"Huaaaa....huaaa...mamaaa...papa...aku mau pulang" tangisku. Aku tidak peduli Kai dan V, atau W, X, Y,Z itu menutup telinga mereka dan meringis.
"Dream...stop it!! Diem dulu bisa ngga sih?!" tukas Kai, dan memukul lenganku. Aku menghentikan tangisanku, melihat ke arahnya, "Kaii...sakittt....huaaaaa" tangisku lagi.
V menutup telinganya, dan menarik Kai untuk keluar, "Biarin aja nangis dulu, entar juga capek sendiri".
Setelah sekian menit aku menangis, aku mencari-cari Kai dan pria itu, ahhhh, sekarang aku lapar sekali, pikirku, dan benar saja, perutku berbunyi gemeletuk kencang, asam lambungku akan melakukan kudeta jika sku tidak segera makan. Aku berjalan keluar, dan menemukan mereka sedang asik mengobrol, ".Mmmm...permisi, omnya, aku lapar" sahutku. Di jamanku, kami hanya mendapatkan sebuah pil untuk 3 kali makan, dan pil itu sudah berisi semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, dan cukup membuat kami kenyang.
Pria itu lantas berdiri, "Oke, mau makan apa?" tanyanya kepadaku. "Aku tidak tau bentuk makanan nenek moyangku seperti apa." sahutku. Pria itu masuk ke dalam, mengambil sebuah dompet kecil dan tipis, "Tunggulah di dalam, aku akan membelikan berbagai macam makanan nenek moyang" sahutnya, terdengar agak kesal. Aku menggandeng Kai untuk menemaniku masuk ke dalam.
"Bagaimana ini Kai? Aku sedikit takut dan bagaimana kalau orang tuaku mencariku karena kita ngga pulang ke rumah?" tanyaku cemas.
"Yang lebih aku takutkan adalah para petugas satuan waktu, Dream. Begitu kita terdeteksi ada disini, mereka akan segera mengejar mereka" jawabnya. Benar juga, petugas satuan waktu yang lebih menakutkan, "Aku berharap mereka tidak bergabung menjadi pasukan khusus, karena status kita buronan, Kai" kataku mengingatkan. Kai mengangguk lemah. Dan tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepalaku, "Hei Kai, kita menyamar saja, kita berpura-pura menjadi penduduk nenek moyang" kataku bersemangat, "Lagian juga semua robot yang aku bawa, tidak ada yang berfungsi saat kita sampai disini tadi. Rogie hanya tergeletak begitu saja" sahutku, sedih.
...----------------...
"Apa ini?" tanyaku, ketika melihat apa yang mereka sebut dengan makanan itu, aku mengangkat ikan, yah ikan, bentuknya agak aneh.
"Itu namanya ikan lele goreng, nama makanan ini adalah pecel lele, awas itu ada sambelnya, kalo ngga suka pedes...."
"Ini apa?? Pedas sekali...."sahutku, "kenapa dijelasinnya ngga sebelum makan sih om?" protesku.
"Mohon maaf, aku tadi lagi jelasin, kamu aja yang ngga dengerin, dan satu lagi, aku bukan om, aku baru 27 tahun!" jawabnya.
"Kamu sudah harus menikah kalau kamu ada di jaman kami" sahut Kai.
"Semua jaman sama yah, umur 27 tahun wajib menikah. Aku menolak, aku penganut sekte Married free, Child free!" sahutnya, dan ada rasa bangga dalam suaranya, tapi wajahnya tidak tampak sebangga suaranya.
"Aku rasa kamu kesepian" jawabku. Dan pria itu tersedak, "Uhuk...uhuk...uhuk..." dia memukul-mukul dadanya, "Sembarangan kalo ngomong...suka bener..hahahaha.. tapi, nggalah. Aku menikmati kesendirianku, ngga masalah" jawabnya santai.
Selesai makan makanan itu, perutku rasanya ingin meledak keluar, baru pertama kali dalam hidupku, aku merasakan makan hingga penuh seperti ini. Pria itu memperhatikan kami, "Jadi, ceritakan tentang diri kalian, karena aku harus melaporkan kepada polisi kalo ada laporan kehilangan anak" katanya. Aku dan Kai berpandangan lagi, baiklah aku akan menjelaskan dengan perlahan kepada pria yang tampak bodoh ini.
"Kami berasal dari tahun 3264, kami terjebak di pusaran waktu saat kami menghindari kejaran para penjaga" sahutku menjelaskan, pria itu menyimak, menegakkan tubuhnya, "Tunggu...tunggu..kalian dalam pengejaran? Kalian penjahat?" tanyanya.
"Ngga lah, kami bukan penjahat, kalo penjahat kami ngga mungkin berpakaian seperti orang normal" jawabku, "pakaian kalian bukan pakaian orang normal di jaman sekarang" sahutnya, memutus pembicaraanku.
"Di tahun kami hidup, ketika kamu sudah mencapai usia 20 tahun, kamu akan menjalankan tes kecocokan. Untuk mengetahui siapa pasangan 100%mu, dan dia nanti yang akan menikah denganmu, tapi saat umurku 20 dan 21 tahun, entah sistemnya eror atau tidak berfungsi, aku juga ngga paham, tidak ada pasangan 100% untukku, namun hari ini, aku tepat berumur 22 tahun, dan saat tes kecocokan, ada calon pasanganku, yang presentase kecocokannya 100% denganku" kataku, mengakhiri penjelasanku. Pria itu hanya mengangguk-angguk, "Kenapa kalian harus kabur? Kan enak, kalian sudah mendapatkan pasangan yang cocok untuk menikah, kalo aku jadi kamu, aku akan dengan senang hati menerimanya." sahutnya, dan inilah yang kusebut dengan kebodohan alami.
