Sekadar Istri Siri
Suasana kesedihan semakin dirasakan Sashi Arandita. Baru saja dia menikah dengan suami wasiat almarhum ayahnya, sekarang ibunya telah kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa.
Ya, Sashi Arandita, 28 tahun, putri tunggal dari Abdul Mahesa dan Fatma. Ayahnya meninggal lima bulan yang lalu dan hari ini ibunya pun ikut menyusul. Kesedihannya tidak sampai di situ saja, karena wasiat ayahnya, Sashi harus menikahi pria beristri. Sangat tidak masuk akal, bukan? Bahkan Sashi bukan pelakor. Dia murni menjalankan wasiat ayahnya.
"Sebaiknya kamu ganti baju dulu," ucap Puguh. Pria yang baru saja menjadi suaminya itu.
"M-mas Puguh sebaiknya pulang. Orang akan berpikiran buruk tentangku," tolak Sashi ketika Puguh mau menemaninya pergi ke pemakaman.
"Sashi, ibumu sudah menitipkanmu padaku. Sekarang kamu adalah tanggung jawabku. Jadi, jangan menolaknya lagi!" Puguh benar. Dia sudah menjadi suaminya. Oleh sebab itu, dia punya tanggung jawab penuh padanya. Namun, Sashi cukup sadar diri karena pernikahannya dengan Puguh sebatas karena wasiat. Dia juga hanya sebagai istri siri karena Puguh tidak bisa mengesahkan pernikahannya karena telah memiliki istri sahnya yang lain.
"Mas, sebaiknya kamu pulang! Aku akan mengurus pemakaman ibu seorang diri. Semua orang pasti sudah tahu siapa kamu. Sebaiknya pernikahan ini cukup aku dan kamu serta beberapa saksi yang tahu. Selebihnya aku tidak ingin orang lain tahu."
Tentu saja ada alasan yang Sashi buat. Dia pasti akan dicap sebagai wanita pelakor dengan statusnya yang sekarang.
"Baiklah. Kalau kamu perlu sesuatu, jangan lupa kabari aku." Hanya itu yang diucapkan Puguh, pria yang berjuluk suaminya saat ini.
Tidak akan, Mas. Aku masih bisa hidup sendiri tanpamu. Apa kamu tidak sadar akibat yang akan ditimbulkan untukku? Seumur hidup aku akan dicap sebagai seorang pelakor walaupun itu bukan keinginanku. Ayah, kenapa membuatku dalam masa sulit seperti ini?
...🍃🍃🍃...
Pemakaman berjalan lancar. Banyak tetangga dan kerabat yang membantunya. Setelah semuanya meninggalkan pemakaman, tinggallah Sashi seorang diri. Dia bukannya meratapi kepergian ibunya, tetapi bagaimana ibunya meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.
"Bu, aku memang sedih karena kehilanganmu. Tetapi apa ibu tahu, kehidupanku setelah ini akan semakin sulit. Ibu meninggalkan wasiat ayah agar aku menikahi pria beristri. Itu sebenarnya bukan prinsip hidupku, bu. Aku juga tidak akan tinggal bersama suamiku karena dia sudah dimiliki orang lain. Aku hanya orang ketiga yang tidak sengaja masuk dalam kehidupan mereka."
Sashi sengaja menumpahkan segala keluh kesahnya di atas pusara ibunya yang masih basah. Walaupun tanpa suami, sebenarnya Sashi sudah terbiasa hidup mandiri. Dia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan yang bergerak di bidang packaging.
Flashback on.
Fatma, ibunya Sashi yang mendadak masuk ke rumah sakit karena penyakit diabetes mellitus yang dideritanya sudah sangat parah. Sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya, wanita paruh baya itu memanggil putri semata wayangnya.
"Sashi, maafkan Ibu, Nak. Ini memang wasiat dari ayahmu. Sebelum Ibu meninggal, Ibu ingin melihatmu menikah dengan Puguh. Kamu pasti sudah mengenalnya, bukan?"
Deg!
Puguh Amarta adalah pria yang pernah bekerja dengan ayahnya. Sashi juga tahu kalau pria itu sudah beristri. Namun, kenapa ayahnya memberikan wasiat yang tidak masuk akal itu? Apakah ada sebuah rahasia yang Sashi tidak tahu?
"Bu, maafkan Sashi. Tidak adakah wasiat lain yang lebih baik dari ini? Mas Puguh sudah beristri, Bu. Apa Ibu tidak kasihan padaku? Aku akan menjadi orang ketiga dalam hubungan rumah tangganya walaupun bukan atas kemauanku."
