Menanti Cinta Elena
Ke empat muda mudi itu tertawa bahagia ketika keluar dari salah satu rumah makan, tak heran karena hari ini mereka resmi menyelesaikan magang d salah satu perusahan ternama negri ini, apalagi honor yang mereka dapatkan pun cukup fantastis untuk ukuran mahasiswa yang baru menyelesaikan pendidikan seperti mereka.
"Setelah ini mau kemana?" Haris bertanya kepada teman temannya, setiba mereka d tempat parkir.
"Pulang." sahut Elena santai, gadis manis itu memang jarang menghabiskan waktu di luar rumah jika tidak bersama para sahabatnya, yah walaupun Elena adalah satu satunya wanita diantara mereka berempat, tapi dia tidak pernah risih berdekatan dengan mereka.
"Priyo? kamu pulang ke kost an juga?." Tanya Haris lagi.
"Iya, aku dan Bagus sama sama dapat jadwal kereta pagi." Jawab Priyo seraya mengenakan helm nya.
"Kita ketemu lagi pas wisuda yah." Bagus yang mulai menyalakan matic nya pun ikut menambahkan.
Mereka berempat kompak mengangguk. Haris memakaikan Helm ke kepala Elena, tak lupa pula memberikan jaketnya untuk di pakai teman wanitanya tersebut.
"Gak papa, kamu aja yang pakai" tolak Elena.
"Pakai, biar kamu gak masuk angin" Tanpa menunggu persetujuan, Haris membantu Elena memakai jaket nya, itu sudah hal biasa bagi mereka, bahwa diantara ketiga pria tersebut, Haris memang memiliki perhatian lebih pada Elena.
Dan Elena hanya diam menerima perlakuan manis sang sahabat, nyaman rasanya ketika dia menerima perhatian tesebut, karena nyatanya Haris belum memiliki kekasih, jadi Elena sama sekali tidak harus merasakan perasaan tak nyaman.
Kemudian Haris pun menaiki motor sport hitam kesayangannya.
klik
Setelah helm aman terpasang dia pun menghidupkan mesin motornya, Elena ikut naik di kursi belakang motor Haris.
"Oh iya Elena, motor kamu gimana?" tanya Bagus, tepat sebelum mereka keluar dari tempat parkir.
"Gak papa sih, kamu bawa aja, ntar malem, aku minta tolong security untuk ngambil tuh motor ke kostan kalian," jawab Elena .
Kemudian mereka pun berpisah.
Haris melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Sepanjang perjalanan, mereka hanya terdiam tanpa ada percakapan.
Haris menghentikan mematikan mesin motornya, ketika sampai di depan gerbang rumah besar keluarga Harun Sebastian, Papa Elena.
Elena turun dari motor kemudian melepas jaket yang ia kenakan "thanks yah, sudah pinjemin jaket dan antar sampe rumah," ucap Elena ketika menyerahkan jaket ke tangan pemiliknya, senyum manis tak lupa ia sematkan di wajah cantiknya.
"Hem ... " jawab Haris pelan.
Ketika Elena berbalik, tiba tiba Haris mencekal lengan nya, Elena terkejut kemudian menoleh ke belakang, "Elena ... ada yang ingin ku bicarakan." lanjutnya ragu.
"Kenapa? ada masalah?." tanya Elena tanpa rasa curiga.
Haris terdiam sesaat, dia sibuk dengan pikirannya, ragu antara harus dikatakan atau tidak, tapi jantung nya serasa hampir meledak menahan gejolak perasaannya, kemudian sebuah tekad muncul, 'setidaknya aku sudah mengatakannya, dan aku tidak akan menyesal di kemudian hari.'
"Oh yah, Apa itu?." Tanya Elena.
Haris pun turun dari motor nya, dia berjalan mendekati Elena, kedua tangannya menggenggam tangan Elena.
Ditatapnya wajah manis gadis itu, dadanya bergemuruh hebat, ini pertama kali dalam hidupnya.
"Maaf, jika membuatmu merasa tidak nyaman, tapi aku bisa gila jika memendam nya lebih lama, sungguh dalam pikiran dan hatiku hanya ada kamu, wajahmu, tawamu, sikapmu, bahkan semua tentangmu terlihat indah d mataku."
Haris meremas jemari tangan Elena.
"Elena, Aku mencintaimu."
Elena terdiam, tak menyangka kalimat itu akan diucapkan oleh sahabatnya.
Elena mengurai genggaman tangan mereka.
"Kalian bertiga adalah sahabat, teman dan saudara bagiku, aku harap sampai kapanpun tidak akan berubah, aku anggap tak pernah mendengar kalimat itu darimu, jangan ucapkan lagi yah." Elena tersenyum.
Sementara Haris, rasanya sungguh sakit mendengar penolakan tersebut, ini pertama kali baginya, pertama kali teramat menyukai seorang gadis, pertama kali menyatakan cinta, pertama kalinya pula ditolak, bisakah aku terus berada disisi nya, kelak beranikah ia menatap wajah gadis itu???.
...****************...
