Setelah sampai di halte tujuannya Raya turun dari bis kota itu, di ikuti dengan Rasyid yang juga ikut turun. Seharusnya Rasyid turun di halte berikutnya bukan di halte ini. Rasyid selalu berhenti di halte yang sama dengan Raya dan berjalan bersama Raya sampai di depan rumah Raya. Baru setelah memastikan Raya masuk ke dalam rumah dengan aman, Rasyid akan pergi pulang, tanpa banyak bercerita ataupun mengeluarkan kata-kata. sambil memperhatikan Raya.
sedangkan Raya berjalan sambil melamun, dia masih memikirkan perkataan Hani, yang bilang bahwa Rasyid menyukainya. itu seperti tidak masuk di otaknya. mereka telah berteman sangat lama hampir enam tahun tapi tidak ada tanda-tanda spesial yang menunjukkan Rasyid suka padanya, Rasyid baik ke siapapun termasuk dirinya. jadi kemungkinan sangat kecil Rasyid juga menyukainya. Kalaupun Rasyid menyukainya seharusnya dari dulu dia juga bisa merasakkannya kan?. Atau paling tidak Rasyid akan marah atau cemburu ketika Gunawan terang-terangan menembak Raya di depan anak satu angkatan mereka di gedung olah raga dulu.
karena asik melamun Raya tidak memperhatikan jalan di depannya yang berlubang, sehingga hampir saja dia terjatuh. Tapi untungnya hal itu tidak terjadi karena Rasyid dengan sigap menarik Raya ke sebelahnya. tanpa kata. Hanya tersenyum, lalu kembali berjalan dengan menggandeng tangan Raya disebelahnya.
Raya yang kaget karena di tarik dan belum tau kalau ada jalan yang berlubang tadi bengong dan melihat kebelakang, memperhatikan jalan yang memang berlubang dan sudah di pasang penanda. Raya memandang Rasyid, lalu tersenyum. Ini yang membuatnya jatuh cinta pada Rasyid, perhatian tanpa kata yang selalu Rasyid berikan padanya sejak awal mereka bertemu. Namun, Rasyid selalu baik ke siapapun yang memerlukan bantuannya. jadi, Raya ragu kalau Rasyid juga suka padanya.
" Id besok waktu perpisahan mau pakai baju apa?" tanya Raya sambil menendang batu krikil di depannya.
" Kenapa?" bukannya menjawab pertanyaan Raya, Rasyid malah kembali bertanya.
" nggak ada, nanya ja." jawab Raya. Rasyid terlalu dingin, bicara seperlunya ketika dengannya. Tapi akan banyak mengeluarkan kata ketika berada di tempat umum, apalagi ketika mengeluarkan pendapatan saat berdebat atau ketika di podium untuk menyampaikan sambutan Rasyid akan sangat menjadi magnet para siswa-siswi untuk melihatnya.
setelah itu suasana kembali teras sunyi diantara mereka berdua, padahal banyak kendaraan yang berlalu-lalang. tapi Raya dan Rasyid hanya berjalan sambil terus melihat trotoar di depan saja.
" Ay pakai baju samaan waktu perpisahan besok mau nggak?" tanya Rasyid tiba-tiba.
" hah?" Raya tidak salah dengarkan.
Rasyid kemudian membuka tas Ransel yang di bawannya lalu mengeluarkan plastik dari dalamnya dan menyerahkannya ke Raya.
" ini apa?" tanya Raya bingung.
" nanti di buka ja di rumah" jelas Rasyid.
" bukan bom kan?" gurau Raya sambil menenteng plastik yang bi berikan Rasyid.
Rasyid hanya tersenyum dan menggelengkan kepala saja mendengar perkataan Raya yang terkadang tidak jelas.
" siapa tau Rasyid ketularan reseknya Gunawan." kata Raya sambil cekikikan.
" nggak Ay". jawab Rasyid seperlunya.
mereka sudah sampai di depan rumah Raya, tiba-tiba. " Id nanti kalau kamu kuliah keluar negri masih inget aku nggak?" tanya Raya sambil membuka gerbang rumahnya yang sedikit sulit.
" kok nanya gitu Ay?" Rasyid balik bertanya, dan mengambil kunci gerbang yang di gunakan Raya, membatu Raya membuka gerbang itu.
