Sopir Cantik Pemikat Hati Ceo
Zia tinggal di perumahan peninggalan kedua orang tuanya. Rumah kecil dengan ukuran 6x6 hanya memiliki dua kamar, ruang masak dan ruang tamu. perumahan milik Zia belum pernah direnovasi, tidak seperti perumahan lain yang berada dalam satu komplek dengannya.
Rumah yang ditempati Zia masih harus dibayar bulanan. Enam bulan lagi maka rumah itu akan menjadi milik Zia seutuhnya. perumahan Zia tidak jauh dari perkotaan.
Kematian kedua orang tua Zia empat bulan lalu membuat perubahan hidup Zia yang sangat dramatis. Zia harus bertahan hidup dengan uang pesangon dan sumbangan dari tempat kerja kedua orang tuanya.
Ayah Zia merupakan seorang karyawan pabrik pembuat sepatu dan Ibu Zia seorang guru Sekolah Dasar bukan seorang yang berstatus PNS. Semenjak tamat SMA Zia sudah mulai melamar kerja. Zia tidak berniat untuk kuliah seperti teman-teman kompleknya.
Sudah hampir dua tahun tidak ada perusahaan yang memanggil Zia untuk sekedar interview. sampai akhirnya kedua orang tua Zia meninggal dalam waktu yang hampir berdekatan.
Kematian kedua orang tua Zia yang mendadak membuat Zia kehilangan arah. tapi Zia tetap ingin memiliki pekerjaan tetap seperti kedua almarhum orang tuanya, walaupun tidak digaji tinggi, mereka tidak pusing lagi memikirkan biaya hidup bulanan.
Uang simpanan Zia hanya cukup untuk biaya cicilan rumah satu bulan ke depan. Zia juga harus bertahan hidup dengan biaya hidup selama ini sudah sangat dihemat nya.
Zia memiliki paman yang tinggal di perumahan yang masih satu komplek dengannya. tapi Zia tidak bisa mengadu kesulitan hidupnya karena istri paman Zia memiliki hati dan mulut yang kejam. membuat Zia memilih hidup mandiri tanpa harus mengadu kepada paman nya.
"Ya tuhan, kalau masih belum mendapat pekerjaan kemana aku akan tinggal? rumah ini harus menjadi milik ku. tolonglah beri aku pekerjaan. aku hanya ingin pekerjaan tetap dan memiliki uang untuk melunasi cicilan rumah ini."
Zia bangun pagi dan berdoa semoga ia segera mendapat pekerjaan tetap.
Selama ini Zia sudah menawarkan jasa sopir antar jemput untuk orang-orang yang berada di komplek perumahannya. tidak banyak yang memakai jasa Zia, motor yang digunakan Zia sering mogok membuat pelanggan Zia kecewa dan tidak lagi menggunakan jasanya.
"Aku harus coba menjadi sopir Om Suryo, dia kan orang kaya di komplek ini, mobilnya dua. aku punya surat izin mengemudi."
Zia seolah mendapat jawaban dari doa yang baru ia panjatkan.
Zia segera mandi dan bersiap untuk berangkat kerumah Om Suryo yang tidak jauh dari perumahannya.
"Pagi tante."
"Pagi mau apa pagi-pagi kerumah?" tanya istri muda Om Suryo.
"Saya mau nawarkan diri jadi sopir Om Suryo, semoga Om bersedia menggunakan jasa saya."
"Paling kamu mau merayu suami saya. suami saya tidak butuh sopir. sana kamu pulang."
"Saya mau dengar jawaban Om Suryo, tolong izinkan saya masuk."
"Ada apa ribu-ribut? buat malu saja." Om Suryo keluar dari rumahnya menemui Zia dan istrinya yang berdebat didepan pagar rumah.
"Om, jadikan saya supir pribadi Om. saya punya SIM. saya juga pandai menyetir."
"Dari mana kamu dapat SIM? setau Om kamu tidak punya mobil, pandai menyetir dari mana?"
"Om bisa coba keahlian saya, saya akan antar Om kerja pagi ini."
Om Suryo tampak berfikir.
"Kalau mobil saya lecet karena kamu tabrakan kamu harus siap jadi istri ketiga saya. bagaimana?"
Zia terdiam. "Dasar tua bangka sialan, udah punya dua istri masih saja mau nambah." batin Zia.
"Untuk pagi ini saja, jika saya bisa membawa mobil Om dan Om selamat sampai kekantor saya ingin Om mencarikan saya pekerjaan tetap."
"Oke, ingat jika kamu gagal pagi ini, besok pagi kamu akan jadi istri ku." Om Suryo balik mengancam Zia.
"Papa apa-apaan sih, masa anak ingusan mau dijadikan istri, dia itu gak bisa masak. kerjanya cuma minta lauk ke tetangga. masa papa mau dikasih makan hasil ngemis." protes istri muda Om Suryo.
"Sudah kamu jangan membantah. yang penting dia masih perawan. jaman sekarang sulit menemukan pasangan yang perawan. kamu saja sudah jebol duluan." jawab Om Suryo menyudutkan istrinya.
"Aku gak terima kalau papa nikah lagi."
"Terserah, toh semua keperluan mu aku yang tanggung. jika sudah sanggup hidup mandiri silahkan buat gugatan." ucap Om Suryo membuat istri mudanya tidak berkutik.
