Papa Untuk Kirana

Papa Untuk Kirana

Bab 1 Cinta Lama

Aku menonton televisi yang menyiarkan acara sepak bola meski sebenarnya bukan pertandingan tim favoritku. Mataku setengah mengantuk, tapi malas beranjak dari sofa yang empuk ini.

Di samping tempat duduk, tergeletak piring dan gelas kotor bekas makan malamku tadi. Aku memang tidak begitu rajin dalam berbenah rumah. Tapi percayalah adikku, Rama, jauh lebih berantakan.

Ngomong-ngomong di mana adik konyol itu? Dia belum pulang ke apartemen. Padahal sudah hampir tengah malam.

Aku melirik ke jendela yang sejak tadi bersuara berisik karena tiupan angin malam yang kencang. Sepertinya akan turun hujan. Aku mencari-cari ponselku yang akhirnya aku temukan di bawah badanku sendiri.

Kubuka ponsel, ternyata setengah jam yang lalu Rama mengirim pesan kalau dia tidak akan pulang ke apartemenku. Dia akan menginap di rumah temannya yang bernama Doni karena dia sudah terlalu lelah dan khawatir kehujanan jika pulang ke apartemen. Dia berjanji akan pulang besok pagi.

Ya, aku dan adikku tinggal di apartemen yang tidak jauh dari tempatku bekerja. Aku bekerja sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan manufaktur yang cukup ternama.

Dari gajiku sebagai manajer, aku dapat membiayai kuliah adikku dan membeli sepetak sawah di desa agar orang tuaku bisa bertani di lahannya sendiri. Aku pernah meminta orang tuaku untuk pindah tinggal bersamaku. Akan tetapi mereka lebih betah di desa.

Di mata orang, hidupku hampir sempurna. Hanya tinggal mencari pasangan dan lalu menikah. Tapi aku masih menempatkan rencana menikah di prioritas hidup nomor seribu satu.

Beberapa bulan sekali, ibuku datang ke apartemen untuk melihat keadaan kedua putranya sekaligus menceramahiku agar cepat menikah. Ibu bercerita tanpa henti tentang gadis-gadis lajang yang dikenalnya.

“Kamu masih ingat Dara, teman masa kecilmu dulu. Dia sekarang sudah sukses menjadi dosen. Apa kamu masih memiliki kontaknya? Coba kamu hubungi dia. Sekedar menyapa begitu," oceh ibuku sambil merajut.

Dia selalu membawa alat rakitannya kemanapun pergi, “Oh ya, ibu kemarin bertemu teman ibu. Dia punya anak perempuan yang belum menikah. Sudah cantik, sopan, lemah lembut lagi. Kalau kamu mau, ibu akan mencoba mengenalkannya padamu.”

 Rama selalu meledekku pria abnormal. Aku tidak peduli akan gurauan Rama atau tentang cerita ibu. Aku selalu pura-pura tidak dengar. Sesungguhnya aku sangat menikmati masa lajangku ini.

Hawa dingin mulai memasuki ruangan. Aku menarik selimut dan meringkuk di bawahnya. Di saat itulah ponselku berdering. Ada sebuah panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal. Aku mengabaikannya.

Membiarkan ponselku berdering sesuka hati. Nanti juga akan berhenti sendiri. Aku memang sering mengabaikan panggilan jika dari nomor asing. Tapi ponselku terus berdering hingga membuat telingaku sakit.  Sepertinya si penelepon benar-benar ingin bicara denganku.

Aku penasaran siapa yang ingin bicara denganku larut malam begini. Jadi aku angkat telepon itu.

“Halo, Balin," ucap sebuah suara di seberang.

Mataku yang tadinya sudah lima watt, seolah mendapatkan pasokan listrik yang besar ketika mendengar suara itu.

Seketika aku kenal siapa yang ada di seberang telepon. Tak mungkin salah lagi. Suara itu. Suara dari seorang perempuan yang pernah mengisi relung hatiku.

Apakah ini mimpi? Ini pasti mimpi. Aku tertidur di sofa depan televisi dan bermimpi ditelepon Karina.

“Halo, Balin. Kamu ada di sana?” kata Karina sekali lagi membuatku tersentak.

Aku berdeham, “Ya, Karina. Tumben kamu meneleponku. Ada apa?”

