Menunggu Penantian Tanpa Batas

Menunggu Penantian Tanpa Batas

Pindah Sekolah

"Mah... aku ingin pindah sekolah"

"Kenapa kamu ingin pindah sekolah?"

"Em... aku enggak betah di sekolah. Jadi bolehkan aku pindah sekolah."

"Kamu mau pindah sekolah kemana?"

"Itu mah sekolah yang ada di kota Y"

"Bolehkan aku pindah ke sana mah"

"Padahal bentar lagi kamu lulus loh nak, enggak bisa di betahin dulu apa sekolah di sekolah mu saat ini."

"Enggak bisa mah, aku ingin pindah aja."

"Hem... ya udah nanti mamah bilang dulu ke papah. Kalau papah setuju besok kita langsung ke sana buat daftar kamu sekolah di sana."

"Iya mah jangan lupa bujukkin papah ya biar papah setuju."

"Lah ko gitu, mamah gimana papah aja. Kalau papah setuju mamah juga setuju jadi mamah enggak akan bujuk papah kamu buat izinin kamu pindah sekolah."

"Ya mamah ko gitu"

"Emangnya enggak boleh ya mamah kaya gitu sikapnya."

"Boleh ko mah, ya udah deh mah aku masuk kamar lagi aja."

"Lah kamu enggak berangkat sekolah"

"Enggak mah aku males, jadi kalau mamah mau aku sekolah lagi bujukin papah biar aku bisa pindah sekolah."

"Rey jangan kaya gitu. Ayo ini masih sempet loh buat sekolah."

"Enggak mau mah aku mau tidur aja"

"Ya udah deh iya mamah ngalah nanti mamah bujukin papah kamu biar kamu bisa pindah sekolah. Tapi hari ini kamu pergi sekolah ya."

"Tapi janji dulu mamah mau bujukin papah."

"Iya mamah janji akan bujukin papah."

"Ya udah mah aku mandi dulu"

"Ya udah sana jangan lama - lama ntar telat lagi ke sekolah nya."

"Siap mah" kata Reyhan sambil memberikan hormat pada mamahnya.

Lima belas menit kemudian Reyhan pun telah siap dengan seragam sekolahnya. Lalu ia menghampiri mamahnya untuk pamit ke sekolah.

"Mah aku pergi dulu ya"

"Iya hati - hati di jalan"

"Iya mah, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Di luar rumah pak Didi sudah siap mengantarkan Reyhan ke sekolah. Ya pak Didi adalah supir pribadi keluarga nya Reyhan.

"Sekarang den berangkatnya?" kata pak Didi setelah Reyhan masuk kedalam mobil.

"Besok pak"

"Bener nih den kita berangkatnya besok."

"Enggak lah pak sekarang berangkatnya kalau besok bisa - bisa aku di marahin sama mamah."

"Ya udah den kalau gitu kita langsung berangkat aja. Biar aden enggak di marahin sama nyonya."

"Ya udah pak langsung jalan aja."

"Siap"

Mobil yang mereka tumpangi kini pergi meninggalkan rumah. Di perjalanan Reyhan hanya terdiam tak ada sepatah kata keluar dari bibirnya saat ini.

Pak Didi yang aneh dengan sikap Reyhan sempat ingin bertanya. Namun kemudian ia urungkan niat nya untuk bertanya pada Reyhan saat pak Didi melihat wajah Reyhan yang tak seperti biasanya.

"Den Reyhan kenapa ya? ko dari tadi hanya diam aja. Apalagi ada masalah. Em... aku tanya jangan ya. Tapi kalau aku tanya terus malah den Reyhan marah malah berabe jadinya. Ya udah deh aku enggak usah tanya aja." kata pak Didi dalam hatinya.

Tak berapa lama kemudian mobil mereka telah berhenti karena saat ini mereka telah sampai di sekolahnya Reyhan.

"Udah sampai den"

"Hem... iya pak, kalau gitu aku keluar dulu. Bapak langsung pulang aja. Nanti aku telpon bapak kalau udah mau pulang."

"Iya den"

Setelah itu Reyhan pun keluar dari mobil dan melangkahkan kaki memasuki kelasnya.

To be continued

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

salken Thor
cus read ☺

2023-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!