bab 3 si cuek yang perhatian

Raya dan Hani keluar dari tempat makan tersebut sambil tertawa saja, dan sudah tidak membahas masalah tadi. Hani hanya kesal dengan Raya yang tidak bisa jujur dengan hatinya sendiri dan malah mementingkan perasaan orang lain.

Sedangkan Raya yang memang dari awal hanya ingin menikmati masa sekolah tanpa masalah dan kasus yang tidak penting, seperti bertengkar dengan teman hanya karena masalah laki-laki. Dia hanya menganggap apa yang terjadi tadi karena Hani begitu sayang padanya.

Mereka berjalan beriringan menuju tempat pemberhentian bus kota yang ada di sebrang sekolah, sambil membicarakan beberapa hal tentang baju yang akan di pakai di acara perpisahan sekolah nanti serta make up yang tidak pernah di pakai sama sekali dengan Raya.

"Besok aku dandanin ya biar kamu tambah cantik Ra, " ucap Hani sambil menunjukkan beberapa gambar make up dari dalam buku majalah yang sedang di pegang.

" emang sekarang aku nggak cantik" tanya Raya sewot.

" biar tambah canti Ra, bukan berarti kamu jelek, ada kata tambahnya resek." sahut Hani sambil menepuk pundak Raya.

Raya hanya tersenyum mendengarkan ocehan Hani sambil sekali-kali mengelus pipinya yang masih terasa perih, karena sebenarnya kulit Raya sangat sensitif jadi agak terasa perih dan gatal di bekas tamparan Hani tadi.

setelah mereka duduk Rasyid dan Gunawan menghampiri mereka, tapi Rasyid pergi lagi sebelum sampai duduk disana.

" muka mu kenapa Ray, kayak habis kena tonjok gitu?" tanya Gunawan sambil memperhatikan pipi Raya.

" habis berantem sama Gua." jawab Hani sewot

" beneran Ray, kamu berantem?. Raya si pendiam berantem sama babon yang kayak drum bodol gini?" tanya Gunawan sambil mengejek Hani.

" Resek emang ya thu mulut, Gua cabein tau rasa." omel Hani sambil menutup majalah yang dia pegang tadi dan menyerahkannya ke Raya.

"suka suka ini mulut nggak ganggu orang, kalau nggak suka ya tutup ja tu kuping, susah amat." sahut Gunawan.

" pantes di tolak terus sama Raya, kelakuan lo kayak dakjal" seungut Hani sambil nunjuk muka Gunawan yang sudah merah padam.

" eh Raya thu bukan nolak, dia thu cuman gengsi sama kasian dengan sahabatnya yang juga di tolak terus sama sahabat gua si Rasyid." ejek Gunawan sambil memelet kan lidahnya ke arah Hani.

Raya yang mendengar itu hanya diem ja sambil membolak-balikan majalah yang sedang di pegang. kalau dia juga ikut mengomentari obrolan absruk mereka, maka pada akhirnya dia yang akan memukul kepala si resek Gunawan.

Tak beberapa lama Rasyid datang ke arah mereka dan duduk di samping Raya, dengan membawa batu es dalam cup minuman dan juga mengeluarkan sabu tangan dari dalam saku celana sebelah kanan, lalu membukus batu es tersebut dengan sabu tangan warna biru kombinasi yang sama persis dengan milik Raya yang telah Raya simpan dari zaman SMP, mereka beli sabu tangan itu bersama ketika akhir waktu SMP.

Tanpa banyak kata Rasyid memberikan sapu tangan yang telah di isi batu es itu kepada Raya dan menyuruhnya mengompres pipi Raya yang memerah tadi.

" pakai dulu, nanti kamu alergi." kata Rasyid, lalu dia mengambil kertas dalam tasnya dan sibuk kembali dengan urusannya.

" makasih sahut Raya." sambil mengompres pipinya.

Rasyid hanya tersenyum dan kembali membaca kertasnya.

Hani yang melihat itu tersenyum sambil merasa sakit hati dan bersalah dengan kisah cinta mereka yang lebih mementingkan sahabatnya dari pada cinta mereka.

sedangkan Gunawan lansung mengambil sapu tanga tersebut.

" sini biar aku ja yang ngompresin." rebut Gunawan.

" gak usah resek Gun, ini beneran sakit." tolak Raya sambil bergeser ke dekat Hani.

" ya tau, sini biar aku bantu." kata Gunawan. "aku thu perhatian nggak kayak si batu es yang malah sibuk sendiri." sindir Gunawan ke arah Rasyid.