“Bisa tidak kamu menemuiku di Taman Merpati sekarang juga.”

Taman Merpati jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggalku. Untuk apa Karina memintaku menemuinya di sana?

Tunggu dulu! Aku mendengar dari telingaku yang tajam isakan kecil dan suara Karina yang parau. Apakah Karina menangis?

“Kumohon, Balin. Aku sedang sangat membutuhkan pertolongan," ucap Karina memelas.

“Iya. Iya, kamu tunggu sebentar, aku akan segera ke sana.”

“Cepatlah, Balin! Aku tunggu.”

Aku menutup telepon. Huft. Ternyata aku masih Balin yang dulu. Tidak bisa menolak jika Karina yang meminta bantuan.

Lima tahun ternyata belum cukup untuk menghapus Karina dari dalam hatiku. Kuambil jaket tebal dari dalam lemari dan kunci mobil yang berada di laci nakas. Hujan gerimis turun ketika mobilku baru saja keluar dari apartemen.

Ada apa dengan Karina? Dari suaranya di telepon, jelas Karina sedang menangis. Tapi kenapa dia menangis? Kenapa dia tidak meminta bantuan saja ke suaminya?

Ah ya, suami. Aku baru ingat Karina punya suami. Di mana suaminya Karina? Kalau aku menemui Karina tengah malam begini, apakah nanti tidak akan menimbulkan fitnah?

Aku takut suami Karina salah paham terhadapku. Atau mungkin Karina sedang ada masalah dengan suaminya. Kalau iya, kenapa Karina meminta bantuanku? Kenapa aku? Kenapa bukan ayah Karina?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berulang di dalam benakku selama aku menyetir mobil ke Taman Merpati. Sesaat aku ragu, tapi ada keyakinan yang besar dalam diriku bahwa Karina sedang tidak baik-baik saja.

Suara decitan dari mobilku ketika berhenti di Taman Merpati membuat kaget sesosok perempuan yang tengah duduk lemas di bangku taman. Aku turun dari mobil dan mendekatinya.

Karina memakai baju tidur model kimono yang dibalut jaket hitam. Tertunduk lemas sambil memegangi perutnya yang besar. Dia segera mengusap kedua pipi saat aku telah berada di depannya.

Aku memandang sekeliling. Tak ada seorang pun kecuali kami berdua.

“Karina, ada apa? Apa yang terjadi?”

Karina masih saja terisak. Dia mencoba mengatur napas agar bisa bicara. Aku ikut merasakan kegelisahan yang dialaminya. Aku bersimpuh di depan Karina sambil menggenggam kedua tangannya yang dingin.

Persetan dengan Karina yang telah bersuami. Abaikan apa itu move on.

“Balin, bawa aku pergi dari sini. Aku sudah tidak tahan lagi," Karina menangis histeris.

Aku duduk di sampingnya, memeluknya dan mengusap lembut lengannya agar dia sedikit lebih tenang. Andai suami Karina datang saat itu juga, akan semakin runyam masalahnya. Tapi aku tidak peduli.

Jika laki-laki itu pantas disebut sebagai seorang suami, dia tak akan mungkin membiarkan istrinya menangis sendirian di taman malam-malam begini.

“Tenang, Karina! Tenang! Cerita padaku ada apa? Kenapa kamu berada di sini sendirian? Mana suamimu?”

“Balin, sebenarnya aku...” wajah Karina mengernyit seperti telah menelan pil pahit. “Aku kabur dari suamiku.”

“Apa? Bagaimana bisa? Kenapa?”

“Dia laki-laki yang jahat.”

“Jahat bagaimana maksudmu, Karina?”

 Karina tak menjawab. Dia malah merintih kesakitan. Kedua tangan Karina langsung meraba perutnya. Dia menggigit bibir bawah. Tanda dia menahan rasa sakit.

“Karina, kamu baik-baik saja?” pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutmu begitu saja.

“Nanti akan aku ceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang perut aku terasa sakit. Aauuw.”

“Perut?” mataku tertuju pada perut Karina yang besar. “Maksudmu kandunganmu...”

Karina mengangguk dan mengaduh sekali lagi. Napasnya naik turun. Wajah pucat Karina terlihat jelas di kegelapan malam. Aku gelagapan panik bercampur bingung.

