3. Liburan

Anak- anak libur sekolah, Hans memutuskan untuk mengambil cuti dan mengajak keluarganya berlibur. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan keluar kota.

Drrrrt... drrtttt....

Suara getaran ponsel menyela obrolan ringan mereka. Getarannya terus berkesinambungan menandakan adanya panggilan telepon.

Erika melirik kearah Hans yang sepertinya tak berniat menjawab panggilan itu.

"Kenapa tak dijawab?" Erika mengangkat alis sambil matanya melirik ke arah ponsel yang masih terus bergetar.

Melihat nama yang tertera dilayar dan notifikasi yang terus menerus, membuat Erika merasa tak nyaman. Hans memahami apa yang dirasakan Erika.

CLARA Calling....

"Orang kantor. Biarkan saja, kita mau liburan." Hans mengambil ponselnya dan langsung mematikannya.

Erika tak menjawab hanya memandang Hans dengan pandangan tak mengerti.

****

Eh...

Tak lama setelah Hans mematikan ponselnya, sayup-sayup terdengar nada dering ponsel milik Erika.

Buru - buru Erika mengambil ponselnya yang disimpan di dalam tas. Tangannya meraih tas di jok belakang sambil melirik sekilas pada Abigail dan Amanda yang asik mendengarkan musik menggunakan headset.

Terlambat. Nada dering itu berhenti. Nampak nomer tak dikenal ada disana. Ada dua panggilan tak terjawab dari nomer yang sama.

"Siapa?" tanya Hans.

"Tak tau. Sudah mati tuh. No name lagi. " jawab Erika sambil menunjukkan layar ponselnya kearah Hans.

Dua kali berturut - turut hanya selisih satu menit. Urgentkah? (Erika)

"Ups, lagi...", Erika langsung menggeser tanda hijau di layar tak lama setelah nada dering berbunyi.

"Halloo?"

Tak ada jawaban. Yang terdengar hanya hembusan napas dan suara isak tangis seseorang.

"Siapa ya? Hallo?" Erika kembali menyapa penelpon itu.

".... Kak Hans....?" suara serak terdengar dari seberang sana. Sepertinya sedang menangis dan suara seorang wanita.

"Haloooo....?" Erika mengulang sapaannya.

"Huhuhu Kak Hanssss.... Kak Haaaaans.....huhu....."

"Siapa ini?" Erika bingung, dia tak tahu harus bagaimana.

Bayangkan saja, wanita mana yang tidak bertanya-tanya. Saat tiba-tiba ada telpon seorang wanita dan langsung menangis sesenggukan sambil memanggil - manggil nama suamimu. Rasanya seperti mencekam. Atau memang Erika yang berlebihan?

Duh...amit-amit jangan sampai ada seorang wanita yang tiba - tiba saja mengaku hamil anak Kak Hans. (Erika)

"Ada apa?" Hans melihat tampang Erika yang nampak aneh. Tak tau harus berbicara apa, Erika malah menyodorkan ponsel itu ke Hans.

"Hah?"

"Kapan?"

"Kamu tidak apa - apa kan?"

"Dimana kamu sekarang?"

"Hmmm... ya..."

"Nanti aku kabari"

Pertanyaan - pertanyaaan dan jawaban - jawaban Hans yang singkat membuat Erika kesulitan menebak apa yang sedang dibicarakan oleh mereka.

Ya. Erika sedikit tak suka melihat suaminya bertelponan dengan wanita lain diluar jam kantor. Apalagi wanitanya tak dikenal, dan juga sambil menangis.

"Siapa?" Karena penasaran, Erika mencolek tangan Hans sambil berbisik. Dan Hans memberinya kode untuk menunggu.

Setelah panggilan selesai, Hans justru terdiam sambil tetap mengemudikan mobil. Meski begitu, jelas sekali terlihat pikirannya melayang entah kemana

..................................hening..............................

"Evan meninggal karena kecelakaan pagi tadi" akhirnya penjelasan yang ditunggu - tunggu pun muncul.

"Ha? Evan siapa?" Erika merasa asing dengan nama itu.

"Clara memberi tahu kalau pacarnya kecelakaan di tol dan meninggal ditempat. Menurutmu kita harus bagaimana?"

Oooh...ternyata Clara menelponku untuk mencari Kak Hans. (Erika)

Erika sebenarnya tahu kalau Hans sedang meminta persetujuan darinya untuk membatalkan liburan.

Benar. Ini adalah sad moment. Berita duka. Erika sadar betul kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk cemburu atau egois.

Bukan. Bukan Erika tak bersimpati tapi ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Perasaan yang begitu sulit untuk digambarkan. Seperti ada rasa tak rela dan tak ikhlas untuk kembali ke kota mereka. Sekalipun untuk rasa kemanusiaan.

Cemburukah? Terganggu? Atau tak suka? Aaah... entahlah Erika sendiri tak bisa mendefinisikan perasaannya. Akhirnya Erika hanya diam, dan memasang wajah setenang mungkin. Erika tak mau Hans menganggapnya tak punya empati.

"Ada apa Daddy?" celetuk Abigail dari bangku belakang. Abigail yang cerdas dan kritis bisa merasakan suasana aneh diantara kedua orang tuanya.

"Eeeemmm... teman Daddy meninggal"

"Trus maksud Daddy kita batal liburan dan mau pergi melayat. Begitu kan Dad?" Abigail yang berusia 10 tahun dengan segera menangkap arah pembicaraan Daddy-nya.

"Oh Nooo!!! Daddy PHP-in kita nih....Sebel!!", Amanda yang lebih muda 2 dua tahun langsung menyahut tak suka. Tangannya disilangkan didepan dada dan langsung melengos ke jendela.

Hans melirik kearah Erika mengharap bantuan untuk menenangkan kedua anak yang mulai protes. Namun yang dilirik tampak enggan berkomentar. Ekspresinya pun tak terbaca.

"Moms?"

"Clara minta apa ke kamu?" Erika to the point karena teringat Hans terakhir ngomong kalau nanti Hans akan memberi kabar ke Clara.

Kabar apakah itu?

"Bukan begitu, Moms. Katanya dia sendirian dirumah. Dia bingung, panik, sedih sampai tidak tahu harus berbuat apa. Trus dia minta tolong aku untuk menemaninya mengurus jenasah Evan."

Tak tahu Hans yang terlalu jujur atau dia salah pilih kata.

Yang jelas Erika langsung sensitif mendengar kata "menemani".

Gagal sudah usaha Erika untuk berpura - pura semua baik - baik saja.

"Dimana keluarga Evan? Mana orang tua Clara? Bukannya mereka yang lebih berhak mengurus Evan dan menghibur Clara?" Erika bertanya dengan nada datar untuk menunjukkan rasa tak sukanya. Matanya tak mau memandang ke arah Hans.

"Lagipula, apa mengurus kehidupan pribadi Clara itu termasuk dalam salah satu job description seorang asisten Direktur Utama?" lanjut Erika tanpa memberi kesempatan pada Hans untuk menjawab.

(Job description \= lingkup pekerjaan)

"Apa kamu tidak merasa kasihan sama Clara? Tunangannya meninggal dan dia butuh support" Hans balik bertanya, dengan harapan Erika merasa tersentuh.

Dari cara Erika bertanya tadi, Hans cukup mengerti kalau Erika kurang setuju untuk membatalkan liburan. Hans paham betul kalau saat ini Erika marah, meski tak berteriak atau berkata kasar.

"Kasihan? Iya. Support? Oke...Tapi bukan berarti menemani kan? It's a big no, Kak Hans." jawab Erika pelan tapi terasa dingin.

"Moms, apa kamu cemburu sama Clara?" Hans menghela napas.

What? Bukan masalah cemburu atau tidak. Sungguh tidak masuk akal, ada seorang wanita minta ditemani oleh suami orang. Sudah tahu, kalau kami sedang dalam perjalanan berlibur. Iya, dia sedang berduka. Tapi apakah pantas? Tak adakah rasa tak enak terhadap istri dan anaknya. Ponsel dimatikan saja sudah berarti kalau tidak mau diganggu. Sedangkan dia? Justru menghubungiku yang bahkan tak pernah menyimpan nomernya. Dan kenapa juga harus Kak Hans yang menemani?

Erika mengomel panjang lebar dalam hati tanpa menjawab pertanyaan Hans. Hatinya memberontak tak mau mengalah. Tapi sialnya, rasa kemanusiaan mengharuskannya mengalah.

"Hati anak gadis itu mudah tersentuh Kak Hans. Jangan mencobai diri sendiri." (Erika)

"Kita pulang Mom...?"

Entahlah, kalimat terakhir ini terasa begitu ambigu di telinga Erika dan anak - anak. Apakah ini sebuah pertanyaan ataukah pernyataan?

Sampai jumpa di episode selanjutnya

Tolong dukung Author supaya semangat dalam berkarya dengan cara

Like

Comment

Vote

Jangan lupa klik favorite untuk mendapatkan notifikasi setiap ada update baru.

Terpopuler

Comments

Runa💖💓

Runa💖💓

Terkadang Pertemanan di kantor bisa mengakibatkan kesalahpahaman
Apalagi pertemuan antara perempuan Single dan laki2 yg telah beristri

2022-09-02

1

Mamahe 3E

Mamahe 3E

ihh lama2 pgn aq tonjok si hans...
misal dibalik si erika yg suruh nemenin cowok lain kira2 dia gmna..

