NovelToon NovelToon

Sopir Cantik Pemikat Hati Ceo

Mencari Pekerjaan

Zia tinggal di perumahan peninggalan kedua orang tuanya. Rumah kecil dengan ukuran 6x6 hanya memiliki dua kamar, ruang masak dan ruang tamu. perumahan milik Zia belum pernah direnovasi, tidak seperti perumahan lain yang berada dalam satu komplek dengannya.

Rumah yang ditempati Zia masih harus dibayar bulanan. Enam bulan lagi maka rumah itu akan menjadi milik Zia seutuhnya. perumahan Zia tidak jauh dari perkotaan.

Kematian kedua orang tua Zia empat bulan lalu membuat perubahan hidup Zia yang sangat dramatis. Zia harus bertahan hidup dengan uang pesangon dan sumbangan dari tempat kerja kedua orang tuanya.

Ayah Zia merupakan seorang karyawan pabrik pembuat sepatu dan Ibu Zia seorang guru Sekolah Dasar bukan seorang yang berstatus PNS. Semenjak tamat SMA Zia sudah mulai melamar kerja. Zia tidak berniat untuk kuliah seperti teman-teman kompleknya.

Sudah hampir dua tahun tidak ada perusahaan yang memanggil Zia untuk sekedar interview. sampai akhirnya kedua orang tua Zia meninggal dalam waktu yang hampir berdekatan.

Kematian kedua orang tua Zia yang mendadak membuat Zia kehilangan arah. tapi Zia tetap ingin memiliki pekerjaan tetap seperti kedua almarhum orang tuanya, walaupun tidak digaji tinggi, mereka tidak pusing lagi memikirkan biaya hidup bulanan.

Uang simpanan Zia hanya cukup untuk biaya cicilan rumah satu bulan ke depan. Zia juga harus bertahan hidup dengan biaya hidup selama ini sudah sangat dihemat nya.

Zia memiliki paman yang tinggal di perumahan yang masih satu komplek dengannya. tapi Zia tidak bisa mengadu kesulitan hidupnya karena istri paman Zia memiliki hati dan mulut yang kejam. membuat Zia memilih hidup mandiri tanpa harus mengadu kepada paman nya.

"Ya tuhan, kalau masih belum mendapat pekerjaan kemana aku akan tinggal? rumah ini harus menjadi milik ku. tolonglah beri aku pekerjaan. aku hanya ingin pekerjaan tetap dan memiliki uang untuk melunasi cicilan rumah ini."

Zia bangun pagi dan berdoa semoga ia segera mendapat pekerjaan tetap.

Selama ini Zia sudah menawarkan jasa sopir antar jemput untuk orang-orang yang berada di komplek perumahannya. tidak banyak yang memakai jasa Zia, motor yang digunakan Zia sering mogok membuat pelanggan Zia kecewa dan tidak lagi menggunakan jasanya.

"Aku harus coba menjadi sopir Om Suryo, dia kan orang kaya di komplek ini, mobilnya dua. aku punya surat izin mengemudi."

Zia seolah mendapat jawaban dari doa yang baru ia panjatkan.

Zia segera mandi dan bersiap untuk berangkat kerumah Om Suryo yang tidak jauh dari perumahannya.

"Pagi tante."

"Pagi mau apa pagi-pagi kerumah?" tanya istri muda Om Suryo.

"Saya mau nawarkan diri jadi sopir Om Suryo, semoga Om bersedia menggunakan jasa saya."

"Paling kamu mau merayu suami saya. suami saya tidak butuh sopir. sana kamu pulang."

"Saya mau dengar jawaban Om Suryo, tolong izinkan saya masuk."

"Ada apa ribu-ribut? buat malu saja." Om Suryo keluar dari rumahnya menemui Zia dan istrinya yang berdebat didepan pagar rumah.

"Om, jadikan saya supir pribadi Om. saya punya SIM. saya juga pandai menyetir."