"eh resek, yang lo bilang si es batu itu yang nyariin Raya obat, bukan lo. yang malah cuman ngomel ja." ejek Hani.

akhirnya Hani dan juga Gunawan bertengkar lagi dengan masalah yang berbeda, dan tidak beberapa lama Hani pulang karena jemputannya sudah datang.

"aku pulang duluan ya Ra," pamit Hani sambil mengambil majalah yang berada di pangkuan Raya.

" iya" sahut Raya sambil melambaikan tanga ke arah Hani.

Gunawan kembali menatap Raya, " Ray, pulang bareng aku ja yuk. aku bawa motor" ajak gunawan.

" kalau kamu bawa motor ngapain nunggu disini" sahut Raya, bukannya menerima ajakan malah bertanya, tentang keberadaan Gunawan di sini.

Gunawan hanya nyengir sambil menjawab." ya kan mau ngajakin kamu pulang bareng."

" bawa helm 2?" tanya Raya.

" 1, ngapain aku bawa 2 helm segala?" tanya Gunawan bingung.

" kalau gitu pulang sendiri ja kamu" sahut Raya.

" hah"

" kalau kamu bawa helm 1 ngapain ngajak aku pulang bareng, lalu lintas ada peraturanya bambang..." sewot Raya.

mendengar penjelasan itu Gunawan hanya tersenyum, lalu pamit pulang tidak lupa juga dia, mengancam Rasyid untuk menjaga Raya, dan jangan sampai Raya lecet sedikit pun. mendengar peralatan Gunawan yang aneh Rasyid hanya tersenyum saja lalu kembali mengambil sabu tangan yang di pegang Raya untuk mengompres pipinya yang mulai berkurang isinya dan mengisinya kembali dengan es batu lagi. setelah kembali terisi es batu, Rasul kembali memberikannya ke Raya.

" makasih" kata Raya yang hanya sebuah gerakan bibir saja.

Rasyid hanya tersenyum sambil menatap Raya dan bertanya apa yang terjadi kepada kedua pipinya.

" pipinya kena apa Ay?, kamu ada salah makan atau kebentur?" tanya nya.

" nggak pa-pa kok Id, cuman salah paham ja tadi sama anak-anak terus nggak sengaja ke tampar" jawab Raya menjelaskan.

" kalai ke tampar itu cuman sebelah Ay. kalau dua-duanya gini namanya sengaja." sahut Rasyid masih dengan gaya santainya.

" itu apa? " Raya mencoba mengalihkan pembicaraan dengan bertanya tentang kertas yang di pegang Rasyid.

" ini sambutan buat acara perpisahan besok" jawab Rasyid sambil menyerahkan lembaran tersebut.

Raya menerimanya dan membaca sekilas kertas itu, lalu menyerahkan kembali ke Rasyid, " jadinya kamu yang sambutan besok?, bukannya kamu nggak mau datang ke acara karena masih harus ngurus paspor dihari yang sama?" tanya Raya.

" iya, aku usahain urusannya selesai sebelum hari perpisahan, biar bisa lihat kamu cantik pakai baju perpisahan kita nanti" jawab Rasyid.

Setelah Rasyid menjawab itu, angkutan umum yang mereka tunggu datang Rasyid lalu mengambil tas Raya membawa nya di bahu sebelah kiri dan membuang cup bekas batu es ke tong sampah disana lalu membiarkan Raya masuk duluan ke dalam angkutan tersebut.

suasana didalam bis tersebut cukup sesak sehingga Raya sempat terdorong dan hampir membentur tiang besi tempat berpeganga Rasyid. tapi untungnya dengan sigap Rasyid menghalangi besi itu dengan tangannya lalu menarik Raya ketempat yang lebih aman.

setelah berjalan beberapa menit bi itu berhenti dan beberapa orang mulai turun, sehingga bis tidak sepadat sebelumnya.

setelah beberapa orang keluar dari bis tersebut, Rasyid melihat tempat duduk kosong agak jauh dari tempat mereka berdiri,Rasyid berjalan menggandeng Raya ke arah kursi tersebut, mempersilakan Raya duduk, lalu menyerahkan tas milik Raya yang di pegangnya tadi dan berdiri di depan Raya sambil berpegangan menghadapi Raya.

ketika melihat kebawah, Rasyid tidak sengaja melihat tali sepatu Raya yang mulai terlepas. Yang jika di biarkan nantinya akan berbahaya ketika turun dari bis ini. Rasyid tiba-tiba berjongkok.

Raya yang melihat Rasyid berjongkok merasa kaget, lalu bertanya, " kenapa Id?" kagetnya.

