Bab 3 Berhenti Bekerja

“Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu ini?” Tanya CEO perusahaan tempatku bekerja.

Pak Bambang.

Itulah nama yang biasa digunakan semua karyawan untuk memanggil CEO kami.

Pria gemuk yang rambutnya setengah botak itu mengetuk-ketukan pena ke meja dan satu tangan lagi memegangi surat pengunduran diriku. Di samping bos besar, duduk pula sang HRD yang menatapku secara intens.

Sekarang kami bertiga berada di ruangan Pak Bambang. Lantai tertinggi di gedung perusahaan. Dari ruangan Pak Bambang, aku dapat melihat pemandangan kota dengan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.

 Awan putih yang menggantung di langit tengah menaungi aktivitas warga kota. Jika melirik ke bawah, terlihat deretan kendaraan yang mengular di jalanan.

“Ya, Pak. Niat saya untuk berhenti bekerja dari perusahaan ini sudah bulat.”

“Tapi kenapa mendadak begini? Saya terkejut sekali menerima surat pengunduran diri ini.”

Pak Bambang melambaikan surat pengunduran diriku, lalu menjatuhkannya ke meja. Melirik sekilas ke arah HRD.

Aku telah memutuskan untuk keluar dari pekerjaanku karena aku harus mengurus Kirana kecilku.

Ya, anak Karina aku namai dia dengan nama yang hampir mirip nama ibunya. Jam kerjaku yang berangkat pagi pulang petang, tidak memungkinkan untuk dapat mengurus Kirana.

 Jikalau aku memperkerjakan seorang pengasuh, aku tidak yakin Kirana akan diurus dengan baik.

Lagi pun, aku harus menyembunyikan identitas Kirana dari orang lain.

“Sudah tiga hari kamu absen dari pekerjaan. Lalu tiba-tiba kamu datang ke kantor hanya untuk memberikan surat ini. Ada apa, Balin? Apa ada masalah pribadi?” Pak Bambang mengeram.

“Tidak, Pak.”

“Lalu?” Gumam Pak Bambang berdiri dari kursinya yang besar.

Dia mengitari meja, berjalan menuju ke arah jendela. Memandang ke luar. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Raut wajahnya mencerminkan beliau sedang berpikir.

Pasti tengah menerka-nerka alasan aku berhenti bekerja.

Aku merasa sedang disidang di pengadilan. Aku ingin segera pulang. Teringat terus pada Kirana di rumah. Aku titipkan dia pada Rama untuk sementara waktu.

Kirana sedang apa ya? menangis tidak ya? Apakah Rama mengurusnya dengan baik.

Aku menghela napas jenuh.

“Balin Mahendra,” Pak Bambang tiba-tiba menyebut namaku.

Membuatku tersentak dari lamunanku pada Kirana. Memecah keheningan yang tercipta.

“Aku akui kamu ini salah satu karyawan terbaikku. Sangat berat bagiku untuk melepasmu begitu saja dari perusahaan ini. Selama ini gaji dan tunjanganmu aku rasa sudah sebanding dengan pekerjaanmu.”

Aku mengangguk, “Tapi alasan saya resign, karena saya ingin membuka bisnis, Pak. Itu sudah jadi cita-cita saya sejak dulu.”

“Sejak dulu?” Pak Bambang tersenyum.

Sepertinya beliau tahu aku berbohong. Namun aku tidak berbohong. Aku memang akan membuka usaha restoran. Aku hanya menyembunyikan fakta bahwa sekarang aku memiliki anak adopsi.

Pak Bambang berjalan perlahan mendekatiku. “Kalau itu impianmu sejak dulu, kenapa kamu membuat surat pengunduran diri secara mendadak?”

Glek. Aku menelan salivaku. Aku harus menjawab apa.

“Maaf, Pak Bambang, saya tidak bisa menceritakan secara detail. Tapi alasan utama saya berhenti bekerja memang karena saya ingin membuka usaha.”

Pak Bambang tertawa, “Bukankah bisa kamu tetap bekerja sambil kamu merintis usaha. Sudahlah, Balin. Membuka usaha hanya alibimu saja kan? Atau ada yang membuatmu tidak nyaman bekerja di sini?”

Aku menggeleng. “Tidak, Pak. Saya sangat senang bekerja di perusahaan ini.”

“Tidak ada memaksamu keluar?”

“Tidak,” Jawabku tegas.

