Your Officemate
Erika menarik napas dan menghembuskan kasar mencoba mengusir segala macam rasa yang berdesakan di dalam hati.
Ini adalah kesekian kalinya Erika mencoba menghubungi Hans. Lagi - lagi suara operator menjawab
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi..."
Semakin mencoba menghubungi suaminya, semakin kuat pula rasa tak nyaman itu muncul. Ada rasa gelisah yang sulit dijelaskan dan terus mengganggu perasaannya.
Brrrmmm....suara mobil datang....
Tap... tap....
Erika berjalan cepat - cepat kearah pintu. Berharap ada mobil Hans berhenti manis di depan rumah. Erika ingin segera bisa menyambut sang pengemudi dengan peluk dan cium seperti biasa.
"Bukan Kak Hans..." gumam Erika lirih pada diri sendiri.
Meski tahu itu bukan suara mobil Hans, tetap saja Erika refleks berlari setiap kali ada suara mobil berhenti di depan rumah.
"Kak Hans, dimana kamu?" Erika memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada Hans. Sesuai dugaannya, chat WA Hans centang satu.
Mungkin saja saat ini batere ponsel Kak Hans habis.
Erika berusaha menenangkan dirinya.
Akhirnya Erika memutuskan untuk menunggu Hans sambil duduk diteras dengan harapan perasaannya akan lebih baik.
Tapi nampaknya hari ini semua kompak membuatnya resah. Didalam pandangan Erika, rumput di taman warnanya tak sehijau biasanya. Daun - daunan nampak layu. Bunga warna warni pun seolah - olah ikut merunduk. Bahkan lampu taman terasa ikut meredup seiring resah hati Erika.
Ck...ini bukan apa - apa, Ok? Pasti karena mau datang bulan, perasaanku jadi lebih sensitif, dan tak menentu. (Erika)
Erika berkali - kali melirik jam di ponselnya sambil terus mencoba menghubungi nomer Hans. Kondisinya masih sama. Ponsel Hans tidak aktif.
Meski tahu ponsel Hans tidak aktif, Erika terus saja mengirimkan pesan kepada Hans.
Hasilnya? Tentu saja pesan tak terkirim. Tapi tak apa. Paling tidak, Hans nantinya akan tahu bagaimana gelisahnya sang istri menunggu dia yang tak kunjung pulang. Dan tanpa kabar.
Sambil terus berharap ada respons dari Hans, atau setidaknya pesan itu berubah menjadi centang dua. Erika terus mengirimkan pesan - pesan kepada Hans. Dimulai dari pesan manis, berubah menjadi pesan bernada kuatir, bahkan berakhir dengan omelan khas seorang istri karena suami tak kunjung pulang.
Selama 15 tahun pernikahan, Hans tak pernah membiarkan mereka lost contact dalam waktu yang lama.
(lost contact \= kehilangan kontak)
Bagi Erika, Hans adalah suami siaga. Hanya dengan sebuah pesan atau miscall, Hans pasti segera menghubungi istrinya. Tak peduli seberapa sibuknya, pasti dia menyempatkan diri untuk menelpon atau sekedar mengirim pesan singkat.
****
Jam 10 malam
Keterlaluan!! Erika memaki dalam hati. Dia merasa sangat marah meski tak tau pasti apa yang membuatnya marah. Dadanya terasa sesak.Ingin hati menumpahkan semua isinya. Tapi kepada siapa dan kemana?
Sambil menahan semua rasa itu, dihapusnya make up dan dilepasnya dress selutut warna salem. Hari ini Erika memang sengaja sedikit berdandan untuk menyambut Hans pulang. Harapannya tadi adalah Hans pulang dan senang dengan penampilannya yang cantik. Tapi seringkali ekspektasi berbeda dengan realita.
Rasa cemas, marah, kecewa, dan gelisah semua bercampur menjadi satu. Tak tau harus kemana mencari Hans. Tak tahu pula kepada siapa dia harus mengeluh. Hingga akhirnya Erika hanya bisa pasrah.
Rasa putus asa membuatnya berlutut di dekat tempat tidurnya. Tanpa sadar batinnya terus berdoa dengan harapan doanya bisa sampai kepada sang suami.
Ya Tuhan, ada apa ini? Tolong jaga dia diluar sana. Kutitipkan suamiku, Hans Sanjaya padaMu. Jangan biarkan dia jatuh dalam godaan, lindungi keselamatannya. Ingatkan selalu kalau Istri dan anak - anak menunggu dirumah. Aku....mencemaskannya...
Lelah menunggu.
Lelah berprasangka.
Lelah menangis.
Akhirnya Erika tertidur....
****
Tengah Malam
Drrrrrttttt.... drrrrrrttttt.....
Suara getaran ponsel mengagetkan Erika. Buru - buru diraihnya telepon genggam dari atas nakas.
KAK HANS CALLING
Tanpa basa - basi, Erika langsung memberondong Hans dengan pertanyaan - pertanyaan menyelidik.
"Dimana?"
"Dari mana?"
"Kapan pulang?"
"Ngapain saja kamu?"
"Kenapa tak ada kabar?"
"Ada apa dengan ponselmu?"
"Kenapa malam sekali?"
..............................hening....................................
"Kak Hans....???" nada suara Erika sedikit tinggi dan tak enak didengar karena tak mendapat jawaban apapun.
"Tolong bukakan pintu Mom....." akhirnya terdengar suara dari seberang sana.
DEG!!
Kenapa suara Kak Hans lemas? (Erika)
"Apa kamu sakit?" Erika yang tadinya sempat kesal mendadak merasa cemas.
NUuuuttt......
Tak ada jawaban. Telpon dimatikan....
Erika bergegas lari menuju pintu utama dengan perasaan tak menentu. Ada sedikit lega yang terselip karena akhirnya Hans pulang. Erika berusaha melupakan sejenak rasa penasaran karena tak bisa menghubungi Hans. Toh yang terpenting saat ini adalah Hans sudah pulang.
Duh!!! Tiba - tiba rasa bersalah menyergapnya. Nampak Hans sudah duduk di bangku teras. Wajahnya kuyu dan matanya juga sayu. Kemejanya kusut dan dikeluarkan dari celana panjang, ditambah lagi tiga kancing kemeja bagian atas yang terbuka. Rambut pun sudah jauh dari kata rapi.
Kak Hans keliatan capek sekali.... (Erika)
"Mommyyyy....", sapanya dengan senyum lelah. Tangannya terentang siap memeluk Erika.
Oh, Erika merasa malu karena telah berprasangka. Buru - buru dia menghambur ke pelukan Hans. Lalu menciumnya seperti setiap kali dia pulang kerja.
Hans mendekapnya erat seolah - olah lama tak berjumpa. Ada hangat menyelusup dihati Erika. Dan juga. ..ada rindu terasa di dalam dekapan Hans.
Mood swing benar - benar membuatku tak waras sampai - sampai aku mencurigai Kak Hans. (Erika)
Tak lama Hans mengurai pelukan dan langkahnya langsung menuju kamar mereka.
"Lho... kenapa tak makan Kak? Nanti sakit. Tadi sore, aku sudah masak. Tunggu, aku panaskan sebentar. Atau mau buah saja?" Erika terburu - buru menuju dapur.
"Buat besok aja. Aku capek banget. Hari ini lembur di kantor." jawab Hans sambil berlalu menuju kamar mereka.
Tanpa banyak bicara, Erika buru - buru membereskan meja makan supaya bisa segera menyusul Hans. Ada banyak hal yang ingin ditanyakannya kepada Hans.
***
Begitu tiba di kamar, Erika tertegun mendapati Hans sudah tidur dan suara dengkuran pun sudah terdengar. Kemeja dan celana panjang yang tadi dipakai Hans tergeletak begitu saja di lantai.
Pelan - pelan Erika duduk disamping Hans, mengamati wajah lelah Hans. Rasa bersalah kembali datang saat melihat guratan halus yang mulai nampak di wajah Hans. Beberapa helai rambut putih pun muncul di kepala. Semuanya ini menunjukkan bagaimana kerasnya dia bekerja untuk keluarga selama ini.
Hati Erika terasa penuh dan rasa sayang begitu membuncah didada. Diciumnya dahi dan pipi Hans dengan penuh perasaan. Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh Hans dan tak lupa diaturnya ulang suhu kamar supaya Hans bisa tidur dengan nyaman.
Terakhir diambilnya pakaian kotor Hans untuk dimasukkan ke keranjang.
................................................................................
PLUK!!!
Selembar kertas kecil jatuh dari saku Bertuliskan Me*tshop & G***met, nama salah satu restoran steak terkenal di kota ini.
Tanggalnya tertulis tanggal hari ini.....
Waktu pembayaran pukul 20.19 ....
Astaga! Baru saja Erika merasa lega karena Hans sudah pulang. Bahkan sempat merasa bersalah karena berprasangka. Tapi selembar kertas itu kembali membuat perasaan Erika tak tenang.
Ya. Erika tahu ada yang disembunyikan oleh suaminya....
Sampai jumpa di episode selanjutnya
Tolong dukung Author supaya semangat dalam berkarya dengan cara
Like
Comment
Vote
Jangan lupa klik favorite untuk mendapatkan notifikasi setiap ada update baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Runa💖💓
Baru mampir kak
Semoga suka☺️☺️
2022-09-02
1
Inru
Mampir thor
2022-08-18
1
Nafiza
bagus ceritanya,aku mau lanjut baca😊
2022-08-16
1