Ilham adalah seorang Mahasiswa jurusan ekonomi yang tak kunjung lulus-lulus juga. Ilham tidak terlalu mementingkan kuliah sebenarnya. Kuliahnya menjadi terbengkalai begitu saja. Sebenarnya Ia tak mau masuk jurusan ekonomi, namun karena dipaksa oleh Papanya untuk mengambil jurusan tersebut, sehingga Ia menjalaninya dengan malas-malasan.
Maka dari itu, yang Ia lakukan hanyalah bersenang-senang dengan teman-temanya, seperti selalu keluar kota untuk kopdar dengan komunitasnya, mengunjungi bar, menghabiskan uang dan berfoya foya dalam kenikmatan dunia.
Saat ini, waktu telah menunjukan pukul 12.30. Ilham teringat dengan janjinya, buru-buru Ia bangun, langsung mengenakan kaos dan keluar kamar dengan rambut mencuat kesegala arah, mata yang masih remang-remang mencoba menyesuaikan dengan keadaan, Ia melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah itu, Ilham mendarat di kursi makan, di atas meja sudah tersaji menu makan siang. Ilham pun segera mengambil lauk dan meletakanya di atas piring.
Dari arah dapur, seorang Ibu mengenakan daster sedang berjalan dengan membawa minuman. Beliau adalah Bi Minah pembantu di rumah itu.
“ Bibi, sudah makan? ” tanya Ilham, sehabis Bi Minah meletakan minuman di atas meja.
“ Sudah, Den. ” Jawab Bi Minah dengan tersenyum.
“ Benar, Bu Surti sudah makan? ‘’ ulang Ilham.
“ Iya Den, Bibi sudah makan tadi, Den Ilham makan yang lahap, ya. ‘’
“ Saya tinggal ke dapur dulu, ” tambah Bi Minah, sembari berbalik badan berlalu ke dapur.
“ Oh iya, Bi, ” sahut Ilham tanpa menoleh ke belakang.
Ilham pun kembali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
Tiba-tiba seorang anak kecil dengan seragam merah putih dan wajah yang hampir mirip dengan Ilham sedang berjalan ke arah meja makan dan duduk di kursi di depan Ilham.
“ Kakak sudah pulang? ” tanya Raihan.
Ilham berdehem.
“ Pulang tadi pagi. ” Lanjutnya.
“ Raihan ingin ikut Kakak jalan-jalan, kenapa Raihan tidak pernah diajak, sih, kak! ” rengek Raihan.
“ Kakak itu tidak jalan-jalan, Raihan. Itu acaranya anak remaja, Raihan kan masih kecil, tidak boleh ikut. ”
Anak kecil yang bernama Raihan yang sedang duduk di depanya adalah adiknya. Raihan saat ini sedang duduk di bangku Sekolah Dasar. Sedangkan, lham adalah anak pertama. Papa dan Mamanya hanya mempunyai dua anak yaitu Ilham dan Raihan.
Setelah selesai makan, Ilham kembali ke kamarnya untuk bersiap bertemu dengan Natasha. Saat sudah di kamarnya, Ilham menggaruk belakang kepalanya, Ia sedang tak punya uang sama sekali, uangnya sudah habis semuanya.
Tiba-tiba Ia tersenyum lebar, Ia lupa kalau mempunyai ATM dan Kartu Kredit. Sehingga nanti bisa membelikan tas untuk pacarnya.
Tidak berlama lama lagi, Ilham segera menyambar jaket yang tergantung di tembok dan melangkah keluar kamar agak buru-buru. Setelah siap dengan penampilanya, Ia segera melajukan motor pergi ke rumah sang pacar.
Tidak ada lima belas menit, Ilham telah sampai. Setelah melepas helm, Ia berjalan dan mengetuk pintu berwarna cokelat tua itu, selang beberapa saat, seorang wanita dengan paras cantik dan rambut agak kecoklatan membukakan pintu. Wajah wanita itu mendadak berubah berbinar dan tersenyum lebar.
Natasha langsung berhambur memeluk tubuh Ilham dengan erat sekali. Ilham terdiam, lalu segera membalas pelukan dan membelai rambut pacarnya itu.
“ Muka kamu kok kusut begitu, sih? ” kata Natasha, setelah melepas pelukan.
“ Kamu tidak senang, ya, bertemu denganku? ” lanjutnya.
“ Padahal aku kangen sekali padamu, ” tambah Natasha, air mukanya mendadak berubah.
Ilham hanya tersenyum.
“ Aku cuma sedikit kelelahan saja, tapi semenjak sudah melihatmu…, ” Ilham tak melanjutkan kalimatnya.
