Bab 18 Bertengkar

Hampir tiga minggu ini, aku tidak pernah membiarkan Kirana keluar dari rumah. Sekalipun hanya satu meter dari pintu depan rumah. Selama itu juga, aku tidak pergi ke mana pun.

Termasuk ke restoran. Aku percayakan urusan restoran pada Galang. Dia dapat diandalkan, kinerjanya sangat bagus. Hanya jika ada kepentingan yang memang memerlukan aku untuk datang, aku akan pergi.

Selain itu, aku tak akan membiarkan jauh dari jangkauanku. Ke mana pun aku pergi, Kirana selalu ada di dekatku. Firasatku, sesuatu yang buruk sedang mengincar aku dan Kirana.

Setiap pagi, selesai Kirana berjemur, aku langsung membawa dia kembali ke dalam rumah sebelum bertemu dengan Alexa. Aku tahu Alexa memiliki rutinitas menyiram bunga setiap pagi sebelum dirinya berangkat kerja.

“Menurutku, kakak terlalu berlebihan dalam menjaga Kirana, terlebih sejak kecelakaan itu,” ucap Rama suatu ketika saat kami sedang bersantai di ruang tamu.

Aku mengakui hal itu tapi ini semua demi kebaikan Kirana.

Bagaimana jika aku lengah lalu terjadi sesuatu pada Kirana?

Mengenai perkembangan Kirana. Kini Kirana sudah aku perkenalkan makanan pendamping. Aku konsultasi ke dokter anak, karena banyak informasi di internet mengenai makanan pendamping asi yang simpang siur dan saling bertentangan.

Akan tetapi dalam prakteknya, Kirana selalu melepeh makanan yang aku suapi. Aku bertambah stres dengan menurunnya berat badan Kirana. Tidak banyak penurunan sebenarnya, tapi cukup membuat aku overthinking.

Ponselku berdering dan nama Frans tertera di layar ponselku.

“Hai, Bro. Bagaimana kabar?” tanya Frans begitu aku mengangkat telepon.

“Ada apa, Frans?” tanyaku to the point.

“Bisa tidak kamu ke restoranmu hari ini? ada yang perlu aku bahas. Kita ketemu di sana.”

“Oke, aku akan datang ke restoran sekarang juga.”

Aku menutup telepon dan mengambil tas bepergiannya Kirana dari dalam lemari. Mengisinya dengan botol susu, popok dan barang-barang lain.

Begini rasanya punya anak. Pergi keluar sebentar saja seperti hendak pindah rumah.

Sewaktu aku masih bujangan. Eits, sekarang pun aku masih bujangan. Maksudku, sewaktu aku belum mempunyai Kirana, barang bawaanku hanya tiga. Dompet, ponsel, dan kunci mobil.

Aku keluar dari kamar sambil menggendong Kirana. Pada saat yang sama, Rama juga keluar dari kamar. Bersiul dengan tangan yang sibuk menata rambut. Tas ransel bergelantung di satu bahunya. Dia berhenti menata rambut ketika melihatku.

“Kak Balin, mau pulang kampung?”

Aku tak menjawab, malah balik bertanya, “kamu berangkat ke kampus sekarang? Ayo, sekalian.”

Kami naik ke mobil yang telah selesai diperbaiki. Sesaat sebelum aku melajukan mobil, Alexa keluar sambil memakai sepatunya dengan terburu-buru.

Dari kursi pengemudi, aku melihat dia melambaikan tangan ke arahku. Lalu berlari menyeberangi halaman rumah.

Alexa memohon untuk menebeng di mobilku menuju tempat dia bekerja. Dia mengatakan bahwa dia sudah terlambat dan akan semakin lama jika dia memesan taksi atau naik kendaraan umum.

Belum sempat aku menjawab, dia sudah hendak meraih pintu mobil. Namun, terhenti karena nampaknya Alexa teringat sesuatu.

“Ya Tuhan, aku baru ingat. Dompetku ketinggalan di kamar. Tunggu dulu sebentar ya?”

Alexa berlari lagi masuk ke dalam rumah. Selagi dia mencari dompetnya, kulajukan mobil tanpa peduli Alexa akan terlambat masuk kerja. Lalu terlihat dari pantulan kaca spion, Alexa keluar.

Satu pot bunga pecah tertubruk Alexa yang tidak hati-hati berlari. Dia berdiri mematung di tepi jalan memandangi mobilku.

Bibirku membentuk senyum puas, tapi Rama tidak. Adikku malah menggelengkan kepala melihatku sengaja meninggalkan Alexa.

“Kak Balin ini ada masalah apa dengan Kak Alexa sih? Sampai begitu teganya tidak mau menunggu Kak Alexa sebentar saja,” keluh Rama yang duduk di sampingku.

Aku memilih untuk diam, fokus menyetir, dari pada menanggapi ucapan Rama.

“Tidak hanya satu dua kali, tapi Kak Balin selalu bersikap dingin pada Kak Alexa. Padahal Kak Alexa sudah baik dan sabar menghadapi sifat Kakak. Bahkan sering mengajak Kirana main.”

Rama menoleh sekilas ke belakang, memeriksa Kirana yang duduk anteng terikat kursi bayinya.

“Aku curiga. Bisa saja dia kaki tangannya Harsa. Aku tidak mau dia dekat-dekat dengan Kirana,” jelasku.

“Astaga, Kak Balin. Sejak kejadian kecelakaan itu, Kakak jadi mudah curiga ke semua orang. Apa-apa dikaitkan dengan Harsa. Harsa. Dan Harsa. Bisa saja kecelakaan itu hanya kebetulan dan tidak ada sangkut pautnya dengan Harsa.”

“Hei, diam kau!” gertakku sambil menoleh sebentar pada Rama, lalu fokus lagi ke jalanan, “Ini masalahku. Jangan ikut campur.”

Aku membuang napas dan memijit keningku yang terasa pusing memikirkan semua ini. Emosiku yang labil akhir-akhir ini juga menular pada Rama. Biasanya dia akan diam jika aku menyuruhnya diam, tapi kali ini dia berani membuka mulut.

“Sampai kapan Kakak akan seperti ini terus?” raung Rama tiba-tiba.

“Sampai Kirana dewasa? Sampai mati Kakak akan mencurigai orang yang ingin dekat dengan Kirana. Kalau begini jadinya, kondisi mental Kirana akan terganggu. Dia tidak akan punya teman, Kak. Dan Kakak akan menjadi ayah yang dibenci Kirana.”

Mobil menepi ke sisi jalan. Mendadak menginjak rem, hingga mengeluarkan bunyi decitan dan kami semua sedikit terpelanting ke depan.

Aku menatap penuh amarah pada Rama yang juga membalas tatapanku dengan tak kalah marahnya.

“Oh, sekarang kamu berani melawan kakak kamu sendiri. Siapa yang mengajarimu begitu? Apa tetangga sok tahu itu?”

Aku menggeram marah, terdengar bunyi gemeletuk dari gigiku. Sedangkan Rama memalingkan muka dan melipat kedua tangan di depan dada.

“Apa yang aku katakan memang benar kan, Kak? Hingga Kirana beranjak dewasa nanti, dia tidak akan memiliki teman, hanya karena ayahnya seorang yang over protektif.”

Aku meraih kaos depan Rama, meremas dan menariknya dengan kasar. Memaksa agar Rama menatap mataku yang sudah dipenuhi rasa jengkel.

Tidak pernah sebelumnya aku bersikap begitu marah pada adikku sendiri. Aku memang sering memukul, mencubit dan melemparinya sesuatu, tapi kami menganggapnya sekedar candaan belaka.

Tangan dan suaraku bergetar hebat. Menahan diri untuk tidak meninju pipi Rama.

“Coba bayangkan kalau kamu juga berada di posisiku. Aku melakukan ini demi Kirana,” terikku.

“Aku harus hati-hati dalam melangkah. Andai saja Karina menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan aku memiliki bukti bahwa Harsa terkutuk itulah pelaku penyebab Indra Irawan kecelakaan, aku sudah dari dulu menjebloskannya ke penjara, tahu.”

Kulepaskan cengkeraman tanganku dari pakaian Rama. Adikku itu terdiam seribu bahasa. Beberapa menit berlalu, kami masih saling terdiam.

Hanya terdengar suara ocehan tidak jelas Kirana yang berasal dari kursi belakang. Aku menoleh, melihat Kirana menghisap jempol tangannya.

“Tapi aku dapat melihat ketulusan hati Kak Alexa dalam... “

“Jangan sebut nama itu lagi!” aku memotong ucapan Rama.

“Kenapa Kakak hanya curiga pada Kak Alexa?” tanya Rama dengan nada cepat, tak akan membiarkan aku memotong ucapannya lagi.

“Bisa jadi, ada orang lain yang memata-matai Kak Balin, tanpa Kak Balin sadari.”

Sesaat aku termenung.

Lalu kembali aku menyalakan mesin mobil. “Turun dari mobilku sekarang juga!”

Rama membanting pintu mobil sampai menimbulkan bunyi yang keras. Kemudian mobilku berjalan meninggalkan Rama seorang diri. Dia menendang dedaunan yang tercecer di sepanjang tepi jalan.

 

 

Terpopuler

Comments

Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ

Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ

Waspada perlu sih yaa

2022-05-26

1

Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ

Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ

Sabar sabar Balin

2022-05-26

1

Nana

Nana

Serba salah juga ya kasihan Balin dan Rama sama Kirana

2022-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Cinta Lama
2 Bab 2 Kelahiran dan Kematian
3 Bab 3 Berhenti Bekerja
4 Bab 4 Kenangan
5 Bab 5 Kenangan (part 2)
6 Bab 6 Meninggalnya Indra Irawan
7 Bab 7 Belajar Menjadi Ayah
8 Bab 8 Ibu Datang
9 Bab 9 Kemarahan Ibu
10 Bab 10 Jujur
11 Bab 11 Tetangga Sok Tahu
12 Bab 12 Fakta yang Tak Terungkap
13 Bab 13 Curiga
14 Bab 14 Tentang Harsa
15 Bab 15 Belanja Bersama
16 Bab 16 Kecelakaan
17 Bab 17 Peringatan terakhir
18 Bab 18 Bertengkar
19 Bab 19 Bertolak belakang
20 Bab 20 Perkelahian
21 Bab 21 Makan Bersama
22 Bab 22 Sakit
23 Bab 23 Sarapan
24 Bab 24 Racun Cinta
25 Bab 25 Kejang Demam
26 Bab 26 Kirana Diculik!
27 Bab 27 Kabur
28 Bab 28 Panggilan Video
29 Bab 29 Kencan Pertama
30 Bab 30 Kurang Peka
31 Bab 31 Kita Impas
32 Bab 32 Rendang
33 Bab 33 Rindu dan Cemburu
34 Bab 34 Istriku
35 Bab 35 Kirana Ulang Tahun
36 Bab 36 Kue Ulang Tahun
37 Bab 37 Rama dan Shinta
38 Bab 38 Siapa Pelakunya?
39 Bab 39 Kelepasan Bicara
40 Bab 40 Berniat Melamar
41 Bab 41 Tuduhan
42 Bab 42 Salah Paham
43 Bab 43 Pindah
44 Bab 44 Hidup Dalam Pelarian
45 Bab 45 Jebakan
46 Bab 46 Kantor Polisi
47 Bab 47 Jalan Buntu
48 Bab 48 Cerita Juan
49 Bab 49 Buku Harian Karina
50 Bab 50 Tertembak
51 Bab 51 Maaf
52 Bab 52 Menemui Harsa
53 Bab 53 Kisah Yang Tak Pernah Diceritakan
54 Bab 54 Tamu yang Lain
55 Bab 55 Melawan
56 Bab 56 Sadarkan Diri
57 Bab 57 Surat Dari Karina
58 Bab 58 Segera Menikah
59 Bab 59 Keluarga Asher
60 Bab 60 You Don't Have A Choice
61 Bab 61 Hari Yang Dinanti
62 Bab 62 Malam Pertama
63 Bab 63 Panggilan Sayang
64 Bab 64 After 2 years
65 Bab 65 Dari Mana Asalnya Adik Bayi?
66 Bab 66 Ketakutan Telah Hilang
67 Bab 67 Kabar Bahagia
68 Bab 68 Belajar Renang
69 Bab 69 Jaga Dirimu Baik-Baik
70 Bab 70 Baby Boy
71 Bab 71 Pria Misterius
72 Bab 72 Pergi
73 Bab 73 Rekaman
74 Bab 74 Pusara Ibu
