Raya bersiap pergi kesekolah pagi-pagi, ketika matahari belum menampakkan sinarnya. Raya, Hani dan Maya telah janjian untuk bertemu di sekolah pukul 06.00 pagi, karena mereka akan ber make up di sekolah saja untuk menghemat waktu, dan kebetulan Maya dapat diandalkan dalam hal seperti ini. Maya sudah sering ikut ibunya untuk merias pengantin (MUA), daripada mereka harus kesalon dan akhirnya akan telat sampai sekolah. karena salon yang dekat dengan sekolah pasti akan sangat antri sekali. Jadi mereka bertiga berinisiatif untuk memanfaatkan bakat terpendam Maya saja.
Ketika Raya baru membuka gerbang rumah dan akan mencari ojek yang biasa mangkal di sebrang rumah ketika subuh begini, dia di kagetkan dengan kedatangan Rasyid yang menggunakan motor dan menyerahkan helm tepat di depannya.
" ni pakai helmnya terus naik ya" suruh Rasyid.
Raya hanya mengangguk sambil berusaha memakai helm tersebut. entah kenapa helm tersebut seperti susah sekali dipakai, mungkin karena Raya masih kaget Rasyid berada di depan rumahnya pagi-pagi begini.
" Id helmnya susah di kancingin.." kata Raya sambil menggembungkan pipinya, karena mulai kesal.
Rasyid turun dari motornya menghadap Raya lalu mencoba memasakkan helm dengan benar. setelah itu Rasyid lalu kembali menaiki motornya dan menyuruh Raya naik.
" Id kok tau aku berangkat pagi?" tanya Raya bingung dan agak sedikit keras karena takut Rasyid tidak bisa mendengarkannya.
" Maya" jawab Rasyid singkat, menjelaskan bahwa Maya yang telah memberitahunya.
Raya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban Rasyid itu dan kembali bertanya lagi. " Id mau ngapain kesekolah pagi-pagi gini?"
" pegangan Ay." bukannya menjawab Rasyid malah menyuruh Raya untuk berpegangan.
" Id mau ngapain?" tanya Raya lagi sambil mempererat pegangan nya di jaket Rasyid.
" ada yang harus di urus sama panitia." jawab Rasyid
Raya mengerutkan keningnya, "emang apa?" tanya Raya lagi.
Rasyid tidak lagi menjawab lalu mempercepat laju motornya, agar cepat sampai ke sekolah.
setelah sampai di sekolah Rasyid memakirkan motornya di dekat hall sekolah dan membantu Raya membuka helm lalu merapikan rambut Raya yang berantakan di terpa angin.
" makasi, Id" kata Raya.
Rasyid hanya tersenyum dan menyuruh Raya untuk cepat masuk ke dalam kelas yang sudah di sepakati ketiga gadis itu. setelah memastikan Raya bertemu dengan teman-temannya. Rasyid kembali menyalakan motornya dan pergi dari sekolah.
***
Raya di sambut Maya dan Hani yang telah sampai dari tadi, dan Maya sudah mulai merias Hani dari tadi. Raya duduk di samping Maya dan melihat hasil Riasan di muka Hani.
"Ra tadi di anterin Gunawan ya?" tanya Maya.
Hani bingung kenapa Maya bertanya begitu, kan Maya yang memberi tahu ke Rasyid tentang rencana mereka. harusnya, Maya tau kan kalau Rasyid juga ada urusan di sini.
" ya kan biasanya kamu selalu di kawal sama Gunawan atau Rasyid, sedangkan Rasyid kemaren bilang ke aku kalau dia nggak bisa datang kesekolah subuh-subuh gini, karena masih ada kerjaan di rumah." jelas Maya panjang lebar.
Raya hanya mengerutkan alisnya, karena bingung. Tadikan Rasyid yang mengantarnya kesekolah. Akhirnya Raya bertanya kepada dua temannya. "anak-anak panitia kelas 2 ada di tempat acara nggak?"
" ngapain pagi-pagi buta gini mereka kesini Ay, paling nanti jam 06.30 baru pada datang mereka." jelas Hani.
" ngapain nyari panitia?" tanya Maya.
" nggak" Raya hanya menjawab seperlunya saja sambil berjalan keluar dari ruang kelas tersebut.
" mau kemana Ra?" tanya Maya yang melihat Raya berjalan keluar.
" ke toilet bentar." jawab Raya tanpa menoleh ke arah kedua temannya.
Raya berjalan kearah hall tempat acara yang memang masih kosong dan mencoba mencari motor yang dia tumpangi bersama Rasyid tadi sudah tidak ada di sana lagi. jadi Rasyid hanya mengantarkanya kesekolah dan pergi lagi. Padahal dia tidak memiliki urusan apapun pagi ini di sekolah.