Natasha tampak menurunkan dagu, menanti jawaban Ilham dengan senyum tertahan.
“ Jadi tidak capek lagi. ” Lanjut Ilham.
“ Kamu bisa saja, ” balas Natasha, sambil cengengesan.
Natasha pun berkata pada Ilham untuk menunggu dirinya merias diri terlebih dahulu di kamarnya dan Natasha sudah melesat ke kamarnya. Ilham langsung duduk di sofa sembari menunggu Natasha selesai.
Tidak lama kemudian, Natasha sudah keluar dari kamarnya, keduanya pun langsung beranjak dari ruang tamu dan membelah jalanan menuju butiq.
.......
Natasha mondar mandir dari sudut ke sudut lainya, sesekali berdecak kagum pada tas yang berjejer rapi, seakan ingin memborong semua tas yang terpajang di etalase itu.
Sedangkan Ilham mengikuti langkahnya, sesekali berkomentar sekenanya, ketika diminta memberikan komentar pada tas yang ditanyakan oleh Natasha.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, Natasha telah menentukan tas yang akan dibelinya. Setelah sebelumnya sempat bingung, karena mendapati dua tas yang menurutnya sangat Ia inginkan.
Ilham merogoh saku dan mengeluarkan kartu kredit dari sana, Si kasir segera fokus pada layar komputer.
Tiba-tiba Si Kasir mengernyitkan kening, Ilham dan Natasha yang melihat kasir tampak bingung akhirnya bertanya secara bersamaan.
“ Maaf, Mas, kartu-nya tidak bisa digunakan, sudah saya coba berulang kali, namun tetap saja tidak bisa, dan ternyata kartu anda telah diblokir. ” kata Kasir itu.
“ Apa, Mbak! kartu saya diblokir! ” ucap Ilham agak memekik, sebelumnya terbelalak.
“ Aduh, bagimana ini, sayang? ” kata Natasha sembari menggoyangkan lengan Ilham.
“ Ikut aku sebentar, ” balas Ilham, sambil menarik tangan Natasha. Sebelumnya berkata pada Kasir untuk menunggunya sebentar.
Saat sudah berada di luar, Ilham langsung berkata kepada Natasha. “ Sayang, maafin aku, ya, aku tidak bisa membelikan tas untukmu sekarang, kartu-ku diblokir dan aku sedang tidak mempunyai uang sama sekali. ”
Natasha menghela berat, berfikir sejenak, memandang wajah Ilham dengan sedikit kesal.
“ Beneran, kamu tidak mempunyai uang sama sekali? ” tanya Natasha.
“ Iya beneran, uangku sudah habis. ”
“ Yaudah, aku bayar sendiri, saja. ‘’ Natasha bergegas masuk ke dalam kembali.
Akhirnya Ilham dapat bernapas dengan lega, sebelumnya mengucapkan terima kasih pada Natasha dan berjanji akan mengganti uangnya kalau Ia sudah mempunyai uang.
Hah! Dasar pacar tidak berguna, tega sekali menyuruh pacarnya membeli sendiri!
Gumam Natasha, sembari berjalan menghampiri kasir. Setelah menyerahkan uang, Natasha menerima tas tersebut, lalu membawanya keluar menemui Ilham kembali.
“ Kamu haus, tidak? ” tanya Ilham saat Natasha baru saja keluar.
“ Lumayan, ” jawabnya datar, tanpa memandang Ilham.
“ Emang kamu punya uang? ” Natasha balik bertanya.
“ Masih bisa lah, kalau hanya sekadar hanya membelikanmu minuman, ” balas Ilham, sambil tersenyum.
Natasha pun setuju, keduanya lalu berjalan beriringan menuju Bapak-Bapak penjual kelapa muda yang ada di sebrang jalan sana.
Hah? Yaampun, minum di pinggir jalan?
Batin Natasha, saat mengetahui Ilham mengajaknya membeli minuman di pinggir jalan.
Sesampainya di sana, Ilham segera memesan kelapa muda dua untuk dirinya dan Natasha, sembari menunggu keduanya duduk berhadapan di bangku yang sudah disediakan.
“ Maafin aku ya, sayang, aku tidak bisa membelikanmu tas. ” Ilham memulai obrolan.
“ Iya, ” jawab Natasha tanpa memandang Ilham, matanya lebih terpaku pada layar ponsel.
“ Oh, iya, kamu jadi menerima job untuk pemotretan terbaru? ”
“ Iya jadi, ” balasnya singkat, masih sibuk dengan ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Clauds Kyu
pacarnya matreeeeee🤭
2021-12-31
1
dite
Pacar rasa istri 😷
Aku kok ga pernah minta2 dibayarin gt yak 😐
2021-09-28
2