Ilham baru sadar tentang kartu kreditnya yang tidak bisa digunakan. Ilham sudah menduga siapa yang melakukan ini. Siapa lagi kalau bukan Papanya.
Dari kejauhan, Bapak-Bapak penjual membawa dua kelapa muda di tanganya, berjalan ke arah Ilham dan Natasha yang sedang duduk menanti pesanan. lalu meletakanya di atas meja mereka. Ilham pun mengucapkan terima kasih kepada Bapak itu setelahnya. Si Bapak membalas dengan tersenyum, lalu kembali ke arah gerobaknya.
Ilham segera meraih kelapa muda itu dan meminumnya. Air kelapa muda berhasil menyegarkan tenggorokanya yang sedari tadi sudah agak kering.
Ilham menghela napas sambil menatap Natasha yang lebih memilih fokus pada ponselnya. Tidak mempedulikan dirinya sama sekali. Bahkan, kelapa muda yang sudah ada di atas meja pun tak dilirik sama sekali.
Pasti Natasha marah mengenai masalah barusan! Sungguh sial hari ini! Runtuk Ilham dalam hati, sambil meminum kelapa muda kembali.
Ilham sudah paham dengan sifat pacarnya itu, kalau dirinya tidak mampu memenuhi permintaanya. Natasha akan marah dengan mendiamkanya seperti ini. Lebih memilih sibuk dengan ponselnya, menyahuti obrolan hanya singkat-singkat saja. Tetapi, jika saat Ia dapat memenuhi keinginanya, Natasha akan berubah bersikap sebaliknya, akan berubah manis dan manja.
Keduanya sudah menjalin hubungan hampir lima bulan lamanya. Sebenarnya, Ilham sudah tidak kuat menghadapi sikap Natasha yang seperti ini. Pada saat awal mereka menjalani hubungan, Ilham dapat memaklumi, Ilham malah senang jika pacarnya itu dapat terbuka kepadanya.
Namun semakin kesini, permintaan Natasha semakin melunjak saja dan kalau tidak kesampaian, maka Natasha akan menjadi cuek kepadanya. Natasha tidak dapat mengerti keadaan dirinya, seakan keinginanya harus terpenuhi. Tanpa mempedulikan keadaan Ilham saat itu juga.
Ilham sendiri terpesona pada kecantikan pacarnya sewaktu Natasha sedang melakukan pemotretan majalah. Bagimana tidak terpesona dengan Natasha, Natasha adalah seorang model dan Mahasiswi. Banyak sekali cowok-cowok di kampus yang terpesona oleh kecantikan Natasha. Mereka berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan hati Natasha. Namun akhirnya, Ilham lah yang berhasil mendapatkan hati Natasha.
Dan sekarang, hubungan keduanya tampaknya sedang agak kacau. Disebabkan oleh sikap Natasha itu sendiri, Ilham sudah berusaha mengerti, namun Natasha tampaknya tidak peduli akan hal itu.
Hingga Ilham berburuk sangka bahwa mungkin, Natasha benar-benar tidak mencintai dirinya.
........
Saat Ilham pulang, Ia agak kaget mendapati Papanya sudah duduk di ruang keluarga. Sebenarnya Ia ingin mengabaikan Papanya, hanya saja seketika itu Ia teringat oleh kartu yang telah diblokir oleh Papanya.
“ Pa, maksud Papa apa! blokir kartu, Ilham! ” seru Ilham agak keras.
“ Kau sudah tau ternyata! Baguslah kalau kau sudah menyadari apa yang sedang terjadi, tinggal kau lihat dirimu saat ini, tanyakan kepada dirimu sendiri, apa yang sampai membuat Papa melakukan hal ini kepadamu! ” jawab Hadi tidak kalah keras, menatap Ilham dengan tajam.
“ Kerjaanmu hanya bersenang-senang, IPK-mu jelek dan kau, tak mau menurut dengan kemauan Papa! ” tambah Hadi.
“ Sudah Ilham katakan, kalau itu bukan pashion Ilham, Pa, Ilham tidak mau melanjutkan bisnis Papa dan bekerja di kantor! ” Ilham kembali menimpali dengan agak keras, memandang ke segala arah.
Ilham benar-benar sudah tak tahan hidup dibawah paksaan Papanya. Dulu, Papanya bersikeras memaksa dirinya masuk kedalam jurusan yang tidak diminati olehnya. Saat itu, Ilham mengalah dan menuruti kemauan Papanya. Dan sekarang, Papanya menuntut dirinya lebih untuk bisa mendapatkan IPK yang tinggi.