“Oh, aku tahu. Kamu pasti begini karena ingin tawar menawar denganku. Baik. Kamu ingin naik gaji? Berapa?”

“Tidak, Pak.”

“Kalau begitu naik jabatan?”

Aku menggeleng kuat, “Tidak, Pak. Sama sekali tidak.”

“Menjadi direktur keuangan di perusahaan ini?” Pak Bambang menaikkan alis dua kali.

Sesaat aku ragu. Namun, bayangan Kirana kecilku sekali lagi melintas di benak. “Saya tetap pada keputusan awal saya, Pak.”

Pak Bambang mengela napas lesu. Berkacak pinggang. Melirik HRD yang sejak tadi duduk di sudut ruangan, lalu mengangguk.

“Baiklah, tapi kamu tahu peraturan perusahaan kan, Balin. Pemberitahuan pengunduran diri seharusnya tiga puluh hari sebelum kamu resmi keluar.”

Ah ya, aku lupa soal yang satu itu.

Tapi apa boleh buat. Kirana sekarang adalah tanggung jawabku. Jika terjadi sesuatu pada Kirana, aku tidak dapat memaafkan diriku sendiri.

“Saya siap menerima konsekuensinya, Pak.”

“Baiklah kalau itu kemauanmu. Sungguh disayangkan. Padahal kamu ini salah satu karyawan terbaikku. Kamu bisa memiliki jenjang karier yang jelas kalau tetap bekerja padaku.” Pak Bambang menepuk-nepuk pundakku. Aku tersenyum sekaligus terharu.

Sang bos besar alias CEO mengapresiasi kinerjaku selama ini. “Saya berterima kasih atas kontribusimu di perusahaan ini. Sukses selalu di luar sana dan jika kamu ingin kembali bekerja, hubungi saya saja.”

Yang aku tangkap dari ucapan Pak Bambang, beliau mengira aku akan bekerja di perusahaan kompetitor.

Setelah berbasa-basi dengan Pak Bambang, aku keluar dari ruangan direktur utama dan langsung menjadi sorotan semua karyawan.

Ada yang berbisik-bisik pelan dengan temannya. Ada yang mengalihkan pandangan dari layar komputer untuk melirikku sekilas. Ada pula yang terang-terang menyapa dan menanyakan rumor tentang aku yang berhenti bekerja.

Ah itu sudah bukan rumor lagi.

Aku berjalan ke mejaku untuk mengemasi barang-barang pribadiku. Memasukkan ke dalam kardus. Sesaat aku merasa seperti bukan diriku.

Aku merasa tidak profesional. Aku yang selalu memprioritaskan pekerjaan, kini terkalahkan oleh Kirana. Hanya Kirana satu-satunya alasanku.

Semua barang pribadiku sudah terkepak rapi di dalam kardus. Aku mengangkat kardus, dan berjalan keluar sambil memberikan salam perpisahan untuk rekan-rekan kerjaku.

 Termasuk OB yang sering membuatkan kopi untukku sekaligus teman seperantuan, Joko.

Begitu terkejutnya dia ketika aku berpamitan hingga tidak sengaja dia menjatuhkan nampan yang sedang dia bawa.

Joko menangis, “Aku bisa kerja di sini itu berkat kamu. Kenapa kamu malah keluar?”

Aku menenangkan Joko. Lalu pergi ke mobilku. Kutaruh kardus di bagasi. Ketika hendak masuk ke mobil, aku menatap sejenak tempatku bekerja.

Banyak sekali kenangan di tempat ini. Joko masih berdiri di depan pintu, melambaikan tangan sambil terisak.

 

***

 

Di waktu yang sama, di sebuah ruang kerja.

Seorang pria memakai jubah tidur berbahan satin, tengah menikmati waktu santainya di kursi sandaran tinggi. Dia menghisap rokok, dan kemudian menghembuskan asapnya yang mengepul di udara.

Sebuah kalung dengan bandul berbentuk huruf H tergantung di leher pria itu.

Kemudian, seorang pelayan mengetuk pintu, dengan langkah penuh kehati-hatian, dia memasuki ruangan.

Berhenti di tengah ruangan.

“Tuan, polisi sudah berhasil menemukan mobil milik Indra Irawan,” lapor sangat pelayan.

“Yakinkan pada mereka kalau penyakitku bertambah parah dan kalau perlu buat berita palsu yang menjatuhkan nama baik keluarga Irawan.”

“Baik, Tuan. Akan tetapi...”