Fatma menggeleng. Wasiat ini sebenarnya bertolak belakang dengan keinginannya untuk menikahkan putrinya dengan pria singel. Namun, wasiat itu sudah ditinggalkan secara ucapan dan juga tertulis sehingga Fatma tidak bisa menolaknya.
"Maafkan Ibu, Sashi. Ibu membuatmu berada dalam masalah besar. Yakinlah satu hal bahwa kelak keputusan ayahmu adalah benar."
Flashback off.
Kini tinggallah Sashi seorang diri. Dia akan tetap melanjutkan kehidupan barunya tanpa ibu dan memiliki suami dari pernikahan sirinya. Sepulang dari makam, rupanya dia melihat Puguh berada di teras rumahnya. Rumah yang selama ini ditinggali bersama ibunya adalah rumah peninggalan ayahnya.
Terkejut? Ya, Sashi sangat terkejut. Dia sudah meminta pria itu untuk tidak menunjukkan batang hidungnya malah sekarang berdiri kokoh di sana.
Apa dia tidak mengerti juga? Ini akan menimbulkan masalah untukku.
Sashi mendekati suaminya. Dia berusaha membuat pria itu untuk mengerti bahwa keberadaannya di sini malah akan menimbulkan masalah baru.
"Mas Puguh, kenapa malah di sini?" tanya Sashi. Dia ingin tahu alasan suami sirinya itu.
"Aku menjemputmu untuk pulang ke rumah orang tuaku. Aku sudah menceritakan ini pada ibuku dan ibu setuju untukmu tinggal di sana."
Sepertinya bagi Sashi, Puguh sudah tidak waras. Disaat dia meminta untuk merahasiakan pernikahannya, malah dengan gamblang telah diberitahukan pada ibunya. Dasar suami tidak peka!
"Mas, aku minta maaf. Seharusnya kamu tidak perlu mengatakan apapun pada ibumu. Setelah pernikahan kita, kamu akan tetap tinggal bersama istrimu dan aku akan tetap berada di rumah ini."
Sashi memang sengaja. Mungkin setelah 40 hari meninggalnya sang ibu, dia akan meminta cerai pada suaminya. Bagaimana pun kondisinya, Sashi tetap berada di pihak yang salah.
"Sashi, aku pasti sangat bersalah padamu. Aku berusaha memberikan tempat tinggal untukmu sebagai wujud pertanggung jawabanku padamu."
Pertanggung jawaban yang lucu menurut Sashi. Dia harus tinggal dengan mertuanya sementara suami sirinya itu akan tinggal bersama istrinya? Tidak masuk akal memang dan Sashi dengan tegas menolaknya.
"Maaf, Mas. Sebaiknya kamu pulang sekarang. Setelah 40 hari meninggalnya ibuku, aku harap kamu segera menjatuhkan talak padaku. Aku memang tidak bisa mempermainkan pernikahan, tetapi aku hanyalah orang ketiga di dalam rumah tanggamu. Aku minta maaf, Mas."
Puguh merasa tidak bisa meninggalkan Sashi begitu saja. Istri sirinya itu sudah mandiri sejak lama. Sebenarnya tanpa memintanya untuk tinggal bersama orang tuanya pun, Puguh tidak perlu khawatir. Akan tetapi, ibunya Puguh yang mengetahui jika dia telah menikah siri dengan Sashi, dia malah meminta Puguh untuk membawa istri sirinya tinggal di rumah. Entah, apa yang sedang direncanakan wanita paruh baya itu pada Sashi?
"Ibuku tidak mengizinkanku untuk menjatuhkan talak padamu. Kalau kamu memang menolaknya, ibuku yang akan menjemputmu ke mari." Usaha Puguh sia-sia. Sepanjang perjalanan pernikahannya, baru kali ini sang ibu antusias dengan istri sirinya. Bahkan dengan istri sahnya, ibunya tidak pernah merespon dengan baik. Mungkin ada rahasia yang tidak pernah diketahui Puguh, tetapi hanya ibunya yang tahu.
Jeduar!
Seperti disambar petir. Sashi memang tidak sepenuhnya menerima pernikahan ini karena dia merasa jadi orang ketiga dalam pernikahan suaminya. Namun, sepertinya Puguh menolak talak yang diajukan Sashi padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
?4. mak mampir sinis skrg, stlh 40+ .. duplikat..aquarabella.. hheheehhe😂😅🤣✌✌
2022-07-14
1
Sukliang
sama dg yg lain mampir
2022-06-10
0
Mami Afata
Mampir thor setelah dpt rekomen dr kak Harumini...
Semangaattttt ✊✊✊
2022-05-26
2