Zia hanya mendengarkan perdebatan mereka.
"Om kapan kekantor?"
"Sekarang saja. saya mau sarapan diluar."
Zia segera masuk menuju garasi mobil Om Suryo, Om suryo memberikan kunci mobil dan menyuruh Zia untuk memanaskan mesin mobil. garasi mobil om Suryo berada didepan rumahnya.
"Ya allah, tolong selamatkan dan lancarkan pekerjaanku. aku tidak mau menjadi istri ketiga Om Suryo. Aku ingin punya suami yang hanya mencintaiku seorang."
Istri muda Om Suryo menatap Zia dengan sinis dan meninggalkan Zia di garasi.
"Aku juga tidak mau menjadi istri ketiganya, jika aku merusak mobil ini aku akan kabur, aku masih memiliki Pak ngah diluar propinsi, uangku masih cukup untuk naik Bus." ucap Zia membalas tatapan sinis istri muda Om Suryo.
Zia pernah berkunjung bersama kedua orang tuanya kerumah Pak ngah, adik kandung dari ayahnya. Pak ngah tinggal di desa dan hidup sebagai petani, Pak ngah masih memiliki adik yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, Zia memanggilnya Mak Cik. Zia juga sudah pernah bertemu Mak Cik. keluarga dari ayah Zia semuanya baik. Mereka pernah ingin membawa Zia untuk tinggal bersama mereka. Zia menolak karena Zia tidak ingin rumah peninggalan orang tuanya tidak terurus dan mungkin akan dikuasi istri paman nya yang sangat gila harta.
Zia tidak memiliki nomor Hp mereka, Hp milik almarhum ayah Zia hilang karena ayah Zia meninggal dijalan saat pulang kerja. Ibu Zia tidak memiliki Hp, karena Ibu mengajar tidak jauh dari komplek perumahan. Hp Zia juga sudah sering eror. layar Hp Zia juga sudah retak seribu. Zia tidak berani menukar Hp dan memperbaiki Hp nya sebelum mendapat pekerjaan tetap.
Zia membuka pagar yang menjadi pagar garasi mobil Om Suryo, Zia pelan-pelan memundurkan mobilnya hingga terparkir sempurna dijalan perumahan depan rumah Om Suryo.
Om Suryo segera naik ke mobil dan duduk disebelah Zia.
"Kita kemana dulu Om?"
"Sarapan Miso bacok dijalan raya depan komplek."
"Oke Om."
Zia berhasil membawa mobil Om Suryo ketempat sarapan yang diminta. Om Suryo keluar dari mobil dan masuk ketempat sarapan pagi. Zia dengan sabar menunggu di mobil. Om Suryo kembali ke mobil.
"Ayok ikut sarapan."
"Tidak usah Om. saya harus berhemat."
"Jangan khawatir, saya yang bayarkan."
"Om serius kan? kalau Om bohong saya akan bawa kabur mobil Om."
"Iya. Ayok turun."
Zia sangat bahagia setelah empat bulan menahan selera pagi ini Zia mendapat traktiran dari Om Suryo. Om Suryo yang bertubuh pendek gendut ternyata masih memiliki hati nurani yang baik.
Mereka sarapan bersama, makan saling berhadapan.
"Berapa usia mu?"
"20 tahun Om."
"Berapa gaji yang kamu inginkan jika bekerja?"
"Kalau bisa tiga juta keatas Om. soalnya saya masih harus melunasi uang bulanan perumahan."
"Masih lama cicilannya?"
"Enam bulan lagi Om."
"Jika kamu jadi istri Om, Om akan berikan uang bulanan lima juta, bagaimana?"
Tawaran Om Suryo membuat Zia batuk. Zia segera minum.
"Saya gak mau Om, saya mau punya suami yang hanya memiliki satu istri, seperti almarhum ayah dan Ibu saya."
"Ya sudah jika tidak mau."
"Om masih ingat perjanjian kita tadi pagi kan?"
"Masih."
Setelah menghabiskan sarapannya Zia mengantar Om Suryo ke perusahaan, ternyata Om Suryo bekerja di perusahaan yang elit, memiliki 26 lantai. Zia mengantar sampai diparkiran.
Om Suryo memberikan uang seratus ribu untuk Zia sebagai upahnya pagi ini.
"Wah Om baik bangat. terimakasih ya." ucap Zia senang.
"Itu sekalian untuk ongkos pulang."
"Oh, Ya." Zia segera keluar dari mobil dan memberikan kunci mobil Om Suryo.
Zia membuka aplikasi gojek dan melongo melihat tarif sampai kerumahnya.
"70 ribu? astaga mahal sekali."
Zia tidak punya pilihan karena angkutan umum juga tidak ada yang lewat di perusahaan Om Suryo. dari pada harus jalan kaki sekitar dua jam. setidaknya Zia masih ada sisa uang 30ribu.
"Semoga Om Suryo menepati janjinya untuk mencarikan ku pekerjaan." batin Zia
Zia segera pulang kerumah menggunakan gojek .
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Suparti Fadhil
kan orang tua jia udah meninggal berarti uang angsuran rumahnya udah lunas dong kan yg ngambil perumahan ke 2 ortunya berarti jatuh ke ahli warisnya dan dianggap lunas
2022-07-04
0