2022-08-09

1

🍓🍓🍓🍓🍓

🍓🍓🍓🍓🍓

Konflik kek gini justru ngena bgt ya, nyesek nya bgt, karna emang dlm dunia nyata banyak kek gini, kadang novel lain konfliknya terlalu berlebihan,terlalu tragis utk jadi nyata 😂

2022-07-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG
2 2. Clara Adelia
3 3. Liburan
4 4. Percaya Padamu
5 5. Godaan
6 6. Modus?
7 7. Jujur
8 8. Perang Terselubung
9 9. Cemburu?
10 10. Healing
11 11. Souvenir
12 12. Tak Merasa Bersalah
13 13. Kucing Lapar
14 14. Istriku Hamil
15 15. Jennifer
16 16. Prasangka Jennifer
17 17. Cerita Absurd
18 18. Outbond
19 19. Bukan Cinta
20 20. Halusinasi
21 21. Sebuah Teguran
22 22. First Sight
23 23. Bebebku
24 24. Aku Kabulkan!!
25 25. Naik Sepeda Motor
26 26. Lagi - Lagi Clara
27 27. Ada Apa Dengan Hans?
28 28. It's A Beginning
29 29. Beri Batasan!
30 30. Sekali Lagi Cerita Absurd
31 31. It's Not A Love
32 32. Kencan
33 33. Penjelasan Hans
34 34. Anak Kecil
35 35. Petak Umpet
36 36. Kita Perang!
37 37. Aku Mencintainya
38 38. Aku Juga Bisa
39 39. Aku Tergoda
40 40. Perang Medsos
41 41. Aku Harus Bagaimana?
42 42. Dia Tahu
43 43. Berbohonglah Yang Pintar
44 44. Aku Ijinkan
45 45. Bersama Johan
46 46. Aku Pulang
47 47. Benar, Itu Aku...
48 48. Tidak Adakah Maaf?
49 49. Cerita Johan
50 50. Dia Masuk Ke Sarang Harimau
51 51. Clara Tak Pernah Salah
52 52. Aku Berkhianat
53 53. It's A Lust
54 54. Jungkir Balik Karena Clara
55 55. Kita Hentikan Saja
56 56. Obsesi
57 57. Hukuman Dari Erika
58 58. Menghadapi Abbey
59 59. Gold Digger
60 60. Perang Dalam Hati
61 61. Mudah Diucap Susah Dijalankan
62 62. Apakah Yang Terbaik Untuk Kami?
63 63. Aku Menerima Keputusanmu
64 64. Sebuah Kesepakatan
65 65. Mencoba Mengambil Hati
66 66. Pergi Ke Pantai
67 67. Belum Berakhir
68 68. Negosiasi!
69 69. Good Bye Clara
70 Big Thanks For Everyone
71 PENGUMUMUMAN KARYA BARU
72 PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. PROLOG
2
2. Clara Adelia
3
3. Liburan
4
4. Percaya Padamu
5
5. Godaan
6
6. Modus?
7
7. Jujur
8
8. Perang Terselubung
9
9. Cemburu?
10
10. Healing
11
11. Souvenir
12
12. Tak Merasa Bersalah
13
13. Kucing Lapar
14
14. Istriku Hamil
15
15. Jennifer
16
16. Prasangka Jennifer
17
17. Cerita Absurd
18
18. Outbond
19
19. Bukan Cinta
20
20. Halusinasi
21
21. Sebuah Teguran
22
22. First Sight
23
23. Bebebku
24
24. Aku Kabulkan!!
25
25. Naik Sepeda Motor
26
26. Lagi - Lagi Clara
27
27. Ada Apa Dengan Hans?
28
28. It's A Beginning
29
29. Beri Batasan!
30
30. Sekali Lagi Cerita Absurd
31
31. It's Not A Love
32
32. Kencan
33
33. Penjelasan Hans
34
34. Anak Kecil
35
35. Petak Umpet
36
36. Kita Perang!
37
37. Aku Mencintainya
38
38. Aku Juga Bisa
39
39. Aku Tergoda
40
40. Perang Medsos
41
41. Aku Harus Bagaimana?
42
42. Dia Tahu
43
43. Berbohonglah Yang Pintar
44
44. Aku Ijinkan
45
45. Bersama Johan
46
46. Aku Pulang
47
47. Benar, Itu Aku...
48
48. Tidak Adakah Maaf?
49
49. Cerita Johan
50
50. Dia Masuk Ke Sarang Harimau
51
51. Clara Tak Pernah Salah
52
52. Aku Berkhianat
53
53. It's A Lust
54
54. Jungkir Balik Karena Clara
55
55. Kita Hentikan Saja
56
56. Obsesi
57
57. Hukuman Dari Erika
58
58. Menghadapi Abbey
59
59. Gold Digger
60
60. Perang Dalam Hati
61
61. Mudah Diucap Susah Dijalankan
62
62. Apakah Yang Terbaik Untuk Kami?
63
63. Aku Menerima Keputusanmu
64
64. Sebuah Kesepakatan
65
65. Mencoba Mengambil Hati
66
66. Pergi Ke Pantai
67
67. Belum Berakhir
68
68. Negosiasi!
69
69. Good Bye Clara
70
Big Thanks For Everyone
71
PENGUMUMUMAN KARYA BARU
72
PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!