"Aku tidak suka perjodohan, apalagi perjodohan melalui mesin." jawabku. Dan pria itu bertanya lagi, "Tapi di jaman kalian harusnya sudah serba modern, kenapa harus ada perjodohan?" tanyanya.
"Karena kekurangan habitat manusia. Yang aku tau dari sejarah, banyak manusia mati akibat wabah, virus, dan bakteri baru, dan itu semua efek dari global warming, kutub-kutub mulai mencair di jaman nenek moyang, dan ikut mengakibatkan virus dan bakteri baru dan mereka menyebar dengan cepat. Tapi ada juga yang mati karena perang yang tak kunjung selesai selama bertahun-tahun, dan paling banyak kematian karena faktor ekonomi, itu yang aku pelajari" jawabku.
"Kamu bener. Karena itu, aku daritadi memakai masker saat keluar rumah kan?" kata pria itu kepadaku, "Tapi kenapa kamu menolak untuk menikah dan datang kesini?" tanyanya lagi. Aku menghela nafas, ternyata menjelaskan itu sulit, butuh kesabaran.
"Aku ingin merasakan jantungku berdebar-debar, pipiku memerah karena pernyataan cinta, dan aku ingin ciuman sejati yang membuat kakiku akan terangkat satu ke atas, bukan karena kalkulator bodoh itu. Dan perlu diingat, kami tidak serta merta datang kesini, kami terjebak, tinggal menunggu kapan petugas satuan waktu mencari kami" jawabku, menundukkan kepala. Pria itu memegang tanganku, "Hei anak kecil, dengar, cinta itu ngga semudah yang kamu bayangkan dan ngga selalu indah seperti ucapanmu." katanya, menatap mataku tajam.
Deeeggg .
Aku melepaskan tanganku, dan merasakan debaran kencang di jantungku, "Ttt... tapi aku ingin merasakan debaran seperti kata nenek moyang" sahutku. Pria itu mendekatiku, dan matanya tidak melepaskanku, "Apa kamu mau merasakan berdebar-debar?" tanyanya, dan semakin mendekat ke arahku, dan kemudian bibirnya hanya berjarak sekian sentimeter dari bibirku. Kai berdiri dan menarik pria aneh yang ternyata juga dia mesum "Hei, kamu ngapain, lepaskan dia" kata Kai, berusaha menarik badan pria itu untuk menjauh, tapi pria itu tidak bergeming. "Sudah berdebar-debar?" tanya pria itu dalam bisikan, dan aku bisa mendengar setiap helai nafasnya....kemudian dia menjauh, "Seperti itu yang kamu maksud?" tanyanya lagi setelah menjauh dariku. Pria itu tertawa, dan aku hampir bisa mendengar detak jantungku. Kai melihat ke arahku, "Kamu ngga papa Dream?" tanyanya khawatir dan mendekatkan dirinya kepadaku. Aku menngangguk. "Bbb..bukan seperti itu tau, itu bukan cinta namanya, dasar pria mesum!" sahutku marah. Pria itu hanya tersenyum, kemudian berdiri, berjalan ke arah kotak panjang, dan mengeluarkan 2 helai pakaian, satu dilemparkannya ke Kai dan satu lagi dia berikan kepadaku, "Pakai ini sementara, dan namaku V, panggil V saja", aku mengambil baju yang V berikan kepadaku, "Hanya satu untukku? Tidak ada celananya?" tanyaku.
"Celanaku akan kebesaran semua di pinggangmu," dia lantas mengambil sepotong celana, mengajakku berdiri, dan dia merangkul pinggangku dari belakang, "Lihat? Kebesaran sekali bukan?" tanyanya lagi dengan suara lembut, kemudian dia terkekeh. Aku merasakan panas di wajahku, "Dream, wajahmu memerah" sahut Kai mendekatiku. Aku memegang kedua pipiku, dan terasa panas disana.
"Pakai itu aja, itu akan menutupimu hingga semata kaki" katanya, "Segeralah tidur besok pagi aku harus bekerja. Dan Kai, kamu bisa tidur bersamaku malam ini" sahutnya lagi. Kai segera bergegas mengekor di belakang V, dan meninggalkanku sendirian disini.
Aaahhh...aku benci pria itu, aku benci V. Perlahan tapi pasti, suara lembut V mengisi seluruh ruang di jantungku dan aku memegang dadaku, aku masih bisa merasakan peningkatan pada detak jantungku.
EPILOGUE
Kai POV
"Hai V ajari aku bagaimana caranya membuat orang yang kita sukai berdebar-debar?" tanyaku kepada V. Kami sedang menunggu tangis Dream reda.
"Kamu suka sama Dream?" tanyanya, dan aku mengangguk, aku ragu tapi aku rasa aku menyukainya, "Apa yang dimaksud dengan cinta itu?" tanyaku lagi
"Cinta? Aku juga ngga paham, tapi dari pengalamanku, cinta itu ketika kita menyukai seseorang, dan kita akan bahagia melihat orang yang kita sukai juga bahagia" jawabnya.
"Seperti itu? Tampak bodoh menurutku" sahutku. V mengangguk dan tertawa, "Ya memang, tapi begitulah cinta, membuat orang menjadi bodoh" jawabnya lagi, "Nanti malam, aku akan mengajarkanmu bagaimana membuat seorang wanita berdebar-debar" kata V.
Aku mengangguk setuju
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Dehan
lanjut.. nyicil baca..
salam dari authot penjahit cantik ❤❤
2022-06-25
0
🍁💃Katrin📙📖📚❣️
Lanjut lg😊
2022-06-09
0
mom mimu
realita banget yg d ceritain dream... banyak virus peperangan sama faktor ekonomi...
2022-06-09
0