End Of Suffering
"An apa Kamu tidak dijemput lagi?" Angel bertanya karena dia tidak melihat keberadaan ayah Anisa.
"Ya seperti biasa aku harus pulang sendiri dan jalan kaki." jawab Anisa sambil tersenyum kepada sahabatnya itu
"Apa kamu mau ikut bersamaku saja biar aku mengantar mu sampai rumah an, tuh jemputan ku sudah datang ayo." ucap Angel sambil menarik tangan Anisa tapi..
"Tidak Angel aku jalan kaki saja aku sudah terbiasa seperti itu. Kamu sebaiknya cepat pulang bukankah tadi kamu bilang akan ada acara keluarga di rumah mu. Pasti kamu harus bersiap." ucap Anisa yang menolak ajakan sahabatnya itu karena dia merasa tidak enak.
"Yaampun aku sampai lupa. Yasudah aku duluan kamu hati hati ya." ucap Angel sambil melangkah kan kakinya menuju mobil jemputan pribadinya.
Setelah melihat sahabatnya itu sudah pergi akhirnya Anisa melangkahkan kakinya untuk pulang. Memang jarak antara rumah dengan sekolah dasar nya lumayan cukup jauh ya tapi dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Di sisi lain Suryo ayah tiri Anisa sedang kebingungan karena dia tidak mempunyai uang untuk membayar biaya sekolah Anisa karena sebentar lagi Anisa akan lulus dari sekolah dasar. Dia terus memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak dalam waktu singkat.
"Ah ya aku mendapatkan solusinya. Tino dia rentenir yang sangat terkenal karena kejam dan licik tapi dia juga bisa dengan gampang meminjamkan uang kepadaku. Tapi bagaimana jika aku tidak bisa membayar nya. Ah sudahlah itu urusan belakangan yang terpenting aku dapat uang untuk sekolah Anisa dan kehidupan sehari hari. Sebentar uang yang aku akan pinjam tidaklah sedikit pasti akan mencapai 650 juta karena uang itu harus cukup untuk biaya sehari hari dan pembayaran sekolah Anisa sampai tamat sekolah menengah pertama. Apa dia akan memberikan ku pinjaman sebanyak itu? Sudahlah coba saja dulu semoga dia percaya kepadaku dan meminjamkan uang nya." akhirnya Suryo memutuskan untuk menemui Tino supaya dia cepat mendapatkan uang yang dia butuhkan.
Tok tok tok!!!
"Masuklah" jawab seseorang yang ada di dalam rumah.
"Permisi tuan" ucap Suryo dengan ramah sekaligus segan.
"Berapa jumlah uang yang kau butuhkan?" tanya Tino karena dia sudah tau jika ada seseorang kerumah nya maka orang itu hanya akan meminjam uang darinya.
"Anu tuan saya butuh 650 juta." dengan ragu ragu Suryo pun mengucapkan nominal uang yang dia butuhkan.
"650 juta? Apa aku tidak salah dengar." Tino sedikit kaget karena tidak ada orang yang langsung meminjam uang sebanyak itu.
"Tidak tuan, saya sangat membutuhkan uang untuk kehidupan saya dan putri saya." jawab suryo
"Baiklah aku akan pinjamkan tapi dalam jangka waktu 4 tahun kau harus lunasi hutangmu beserta bunga nya. Apa kau paham?" ucap Tino sambil menulis diatas cek untuk diberikan kepada suryo.
"Baik tuan. Terima kasih" ucap Suryo sambil mengambil cek yang diberikan oleh Tino.
Suryo langsung bergegas ke tempat dimana cek itu bisa dicairkan dan mendapatkan uang. Sedangkan di sisi lain Anisa masih terus berjalan sambil melihat lihat keadaan disekitarnya tapi tiba tiba dia melihat seseorang yang sedang berjalan tanpa melihat sekeliling nya sedangkan ada kendaraan motor yang melaju kencang mendekati seseorang itu. Tanpa tinggal diam Anisa berniat membantunya karena dia tau bahwa seseorang itu akan celaka jika tidak di tolong.
"Bu awas bu!" teriak Anisa dan segera mendorong seseorang itu menjauh dari jalur kendaraan itu melaju. Tapi setelah mendorong seseorang itu Anisa tertabrak oleh motor itu. Anisa meringis kesakitan karena kaki dan tangan ya terluka dan berdarah.
"Aww, bu ibu gak kenapa kenapa?" Anisa berjalan kearah seseorang yang ditolongnya dan ternyata itu adalah seorang ibu. Walaupun sakit Anisa tidak merasanya karena dia lebih mengkhawatirkan ibu itu.
"Ibu gak kenapa kenapa nak. Astaga tangan dan kakimu terluka, kita kerumah sakit ya ayo." ibu itu panik karena melihat tangan dan kaki Anisa terluka.
"Tidak usah bu ini cuman sedikit kok nanti Anisa obati saja dirumah." jawab anisa sambil tersenyum ramah dan sedikit menahan sakit.