“Apa?” suara sang tuan meninggi.

“Di dalam mobil, tidak ditemukan jasad Karina. Hanya Indra Irawan saja.”

Sang tuan menggebrak meja yang sontak membuat pelayan terperanjat.

“Kerahkan anak buah kalian untuk mencari jejak perempuan jal**ng itu! Aku tidak akan percaya Karina meninggal jika aku belum melihat jasadnya.”

Pelayan menganggukkan kepala dengan badan gemetaran. Lalu meminta izin untuk keluar ruangan.

Sang tuan menekan putung rokok ke dalam asbak. Tangannya beralih mengambil ponsel yang ada di atas meja, mencari-cari kontak telepon yang sudah lama sekali tidak dihubunginya.

“Mungkin ini saatnya, aku menghubungi teman lamaku.”

 

 

Terpopuler

Comments

Nandang Mahmudin

Nandang Mahmudin

siapa nih?

2022-06-07

0

Senajudifa

Senajudifa

tria aku mampir

2022-06-06

1

Eni pua

Eni pua

aku mampir lagi Kaka...semangat

2022-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Cinta Lama
2 Bab 2 Kelahiran dan Kematian
3 Bab 3 Berhenti Bekerja
4 Bab 4 Kenangan
5 Bab 5 Kenangan (part 2)
6 Bab 6 Meninggalnya Indra Irawan
7 Bab 7 Belajar Menjadi Ayah
8 Bab 8 Ibu Datang
9 Bab 9 Kemarahan Ibu
10 Bab 10 Jujur
11 Bab 11 Tetangga Sok Tahu
12 Bab 12 Fakta yang Tak Terungkap
13 Bab 13 Curiga
14 Bab 14 Tentang Harsa
15 Bab 15 Belanja Bersama
16 Bab 16 Kecelakaan
17 Bab 17 Peringatan terakhir
18 Bab 18 Bertengkar
19 Bab 19 Bertolak belakang
20 Bab 20 Perkelahian
21 Bab 21 Makan Bersama
22 Bab 22 Sakit
23 Bab 23 Sarapan
24 Bab 24 Racun Cinta
25 Bab 25 Kejang Demam
26 Bab 26 Kirana Diculik!
27 Bab 27 Kabur
28 Bab 28 Panggilan Video
29 Bab 29 Kencan Pertama
30 Bab 30 Kurang Peka
31 Bab 31 Kita Impas
32 Bab 32 Rendang
33 Bab 33 Rindu dan Cemburu
34 Bab 34 Istriku
35 Bab 35 Kirana Ulang Tahun
36 Bab 36 Kue Ulang Tahun
37 Bab 37 Rama dan Shinta
38 Bab 38 Siapa Pelakunya?
39 Bab 39 Kelepasan Bicara
40 Bab 40 Berniat Melamar
41 Bab 41 Tuduhan
42 Bab 42 Salah Paham
43 Bab 43 Pindah
44 Bab 44 Hidup Dalam Pelarian
45 Bab 45 Jebakan
46 Bab 46 Kantor Polisi
47 Bab 47 Jalan Buntu
48 Bab 48 Cerita Juan
49 Bab 49 Buku Harian Karina
50 Bab 50 Tertembak
51 Bab 51 Maaf
52 Bab 52 Menemui Harsa
53 Bab 53 Kisah Yang Tak Pernah Diceritakan
54 Bab 54 Tamu yang Lain
55 Bab 55 Melawan
56 Bab 56 Sadarkan Diri
57 Bab 57 Surat Dari Karina
58 Bab 58 Segera Menikah
59 Bab 59 Keluarga Asher
60 Bab 60 You Don't Have A Choice
61 Bab 61 Hari Yang Dinanti
62 Bab 62 Malam Pertama
63 Bab 63 Panggilan Sayang
64 Bab 64 After 2 years
65 Bab 65 Dari Mana Asalnya Adik Bayi?
66 Bab 66 Ketakutan Telah Hilang
67 Bab 67 Kabar Bahagia
68 Bab 68 Belajar Renang
69 Bab 69 Jaga Dirimu Baik-Baik
70 Bab 70 Baby Boy
71 Bab 71 Pria Misterius
72 Bab 72 Pergi
73 Bab 73 Rekaman
74 Bab 74 Pusara Ibu
75 Bab 75 Gadis Bertudung Merah dan Sang Serigala