Sekolah masih sangat sepi Raya mulai merinding akhirnya dia kembali ke ruang tempat kedua temannya berkumpul tadi.
" duduk sini, Ay." suruh Maya menunjuk kursi yang tadi di tempati Hani.
Raya duduk dengan tenang di kursi tersebut selama lima belas menit untuk di rias oleh Maya. setelah selesai merias Raya, Maya merias dirinya sendiri di depan cermin yang memang sudah dia persiapkan.
***
ketika tepat pukul 07.30 mereka keluar dari kelas bersiap menuju tepat acara perpisahan, anak-anak kelas dua belas juga sudah mulai berdatangan untuk merayakan hari perpisahan, serta nantinya akan ada pengumuman kelulusan dan lulusan terbaik di sekolah.
ketika Raya, Hani dan Maya baru sampai di depan pintu Hall untuk mengisi daftar hadir, Gunawan dan Rasyid datang menghampiri mereka.
" Ray, cantik banget sich" kata Gunawan menggoda Raya.
" ya cantik donk hasil karya tangan siapa dulu dong.." sombong Maya, sambil membusungkan dada.
" eh bukan karena kamu May, tapi emang udah cantik dia. Ya kan Ray?" sahut Gunawan.
" bisa nggak manggil aku lengkap 'Raya' atau 'Ra' ja, sumpah pengen motong orang rasanya kalau denger kamu manggil gitu." sewot Raya.
semua yang ada disitu tertawa melihat Gunawan yang berniat menggoda Raya malah kena semprot dengan Raya.
setelah itu mereka antri untuk mengisi absen yang kebetulan di pisahkan sesuai abjad, jadi nama Naraya Nadira berdekatan dengan nama Muhammad Rasyid. dan mereka berdiri bersebelahan sedang nama ketiga teman mereka berjarak sekitar 2 meja.
" kamu emang cantik banget hari ini." bisik Rasyid ketika Raya sedang mengisi absen sekaligus mengisikan milik Rasyid.
Raya yang mendengar bisikan Rasyid samar-samar membuat pipinya bersemu merah dan berjalan duluan masuk kedalam hall tanpa menunggu yang lainya.
***
Acara perpisahan berjalan dengan lancar Rasyid menyampaikan salam perpisahan dengan sangat berkesan dan berkarisma sehingga membuat anak kelas dua belas berlinang air mata, dan setelah itu acara demi acara berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti, Raya mendapatkan predikat lulusan terbaik tahun ini, karena beberapa prestasi yang telah di dapatnya selama tiga tahun bersekolah disini, serta nilai ujian akhir tertinggi di angkatan mereka.
setelah acara selesai mereka berfoto bersama, namun dari setelah Raya turun dari panggung untuk menerima penghargaan Rasyid sudah tidak ada di sana. Raya bertanya kepada Gunawan dimana Rasyid, tapi gunawan juga tidak tau Rasyid pergi kemana.
"Gun, lihat Rasyid nggak?" tanya Raya sambil melihat ke kiri dan ke kanan, mencari keberadaan Rasyid yang biasanya selalu bersama Gunawan.
" tadi katanya Rasyid mau pulang cepet, cuman nggak pamit kalau emang dia udah pulang" jawab Gunawan menjelaskan.
" emang mau ngapain dia?" tanya Raya.
" katanya dia harus berangkat lebih cepat, karena ada beberapa hal yang harus di urus buat kuliah nanti, dan nggak bisa di wakilkan atau pun di tunda." jawab Gunawan.
Raya akhirnya memilih untuk pulang saja, karena acara memang sudah selesai dan hanya tinggal berfoto saja.
ketika Raya berjalan melewati anak-anak panitia kelas sebelas, ada salah seorang yang memberikan titipan Rasyid kepadanya.
" kak Raya, ini ada titipan dari kak Rasyid." jelas anak iti sambil memberikan kotak kado.
" makasih " jawab Raya sambil mengambil kotak kado tersebut.
ketika Raya hendak pergi, adik kelas tersebut menyampaikan pesan lagi. " o, ya kak.. kata kak Rasyid di buka di rumah ja, jangan disini. apalagi jangan di buka kalau lagi sama kak Gunawan." katanya sambil pergi kearah teman-teman yang sedang membereskan hall.
" makasih sekali lagi " sahut raya agak berteriak takut tidak di dengar.
****
terkadang perpisahan tidak harus di akhiri dengan kata, cukup pergi tanpa kata agar tak meninggalkan luka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments