JODOH : Cinta Pertama
Seorang siswi berseragam putih abu-abu sedang duduk sendirian di kantin sekolah yang sepi, sambil membaca buku pelajaran untuk materi ujian selanjutnya. Sejak 20 menit yang lalu belum ada tanda-tanda seorang pun temannya yang keluar dari ruang ujian.
Namun, tak beberapa lama bel tanda selesai ujian berbunyi. Para siswa berhamburan keluar dari ruang ujian dengan muka kusutnya, karena matapelajaran pertama hari ini adalah matematika wajib, dan lebih parahnya lagi guru super perfect yang mengajarkan matematika wajib di kelas mereka memberikan soal esai.
Kemudian ada dua orang siswa teman kelas yang menghampirinya, duduk di kursi depan meja siswi tersebut. mereka bertiga berteman akrab sejak awal masuk sekolah disini, sampai sekarang ketika mereka sudah mau lulus, pertemanan mereka semakin erat.
" Raya, nggak ikut anak-anak cewek kelas kita?" tanya salah satu dari mereka yang lebih ceria dan ramah kepada Raya.
" Emang pada mau kemana Gun?" tanya Raya kepada Gunawan tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang sedang di bacanya.
" Pada mau ngebakso Ay." jelas siswa satunya lagi sambil memberikan es teh ke Raya.
Raya lalu menutup buku yang sedang di baca dan ber 'o' saja. Setelahnya dia mengambil gelas es teh yang dibawa oleh Rasyid. Meminum es teh tersebut hingga hanya sisa setengahnya saja.
"Kenapa nggak ikut keluar sama rombongan cewek-cewek Ay?" tanya Rasyid lagi.
"Males ah, mager (males gerak)". sahut Raya sambil kembali membuka buku pelajarannya.
" Kok tumben sok rajin kamu?. pakai baca buku pelajaran segala lagi..." kata gunawan sambil menarik buku pelajaran yang berada di tangan Raya. Raya yang kaget sepontan juga menarik buku tersebut, sehingga terjadi sedikit keributan karena hal itu. Raya tidak mau melepas buku yang sedang di bacanya, sedangkan Gunawan masih saja menarik paksa buku tersebut.
Karena kegaduhan yang mereka sebabkan sudah mulai parah akhirnya Rasyid menengahi mereka berdua. " sudah sudah..malu di lihatin yang lain" kata Rasyid sambil menarik Gunawan supaya duduk tenang.
" Ini ni si Bambang resek" celetuk Raya sambil melepas buku yang dia pegang tadi.
" sejak kapan namaku berubah jadi Bambang Naraya nadira?" sewot Gunawan sambil mengacungkan buku yang telah berhasil dia rebut dari tangan Raya.
Rasyid yang ada di situ mulai geleng-geleng kepala melihat pertengkaran mereka berdua yang akan lama bila tidak ada yang mau mengalah.
" Potong kambing kalau mau ganti nama orang jangan asal ganti ja kamu Ray!" sewot Gunawan. Lalu meletakkan buku di atas meja.
Sepertinya Raya sudah tidak mau meladeni ocehan Gunawan lagi, hanya memutar bola matanya sambil kembali meminum es tehnya.
" Potong kambing 2 Ray, kalau ganti nama ku Ray" lanjut Gunawan, yang sepertinya belum mau mengakhiri pertengkarannya dengan Raya.
" Bisa nggak sich mangggilnya lengkap 'RAYA' jangan Ray, emang aku binaragawan apa?" sewot Raya. " tenang nanti aku beli kambing pulang ujian ini buat syukuran ganti nama kamu" lanjut Raya sambil berwajah sinis.
" Sudah Ay, nggak usah sewot" ucap Rasyid untuk menenangkan Raya.
" Siap ketua OSIS" ucap raya sambil bersikap hormat kepada Rasyid.
" Aku sudah bukan ketua OSIS lagi Ay." ucap Rasyid sambil mengambil buku yang di letakkan Gunawan di atas meja.
" Siap mantan ketua " sahut Raya sambil mengambil pensil dalam kotak pensil yang di bawanya untuk di raut.
Gunawan yang belum puas bertengkar dengan Raya kembali membuat ulah. " Ray kok kamu manggil Rasyid ketua terus aku kok nggak pernah kamu panggil ketua juga malah kamu panggil Bambang? gini..gini kan aku juga ketua website sekolah kita tercinta ini?".
" iya kamu emang ketua website sekolah kita TERCINTA ini." kata Raya sambil menekan kata tercinta yang dia ucapkan. " tapi selama ini yang ngisi seluruh website sekolah kan aku. kamu cuman nebeng nama ja Bambang." sungut Raya sambil melempar sedotan yang ada di depannya ke arah Gunawan.
Gunawan yang mendengar itu hanya nyengir kuda "hehehe" sambil garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal...
Rasyid yang mendengar itu semua hanya tersenyum, sambil berfikir bahwa 'hal seperti ini yang akan aku rindukan nanti'.