"Dari mana kamu dapat SIM? setau Om kamu tidak punya mobil, pandai menyetir dari mana?"

"Om bisa coba keahlian saya, saya akan antar Om kerja pagi ini."

Om Suryo tampak berfikir.

"Kalau mobil saya lecet karena kamu tabrakan kamu harus siap jadi istri ketiga saya. bagaimana?"

Zia terdiam. "Dasar tua bangka sialan, udah punya dua istri masih saja mau nambah." batin Zia.

"Untuk pagi ini saja, jika saya bisa membawa mobil Om dan Om selamat sampai kekantor saya ingin Om mencarikan saya pekerjaan tetap."

"Oke, ingat jika kamu gagal pagi ini, besok pagi kamu akan jadi istri ku." Om Suryo balik mengancam Zia.

"Papa apa-apaan sih, masa anak ingusan mau dijadikan istri, dia itu gak bisa masak. kerjanya cuma minta lauk ke tetangga. masa papa mau dikasih makan hasil ngemis." protes istri muda Om Suryo.

"Sudah kamu jangan membantah. yang penting dia masih perawan. jaman sekarang sulit menemukan pasangan yang perawan. kamu saja sudah jebol duluan." jawab Om Suryo menyudutkan istrinya.

"Aku gak terima kalau papa nikah lagi."

"Terserah, toh semua keperluan mu aku yang tanggung. jika sudah sanggup hidup mandiri silahkan buat gugatan." ucap Om Suryo membuat istri mudanya tidak berkutik.

Zia hanya mendengarkan perdebatan mereka.

"Om kapan kekantor?"

"Sekarang saja. saya mau sarapan diluar."

Zia segera masuk menuju garasi mobil Om Suryo, Om suryo memberikan kunci mobil dan menyuruh Zia untuk memanaskan mesin mobil. garasi mobil om Suryo berada didepan rumahnya.

"Ya allah, tolong selamatkan dan lancarkan pekerjaanku. aku tidak mau menjadi istri ketiga Om Suryo. Aku ingin punya suami yang hanya mencintaiku seorang."

Istri muda Om Suryo menatap Zia dengan sinis dan meninggalkan Zia di garasi.

"Aku juga tidak mau menjadi istri ketiganya, jika aku merusak mobil ini aku akan kabur, aku masih memiliki Pak ngah diluar propinsi, uangku masih cukup untuk naik Bus." ucap Zia membalas tatapan sinis istri muda Om Suryo.

Zia pernah berkunjung bersama kedua orang tuanya kerumah Pak ngah, adik kandung dari ayahnya. Pak ngah tinggal di desa dan hidup sebagai petani, Pak ngah masih memiliki adik yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, Zia memanggilnya Mak Cik. Zia juga sudah pernah bertemu Mak Cik. keluarga dari ayah Zia semuanya baik. Mereka pernah ingin membawa Zia untuk tinggal bersama mereka. Zia menolak karena Zia tidak ingin rumah peninggalan orang tuanya tidak terurus dan mungkin akan dikuasi istri paman nya yang sangat gila harta.

Zia tidak memiliki nomor Hp mereka, Hp milik almarhum ayah Zia hilang karena ayah Zia meninggal dijalan saat pulang kerja. Ibu Zia tidak memiliki Hp, karena Ibu mengajar tidak jauh dari komplek perumahan. Hp Zia juga sudah sering eror. layar Hp Zia juga sudah retak seribu. Zia tidak berani menukar Hp dan memperbaiki Hp nya sebelum mendapat pekerjaan tetap.

Zia membuka pagar yang menjadi pagar garasi mobil Om Suryo, Zia pelan-pelan memundurkan mobilnya hingga terparkir sempurna dijalan perumahan depan rumah Om Suryo.

Om Suryo segera naik ke mobil dan duduk disebelah Zia.

"Kita kemana dulu Om?"

"Sarapan Miso bacok dijalan raya depan komplek."

