"Permisi...Kak Rika ya?" suara seorang wanita menyela obrolan Erika dengan salah seorang staf marketing. Saat ini mereka sedang berada di acara bazar kantor.
Ooooh... ternyata suara itu berasal dari cewek cantik yang baru - baru ini menjadi perbincangan hangat di kantor Hans terutama para lelaki single.
Ini adalah pertama kali Erika bertemu langsung dengannya. Selama ini Erika hanya mendengar tentangnya dari Hans dan melihat wajahnya dari media sosial.
"Haii...namaku Clara, Clara Adelia. Marketing baru Kak Hans" katanya memperkenalkan diri.
Eh? Dia memanggil Kak Hans dengan Kakak bukan Bapak? (Erika)
Sikap Clara yang terlalu ramah malah membuat Erika sedikit canggung. Meski begitu, Erika tetap berusaha tersenyum dan menjawab dengan sopan.
"Erika Mai. Senang berkenalan denganmu"
Berikutnya, lagi - lagi Erika dibuat heran dengan ajakan Clara untuk berselfie bersamanya.
"Ayo Kak, kita foto." Wajah Clara begitu santai seolah sedang bicara dengan teman dekat.
Tanpa menunggu persetujuan Erika, layar ponsel Clara sudah terpampang tepat di depan wajah Erika. Clara pun sudah langsung berpose dengan posisi pipi sedikit menempel di pipi Erika. Kulit Clara nampak mulus, bersih dari jerawat, tanpa flex apalagi kerutan.
"Eh ya, oke..." Erika mengangguk ragu dan tersenyum canggung. Mau menolak, takut dikira sombong. Mau mengiyakan, tapi Erika memang tak terbiasa berfoto. Apalagi dengan Clara yang notabene baru kenal. Rasanya sungguh tak nyaman.
Berbeda dengan Clara yang memang hobby difoto. Akun instagramnya penuh dengan foto - fotonya dengan berbagai macam pose dan ekspresi, baik di dalam maupun luar negeri. Yang semuanya benar - benar instagramable. Kalau dilihat dari jumlah followers dan like-nya, rasa - rasanya dia bakal cocok kalau menjadi selebgram.
****
Erika tersenyum kecut saat melihat hasil foto selfie mereka. Level percaya dirinya langsung turun ke level mengenaskan.
"Cih... ponsel bodoh. Ngakunya saja smart. Sia - sia sudah orang membelimu mahal - mahal tapi gagal membuatku tampak cantik" Erika bersungut- sungut dalam hati, menyalahkan ponsel Clara yang berlogo A****
Memang semua nampak sangat match di wajah dan tubuh Clara. Kulit putihnya kontras dengan rambut panjang bergelombang warna coklat keemasan. Alisnya terlukis dengan rapi. Bulu mata membingkai rapi bola matanya sehingga wajahnya seperti boneka barbie.
Lalu bagaimana outfit yang dipakainya?
Sudahlah, jangan membahas penampilan Clara lagi karena bisa bikin iri.
Bagaimana tidak? Untuk ukuran seorang staf marketing yang baru masuk, penampilannya tergolong glamour. Dari ujung kepala hingga kaki, semua branded.
Lihat saja tas yang sedang dipakainya. Gaji tiga bulan plus bonus bulanan seorang marketing masih kurang untuk membelinya.
Clara dan penampilannya begitu eye catching hingga Erika mau tak mau mengamatinya diam - diam.
"Pantas saja banyak lelaki berebut perhatiannya, aku yang wanita saja terpesona melihatnya" (Erika)
****
Psssttt...
Heiii Ladies,
Please, jangan pernah kalian bandingkan penampilan Erika dan Clara. Benar - benar bukan perbandingan yang apple to apple.
Perbedaan usia yang lebih dari satu dekade menjadikan mereka benar - benar bertolak belakang, baik dari segi gaya hidup maupun karakter.
Singkatnya, Clara lebih cocok disebut sebagai cewek sosialita atau cewek gaul. Sedangkan Erika adalah wanita rumahan.
Erika adalah sosok wanita yang kalem dan keibuan. Penampilannya begitu sederhana dan tidak neko neko.
Tak ada pewarna sedikitpun di wajah tirusnya. Beruntungnya, Erika memiliki alis yang sudah tebal dan bagus sejak lahir. Cukup sedikit bedak dan lipgloss sudah mampu membuatnya nampak anggun dan bersahaja.
Tak perlu barang mahal apalagi bermerk. Tubuh langsing dan potongan rambut sebahu justru menunjukkan kesan manis seorang Mama Muda.
****
"Moms, apa kamu tak lapar? Makan yuk..." Hans tau - tau muncul dan tangannya langsung bertengger manis di bahu Erika.
"Mana anak - anak?" Erika malah balik bertanya karena dilihatnya Hans datang sendiri. Padahal tadi Abigail dan Amanda pamit mau berkeliling bersama Papanya.
"Iiisssh... Kak Hans, baru saja mau ngobrol sama istrimu eeeh... sudah diajak pergi pula" protes Clara sambil memasukkan ponsel ke dalam tas.
"Ayuuk Mom..." Hans tak terlalu menanggapi Clara. Dilihatnya Clara sekilas, lalu Hans langsung menggandeng Erika dan mengajaknya menuju tenda para petinggi perusahaan. Rupanya anak - anak mereka sudah duduk manis disana sambil makan es krim.
"Ngobrol apa saja sama Clara?" tanya Hans sambil menyodorkan semangkuk gulai kambing dan sepiring lontong lengkap dengan sate kambing kesukaan Erika.
"Basa basi saja sih Kak." Erika sambil mengipas - ngipas kuah gulai yang masih panas.
"Menurutku nih Kak, menurutku ya... dia tu cuantiiiik"
"Halaaah...cantik polesan itu Moms. Kamu kalau dipoles juga bisa cantik" sahut Hans. Kali ini tangannya mengusap sisa kecap di dekat bibir Erika.
"Kak Haaaansss, jadi aku jelek? Begitu kan maksudnya?" Erika sewot mendengar kalimat terakhir Hans.
"Come on, Mom. Kamu tuh sama aja dandan atau ga" jawab Hans kalem.
"Sama apaan?"
Ekspresi wajah wanita berusia 35 tahun itu begitu polos. Hans jadi gemas dan ingin menggodanya.
"Sama jeleknya...hahaha"
"Haduuuuh!! Ampun Mom!" teriak Hans. Tanpa banyak bicara Erika langsung mencubit perut Hans keras - keras.
Abigail dan Amanda sampai terkikik melihat Papanya kesakitan.
****
vroooommmm... vroooommm.....
Bunyi khas mobil sport terdengar berhenti di dekat Hans dan Erika. Mereka sedang membantu anak - anak masuk ke mobil dan bersiap - siap untuk pulang.
"KAK HANS, KAK RIKA"
Nampak Clara yang berkacamata hitam melambai dari dalam mobil sport warna kuning terang.
"Aku pulang dulu. Byeee..."
Hans nampak enggan menanggapi dan lebih memilih memasangkan seatbelt untuk Amanda dan Abigail.
..........................................................................
"Wowww!!" desah Erika pelan saat Clara menghilang.
Toeeeng!!!
Hans menoyor kepala Erika pelan sambil membukakan pintu mobil untuk Erika.
"Ayo masuk, jangan bengong" kata Hans cepat sebelum Erika sempat memprotesnya.
"Orang kaya ngapain kerja ya Kak?"
Begitu masuk mobil, Erika langsung mengutarakan keheranannya. Erika merasa penampilan Clara seperti crazy rich tapi pekerjaannya hanya seorang pegawai? Oooh... tak masuk diakal.
"Itu mobil pacarnya." jawab Hans singkat.
"Oooo...dia sudah punya pacar?" tanya Erika.
"Pacarnya kaya, dan tahun depan mereka akan menikah. Kontrak kerja dia disini cuma setahun."
"Jadi dimodali pacar sampai modis kaya gitu? Amazing...." Erika mulai menceritakan ulang penampilan Clara pada Hans.
Hans hanya memutar bola matanya. Mungkin dia bosan karena ceritanya terus berputar tentang Clara.
"Tapi menurut Kak Hans nih. Si Clara itu cantik ata tidak sih?" akhirnya pertanyaan menjebak itu muncul.
"Biasa." jawab Hans singkat untuk menghindari perdebatan absurd. Kalau dijawab cantik pasti istrinya ngambek. Sebaliknya kalau dibilang jelek, Erika pasti ngotot kalau Clara itu cantik.
"Hmmm... masak biasa sih Kak Hans? Ga salah ta?"
Naaah... bener kan? Ini nih yang bikin aku males... (Hans)
............................................................................
"Cewek cakep dan agresif" celetuk Hans tiba - tiba setelah diam beberapa saat.
"Eh?" Erika langsung menoleh mendengar kata - kata Hans. Sampai - sampai lupa mau ngomong apa.
Ha? Cakep? Agresif? Kenapa jadi timbul konotasi negatif di otakku. Haha... konyol sekali. (Erika)
Sampai jumpa di episode selanjutnya
Tolong dukung Author supaya semangat dalam berkarya dengan cara
Like
Comment
Vote
Jangan lupa klik favorite untuk mendapatkan notifikasi setiap ada update baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Runa💖💓
Semoga Hans tidak tergoda oleh Clara
Cewek penggoda
2022-09-02
1
💋ShasaVinta💋
bener Hans... pertanyaan menjebak dr emak2 .... Krn sy pun sering bertanya bgtu ke Pak Su 🙂🙂🙂
2022-07-05
0
🇬🇦🇩🇮🇸🇰
saran thor...alangkah baiknya,,,emotikon di naskah di tiadakan,,dan intermezo author yg garis miring itu,,jangan buat ditengah2 narasi..kalo mau ada intermezo,,buat di akhir bab...kalau mau penjabaran tokohnya, jangan buat intermezo, tapi satukan sama narasinya..
makasih..semangat terus kita
2022-05-14
1