Mobil mewah itu berhenti di sisi jalan menuju rumah nya, bukan tanpa sebab dia meminta asistennya menghentikan mobil tersebut.
Dari dalam mobil dia melihat putri bungsunya baru saja turun dari motor yang berhenti di depan rumah nya, kemudian dia melihat pemuda itu menggenggam tangan putrinya, tentu tanpa perlu mendengar dia sudah tau, kalau pemuda itu tengah menyatakan perasaannya.
Dia terdiam membisu, pemandangan berikut nya terlihat pemuda itu menatap lesu kearah putrinya dengan pandangan kecewa, Harun tersenyum memiringkan sudut bibir nya.
“Seno, aku ingin bicara dengan pemuda itu, bawa dia ke tempat biasa.” perintah nya pada Seno asisten pribadi nya.
“Baik tuan.” Seno pun turun dari mobil dan menghampiri pemuda itu. Sesampainya di hadapan pemuda itu.
“Tuan Harun ingin bicara dengan mu nak, bisa kah kamu mengikuti kami?.”
Haris menatap mobil yang ternyata berada tak jauh di belakang nya.
Haris mengangguk pelan.
“Jangan terlalu takut, aku pastikan kamu tidak akan kecewa, dan jangan coba mengelak.”
Seno pun berlalu, kembali ke kursi kemudi, kemudian mulai menjalankan mobil mewah sang atasan.
Tujuan mereka adalah, Sebuah cafe tak jauh dari perumahan mewah sang atasan, jam makan siang sudah berlalu, jadi suasana cafe sudah sepi pengunjung.
Seno memesan private room agar pembicaraan sang atasan lebih leluasa.
Sementara Haris?
Bohong jika dia tidak takut, jantungnya berdetak cepat seakan ia sedang mengikuti pertandingan lari maraton, pertama ketika dia mengatakan perasaannya dan ke dua kali nya, dia diminta langsung berhadapan dengan papa dari gadis itu, tentu dia bagai merasakan 2 kali serangan jantung hari ini.
Namun dirinya adalah laki laki, pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan, apapun akan dia lakukan meski berhadapan dengan Tuan Besar Harun Sebastian, Haris bertekad dalam hati nya.
Tuan Harun tengah meneguk kopi nya ketika Haris tiba di hadapan beliau.
Harun tersenyum tipis “Seno tetaplah di sini.”
“Baik tuan,” Seno pun memposisikan dirinya berdiri di sisi Harun.
“Minumlah dulu, jangan tegang, ini pembicaraan antar lelaki.” Harun mencoba mencairkan suasana.
Haris mengangguk kemudian memilih air mineral untuk meredakan ketegangannya, setelah beberapa tegukan, wajahnya kembali terangkat tanpa gentar berhadapan langsung dengan papa dari gadis yang di cintai nya.
“Kamu mencintai putriku?.” Tanya Harun tepat sasaran tanpa basa basi.
Haris tak gentar “Benar om.” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan matanya.
Hmmm menarik juga pemuda ini.
Harun berujar dalam hati.
“Apa yang kamu miliki?”
“Belum ada om, karena saya belum bekerja.”
Harun tersenyum simpul.
“Jangan salah faham, kamu tau aku bukan orang seperti itu, aku tak pernah membedakan seseorang berdasarkan harta yang dimilikinya, yang ku maksud kualitas dirimu,” ujar Harun masih menatap tajam kearah pemuda di hadapannya, pemuda itu masih tak gentar, apalagi mengalihkan pandangannya.
“Dengarkan baik baik, sesuai dengan namanya, putri ku adalah berlianku yang paling berharga, aku memberikan yang terbaik sepanjang hidupnya, tak kubiarkan hal buruk menimpa nya, Karena itulah dia dijaga dengan pengamanan terbaik, dan ... Aku pun menginginkan lelaki terbaik yang akan menggantikan aku menjaga dan memberikan yang terbaik sepanjang sisa hidup nya.” Harun diam sesaat, mengamati ekspresi pemuda di hadapannya.
“Apa kamu sanggup?.” tantang Harun. “jika kamu bisa membuktikan kualitas dirimu, makan dengan senang hati aku sendiri yang akan membawa mu kehadapan putriku.”
Tawaran yang sungguh menggiurkan bukan?.
Dan bukan Haris namanya jika dia tidak menerima tantangan itu “Baik om, saya akan buktikan pada anda, karena saya pun tidak main main dengan perasaan saya.”
Harun menganggukkan kepalanya “Bagaimana jika Elena menemukan pria lain sebelum kamu berhasil membuktikan kata katamu?.” Tanya Harun lagi.
“Maka, saya ingin anda juga memberlakukan syarat yang sama, sesuai kualifikasi yang anda inginkan dari saya." Jawab Haris penuh keyakinan.
"Baik, tak masalah aku rasa itu cukup adil."
Dan pertemuan hari itu pun berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
nobita
wah wah... pertemuan yg menegangkan bagi Haris...
2024-12-01
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semangaaat Haris 💪
2024-10-29
0
Dewa Rana
baru baca, semoga ceritanya bagus
2024-08-16
0