" ya kan, Id bakal lama nggak pulang nggak akan hubungi Raya kalau di sana, terus banyak temen juga, terus Id lupa sama Ay." jawab Raya sambil menggembungkan kedua pipinya. lalu mendorong gerbang dan masuk satu langkah ke dalam gerbang rumahnya. Kini Raya dan Rasyid terpisah gerbang rumah Raya yang hanya setinggi dada mereka.
" Id akan selalu inget sma Ay" jawab Rasyid menenangkan, lalu mengelus kepala Raya.
" terus nanti kita nggak bisa komunikasi, terus nanti Ay nggak bisa lihat Rasyid lama" bela Raya.
Rasyid menghela nafas sejenak " kan ada skype Ay" jelas Rasyid untuk menenangkan Raya.
" Ay nggak bisa pakainya" jawab Raya seadanya.
" nanti Id ajarin ya." jawab Rasyid lagi.
" tapi kuotanya mahal Id." jawab Raya yang belum ikhlas Rasyid pergi jauh.
" nanti Id ajarin Raya buat hack Wifi tetangga sebelah rumah ya." canda Rasyid.
" oke" sahut Raya tertawa mendengar candaan Rasyid, sambil membuat tanda oke dengan tangannya.
" ya udah kamu masuk Ay," pinta Rasyid sambil tersenyum.
setelah itu Raya melambaikan tangan ke Rasyid dan berlalu masuk kedalam rumahnya. sedangkan Rasyid tersenyum melihat gadis itu, lalu pergi dari sana setelah Raya benar-benar hilang dari pandangannya di balik pintu rumah itu.
***
Setelah mandi dan berganti pakai Raya melihat plastik yang di berikan Rasyid tadi, mengeluarkan isinya yang ternyata sebuah kebaya cantik yang sangat cocok untuk perpisahan. Raya mengeluarkan kebaya tersebut dan meletakakkannya di atas tempat tidur lalu memandangi model kebaya tersebut, dan berfikir seperti pernah melihatnya, tapi dia lupa dimana pernah melihat kebaya ini.
Setelah berfikir sejenak Raya teringat majalah yang pernah di berikan Maya untuk melihat model kebaya yang cantik untuk perpisahan mereka satu bulan lalu. Ini adalah model yang Raya suka waktu itu, Rasyid berada disana sewaktu Raya mengatakan suka dengan kebaya itu. namun, kebaya ini harus dibeli dengan sepasang. lalu karena penasaran Raya mencoba mencari majalah yang di simpannya satu bulan lalu.
Raya lupa meletakkan majalah itu dimana sepertinya di atas meja belajarnya terselip di antara buku-buku pelajaran. tapi, setelah di bobgkar majalah itu tidak dapat di temukkannya. setelah berfikir sejenak Raya ingat kalau majalah itu di pinjam Rasyid yang katanya ingin melihat model baju pria yang bagus untuknya satu minggu lalu, dan setelah itu Raya meletakkan majalah tersebut di laci lemari.
Raya bergegas mencari majalah itu dan membuka setiap halaman yang ada di sana mencocokkan dengan kebaya yang ada di depannya. ketika Raya sudah mulai putus asa dan lelah akhirnya gambar baju itu di lihatnya. disana juga tertulis naman 'Raya' di bawah gambar baju yang sangat Raya inginkan.
Dulu Raya sempat berfikir kalau Rasyid juga menyukainya karena hal-hal kecil seperti ini. Rasyid selalu tau apa yang Raya inginkan tanpa Raya harus berkata apapun atau meminta kepadanya. Rasyid selalu perhatian pada hal kecil tentang Raya, padahal terkadang Raya sendiri tidak tau itu terjadi padanya. contohnya saja tali sepatu yang lepas, Rasyid akan tau lebih dulu di banding Raya yang sedang memakainya.
Rasyid akan dengan sigap mencari sesuatu yang di butuhkan Raya tanpa banyak bertanya, seperti tadi ketika Rasyid tiba-tiba membawa es batu untuk mengompres lebab di pipi Raya.
Perhatian kecil Rasyid tanpa kata yang selalu membuat Raya jatuh cinta kepadanya. Raya seperti istimewa tanpa harus Rasyid memujanya. Itu semua membuat Raya berbuanga-bunga dan memendam rasanya karena Rasyid selalu diam tanpa kata ketika melakukan semua perhatiannya.
***
kadang cinta tumbuh hanya karena perhatian kecil tanpa kata, yang mendobrak hati dengan begitu lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments