Cintaku Di Lorong Waktu
3264
Bruk...bruk...bruk..."cepat berpencar"
Aku berlari semakin kencang, jubah panjangku berkibar-kibar tertiup angin, dan itu menganggu jalanku, segera kuputar pengaitnya, dan kuterbangkan ke arah penjaga yang mengejarku. Aku berbelok-belok ke tempat-tempat sempit untuk menghindari kejaran mereka.
"Itu dia disana!" sahut salah satu penjaga lagi, aku melihat sebuah bangunan kecil di ujung jalan, aku mempercepat lariku, dan aku bersembunyi di balik pagar emas bangunan itu.
Namaku Dream, usiaku 22 tahun, aku sedang dalam pelarian karena aku tidak mau dijodohkan. Di jaman ini, semua memakai sistem robotik, mulai dari melakukan pekerjaan sehari-hari hingga perjodohan. Harusnya aku menikah di usia 20 tahun, tapi sistem saat itu, belum menemukan pasangan dengan kecocokan 100% untukku.
Hari ini aku berulang tahun, aku di minta untuk uji kecocokan dengan pasanganku, dan hasilnya 100%, di luar dugaanku. Itu sebabnya aku lari.
Aku mengintip para penjaga yang mengejarku, aku rasa aku sudah aman, pikirku. Aku memanggil temanku, ya, dia juga dalam pelarian, karena aku memintanya untuk menemaniku kabur, tidak mungkin bagiku untuk kabur sendirian, bukan?
"Kai, kamu dimana?" tanyaku dan mulai menghubungkan layar video proyektor yang terhubung dengan cincin di jari manisku. Video Kai masih berbayang-bayang dan suaranya terputus-putus, "Kamu dimana Dream? Apa disana sudah aman?" tanyanya lagi, suaranya semakin jelas. "Aku rasa sudah, cepatlah kesini, sebelum para penjaga itu datang dan mengejar kita lagi" jawabku. Aku mengirimkan lokasiku kepada Kai melalui robot kecilku. Robot ini memang semacam gps, namun sudah dilengkapi dengan proyektor 4 dimensi, sehingga bisa mengetahui posisi yang tepat dan akurat untuk sebuah tempat.
Tidak lama, Kai sudah tiba di tempatku. Kai sahabatku, sama seperti aku, Kai menentang sistem perjodohan melalui uji kecocokan 100%.
"Berdasarkan riset yang aku baca, nenek moyang kita dulu, akan menikah jika ada rasa berdebar-debar di dada mereka, bukan dari tes-tes aneh itu" sahutku, saat itu.
Kai mengangguk setuju, "Betul, tapi aku berpikir, tidak akan jadi masalah, andaikan aku cocok 100% sama kamu Dream" sahutnya waktu itu, dan aku otomatis berceloteh bak sistem error, "Tetep aja ngga bisa Kai, dan aku juga ngga mau. Aku mau merasakan berdebar-debar seperti nenek moyang kita. Emang kamu ngga mau tau bagaimana jantung kita berdebar-debar?" tanyaku.
"Ketika kita berlari, itu akan berdebar-debar" jawabnya, aku menggeleng, "Tentu aja beda dong Kai" sahutku kesal.
Maka dari itu, aku dan Kai ingin sekali berkunjung ke jaman nenek moyang kami. Tapi, tidak mungkin bukan, dan akan aneh jadinya. Katakanlah aku bisa kesana, kemudian aku menemukan pasangan yang membuatku berdebar-debar, dan ketika kembali ke masa sekarang, ternyata pasanganku adalah kakekku...aaaaahhhh .tidak...tidak.. itu yang aku takutkan, membayangkannya saja aku tidak sanggup.
"Hai Dream, mau kemana kita sekarang?" tanya Kai kepadaku.
"Entahlah Kai, tapi aku daritadi memperhatikan, ada apa di balik pintu itu, aku ingin sekali membukanya" kataku. Namun Kai mencegahnya, "Jangan sembarangan Dream, ah aku akan beristirahat dulu disini sebentar" sahut Kai dan membaringkan tubuhnya di rumput bangunan emas itu.
Aku menemani Kai berbaring di sebelahnya. "Kai, jangan tidur, kamu harus berjaga-jaga kalau pasukan itu mengejar kita lagi" sahutku kepada Kai.
"Hmmm, okei" jawabnya. Aku pun tertidur di sebelah Kai. Aku bermimpi, aku sedang berlari dan pasukan jaga itu mengejarku dan salah satunya berhasil menangkapku dan membekap mulutku, aku terbangun, dan aku tidak bermimpi, "Lepas...lepaskan aku" aku berteriak, petugas itu melepaskan bekapannya, namun dia menahan kedua tanganku ke belakang, "Aaarrghh, sakit tau, Kai...Kai.." aku berteriak mencari Kai, dan mereka menangkap Kai juga. Aku harus melarikan diri, pikirku, aku menginjak kaki si penjaga, meraih tangannya dan menggigitnya, Kai melihatku, dan melakukan hal yang sama kepada penjaga yang menangkapnya. Kai meraih tanganku, dan kami berlari bersama, di depan kami hanya ada pintu bangunan emas itu, aku membukanya. Okei, ready or not, here i come... bangunan itu tanpa pijakan, dan kami seolah-olah terhisap ke dalamnya...
"Aaaaaarrrgghhghhhhh..Kaaaaiiiii" teriakku memanggil Kai, kami melewati lorong gelap, panjang, dan "Ini tidak berujung, Dreaaaammm" sahut Kai, lorong itu membentuk pusaran, kami seperti berada di tengah-tengah badai topan. Kai berusaha meraih tanganku kembali, dan ketika tangan kami bersentuhan, aku memegangnya erat-erat. Aku melihat seberkas cahaya, dan cahaya itu semakin terang....brukkk...