"Ray, nanti kamu mau lanjut kuliah dimana?" tanya Gunawan, tapi setelahnya Gunawan bukan mendapat jawaban dari pertanyaannya malah mendapat pengsil melayang kearah jidatnya.
"Bisa kan manggil pakai yang lengkap nggak di potong gitu,?" omel Raya sembari mengambil kembali pensil yang dia lempar tadi.
" Sudah Ay, jang gitu. kasian Gunawan" lerai Rasyid.
" kalau Rasyid manggil nggak lengkap nggak di omelin.." sungut Gunawan sambil mengelus jidatnya yang sedikit sakit.
" eh Bambang Rasyid menggal nama juga enak di dengar. lah kamu, emang di pikir aku atlet binaragawan?" jelas Raya.
Gunawan yang mendengar ocehan Raya hanya senyum sendiri. Dia suka sekali mengganggu Raya, hanya untuk membuat Raya ngomel.
" Jadi kamu mau kuliah dimana Ay?" ulang Rasyid atas pertanyaan Gunawan.
" nggak tau. nggak mau lanjut, males" jawab Raya sambil menelungkupkan kepala di atas meja.
" Yah, kalau kamu males aku juga nggak usah kuliah dech." celetus Gunawan.
" ngapain ikut-ikut?" tanya Raya sambil melotot ke arah Gunawan.
" kamu bukannya udah keterima di PTN ya?" tanya Rasyid ke Gunawan.
" iya "
" jurusan apa? " tanya Raya lagi
" SI" jawab gunawan.
" kalau kamu apa?" tanya Raya sambil melihat kearah Rasyid.
" aku coba daftar beasiswa luar negri Ay" jawab Rasyid.
" udah buka ya?" tanya Raya lagi.
" udah tutup sekarang Ay, tinggal nunggu pengumuman bulan depan. " jelas Rasyid.
" emang kamu ambil kemana?" tanya Gunawan.
" Massachusetts Institute of Technology
( MIT)". jelas Rasyid.
" kok jauh banget sich? " tanya Raya sambil menggembungkan pipinya.
Rasyid tersenyum mendengarkan sambil mencoba menjelaskan mimpi dan rencana hidupnya ke Raya.
" udah Ay, kalau takut sepi kamu kuliah deket aku ja, pasti rame kok," jeletus Gunawan.
" nggak usah manggil gua Ay, Bambang" sewot Raya.
" elah salah muluk jadi aku, ini salah itu salah..." dumel Gunawan.
" ya emang kamu selalu salah kan?" tanya Raya sambil memutar bola matanya.
" jadi kamu mau kemana Ay?" tanya Rasyid lagi.
"pengennya ambil jurusan sastra tapi nggak boleh sama ortu di suruh ambil jurusan kedokteran
" curhat Raya. " makanya kemaren aku nggak daftar kuliah biarin ja nanti ortu yang ngurus males." sewot Raya.
" nggak boleh gitu Ay" nasihat Rasyid sambil mengelus kepala Raya.
Raya yang di elus kepalanya tidak sengaja melihat cincin yang dipakai Rasyid, di jari kelingkingnya.
" kamu pakai cincin pas ujian kok nggak di sita sich?" tanya Raya.
" nggak tau juga, tadi iseng ja." jawab Rasyid sambil tersenyum.
" siniin jangan di pakai lagi nanti di marah pengawas lho" kata Raya sambil menarik tangan Rasyid yang terpasang cincin.
" nggak boleh ambil cincin dari tangan cowok gitu pamali" celetuk Gunawan yang melihat Raya hendak me ngambil cincin dari jari Rasyid.
" emang ada pamali kayak gitu?" tanya Raya sambil melihat ke arah Rasyid dan Gunawan.
" pamalinya kalau di ambil kan Gun?" tanya Rasyid.
" iyaa," jawab Gunawan cepat seperti menyimpan kecemburuan.
" sini Ay" kata Rasyid sambil mencoba melepas cincin di jarinya dan memasangkan ke cincin tersebut ke jari manis Raya. " kalau kayak gini nggak pa2 kan Gun?" tanya Rasyid sambil melirik ke arah gunawan yang masih terbengong melihat aksi kedua temannya.
lalu tidak lama kemudian Raya memindahkan cincin tersebut ke ibu jaring karena cincin tersebut terlalu besar.
" di simpen ya Ay, aku masih punya satu lagi yang persis sama" bisik Rasyid sambil berlalu pergi karena bel masuk ujian telah berbunyi
**
tidak akan ada pertemanan yang sempurna antara laki-laki dan perempuan kecuali akan ada salah seorang yang jatuh cinta atau malah keduanya saling jatuh cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Bunga Syakila
menyimak
2022-08-29
0
Oh Dewi
Ini sama bagusnya kaya novel yang pernah gue baca judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, wajib pakek tanda kurung kalo mau searching ya gengs.😗
2022-07-30
1
Eka Sukmala Dewi
semangat
2022-05-09
4