75 Bab 75 Gadis Bertudung Merah dan Sang Serigala
76 Bab 76 Rencana Dimulai
77 Bab 77 Terbongkar
78 Bab 78 Pengejaran
79 Pengumuman
80 Bab 79 Alexa atau Kirana
81 Bab 80 Sang Perawat
82 Bab 81 Sandiwara
83 Bab 82 Rahasia (The End)
84 Bab 83 Semua mau ikut (Special Part)
85 Bab 84 Nakula dan Sadewa (Special Part)
86 Ucapan Terima Kasih
87 Novel Baru Rahasia Sang Officie Girl
88 Novel Baru Pacar Satu Milyar
89 novel Baru Rilis
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Cinta Lama
2
Bab 2 Kelahiran dan Kematian
3
Bab 3 Berhenti Bekerja
4
Bab 4 Kenangan
5
Bab 5 Kenangan (part 2)
6
Bab 6 Meninggalnya Indra Irawan
7
Bab 7 Belajar Menjadi Ayah
8
Bab 8 Ibu Datang
9
Bab 9 Kemarahan Ibu
10
Bab 10 Jujur
11
Bab 11 Tetangga Sok Tahu
12
Bab 12 Fakta yang Tak Terungkap
13
Bab 13 Curiga
14
Bab 14 Tentang Harsa
15
Bab 15 Belanja Bersama
16
Bab 16 Kecelakaan
17
Bab 17 Peringatan terakhir
18
Bab 18 Bertengkar
19
Bab 19 Bertolak belakang
20
Bab 20 Perkelahian
21
Bab 21 Makan Bersama
22
Bab 22 Sakit
23
Bab 23 Sarapan
24
Bab 24 Racun Cinta
25
Bab 25 Kejang Demam
26
Bab 26 Kirana Diculik!
27
Bab 27 Kabur
28
Bab 28 Panggilan Video
29
Bab 29 Kencan Pertama
30
Bab 30 Kurang Peka
31
Bab 31 Kita Impas
32
Bab 32 Rendang
33
Bab 33 Rindu dan Cemburu
34
Bab 34 Istriku
35
Bab 35 Kirana Ulang Tahun
36
Bab 36 Kue Ulang Tahun
37
Bab 37 Rama dan Shinta
38
Bab 38 Siapa Pelakunya?
39
Bab 39 Kelepasan Bicara
40
Bab 40 Berniat Melamar
41
Bab 41 Tuduhan
42
Bab 42 Salah Paham
43
Bab 43 Pindah
44
Bab 44 Hidup Dalam Pelarian
45
Bab 45 Jebakan
46
Bab 46 Kantor Polisi
47
Bab 47 Jalan Buntu
48
Bab 48 Cerita Juan
49
Bab 49 Buku Harian Karina
50
Bab 50 Tertembak
51
Bab 51 Maaf
52
Bab 52 Menemui Harsa
53
Bab 53 Kisah Yang Tak Pernah Diceritakan
54
Bab 54 Tamu yang Lain
55
Bab 55 Melawan
56
Bab 56 Sadarkan Diri
57
Bab 57 Surat Dari Karina
58
Bab 58 Segera Menikah
59
Bab 59 Keluarga Asher
60
Bab 60 You Don't Have A Choice
61
Bab 61 Hari Yang Dinanti
62
Bab 62 Malam Pertama
63
Bab 63 Panggilan Sayang
64
Bab 64 After 2 years
65
Bab 65 Dari Mana Asalnya Adik Bayi?
66
Bab 66 Ketakutan Telah Hilang
67
Bab 67 Kabar Bahagia
68
Bab 68 Belajar Renang
69
Bab 69 Jaga Dirimu Baik-Baik
70
Bab 70 Baby Boy
71
Bab 71 Pria Misterius
72
Bab 72 Pergi
73
Bab 73 Rekaman
74
Bab 74 Pusara Ibu
75
Bab 75 Gadis Bertudung Merah dan Sang Serigala
76
Bab 76 Rencana Dimulai
77
Bab 77 Terbongkar
78
Bab 78 Pengejaran
79
Pengumuman
80
Bab 79 Alexa atau Kirana
81
Bab 80 Sang Perawat
82
Bab 81 Sandiwara
83
Bab 82 Rahasia (The End)
84
Bab 83 Semua mau ikut (Special Part)
85
Bab 84 Nakula dan Sadewa (Special Part)
86
Ucapan Terima Kasih
87
Novel Baru Rahasia Sang Officie Girl
88
Novel Baru Pacar Satu Milyar
89
novel Baru Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!