Menikah saja belum, apalagi punya pengalaman menangani ibu hamil yang kesakitan. Aku menoleh kiri kanan. Tak ada orang lewat untuk dapat dimintai bantuan.

“Apa yang bisa aku lakukan, Karina? Apa perlu kita ke rumah sakit?”

“Tolong bawa aku. Sepertinya aku mau melahirkan, Balin," rintih Karina.

“Apa?”

Aku semakin panik dan bergemetar hebat saat kulihat di bawah baju tidur Karina mengalir darah. Bermuara di kaki Karina dan menetes ke atas rerumputan.

 

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-08-02

0

Ranran Miura

Ranran Miura

baru juga ketemu, udah dibikin jantungan, nasib, jadi jomblo 😅

2022-06-28

0

Ranran Miura

Ranran Miura

Hai kak, aku mampir.
Udah aku fav, tapi bacanya nyicil, ya 😁

2022-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Cinta Lama
2 Bab 2 Kelahiran dan Kematian
3 Bab 3 Berhenti Bekerja
4 Bab 4 Kenangan
5 Bab 5 Kenangan (part 2)
6 Bab 6 Meninggalnya Indra Irawan
7 Bab 7 Belajar Menjadi Ayah
8 Bab 8 Ibu Datang
9 Bab 9 Kemarahan Ibu
10 Bab 10 Jujur
11 Bab 11 Tetangga Sok Tahu
12 Bab 12 Fakta yang Tak Terungkap
13 Bab 13 Curiga
14 Bab 14 Tentang Harsa
15 Bab 15 Belanja Bersama
16 Bab 16 Kecelakaan
17 Bab 17 Peringatan terakhir
18 Bab 18 Bertengkar
19 Bab 19 Bertolak belakang
20 Bab 20 Perkelahian
21 Bab 21 Makan Bersama
22 Bab 22 Sakit
23 Bab 23 Sarapan
24 Bab 24 Racun Cinta
25 Bab 25 Kejang Demam
26 Bab 26 Kirana Diculik!
27 Bab 27 Kabur
28 Bab 28 Panggilan Video
29 Bab 29 Kencan Pertama
30 Bab 30 Kurang Peka
31 Bab 31 Kita Impas
32 Bab 32 Rendang
33 Bab 33 Rindu dan Cemburu
34 Bab 34 Istriku
35 Bab 35 Kirana Ulang Tahun
36 Bab 36 Kue Ulang Tahun
37 Bab 37 Rama dan Shinta
38 Bab 38 Siapa Pelakunya?
39 Bab 39 Kelepasan Bicara
40 Bab 40 Berniat Melamar
41 Bab 41 Tuduhan
42 Bab 42 Salah Paham
43 Bab 43 Pindah
44 Bab 44 Hidup Dalam Pelarian
45 Bab 45 Jebakan
46 Bab 46 Kantor Polisi
47 Bab 47 Jalan Buntu
48 Bab 48 Cerita Juan
49 Bab 49 Buku Harian Karina
50 Bab 50 Tertembak
51 Bab 51 Maaf
52 Bab 52 Menemui Harsa
53 Bab 53 Kisah Yang Tak Pernah Diceritakan
54 Bab 54 Tamu yang Lain
55 Bab 55 Melawan
56 Bab 56 Sadarkan Diri
57 Bab 57 Surat Dari Karina
58 Bab 58 Segera Menikah
59 Bab 59 Keluarga Asher
60 Bab 60 You Don't Have A Choice
61 Bab 61 Hari Yang Dinanti
62 Bab 62 Malam Pertama
63 Bab 63 Panggilan Sayang
64 Bab 64 After 2 years
65 Bab 65 Dari Mana Asalnya Adik Bayi?
66 Bab 66 Ketakutan Telah Hilang
67 Bab 67 Kabar Bahagia
68 Bab 68 Belajar Renang
69 Bab 69 Jaga Dirimu Baik-Baik
70 Bab 70 Baby Boy
71 Bab 71 Pria Misterius
72 Bab 72 Pergi
73 Bab 73 Rekaman
74 Bab 74 Pusara Ibu
75 Bab 75 Gadis Bertudung Merah dan Sang Serigala
76 Bab 76 Rencana Dimulai
