalimat Suri yang terkesan tidak menyukai Wendy.
Suri menatap kedua mata Lucas dalam-dalam. "Apa Ayah sangat menyukai gadis itu?"
"Wendy??" Lucas bertanya balik, lalu setelah yakin dengan apa yang ditanyakan oleh Suri. Pria itu menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, aku sangat menyukai Wendy. Dan aku pikir kau juga akan sangat menyukainya"
"Jika memang Ayah bahagia dengan Wendy, maka aku juga akan bahagia untuk Ayah"
Cup!
Ciuman lembut mendarat di pipi kanan Suri, Lucas begitu terkesan mendengar jawaban putrinya yang mana jawaban itu berarti dukungan, agar hubungannya dengan Wendy bisa lebih ke tahap serius.
"Terima kasih Suri..."
Suri melempar senyuman kecil nan manis untuk ayahnya, gadis itu tidak tahu harus bagaimana menyikapi perasaan ayahnya yang sudah terkunci untuk Wendy. Suri tidak bisa bilang tidak suka begitu saja di depan Lucas, mengingat hubungan ayahnya dan gadis itu sudah berjalan sejak lama. Dan lagi ada alasan lain yang membuat Suri tidak bisa mengutarakan pendapatnya.
***
Permukaan air yang bergelombang mengombang-ambingkan tubuh seorang gadis, kedua matanya dengan teduh menatap ke arah langit luas nan biru, yahh... Biru seperti kedua bola matanya. Dengan santainya Ryn telentang diatas permukaan air, tentu saja dengan wujudnya yang kini memiliki ekor dan sirip ikan.
Duyung cantik itu tidak pernah takut untuk menuju permukaan, dia tahu tempat khusus dimana kapal tidak akan pernah melintas. Lamunannya membawa ingatan masa lalu kembali muncul, ingatan akan kehidupan manusia nya dulu dan ingatan akan sosok Mia, saudara tirinya.
"Andai saja seluruh makhluk di bumi ini memiliki keabadian sepertiku" celetuk Ryn seraya tersenyum kecil. Dia tidak pernah tahu bahwa masih banyak lagi kehidupan di muka bumi.
Blup!
Ryn membawa tubuhnya tenggelam ke dalam lautan yang luas dan gelap, rambut panjangnya nampak indah bergerak mengikuti irama tubuhnya yang sedang berenang. Sejujurnya gadis itu kesepian, kehidupan di laut tidak selalu menyenangkan, apa lagi semenjak kematian ibunya. Hal itu semakin membuat dirinya kesepian, Ryn mencoba untuk menjadi anak yang baik dengan membiarkan ibunya tiada. Tentu saja ada alasan lain yang membuat ibunya memilih kematian daripada hidup abadi bersama dengan dirinya.
____________________________________
Kedua mata Suri terus memperhatikan ke arah dua orang dewasa yang tengah berbincang-bincang. Raut wajah yang tak bisa berbohong itu sedang merasa kebosanan saat ini, apa lagi mendengar ocehan Wendy yang membahas soal pernikahan.
"Wendy??" Panggil Suri, gadis itu lantas mengarahkan jari telunjuknya untuk menunjuk sebuah kursi roda baru. "Apa aku boleh menaikinya?"
Wendy tertawa lebar, dia mendekatkan benda beroda itu pada Suri. Polesan lipstik berwarna merah itu semakin mempertegas senyumannya yang terlihat dibuat-buat untuk Suri, tentu saja Lucas tidak bisa melihatnya karena saat ini dia sedang dibutakan oleh cinta.
"Tentu saja, aku membelikan ini khusus untukmu" ucapnya lalu menggendong Suri dan meletakkannya diatas kursi roda.
"Terima kasih"
Nah, sekarang aku harus mencari Ryn - Suri.
BERSAMBUNG!!!
please, Favorit!!! ♥️
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk klik tombol Like, tinggalkan komentar, Vote yang mendukung agar Author terus semangat! 😘😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
semangat terus Thor yak 💪👍👍👍😍
2022-06-04
0
Rosliana90
baru sempat baca...semangat ya thor..ada aku setia menantimu❤️
2022-05-15
1
。.。:∞♡*♥
lanjuttttttt kak, selalu nungguin nih suka banget
2022-05-15
1