...----------------...
"Hei...hei...bangun..kalian siapa?"
Aku mendengar suara seorang pria, dan pria itu mengguncang-guncang badanku. Aku berusaha untuk bangun, "Aw, kepalaku sakit." sahutku, aku terduduk, dan memegang kening dan kepalaku. Dan ketika mengangkat kepalaku, aku terkejut, "Kamu siapa?" tanyaku kepada pria itu, sambil aku celingukan mencari Kai. Kai belum sadarkan diri, aku berlari ke arahnya, "Kai bangun Kai...kita selamat, kita berhasil kabur" sahutku membangunkan Kai. Perlahan-lahan Kai tersadar, dan memegang belakang kepalanya, "Ouch" katanya. Kami berusaha bangkit dan berdiri, pria aneh itu memandang kami, dan aku rasa, kami pun demikian, kami saling bertatap-tapan, dan terdiam.
"Siapa kamu?" tanyanya lagi, "baju kalian aneh. Apa kalian habis pulang dari festival pesta kostum?" tanyanya. Aku tidak suka wajahnya, pikirku.
"Kamu siapa, dan ini dimana?" tanyaku, aku melepaskan robot gps kecilku, dia terbang, dan berputar. Hah? Berputar, robot kecilku ini tidak pernah berputar. Tidak lama, robotku jatuh, dan kembali berputar-putar di jalanan kasar ini, setelah berputar-putar cukup lama, robot itu tergeletak lemah, tak berdaya, kemudian muncul asap dari ujung kepalanya. Aku segera meraihnya, "Ah, Rogie, kamu jangan mati" tangisku, "Kai bagaimana ini?" tanyaku. Kai hanya menatap robot kecilku dengan tatapan tidak percaya. "Ini keluaran terbaru Dream, bagaimana dia bisa tidak berfungsi?" tanya Kai, sama bingungnya denganku.
Pria aneh itu mengambil Rogie dari telapak tanganku, "ini robot?" tanyanya. Aku merebutnya kembali, "Ngga sopan, main asal ambil aja!" sahutku kesal. Tapi pria itu merebutnya kembali, "Aku akan mencoba untuk membetulkannya. Dan aku rasa kalian tidak punya tujuan, beristirahatlah di tempatku, untuk kali ini aku berbaik hati kepada orang asing" katanya. Aku dan Kai saling berpandangan, kami lelah dan sedikit pusing, kami juga lapar dan haus. Bagaimana ini? pikirku, apa akan lebih baik kalo tadi aku tidak melarikan diri dan menikah saja dengan pasangan 100%ku? tanyaku dalam hati. Sekarang aku tidak tahu ada dimana, orangtuaku pasti akan mencari, tapi kemungkinan terbesar mereka akan marah dan mengurungku.
"Ayo, mau ngga? Atau kalian mau ke arah mana? Biar aku bantu untuk menemukan alamat yang ingin kalian cari." tanya pria aneh itu lagi.
"Kami tidak tahu ada dimana, dan kami juga tidak tahu mau kemana, apakah di tempatmu ada pil untuk makan?" tanyaku, aku sudah tidak dapat menahan rasa laparku.
"Pil? Aku ngga punya pil, tapi kalo makanan, nanti akan aku belikan, tapi tolong, segera ganti uangku" jawab pria aneh itu.
"Tunggu dulu!" sahut Kai tiba-tiba. "Siapa nama kamu?" tanyanya, "dan kami ada dimana?"
Pria aneh itu tersenyum lagi, "Hadeuh, perlu banget yah sebut nama, okelah, namaku agak sedikit susah, tapi teman-temanku memanggilku V, dan kalian lagi ada di kompleks rumahku, lihat, rumah kecil dengan pagar tinggi warna hitam itu rumahku, masih ngontrak sih tapi lumayanlah" jawabnya.
"Sekarang tanggal berapa?" tanya Kai lagi, aku memandang Kai, apakah kami baru saja memasuki lorong waktu? Pria itu melihat jam aneh di tangannya sekilas, "tanggal 29 september 2022" jawabnya. Aku dan Kai saling berpandangan, dan tiba-tiba kami terjatuh, kaki kami ngga kuat menopang kenyataan...kami bepergian menjelajah waktu!!
...----------------...
EPILOGUE
"Happy birthday Dream" sahut orangtuaku, "Terimakasih mama, papa, Kai" jawabku, ya, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 22 tahun. Aku bahagia karena bisa merayakan dengan orang-orang yang kucintai, tapi ada satu hal yang membuatku sedih, tes kecocokan pasangan. Alat ini berbentuk seperti kalkulator, namun tanpa keypad, kamu dan pasanganmu, hanya akan menyentuh layarnya dan taarraa...hasilnya keluar. Hari ini, di tengah kebahagiaanku, seorang pria muda, klimis, memakai jas hitam dan dasi berwarna hijau, sudah ada di depanku, bersiap untuk melakukan tes kecocokan.
"Dream, mama rasa dia akan cocok denganmu, kita akan segera tahu kan?" sahut mama, memaksa tanganku untuk menyentuh layar, begitu pula dengan tangan pria itu, alat itu mulai mengkalkulasikan kecocokanku dengan si pria klimis itu..
ding...ding...ding...
"One hundred percent" dan keluarlah hasilnya. Aku berteriak histeris, dan berlari..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Rini Antika
Aku mampir jg ke cerita kakak yg ini, dan masukin ke favorit jg, Semangat terus Kak..🙏💪💪
2022-07-31
2
Oesdhieah_Yhanty
aq mampir ya...seru...seruuu ceritanya
2022-06-25
0
Dehan
penjahit cantik hadir memberikan dukungan
2022-06-21
1