Rasyid hanya tersenyum lalu mengikat tali sepatu Raya dan kembali tegak kembali setelah selesai.

" lain kali hati-hati" nasehat Rasyid sambil mengelus kepala Raya dengan sayang. dan kembali menatap kedepan.

di perlakuakan seperti itu kedua pipi Raya yang memang sudah merah karena tamparan Hani, bertambah merah karena bahagia dan malu bercampur menjadi satu di hatinya.

***

Kadang cinta tidak butuh kata manis yang mengumbar janji. Cinta hanya butuh perlakuan manis yang menegaskan janji.

Terpopuler

Comments

Kaisar Tampan

Kaisar Tampan

semangat kak. singgah juga ke novelku simpanan brondong tampan

2022-07-05

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 kenangan
2 bab 2 cinta yang disembunyikan
3 bab 3 si cuek yang perhatian
4 bab 4 awal cinta tanpa kata
5 bab 5 hari perpisahan
6 bab 6 surat cinta setelah 6 tahun bersama
7 bab 7 menuju kota pelajar
8 bab 8 tiba di kota pelajar
9 bab 9 kesenjangan
10 bab 10 susah sinyal
11 bab 11 sinyal
12 bab 12 kruk penuh cinta
13 bab 13 rencana untuk sekolah
14 bab 14 curhat
15 bab 15 flashback
16 bab 16 flashback bagian 2
17 bab 17 kepo
18 bab 18 kejutan tak terduga
19 bab 19 kejutan tak terduga
20 bab 20 kembali
21 bab 21 peluk
22 22. melepas rindu
23 bab 23 pengantin baru kena julid
24 24. makan malam bersama
25 Bab 25. Membantu
26 bab 26. Tunangan
27 bab 27. Pamit
28 bab 28. Cemburu
29 bab 29. Pulang
30 bab 30. perjalanan pulang
31 bab 31. Lari
32 32. Sembunyi
33 33. Keluar
34 34. Perjalanan
35 35. Macet
36 36. macet 2
37 37. Kembali berjalan
38 38. Janji
39 38. Janji
40 39. Bertemu kembali
41 40. pembuat onar
42 41. Terhubung kembali.
43 42. Terhubung kembali 2
44 43. Meminta maaf
45 44. move on
46 45. Hati yang lain
47 46. Hati yang baru
48 47. Perhatian yang sama
49 48. seperti dia
50 49. Dia
51 50. Curiga
52 51. curiga 2
53 52. Datang
54 52. bertemu
55 53. bicara
56 54. Menghindar
57 55.
58 56. Menyesal
59 57. berjuang
60 58. Putus asa
61 59. cinta kembali
62 60. Rencana
63 akhir
Episodes

Updated 63 Episodes

1
bab 1 kenangan
2
bab 2 cinta yang disembunyikan
3
bab 3 si cuek yang perhatian
4
bab 4 awal cinta tanpa kata
5
bab 5 hari perpisahan
6
bab 6 surat cinta setelah 6 tahun bersama
7
bab 7 menuju kota pelajar
8
bab 8 tiba di kota pelajar
9
bab 9 kesenjangan
10
bab 10 susah sinyal
11
bab 11 sinyal
12
bab 12 kruk penuh cinta
13
bab 13 rencana untuk sekolah
14
bab 14 curhat
15
bab 15 flashback
16
bab 16 flashback bagian 2
17
bab 17 kepo
18
bab 18 kejutan tak terduga
19
bab 19 kejutan tak terduga
20
bab 20 kembali
21
bab 21 peluk
22
22. melepas rindu
23
bab 23 pengantin baru kena julid
24
24. makan malam bersama
25
Bab 25. Membantu
26
bab 26. Tunangan
27
bab 27. Pamit
28
bab 28. Cemburu
29
bab 29. Pulang
30
bab 30. perjalanan pulang
31
bab 31. Lari
32
32. Sembunyi
33
33. Keluar
34
34. Perjalanan
35
35. Macet
36
36. macet 2
37
37. Kembali berjalan
38
38. Janji
39
38. Janji
40
39. Bertemu kembali
41
40. pembuat onar
42
41. Terhubung kembali.
43
42. Terhubung kembali 2
44
43. Meminta maaf
45
44. move on
46
45. Hati yang lain
47
46. Hati yang baru
48
47. Perhatian yang sama
49
48. seperti dia
50
49. Dia
51
50. Curiga
52
51. curiga 2
53
52. Datang
54
52. bertemu
55
53. bicara
56
54. Menghindar
57
55.
58
56. Menyesal
59
57. berjuang
60
58. Putus asa
61
59. cinta kembali
62
60. Rencana
63
akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!