77 Bab 77 Terbongkar
78 Bab 78 Pengejaran
79 Pengumuman
80 Bab 79 Alexa atau Kirana
81 Bab 80 Sang Perawat
82 Bab 81 Sandiwara
83 Bab 82 Rahasia (The End)
84 Bab 83 Semua mau ikut (Special Part)
85 Bab 84 Nakula dan Sadewa (Special Part)
86 Ucapan Terima Kasih
87 Novel Baru Rahasia Sang Officie Girl
88 Novel Baru Pacar Satu Milyar
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 Cinta Lama
2
Bab 2 Kelahiran dan Kematian
3
Bab 3 Berhenti Bekerja
4
Bab 4 Kenangan
5
Bab 5 Kenangan (part 2)
6
Bab 6 Meninggalnya Indra Irawan
7
Bab 7 Belajar Menjadi Ayah
8
Bab 8 Ibu Datang
9
Bab 9 Kemarahan Ibu
10
Bab 10 Jujur
11
Bab 11 Tetangga Sok Tahu
12
Bab 12 Fakta yang Tak Terungkap
13
Bab 13 Curiga
14
Bab 14 Tentang Harsa
15
Bab 15 Belanja Bersama
16
Bab 16 Kecelakaan
17
Bab 17 Peringatan terakhir
18
Bab 18 Bertengkar
19
Bab 19 Bertolak belakang
20
Bab 20 Perkelahian
21
Bab 21 Makan Bersama
22
Bab 22 Sakit
23
Bab 23 Sarapan
24
Bab 24 Racun Cinta
25
Bab 25 Kejang Demam
26
Bab 26 Kirana Diculik!
27
Bab 27 Kabur
28
Bab 28 Panggilan Video
29
Bab 29 Kencan Pertama
30
Bab 30 Kurang Peka
31
Bab 31 Kita Impas
32
Bab 32 Rendang
33
Bab 33 Rindu dan Cemburu
34
Bab 34 Istriku
35
Bab 35 Kirana Ulang Tahun
36
Bab 36 Kue Ulang Tahun
37
Bab 37 Rama dan Shinta
38
Bab 38 Siapa Pelakunya?
39
Bab 39 Kelepasan Bicara
40
Bab 40 Berniat Melamar
41
Bab 41 Tuduhan
42
Bab 42 Salah Paham
43
Bab 43 Pindah
44
Bab 44 Hidup Dalam Pelarian
45
Bab 45 Jebakan
46
Bab 46 Kantor Polisi
47
Bab 47 Jalan Buntu
48
Bab 48 Cerita Juan
49
Bab 49 Buku Harian Karina
50
Bab 50 Tertembak
51
Bab 51 Maaf
52
Bab 52 Menemui Harsa
53
Bab 53 Kisah Yang Tak Pernah Diceritakan
54
Bab 54 Tamu yang Lain
55
Bab 55 Melawan
56
Bab 56 Sadarkan Diri
57
Bab 57 Surat Dari Karina
58
Bab 58 Segera Menikah
59
Bab 59 Keluarga Asher
60
Bab 60 You Don't Have A Choice
61
Bab 61 Hari Yang Dinanti
62
Bab 62 Malam Pertama
63
Bab 63 Panggilan Sayang
64
Bab 64 After 2 years
65
Bab 65 Dari Mana Asalnya Adik Bayi?
66
Bab 66 Ketakutan Telah Hilang
67
Bab 67 Kabar Bahagia
68
Bab 68 Belajar Renang
69
Bab 69 Jaga Dirimu Baik-Baik
70
Bab 70 Baby Boy
71
Bab 71 Pria Misterius
72
Bab 72 Pergi
73
Bab 73 Rekaman
74
Bab 74 Pusara Ibu
75
Bab 75 Gadis Bertudung Merah dan Sang Serigala
76
Bab 76 Rencana Dimulai
77
Bab 77 Terbongkar
78
Bab 78 Pengejaran
79
Pengumuman
80
Bab 79 Alexa atau Kirana
81
Bab 80 Sang Perawat
82
Bab 81 Sandiwara
83
Bab 82 Rahasia (The End)
84
Bab 83 Semua mau ikut (Special Part)
85
Bab 84 Nakula dan Sadewa (Special Part)
86
Ucapan Terima Kasih
87
Novel Baru Rahasia Sang Officie Girl
88
Novel Baru Pacar Satu Milyar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!