Uang pemberian Om Suryo digunakan Zia untuk membeli sepotong ayam bumbu. Zia membeli di ampera atau warteg yang tidak jauh dari komplek perumahannya.
Sudah dua bulan ini Zia tidak pernah lagi merasakan enaknya daging ayam yang menjadi makanan favorit nya selama ini. Zia benar-benar berhemat. Zia lebih sering makan nasi putih yang dicampur dengan mie gelas saset yang hanya dijual seribu rupiah.
Ayam bumbu yang dibeli Zia sengaja dimakan sebagian, nanti malam Zia masih ingin makan enak.
Zia tidak lagi memiliki teman akrab, semua teman lulusan SMA nya sudah sibuk dengan kuliah dan pekerjaan masing-masing.
mereka tidak lagi saling menanyakan kabar.
"Zia apa kamu di rumah?" istri paman Zia memanggil.
Zia dengan malas membuka pintu.
Istri paman masuk dan memeriksa semua ruangan Zia.
"Satu bulan lagi Kakak mu Rianti akan menikah, dia ingin menyewa rumah ini."
"Saya tidak mau rumah ini disewa."
"Lancang sekali kamu! Rianti itu kakak mu, dia keluargamu satu-satunya di sini. mereka akan membayar sewa dan menggunakan satu kamar. kamu masih bisa menempati kamar mu."
"Tapi aku tidak mau orang lain mengisi kamar orang tua ku."
"Jika kamu tidak mau menerima mereka jangan harap kamu akan bisa tinggal di rumah ini."
"Tante jangan mengancam ku, aku tidak takut dan tidak akan pernah menyewakan rumah ini untuk siapapun."
"Kita lihat saja, usaha apa yang bisa kamu lakukan untuk mencegah ku."
Tante keluar dari rumah Zia, meninggalkan Zia yang emosi mendengar kata-katanya.
"Dasar Tante setan! semoga pamanku menceraikan mu. begitu juga dengan anak mu Rianti tidak akan pernah bahagia jika dia masih memusuhi ku."
Rianti lebih tua dua tahun dari Zia, selama ini mereka tidak pernah akur, Rianti selalu memusuhi Zia bahkan sewaktu sekolah Rianti mengajak teman sekolahnya untuk ikut memusuhi Zia. Zia sering berkelahi sepulang sekolah. Zia yang pernah diajarkan ilmu beladiri oleh ayahnya selalu bisa mengalahkan Rianti dan gengnya. walaupun Zia harus pulang kerumah dengan Luka lebam ditangan dan punggungnya.
Zia ingin membeli gembok untuk menggembok kamar Ibu, tapi Zia tidak memiliki uang lebih. kartu ATM yang dimiliki Zia hanya berisi Saldo untuk membayar cicilan rumah bulan depan.
sementara uang ditangan Zia hanya tinggal lima ratus ribu. itu juga untuk membayar listrik, tagihan BPJS, uang keamanan dan uang kebersihan rumah Zia bulan ini dan sisanya untuk membeli bahan masak Zia.
"Ya tuhan, apa aku harus menjual barang-barang di rumah ini?"
Zia melihat dirumahnya masih ada kursi tamu, kulkas dan peralatan dapur yang masih lengkap.
"Kalau aku jual kursi tamu, rumah ini akan terasa lapang dan aku bisa memiliki uang sebelum mendapatkan pekerjaan. baiklah aku akan mencari pembeli untuk kursi tamu ini."
Zia segera keluar dan menawarkan kursi tamunya kesemua rumah yang ada di jalur perumahannya. sekitar dua puluh rumah yang ditanyakan Zia, semuanya menolak. mereka beralasan tidak butuh dan tidak memiliki uang.
Zia pulang kerumah dengan perasaan sedih.
"Apa salahku tuhan. kenapa ujian darimu semakin berat?"
Zia masuk kekamar dan memilih untuk tidur.
Zia bangun sangat sore, perut Zia terasa lapar. Zia mengambil nasi dan ayam bumbu yang ia sisakan tadi. Zia kenyang dan berencana mencari pekerjaan sampingan sore ini.