"Oke Om."

Zia berhasil membawa mobil Om Suryo ketempat sarapan yang diminta. Om Suryo keluar dari mobil dan masuk ketempat sarapan pagi. Zia dengan sabar menunggu di mobil. Om Suryo kembali ke mobil.

"Ayok ikut sarapan."

"Tidak usah Om. saya harus berhemat."

"Jangan khawatir, saya yang bayarkan."

"Om serius kan? kalau Om bohong saya akan bawa kabur mobil Om."

"Iya. Ayok turun."

Zia sangat bahagia setelah empat bulan menahan selera pagi ini Zia mendapat traktiran dari Om Suryo. Om Suryo yang bertubuh pendek gendut ternyata masih memiliki hati nurani yang baik.

Mereka sarapan bersama, makan saling berhadapan.

"Berapa usia mu?"

"20 tahun Om."

"Berapa gaji yang kamu inginkan jika bekerja?"

"Kalau bisa tiga juta keatas Om. soalnya saya masih harus melunasi uang bulanan perumahan."

"Masih lama cicilannya?"

"Enam bulan lagi Om."

"Jika kamu jadi istri Om, Om akan berikan uang bulanan lima juta, bagaimana?"

Tawaran Om Suryo membuat Zia batuk. Zia segera minum.

"Saya gak mau Om, saya mau punya suami yang hanya memiliki satu istri, seperti almarhum ayah dan Ibu saya."

"Ya sudah jika tidak mau."

"Om masih ingat perjanjian kita tadi pagi kan?"

"Masih."

Setelah menghabiskan sarapannya Zia mengantar Om Suryo ke perusahaan, ternyata Om Suryo bekerja di perusahaan yang elit, memiliki 26 lantai. Zia mengantar sampai diparkiran.

Om Suryo memberikan uang seratus ribu untuk Zia sebagai upahnya pagi ini.

"Wah Om baik bangat. terimakasih ya." ucap Zia senang.

"Itu sekalian untuk ongkos pulang."

"Oh, Ya." Zia segera keluar dari mobil dan memberikan kunci mobil Om Suryo.

Zia membuka aplikasi gojek dan melongo melihat tarif sampai kerumahnya.

"70 ribu? astaga mahal sekali."

Zia tidak punya pilihan karena angkutan umum juga tidak ada yang lewat di perusahaan Om Suryo. dari pada harus jalan kaki sekitar dua jam. setidaknya Zia masih ada sisa uang 30ribu.

"Semoga Om Suryo menepati janjinya untuk mencarikan ku pekerjaan." batin Zia

Zia segera pulang kerumah menggunakan gojek .

...----------------...

Makan enak

Uang pemberian Om Suryo digunakan Zia untuk membeli sepotong ayam bumbu. Zia membeli di ampera atau warteg yang tidak jauh dari komplek perumahannya.

Sudah dua bulan ini Zia tidak pernah lagi merasakan enaknya daging ayam yang menjadi makanan favorit nya selama ini. Zia benar-benar berhemat. Zia lebih sering makan nasi putih yang dicampur dengan mie gelas saset yang hanya dijual seribu rupiah.

Ayam bumbu yang dibeli Zia sengaja dimakan sebagian, nanti malam Zia masih ingin makan enak.

Zia tidak lagi memiliki teman akrab, semua teman lulusan SMA nya sudah sibuk dengan kuliah dan pekerjaan masing-masing.

mereka tidak lagi saling menanyakan kabar.

"Zia apa kamu di rumah?" istri paman Zia memanggil.

Zia dengan malas membuka pintu.

Istri paman masuk dan memeriksa semua ruangan Zia.

"Satu bulan lagi Kakak mu Rianti akan menikah, dia ingin menyewa rumah ini."

"Saya tidak mau rumah ini disewa."

"Lancang sekali kamu! Rianti itu kakak mu, dia keluargamu satu-satunya di sini. mereka akan membayar sewa dan menggunakan satu kamar. kamu masih bisa menempati kamar mu."

"Tapi aku tidak mau orang lain mengisi kamar orang tua ku."

"Jika kamu tidak mau menerima mereka jangan harap kamu akan bisa tinggal di rumah ini."

"Tante jangan mengancam ku, aku tidak takut dan tidak akan pernah menyewakan rumah ini untuk siapapun."

"Kita lihat saja, usaha apa yang bisa kamu lakukan untuk mencegah ku."

Tante keluar dari rumah Zia, meninggalkan Zia yang emosi mendengar kata-katanya.

"Dasar Tante setan! semoga pamanku menceraikan mu. begitu juga dengan anak mu Rianti tidak akan pernah bahagia jika dia masih memusuhi ku."

Rianti lebih tua dua tahun dari Zia, selama ini mereka tidak pernah akur, Rianti selalu memusuhi Zia bahkan sewaktu sekolah Rianti mengajak teman sekolahnya untuk ikut memusuhi Zia. Zia sering berkelahi sepulang sekolah. Zia yang pernah diajarkan ilmu beladiri oleh ayahnya selalu bisa mengalahkan Rianti dan gengnya. walaupun Zia harus pulang kerumah dengan Luka lebam ditangan dan punggungnya.

Zia ingin membeli gembok untuk menggembok kamar Ibu, tapi Zia tidak memiliki uang lebih. kartu ATM yang dimiliki Zia hanya berisi Saldo untuk membayar cicilan rumah bulan depan.

sementara uang ditangan Zia hanya tinggal lima ratus ribu. itu juga untuk membayar listrik, tagihan BPJS, uang keamanan dan uang kebersihan rumah Zia bulan ini dan sisanya untuk membeli bahan masak Zia.

"Ya tuhan, apa aku harus menjual barang-barang di rumah ini?"

Zia melihat dirumahnya masih ada kursi tamu, kulkas dan peralatan dapur yang masih lengkap.

"Kalau aku jual kursi tamu, rumah ini akan terasa lapang dan aku bisa memiliki uang sebelum mendapatkan pekerjaan. baiklah aku akan mencari pembeli untuk kursi tamu ini."

Zia segera keluar dan menawarkan kursi tamunya kesemua rumah yang ada di jalur perumahannya. sekitar dua puluh rumah yang ditanyakan Zia, semuanya menolak. mereka beralasan tidak butuh dan tidak memiliki uang.

Zia pulang kerumah dengan perasaan sedih.

"Apa salahku tuhan. kenapa ujian darimu semakin berat?"

Zia masuk kekamar dan memilih untuk tidur.

Zia bangun sangat sore, perut Zia terasa lapar. Zia mengambil nasi dan ayam bumbu yang ia sisakan tadi. Zia kenyang dan berencana mencari pekerjaan sampingan sore ini.

Zia berjalan kaki keluar area perumahan. menemui penjual ampera yang hanya berjualan sore hari sampai tengah subuh.

"Buk saya bisa bantu kerja disini?"

"Kita lihat nanti ya, kalau pelanggan saya banyak yang makan disini saya akan gunakan jasa mu untuk mencuci piring."

"Baik buk, Saya tunggu di belakang. semoga banyak pelanggan yang datang."

Zia mengambil satu kursi dan duduk di bagian belakang ampera.

Sudah jam sembilan malam tenaga Zia masih belum digunakan Ibu pemilik Ampera/ warteg.

Zia memilih izin untuk pulang. Zia tidak mau terlalu lama diluar apalagi pekerjaan yang ia harapkan sepertinya tidak ada.

Zia pulang menuju perumahan dengan berjalan kaki. sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti didepan Zia memotong jalannya, membuat jantung Zia mau copot.

Sepasang manusia keluar dari mobil mewah itu. mereka bertengkar hebat. tidak lama setelah itu muncul mobil lainnya, membawa perempuan cantik dan seksi itu masuk ke mobil nya dan meninggalkan laki-laki yang bertengkar dengannya.

Laki-laki itu tampak frustasi dan ia menjerit histeris. ia membuka Jas yang digunakannya dan membuang jas itu dijalan. laki-laki itu segera masuk ke mobil dan meninggalkan jas itu begitu saja.

Zia mengambil jas itu dan merasakan sesuatu dari saku jas. Zia membawa jas itu pulang dan berharap menemukan sesuatu yang berharga dari saku itu.

Sampai di rumah Zia mengeluarkan isi dari saku jas yang ia pungut.

Zia menemukan kartu nama dan kotak kecil.

Zia membuka isi kotak itu ternyata sebuah cincin yang cantik. Zia merasa beruntung, tapi Zia tidak mau menjual cincin itu sembarangan, Zia takut ketahuan telah memungut barang yang bukan miliknya. Zia kembali memeriksa saku jas yang lainnya. Zia menemukan cek dan uang kertas lima puluh ribu.

Zia membaca isi cek di sana tertulis nominal pencairan dua ratus juta. Zia sangat bahagia.

"Berarti jas ini milik orang kaya dan kalau dijual Pasti akan laku mahal. terimakasih tuhan engkau telah membuka pintu rezeki untuk ku. tapi aku bukan manusia bodoh, aku tidak butuh cek dan perhiasan ini."

Zia berencana menjual jas itu ke pasar loak. uangnya bisa Zia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Zia menyimpan cek kedalam kotak cincin dan menyimpannya ditempat yang sangat tersembunyi.

"Tuhan, besok pertemukan lagi aku dengan orang kaya yang membuang barangnya, seperti laki-laki bodoh yang membuang jas ini."

Zia tersenyum, sekarang Zia memiliki uang lima puluh ribu yang bisa ia gunakan untuk membeli gembok. Zia mengunci pintu kamarnya dan segera berbaring. besok pagi Zia berencana pergi menjual jas.

Kartu nama yang ia temukan dibiarkan tergeletak begitu saja dilantai. Zia bahkan tidak membaca identitas pemilik kartu itu.

Zia tidak mengingat wajah pria yang membuang jas, Zia hanya mengingat pakaian wanita seksi yang keluar bersamanya, tubuh wanita itu tampak sangat ramping dan memiliki ukuran payudara yang besar, rambut wanita itu bergelombang. terlihat semua yang dipakainya sangat berkelas dan mahal.

"Beruntungnya wanita itu diperebutkan dua laki-laki kaya. aku bahkan belum pernah pacaran. apa yang kurang dariku? kenapa tidak ada laki-laki yang menyukai ku?"

Zia ingat perempuan seksi itu memiliki warna bibir yang menggoda, make up yang tebal.

"Besok aku mau beli lipstik, siapa tau jika aku pakai lipstik bisa mendapatkan pacar. ayah, Ibu doakan hidup ku bahagia, bisa segera menemukan cinta sejati dan aku tidak kesulitan uang lagi."

...----------------...

Gara gara Jas

"Dimana jas ku?"

"Jas mu membawa sial, aku bertengkar gara-gara jas yang kau pinjamkan."

"Apa yang salah dengan jas ku?"

"Serly tidak menyukai bau parfum yang ada di jas mu. dia meminta ku melepaskan jas itu padahal kami belum sampai ditempat tujuan. sial! aku melupakan cincin yang aku simpan di jas itu."

"Kau membuang jas ku bersama cincin yang kau beli?"

"Aaahg, ini gila. cincin berlian yang aku beli dengan dua bulan gaji ku, aku buang begitu saja. kemana akal sehatku? bahkan aku melupakan tempat aku membuangnya." Harun memegang kepalanya dengan kedua tangan. menyesali kebodohannya karena tidak bisa mengontrol kemarahan.

"Sudah la, ikhlaskan cincin dan perempuan itu. hanya gara-gara parfum kalian bertengkar." ucap Zaid yang prihatin dengan sahabatnya.

"Aku tidak akan melepas Serly begitu saja. aku ingin memberinya kesempatan kembali."

"Kesempatan apa lagi? bukankah dia memiliki orang yang selalu melayaninya? bahkan selalu ada untuknya?." ucap Zaid

Harun terdiam mendengarkan ucapan sahabat sekaligus Bosnya.

Zaid merupakan seorang CEO di perusahaan Sinar Abadi yang bergerak di bidang perdagangan. setiap dua tahun sekali perusahaan yang ia pimpin harus membuat produk baru yang target penjualannya harus di atas enam puluh persen.

Harun merupakan asisten setia Zaid, mereka sama-sama lulusan luar Negeri. Harun mendapatkan beasiswa penuh dari keluarga Zaid. setelah selesai kuliah mereka sama-sama bekerja di perusahaan milik keluarga Zaid.

Untuk urusan pasangan hidup, Harun menyukai gadis seksi bernama Serly, ia merupakan model perusahaan yang dikontrak dua tahun lalu. Harun tergila-gila dengan kecantikan dan kemolekan tubuh serly yang selalu tampil seksi, Harun berencana melamar Serly malam ini. berawal dari perdebatan kecil berakhir dengan pertengkaran hebat. Serly memutuskan meninggalkan Harun dijalan dan masuk ke mobil asisten sekaligus teman mesranya.

Zaid masih belum menempatkan hatinya. Zaid ditinggal menikah oleh Melani yang pernah menjadi penyemangat hidupnya selama kuliah. Melani memilih menikah dengan pria keturunan Australia dengan alasan ingin mendapatkan keturunan bule.

Tiga tahun sudah Melani meninggalkan Zaid. Zaid masih menutup diri dan tidak berniat mencari pengganti Melani.

"Aku masih menginginkannya, Aku menggilai tubuhnya yang seksi. Aku akan terus mempertahankannya."

"Bagaimana jika tubuhnya sudah bekas pria yang selalu bersamanya?"

"Jangan menjelekkan wanita ku, urus saja hati mu yang gersang itu." Harun tampak kesal dengan tuduhan yang disampaikan Zaid.

Harun meninggalkan ruang kerja Zaid yang berada dilantai 26 dan pergi keruang kerjanya yang berada didepan ruangan Zaid.

Ruang kerja Zaid sangat luas dilengkapi dengan kamar tidur. Zaid sering tidur di perusahaan. rumahnya dibiarkan kosong karena sangat jauh dari kantor.

Rumah yang berada dikawasan sepi penduduk tidak jauh dari air terjun yang menjadi objek wisata penduduk setempat. jika pulang kerumah Zaid akan sulit untuk berangkat kekantor karena suasana rumah yang sangat nyaman dan sangat betah untuk ditempati.

Jika Zaid pulang kerumah maka ia akan mengambil masa cuti agar selama di rumah dirinya tidak diganggu dengan urusan pekerjaan. rumah Zaid dijaga dengan pengamanan yang ketat dan terpantau selama dua puluh empat jam.

Zaid duduk di kursi kebesarannya memikirkan nasib sahabatnya yang hampir sama dengannya. Harun bukan laki-laki playboy, tapi Harun selalu gagal dalam menjalin hubungan. semenjak kuliah Harun tidak pernah pacaran dan lebih fokus terhadap kuliahnya sampai akhirnya mereka selesai kuliah barulah Harun mencoba mendekati wanita yang menurutnya bisa diajak untuk kearah hubungan yang serius, Serly merupakan wanita ke lima yang dipacari Harun.

Sedang Zaid semenjak awal kuliah sudah menjalin hubungan bersama Melani dan berniat setelah lulus kuliah akan semakin memperjelas hubungan mereka, tapi Melani memilih bermain cantik. Melani diam-diam mencintai pria lain dan setelah lulus kuliah Melani menghilang. Zaid berusaha mencari keberadaan Melani sampai akhirnya Zaid mendapatkan informasi yang akurat bahwa Melani pergi bersama seorang laki-laki dari Australia. Zaid memutuskan tidak lagi mencari Melani dan memilih fokus dengan perusahaan yang saat itu dipimpin Abi nya.

Setahun setelah lulus kuliah Zaid mendapat undangan pernikahan Melani, Melani menikah dengan laki-laki yang selama ini menjadi kekasih gelapnya. Zaid dengan tegar menghadiri pernikahan Melani yang ditemani Harun. mereka menikah Australia.

"Terimakasih telah menjadi teman dekat ku selama kuliah, aku doakan semoga kalian selalu bersama dan berbahagia." itulah yang di ucapkan Zaid saat Melani menghampirinya.

Melani tersenyum.

"Aku doakan semoga engkau juga menemukan kebahagian dan maafkan aku yang tidak bisa berterus terang tentang hubungan terlarang ku.

kamu laki-laki baik dan sangat menjaga pasangan mu, semenjak kita bersama aku bukanlah wanita suci. aku bahkan sempat mendapatkan perawatan karena keguguran bayi yang sedang aku kandung. aku yang merasa tidak pantas untuk mu. maafkan aku."

Setelah mengucapkan kalimat itu Melani meninggalkan Zaid dan memilih berbaur dengan suami yang sedang bercengkrama dengan tamu kenalannya.

Zaid yang mendengar jawaban melani merasa terbakar, ternyata Melani menyembunyikan hal yang sangat besar darinya. wanita yang selama ini bersamanya ternyata bukan gadis polos yang memerlukan perlindungan khusus darinya. Zaid hanya pernah mencium bibir Melani saat dirinya dinyatakan lulus dalam tugas akhir kuliahnya sebelum acara wisuda.

Zaid masih mengingat bagaimana ciuman pertamanya bersama Melani dan saat itu ia berharap kedepannya mereka segera halal dan pulang ketanah air dengan gelar lulusan luar negeri. semuanya tinggal kenangan dengan luka yang tiada obatnya.

Tiga tahun sudah Zaid dan Melani berpisah, Semenjak itu mereka tidak lagi saling berkomunikasi, bahkan Zaid tidak lagi memiliki nomor kontak Melani. Zaid hanya fokus dengan perusahaan yang ia pimpin.

Tahun ini orang tua Zaid memutuskan merawat kakek Zaid yang berada di Qatar. Abi Zaid merupakan seorang keturunan Arab dan Ibu Zaid merupakan orang Indonesia.

Zaid memiliki seorang adik perempuan yang masih kecil dan jarak umur mereka sangat jauh.

Malam ini Zaid memutuskan untuk pulang kerumah, sudah tiga bulan Zaid tidak pernah pulang kerumah.

"Aku pulang." Zaid mengirim pesan singkat kepada Harun.

"Berapa lama?"

"Sampai akhir pekan."

"Baiklah, aku akan berada di kantor. Aku yang memiliki masalah kenapa kamu yang libur?"

"Aku merindukan rumah."

"Cobalah merindukan wanita, jangan terus menutup diri."

"Kau juga, coba lah membuka diri untuk yang lain. Sekretaris ku sepertinya menyukai mu."

"Aku sengaja carikan dia untuk mu, kenapa menawarinya untuk ku?"

"Bukan tipe ku. aku berangkat malam ini."

"Kenapa buru-buru? ini sudah jam 01.15, rumah mu jauh. besok pagi saja berangkat."

"Baiklah. terimakasih telah mengkhawatirkan aku."

"Aku tidak berniat menjalankan perusahaan seorang diri."

Zaid tersenyum membaca pesan balasan Harun. Zaid segera keruang tidurnya. mengganti baju kerja dengan baju tidur yang tersedia di kamar nya.

...----------------...

terimakasih sudah membaca.

maaf, lama baru update.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!