“ Kau pikir, kau bisa hidup tanpa Papa? Uang pun kau masih minta sama Papa. ''
Hardi mengela napas dan melanjutkan berkata. '' Papa ingin membuatmu menjadi orang yang sukses Ilham! hanya dengan kau menurut dengan Papa, kau akan bisa menggapai masa depanmu. ”
“ Siapa bilang aku tidak bisa hidup tanpa Papa? aku bisa hidup tanpa meminta uang dari Papa, aku akan buktikan! kalau aku bisa hidup tanpa bantuan Papa! ‘’ kata Ilham, tidak dapat menahan emosinya.
“ Bagus, silahkan buktikan kepada Papa! ” balas Hardi dengan tak kalah emosi.
Ilham bergegas melangkah menuju kamarnya yang ada di lantai atas. Ilham memutuskan untuk pergi dari rumah saja. Sesampainya di kamar, Ilham segera mengemasi barang-barang yang dirasa perlu untuk dibawa.
Ilham ingin kebebasan, Ia tidak mau di kekang seperti ini terus. Papanya tidak mendukung apa yang Ilham mau. Sedangkan dari celah pintu kamar yang agak terbuka, Raihan mengintip di balik pintu, lalu berjalan pelan mendekat ke arah Kakaknya.
“ Kakak, jangan pergi, ” kata Raihan dengan suara parau, sembari menunduk.
Ilham menghentikan memasukan baju-baju ke dalam tas, Ia menoleh dan mendapati Adik satu-satunya itu hendak menangis.
Sepertinya Raihan mendengar pertengkaran antara dirinya dan Papanya. Raihan tidak mengerti dengan apa yang terjadi, namun Raihan tau, kalau mereka sedang bertengkar dan Kakaknya akan pergi dari rumah. Sebenarnya, Ilham tidak tega kalau membuat Raihan menangis. Namun, Ilham harus pergi dari rumah untuk membuktikan kepada Papanya.
“ Kakak tidak akan pergi, Kakak cuma mau menginap di rumah teman saja, Raihan tidak boleh sedih, nanti kakak pulang! ” kata Ilham, sembari mengusap ujung mata Raihan.
Ilham sendiri tidak tau kapan Ia harus pulang, Ia benar-benar sudah tak ingin pulang saat ini. Ia akan membuktikan kepada Papanya bahwa Ia bisa hidup tanpa bantuan dari Papanya.
“ Raihan mau ikut Kakak saja, ” rengek Raihan.
“ Dengarkan Kakak baik-baik, ya, kakak tidak akan pergi, Raihan! Nanti, kakak akan pulang, kamu jangan ikut dengan Kakak, Raihan jagain Papa dan Mama saja di rumah, Raihan janji, kan sama Kakak? Kalau Raihan mau menjaga Papa dan Mama? Buat Papa dan Mama bangga sama kamu. ”
Raihan hanya manggut-manggut sembari sesenggrukan. Ilham pun meraih tubuh Raihan dan memeluknya sembari mengelus puncak kepala Raihan dengan lembut.
.......
Tujuan Ilham sudah jelas, kemana Ia harus pergi ; kontrakanya Angga.
Tidak ada 20 menit, Ilham sudah sampai di kontrakan Angga. Ilham langsung turun dari motor, berjalan ke kontrakan, mengetuk pintu, tidak lama kemudian Angga menyembul dari dalam. Tanpa dipersilahkan masuk, Ilham langsung nyelonong saja ke dalam dan melempar tas di atas meja -langsung merebahkan tubuh di sofa.
“ Kau kenapa? Kau terlihat sedang sedih, ” tanya Angga ikut duduk di sebelahnya.
“ Apa jangan-jangan, kau habis dicampakan oleh Natasha, ya? ” Angga cengengesan.
Ilham menggeleng kepala, masih saja Angga menggoda dirinya. “ Aku pergi dari rumah dan aku memutuskan untuk tinggal di sini untuk sementara waktu. ” Tambah Ilham.
“ Serius kau pergi dari rumah? ” tanya Angga menekankan disetiap katanya, sembari menarik tubuhnya dari sandaran sofa.
“ Aku serius, ” balas Ilham singkat. Ilham memilih memejamkan mata.
Setelah itu, Ilham pun bercerita kepada Angga bahwa Ia kabur dari rumah karena ada masalah dengan Papanya. Dan Angga sudah paham akan hal itu. Angga sendiri sudah mengenal keluarga Ilham dan Keduanya adalah sahabat dari pertama masuk kuliah.
Ilham pula sudah sering kabur dari rumah dan tempat untuk menumpang sementara waktu adalah di kontrakan Angga. Kebetulan, kontrakan itu hanya ditempati oleh Angga seorang diri.
Bagi Angga, Ilham sudah Ia anggap seperti saudara sendiri. Bahkan, Ilham pun sering bermain ke kontrakanya. Terkadang pula, Iham sampai tidur di situ ketika Ia malas untuk pulang, karena hanya akan dimarahin oleh Papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
dite
Ortu pengen yg terbaik buat anak, anak yg "belum ngerti" asam garam dunia merasanya di kekang 😅
real banget ini..
2021-09-28
4