Tak lama kemudian datang sebuah mobil mewah yang tidak lain adalah mobil anak ibu itu. Dia berhenti karena melihat ibunya yang sedang terduduk di jalan dengan seorang anak berusia 13 tahun.
"Mom. Astaga mommy kenapa? Siapa bocah ini?" tanya seorang laki laki dewasa berumur 23 tahun itu.
"Tadi mom hampir tertabrak karena mom tidak fokus melihat keadaan di sekeliling, untung saja ada gadis kecil ini yang menyelamatkan mom. Tapi dia terluka cepat ambilkan obat di mobilmu lalu obati dia." tanpa menjawab pernyataan ibunya itu dia langsung melangkah menuju mobilnya untuk mengambil obat merah.
"Ini mom." ucap laki laki itu sambil menyodorkan kotak obat.
"Kau ini kenapa menyuruh mommy, obati dia sekarang juga." ucap ibu itu sambil melirik tajam kepada anaknya.
"Baiklah. Hey kau bocah kemarilah aku akan mengobati mu." dengan terpaksa dia menurut karena kalau tidak ibunya itu pasti akan menceramahi dia mungkin bisa sampai 7x 24 jam, dan Anisa pun mendekat. Setelah selesai diobati Anisa pun berdiri dan berpamitan untuk pulang.
"Maaf bu, om Anisa permisi dulu karena Anisa harus pulang." Anisa berpamitan dan kembali melanjutkan langkahnya untuk pulang tapi...
"Tunggu nak, ibu antar kamu pulang ya dimana rumahmu?" tanya ibu itu dengan ramah.
"Terimakasih sebelumnya bu, tapi rumah saya sudah dekat jadi tidak usah diantar." Jawab Anisa.
"Benarkah? Yasudah terimakasih ya nak kalau bukan karena pertolongan kamu mungkin ibu sudah celaka. Kalau begitu ibu duluan ya." ucap ibu itu dan dibalas anggukan dan senyuman oleh Anisa.
Anisa kembali melanjutkan langkahnya untuk pulang dan di sisi lain laki laki tadi berkata dalam hatinya.
( om dia memanggil ku om. Apa dia katarak laki laki setampan dan babyface begini dia bilang om, Dasar bocah menyebalkan. Astaga kenapa aku malah memikirkan kata kata dia, sudahlah terserah dia saja)
Beberapa menit kemudian Anisa sampai dirumahnya tapi dia tidak melihat ayahnya. Lalu dia mencari ke setiap sudut ruangan rumahnya dan dia tidak menemukan ayahnya. Tiba tiba seseorang dari luar memanggil Anisa.
"Anisa kamu sudah pulang? Lihatlah ayah membawa uang yang banyak untuk kehidupan kita. Ini untuk sekolahmu dan ini untuk kehidupan sehari hari kita." dengan gembira ayahnya itu membagi bagi uang sesuai kebutuhan. Tapi anisa heran darimana ayahnya itu mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat.
"Ayah darimana uang ini Kenapa ayah dengan cepat bisa mendapatkan uang sebanyak ini?" Tanya Anisa.
"Sudahlah jangan banyak tanya ini uang halal dan yang terpenting kebutuhan kita terpenuhi." jawab ayahnya dia tidak mungkin jujur kalau uang ini hasil pinjaman dari Tino.
Suryo yang sedang bahagia dia tidak melihat kalau Anisa terluka karena kejadian tadi. Dia terus terusan membagi bagi uang itu dan berteriak gembira. Anisa pun menuju ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
Keesokan harinya Anisa kembali bersekolah karena sebentar lagi dia akan menghadapi ujian Nasional.
"Astaga an tangan dan kakimu terluka. Siapa yang menyakiti mu aku akan melaporkan dia ke polisi." Angel kaget melihat sahabatnya itu terluka bukannya mendengar dulu penjelasan sahabatnya dia malah ingin melapor polisi.
"Itu tidak perlu Angel aku hanya sedikit terluka karena kemarin aku menolong ibu yang akan tertabrak." ucap Anisa kepada sahabatnya itu.
"Oh kenapa kamu tidak bilang daritadi aku kan panik melihatmu seperti ini." ucap Angel sambil memukul halus Anisa.
"Angel kamu terus saja berbicara jadi aku tidak sempat menjelaskan." jawab Anisa
"Sudahlah ayo ke kantin aku sangat lapar karena tadi belum sempat sarapan, aku akan mentraktir mu karena kamu adalah sahabat ku hahahaha" Angel mengajak Anisa ke kantin untuk makan dan mentraktir nya.
4 tahun kemudian
Anisa dan Angel tumbuh menjadi remaja yang sangat cantik dan pintar tapi sayang keadaan Anisa berbanding terbalik dengan sahabatnya itu. Jangankan untuk melanjutkan sekolah untuk biaya makan saja masih susah Anisa hanya bisa pasrah karena dia tidak mau memaksakan untuk sekolah.