Zia berjalan kaki keluar area perumahan. menemui penjual ampera yang hanya berjualan sore hari sampai tengah subuh.
"Buk saya bisa bantu kerja disini?"
"Kita lihat nanti ya, kalau pelanggan saya banyak yang makan disini saya akan gunakan jasa mu untuk mencuci piring."
"Baik buk, Saya tunggu di belakang. semoga banyak pelanggan yang datang."
Zia mengambil satu kursi dan duduk di bagian belakang ampera.
Sudah jam sembilan malam tenaga Zia masih belum digunakan Ibu pemilik Ampera/ warteg.
Zia memilih izin untuk pulang. Zia tidak mau terlalu lama diluar apalagi pekerjaan yang ia harapkan sepertinya tidak ada.
Zia pulang menuju perumahan dengan berjalan kaki. sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti didepan Zia memotong jalannya, membuat jantung Zia mau copot.
Sepasang manusia keluar dari mobil mewah itu. mereka bertengkar hebat. tidak lama setelah itu muncul mobil lainnya, membawa perempuan cantik dan seksi itu masuk ke mobil nya dan meninggalkan laki-laki yang bertengkar dengannya.
Laki-laki itu tampak frustasi dan ia menjerit histeris. ia membuka Jas yang digunakannya dan membuang jas itu dijalan. laki-laki itu segera masuk ke mobil dan meninggalkan jas itu begitu saja.
Zia mengambil jas itu dan merasakan sesuatu dari saku jas. Zia membawa jas itu pulang dan berharap menemukan sesuatu yang berharga dari saku itu.
Sampai di rumah Zia mengeluarkan isi dari saku jas yang ia pungut.
Zia menemukan kartu nama dan kotak kecil.
Zia membuka isi kotak itu ternyata sebuah cincin yang cantik. Zia merasa beruntung, tapi Zia tidak mau menjual cincin itu sembarangan, Zia takut ketahuan telah memungut barang yang bukan miliknya. Zia kembali memeriksa saku jas yang lainnya. Zia menemukan cek dan uang kertas lima puluh ribu.
Zia membaca isi cek di sana tertulis nominal pencairan dua ratus juta. Zia sangat bahagia.
"Berarti jas ini milik orang kaya dan kalau dijual Pasti akan laku mahal. terimakasih tuhan engkau telah membuka pintu rezeki untuk ku. tapi aku bukan manusia bodoh, aku tidak butuh cek dan perhiasan ini."
Zia berencana menjual jas itu ke pasar loak. uangnya bisa Zia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Zia menyimpan cek kedalam kotak cincin dan menyimpannya ditempat yang sangat tersembunyi.
"Tuhan, besok pertemukan lagi aku dengan orang kaya yang membuang barangnya, seperti laki-laki bodoh yang membuang jas ini."
Zia tersenyum, sekarang Zia memiliki uang lima puluh ribu yang bisa ia gunakan untuk membeli gembok. Zia mengunci pintu kamarnya dan segera berbaring. besok pagi Zia berencana pergi menjual jas.
Kartu nama yang ia temukan dibiarkan tergeletak begitu saja dilantai. Zia bahkan tidak membaca identitas pemilik kartu itu.
Zia tidak mengingat wajah pria yang membuang jas, Zia hanya mengingat pakaian wanita seksi yang keluar bersamanya, tubuh wanita itu tampak sangat ramping dan memiliki ukuran payudara yang besar, rambut wanita itu bergelombang. terlihat semua yang dipakainya sangat berkelas dan mahal.
"Beruntungnya wanita itu diperebutkan dua laki-laki kaya. aku bahkan belum pernah pacaran. apa yang kurang dariku? kenapa tidak ada laki-laki yang menyukai ku?"
Zia ingat perempuan seksi itu memiliki warna bibir yang menggoda, make up yang tebal.
"Besok aku mau beli lipstik, siapa tau jika aku pakai lipstik bisa mendapatkan pacar. ayah, Ibu doakan hidup ku bahagia, bisa segera menemukan cinta sejati dan aku tidak kesulitan uang lagi."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments