Brukk!!!
"Kapan kau akan membayarnya hahh?!"ucap rentenir sambil menatap tajam kearah laki laki paruh baya.
"Sa sa saya belum ada uangnya tuan, tolong beri saya waktu untuk membayar semua hutang hutang saya." dengan suara gemetar laki laki paruh baya menjawab.
"Apa? waktu katamu. Sudah 4 tahun tapi kau masih meminta waktu? Dasar orang tua gila!" sekali lagi dia akan menghajar laki laki paruh baya itu,tapi tiba tiba...
"Tunggu, seingatku bukankah kau mempunyai putri yang sangat cantik dan masih sangat muda? Bagaimana jika kau memberikan putrimu kepada ku sebagai pelunas hutangmu itu, laki laki tua?".
Dalam diam laki laki paruh baya itu berfikir dan bergumam dalam hatinya (ah ya benar aku serahkan saja anak sialan itu lagi pula dia bukan anak kandungku).
"Baik, tuan aku serahkan dia kepadamu." ucap laki laki paruh baya yang ternyata dia itu adalah ayah tiri dari anisa.
"Baiklah hutang mu akan aku anggap lunas jika dia sudah sah menjadi istriku.".
"Kau, bawa anisa kemari karena dia sudah menjadi milikku" ucap rentenir itu kepada salah satu anak buahnya.
"Baik tuan".
TOK TOK TOK!!! Suara ketukan di pintu kamar anisa.
"Isshh, kenapa ayah tidak langsung masuk biasanya juga seperti itu." ucap Anisa yang tidak tahu kalau itu bukan lah ayahnya melainkan anak buah rentenir itu.
"Ada apa Ayy..." belum sempat Anisa bertanya, tetapi tangannya terlebih dahulu ditarik oleh anak buah rentenir yang akan membawanya.
Beberapa langkah kemudian akhirnya Anisa berdiri tepat di depan rentenir itu. Betapa terkejutnya Anisa karena dia melihat ayahnya yg terduduk lemas dan beberapa org yang tidak dia kenal berada di dalam rumahnya.
"Siapa kalian? Kenapa kalian ada di rumah ku ,dan kenapa kalian membuat ayahku sampai ketakutan seperti ini?" dengan cepat Anisa memeluk ayah tirinya itu dengan kasih sayang padahal ayah tiri nya itu sama sekali tidak pernah menyayangi nya dan malah membuat kehidupan Anisa menjadi pahit.
"Hey cantik, jangan seperti itu karena sebentar lagi kau akan menjadi nyonya mereka." ucap rentenir sambil menunjuk ke semua anak buahnya.
"Nyonya? Apa maksudnya? Aku bukan nyonya kalian! Pergi kalian!pergi!"
"Hahahahaha.. Anisa apakah kau takut? Ah ya aku belum memperkenalkan diri kepadamu."
"Aku, Tino calon suamimu. Tenang saja aku masih muda umurku 26 tahun ya hanya berbeda beberapa tahun darimu. Sebenarnya aku kesini untuk mengambil uangku yang dipinjam oleh ayahmu. Tapi uang itu tidak ada jadi aku akan mengambil mu sebagai pelunas hutang ayahmu." dengan tenangnya rentenir itu memperkenalkan diri sebagai calon suami dari Anisa.
"Apa?calon suami? Apa maksudnya ini ayah? Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku kenal." Anisa bertanya dengan heran dan kesal karena diakui sebagai calon istri rentenir itu
"Sudahlah aku tidak punya waktu untuk melihat perbincangan antara anak dan ayah tiri nya ini. Suryo ingat 2 hari lagi aku akan datang kemari untuk menikahi putrimu jadi jangan sampai putrimu itu menolak pernikahan ini karena jika dia menolak maka kau akan kehilangan nyawa diwaktu itu juga."
Dengan langkahnya Tino(rentenir) keluar dari rumah Anisa di ikuti oleh para anak buahnya.
"Apa maksudnya ini ayah jawab pertanyaan ku?"
"Aku tidak punya uang maka dari itu aku terima tawaran tuan Tino untuk memberikan mu padanya. Sudah lah nis lagi pula jika kau menikah dengannya kehidupan mu akan senang dan jauh lebih layak. Jadi tidak ada alasan untuk menolaknya."
"Ayah apakah kau tidak menyayangi ku? Kenapa ayah memberikanku kepada dia?" tanya anisa sambil menahan tangisnya.
"Tidak karena kau bukan putri kandungku!"
Jawab suryo sambil mendorong anisa lalu dia pergi menuju kamarnya.
Arrrrgggghhhh!!!
"Ibu..ayah...hiks hiks kenapa kalian ninggalin aku sendirian seperti ini. Kehidupan ku saat ini sangat pahit dan kejam apa kalian tega melihatku seperti ini. Hiks...hiks..."
Dengan semua rasa sakit hati dan sesaknya dada Anisa berlari menuju kamarnya
"Angel ya Angel dia sahabatku walaupun kita sangat berbeda dalam hal ekonomi tapi dia dan keluarganya sangat baik padaku pasti mereka mau meminjamkan uang untuk melunasi hutang hutang ayah." dengan semangat dia mengusap air mata nya dan langsung mengambil handphone untuk menghubungi Angel.
"Hallo an,ada apa?" an adalah panggilan khusus dari angel untuk Anisa
"Hiks...hiks... Tolong aku tolong hiks..hiks.."
"An apa kau menangis? Ada apa ceritalah aku akan membantumu."
"Aku butuh uang untuk melunasi hutang ayah ku Angel karena jika tidak melunasi hutangnya aku akan dipaksa menikahinya, hiks..hiks.."
"Tenanglah an aku akan membantumu uang tabungan dan uang jajan ku mungkin akan cukup untuk melunasi hutang ayah mu. Berapa hutangnya an?"
"Apa kau yakin akan membayar nya itu sangat banyak karena aku pernah sekali mendengar percakapan ayah dengan dia (Tino si rentenir gila). Huu huu hutangnya 650 juta angel."
"650 juta? Astaga uangku masih kurang banyak an aku juga tidak bisa meminta kepada ayah atau ibuku karena perusahaan sedang ada masalah, bagaimana ini an?" dengan kaget sekaligus bingung Angel terus berfikir bagaimana caranya menyelamatkan sahabatnya itu.
"Sudahlah mungkin ini memang takdirku. Harus menikah dengan seorang yang tidak aku kenal bahkan aku benci." air mata Anisa kembali membasahi pipi nya karena sakit yang sangat hebat.
"Maafkan aku an, tapi aku berjanji aku akan slalu ada untukmu karena kamu adalah sahabat ku bahkan sudah aku anggap saudara ku an. Jangan takut ada aku jika kau merasa sedih datanglah kerumah ku aku dan orang tuaku akan slalu menjadi keluarga mu an."
"Terimakasih Angel, tolong semangati aku untuk bisa tetap kuat menjalani hidup yang kejam ini."
"Pasti an, sudah istirahat lah kau butuh istirahat untuk mengahadapi dunia yang kejam ini an. Ingat jangan takut ada aku disini aku sahabat sekaligus keluarga mu."
"Baiklah Angel aku tutup dulu"
Tidak terasa sudah 2 hari dari kejadian itu dan tepat dihari ini Anisa dan Tino akan menikah. Walaupun pernikahan ini tidak diinginkan oleh Anisa tapi dia tidak bisa berbuat apa apa yang dia bisa hanya berserah pada takdir dan berusaha untuk kuat.
"Astaga lama sekali dia." ucap Tino yang daritadi sudah menunggu anisa
Di sisi lain suryo ayah tirinya menggedor gedor pintu kamar sambil berteriak " Anisa cepatlah tuan Tino sudah menunggu mu."
Ceklek
"Ayo ayah aku sudah siap" dengan senyuman palsu nya itu Anisa melangkahkan kaki.
(Ternyata dia memang benar benar cantik) gumam Tino
"Baiklah nak Tino apakah sudah siap?" tanya pak penghulu
"Siap pak."
"Saya nikahkan kamu Tino dengan Anisa Fadilah dengan mas kawin emas seberat 20gram dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Anisa Fadilah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"
Sah... Ucap semuanya
Ijab kabul sudah selesai Anisa dan Tino sudah sah menjadi suami istri. Beberapa saat kemudian mobil yang dikendarai oleh Tino sampai diparkiran rumahnya.
"Turunlah sekarang disini rumahmu. Dan ingat disini tidak ada pembantu jadi semua pekerjaan rumah kau yang harus menyelesaikan nya." Setelah itu Tino berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Anisa.
"Aku harus bisa menjalani ini dengan baik.ya ada Angel dia penyemangatku." ucap Anisa sambil mengikuti langkah Tino menuju kamar mereka.
"Ini kamar kita. Aku mau segera punya anak tapi, aku menginginkan anak laki laki jika tidak maka aku akan menyiksa bahkan membunuh anak itu."
Degg!! Betapa terkejutnya Anisa mendengar ucapan suaminya itu. Bagaimana nasibnya nanti jika dia mengandung dan melahirkan anak perempuan.
"Ba ba baik mas"
Anisa segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi dan menggunakan pakaian santai Anisa lanjut memasak dan membereskan dapur yang sangat berantakan.
"Mas aku sudah memasak ayo makan" ajak Anisa kepada Tino
Tidak ada jawaban sama sekali dari Tino. Karena dalam pikiran Tino Anisa hanyalah seorang perempuan pembayar hutang. Tak lama kemudian Tino berjalan menuju meja makan yang sudah dipenuhi oleh hidangan masakan yang dibuat oleh Anisa.
"Hey kau jangan makan disini makanlah di dapur kau tidak layak makan bersamaku dasar perempuan murahan." ucap Tino dengan kasar
Tanpa Tino sadari Anisa menatapnya dengan airmata yg mengalir di pipinya sungguh sakit hati dengan ucapan yang dilontarkan Tino. Tanpa menunggu lama Anisa berjalan ke arah kamar bukan kedapur karena dia sudah tidak tahan menahan teriakan tangisan nya.
Brakkk!! Tanpa disadari Anisa menutup pintu dengan kasar. Dia menangis sejadi jadinya karena baru beberapa jam menjadi istri Tino dia sudah merasakan sakit yang begitu hebat.
"Hikss..hikss.. Ibu Anisa gabisa seperti ini bu.. Anisa takut kalau nanti anisa hamil anak perempuan Anisa akan menerima siksaan mas Tino bu hikss hikss." Anisa terus menangis sampai sampai dia tidak mendengar suara ketukan pintu
"Kenapa kau lama sekali membuka pintunya!" teriak Tino
"Maaf mas tadi Anisa lagi di kamar mandi." elak Anisa
Tanpa mendengar ucapan Anisa,Tino langsung kearah tempat tidur karena dia sudah mau istirahat tanpa menunggu lama Tino pun tertidur sedangkan Anisa masih dengan perasaan sakitnya.
"Angel ya Angel aku harus kerumah dia agar aku bisa menangis dengan tenang." ucap Anisa sambil melangkahkan kaki tetapi belum sempat pergi Tino terbangun dan memanggil Anisa.
"Hey kau kapan masa suburmu berlangsung aku tidak mau terlalu banyak menghabiskan waktu dengan tidak jelas." teriak Tino
"Selama 1 minggu dari sekarang aku masih dalam masa suburku." jawab Anisa
"Bagus,jika begitu kemarilah aku menginginkan anakku cepat datang di hidupku."
Dengan ragu Anisa melangkahkan kaki ke arah Tino. Dengan cepat Tino ******* bibir Anisa dengan penuh tuntutan Anisa tidak bisa menolak ataupun menerima dia hanya diam karena ini pertama kali nya untuk dia. Tanpa tinggal diam Tino mulai melucuti pakaian Anisa sampai Anisa polos tanpa tertutup sehelai benang pun.
Tino langsung memulai aksinya tanpa memikirkan rasa sakit Anisa Tino terus menerus melakukan aktivitasnya. Sampai beberapa saat dia sudah mencapai puncaknya semburan cairan yang masuk kedalam rahim Anisa.
Setelah melakukan aktivitasnya mereka berdua membersihkan diri dan tidur. Pagi harinya Anisa terbangun karena teriakan Tino.
"Anisa! Bangunlah kau berada disini bukan untuk bersantai tapi kau harus melayani semua permintaan ku! Cepat bersihkan kotoran yang ada dirumah ini dan jangan sampai ada setitik pun debu yang tersisa!"
" Satu lagi jangan lupa masak karena aku sangat lapar."
"Baik mas." jawab anisa
Anisa berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan setelah itu dia langsung bergegas membersihkan rumah sesuai perintah Tino. Ketika Anisa membersihkan rumah tiba tiba ponselnya berdering.
"Ayah."
"Hallo ayah ada apa?" tanya Anisa
"Hallo apa ini benar dengan nona Anisa? Saya dari rumah sakit Kh*****a mau mengabarkan bahwa pak suryo mengalami serangan jantung dan meninggal dunia."
"Innalillahi wainna illahi rojiun, saya akan segera kesana." ucap anisa sambil menahan tangis
"Mas Tino mas Tino ayah meninggal antar aku kerumah sakit mas hikss hikss."
"Astaga orang tua itu merepotkan sekali! Minta antar supir aku sedang malas keluar." dengan santai Tino berbicara tanpa berfikir bagaimana jika dia yang berada di posisi itu
Oh iya mana mungkin dia merasakan posisi itu karena dari kecil dia sudah di terlantarkan oleh kedua orang tuanya dan dia tinggal bersama kakek dan neneknya. Ketika sudah beranjak remaja dia mengambil keputusan untuk hidup sendiri.
"Pak supir antar aku ke rumah sakit Kh*****a." ucap Anisa kepada supir di rumah Tino
"Baik nyonya."
Tanpa menunggu lama mereka segera pergi .Beberapa menit kemudian Anisa sampai di rumah sakit dan langsung mencari ruang ayahnya.
"Ayah kau juga akan meninggalkan ku?" Anisa bertanya kepada jenazah ayahnya
"Maaf nyonya apakah kita akan memakamkan jenazah pak suryo sekarang?" tanya salah satu perawat di rumah sakit.
(Kehidupan ini memang kejam Kehidupan aku sangat menyakitkan)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Salma Syam
ujian yg sangat berat..
2022-05-27
1
Gadis23
kasihan Anisa
2022-05-15
0
Andropist
lanjut ksk
2022-05-10
1