76 Bab 76 Rencana Dimulai
77 Bab 77 Terbongkar
78 Bab 78 Pengejaran
79 Pengumuman
80 Bab 79 Alexa atau Kirana
81 Bab 80 Sang Perawat
82 Bab 81 Sandiwara
83 Bab 82 Rahasia (The End)
84 Bab 83 Semua mau ikut (Special Part)
85 Bab 84 Nakula dan Sadewa (Special Part)
86 Ucapan Terima Kasih
87 Novel Baru Rahasia Sang Officie Girl
88 Novel Baru Pacar Satu Milyar
89 novel Baru Rilis
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Cinta Lama
2
Bab 2 Kelahiran dan Kematian
3
Bab 3 Berhenti Bekerja
4
Bab 4 Kenangan
5
Bab 5 Kenangan (part 2)
6
Bab 6 Meninggalnya Indra Irawan
7
Bab 7 Belajar Menjadi Ayah
8
Bab 8 Ibu Datang
9
Bab 9 Kemarahan Ibu
10
Bab 10 Jujur
11
Bab 11 Tetangga Sok Tahu
12
Bab 12 Fakta yang Tak Terungkap
13
Bab 13 Curiga
14
Bab 14 Tentang Harsa
15
Bab 15 Belanja Bersama
16
Bab 16 Kecelakaan
17
Bab 17 Peringatan terakhir
18
Bab 18 Bertengkar
19
Bab 19 Bertolak belakang
20
Bab 20 Perkelahian
21
Bab 21 Makan Bersama
22
Bab 22 Sakit
23
Bab 23 Sarapan
24
Bab 24 Racun Cinta
25
Bab 25 Kejang Demam
26
Bab 26 Kirana Diculik!
27
Bab 27 Kabur
28
Bab 28 Panggilan Video
29
Bab 29 Kencan Pertama
30
Bab 30 Kurang Peka
31
Bab 31 Kita Impas
32
Bab 32 Rendang
33
Bab 33 Rindu dan Cemburu
34
Bab 34 Istriku
35
Bab 35 Kirana Ulang Tahun
36
Bab 36 Kue Ulang Tahun
37
Bab 37 Rama dan Shinta
38
Bab 38 Siapa Pelakunya?
39
Bab 39 Kelepasan Bicara
40
Bab 40 Berniat Melamar
41
Bab 41 Tuduhan
42
Bab 42 Salah Paham
43
Bab 43 Pindah
44
Bab 44 Hidup Dalam Pelarian
45
Bab 45 Jebakan
46
Bab 46 Kantor Polisi
47
Bab 47 Jalan Buntu
48
Bab 48 Cerita Juan
49
Bab 49 Buku Harian Karina
50
Bab 50 Tertembak
51
Bab 51 Maaf
52
Bab 52 Menemui Harsa
53
Bab 53 Kisah Yang Tak Pernah Diceritakan
54
Bab 54 Tamu yang Lain
55
Bab 55 Melawan
56
Bab 56 Sadarkan Diri
57
Bab 57 Surat Dari Karina
58
Bab 58 Segera Menikah
59
Bab 59 Keluarga Asher
60
Bab 60 You Don't Have A Choice
61
Bab 61 Hari Yang Dinanti
62
Bab 62 Malam Pertama
63
Bab 63 Panggilan Sayang
64
Bab 64 After 2 years
65
Bab 65 Dari Mana Asalnya Adik Bayi?
66
Bab 66 Ketakutan Telah Hilang
67
Bab 67 Kabar Bahagia
68
Bab 68 Belajar Renang
69
Bab 69 Jaga Dirimu Baik-Baik
70
Bab 70 Baby Boy
71
Bab 71 Pria Misterius
72
Bab 72 Pergi
73
Bab 73 Rekaman
74
Bab 74 Pusara Ibu
75
Bab 75 Gadis Bertudung Merah dan Sang Serigala
76
Bab 76 Rencana Dimulai
77
Bab 77 Terbongkar
78
Bab 78 Pengejaran
79
Pengumuman
80
Bab 79 Alexa atau Kirana
81
Bab 80 Sang Perawat
82
Bab 81 Sandiwara
83
Bab 82 Rahasia (The End)
84
Bab 83 Semua mau ikut (Special Part)
85
Bab 84 Nakula dan Sadewa (Special Part)
86
Ucapan Terima Kasih
87
Novel Baru Rahasia Sang Officie Girl
88
Novel Baru Pacar Satu Milyar
89
novel Baru Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!