"Aku tidak boleh memaksakan keadaan ku karena untuk biaya sekolah itu pasti sangat banyak uang darimana aku harus membayar nya." ucap Anisa sambil tiduran di kasur karena dia bingung harus mengerjakan apalagi karena semua pekerjaan rumah sudah selesai dia kerjakan.
Drrrrtttt drrrrtttt tiba tiba ponsel Anisa bergetar, ternyata Angel menelpon nya.
"Hallo an apa kamu benar benar tidak akan meneruskan sekolahmu?" tanya Angel yang merasa sedih karena sahabatnya harus putus sekolah karena tidak punya biaya.
"Iya, mau gimana lagi aku tidak bisa memaksakan untuk sekolah karena biaya sekolah itu tidak sedikit." jawab Anisa
"Bagaimana jika aku meminta ayahku untuk membiayai sekolah mu sampai lulus bahkan sampai ke perguruan tinggi apa kamu mau an?" ucap Angel dengan menawarkan bantuan agar sahabatnya itu bisa melanjutkan pendidikannya
"Tidak usah Angel kamu ini kan aku sudah bilang biaya sekolah itu tidak sedikit apalagi sampai ke perguruan tinggi." Anisa menolak bantuan sahabatnya itu
"An kenapa kamu slalu menolak jika aku mau membantu mu apa kamu tidak menganggap ku sebagai sahabat mu? Kenapa kamu slalu seperti ini. Aku sangat kesal an." Angel sedikit tersinggung dengan penolakan Anisa tapi Anisa menolak pasti ada alasan tertentu.
"Bukan seperti itu, aku sangat menyayangimu bahkan lebih dari sahabat. Aku hanya ingin sukses dengan kerja keras ku sendiri aku tidak ingin merepotkan orang lain. Dan aku ingin merubah kehidupan ku menjadi jauh lebih baik dengan caraku sendiri. Walaupun aku putus sekolah tapi aku yakin akan ada banyak cara untuk menuju kebahagiaan ku." Jawab Anisa dan diapun menjelaskan alasan menolak bantuan sahabatnya itu karena Anisa tidak ingin ada kesalahpahaman dengan sahabatnya itu.
"Yasudah jika itu keputusan mu, tapi ingat jika kamu butuh bantuan jangan sungkan aku akan membantu dan selalu ada untukmu oke. An aku tutup dulu soalnya ibu memanggil ku dahhh." ucap Angel
"Baiklah" setelah menutup percakapan itu Anisa kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Tapi di sisi lain Suryo sedang memikirkan bagaimana caranya melunasi hutangnya kepada Tino. Karena hari ini hutangnya harus segera dilunasi.
"Arrrggghhh sial karena harus membiayai sekolah anak itu aku jadi terlilit hutang sebanyak ini. Dasar anak pembawa sial!" Suryo terus terusan menyalahkan keadaan nya sekarang kepada Anisa padahal uang itu dia pergunakan untuk kepentingan dia juga.
"Bagaimana ini astaga aku tidak punya uang sedikit pun, rumah ini saja tidak akan bisa melunasi hutang ku arrggghhh bagaimana ini." Suryo terus menerus berfikir dengan frustasi karena dia takut nyawa nya lah yang akan jadi pelunas hutangnya.
Di sisi lain Anisa sangat bosan karena tidak ada pekerjaan apapun. " Yaampun apa yang harus aku lakukan ini sangat membosankan. Pekerjaan rumah sudah selesai semuanya. Aku lapar tapi tidak ada makanan yasudahlah lebih baik tidur saja biar rasa laparnya hilang."
Ketika Suryo masih kebingungan memikirkan cara melunasi hutangnya kepada Tino tiba tiba..
Brakk!! Suara pintu terbuka dengan kasar karena Ternyata Tino dan anak buahnya sudah datang untuk menagih dan mengambil uang yang dipinjam oleh Suryo.
"Kau tidak lupa kan dengan perjanjian saat meminjam uang kepadaku?" Tanya Tino yang sedang terduduk santai di sofa.
"Tapi tuan saya belum bisa melunasi hutangnya sekarang." ucapan Suryo itu sontak membuat Tino marah karena Tino tidak suka jiga perjanjiannya itu dilanggar. Bahkan Tino bisa saja langsung membunuh seseorang yang berani melanggar perjanjian itu. Jadi sampai saat ini tidak ada orang yang berani melanggar perjanjian. Karena sudah tidak bisa mengendalikan amarahnya, Tino mendekati Suryo dengan tatapan membunuh nya itu Dia mencekik dan mendorong Suryo sampai tersungkur ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Lina Biodnt
semoga Anisa DP jodoh nya
2022-06-05
0
Salma Syam
semangat thor.. semoga nisa ga jadi pembayaran hutang😭
2022-05-27
1
Mom's vcl
aku sudah mampir kak, ku kasih like plus bunga. Tetap semangat ya
2022-05-21
0