Sore berganti malam, Ayu tengah bersiap menghadiri acara yang di adakan oleh Papa nya Rey. tempatnya lumayan jauh, butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai kesana.
Kenapa Ayu mau membantu Rey? bukannya dia ingin membangun tembok besar agar Rey merasakan bagaimana perjuangan Ayu?
Jika kau tidak bisa mengalahkan musuh, maka jadilah pasukannya. kata-kata itu lah yang Ayu jadikan jalan pintas karena di lihat sudah hampir dua tahun mereka berdiri di garis batas belum juga ada perubahan.
Bila dengan menjauh tak membuat Rey membuka hatinya, maka kali ini Ayu akan mendekat lagi namun dengan satu catatan Stay Cool.
"Kali ini aku tidak akan mengatakan apapun tentang perasaan!" tegasnya memantapkan tekad.
Namun belum kering lidahnya setelah berucap, hatinya kembali luluh lantah melihat penampilan Rey yang sangat mempesona tengah menunggu nya di ruang tengah.
"Sudah siap?" tanya Rey sambil membenarkan dasinya.
"khmm, Ayo." sahut Ayu salah tingkah.
Vino yang mengetahui mereka akan pergi segera mewanti-wanti Rey untuk menjaga adik iparnya. "Jaga dia baik-baik dan jangan pulang larut malam!" jari telunjuk Vino mengayun di depan wajah Rey.
ssat.. Rey menggenggam lembut jari Vino sambil menyimpulkan senyum manis "jangan khawatir."
"hhihh!!" risih Vino menepis tangan Rey.
Ayu pun ikutan menyeringai risih melihat tingkah mereka.
Namun bukannya marah atau canggung, Rey malah menatap gemas wajah Vino.
"Kau mau ku bawakan Wine? keluarga ku punya yang di simpan dari tahun 97."
"Dia suka yang tahun 80 an." usul Ayu sambil membenahi tatanan rambutnya.
"Benarkah?" wajah Rey berbinar kala membayangkan minum bersama dengan Vino. tatapan lembut Rey membuat Ayu berandai-andai dia lah yang ada di posisi Vino.
"Nggak!! jangan bawakan apapun! jangan menatapku dan jangan tunjukkan senyuman menjijikan itu!" hidung Vino sampai mengembang tiga kali lipat karena emosi.
...~~~~...
Setelah satu jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah gedung di mana Papa nya Vino sedang mengadakan acara bersama rekan Investor lainnya. beruntung mereka tidak terjebak macet, jadi bisa tiba lebih awal.
"Jangan salah dialognya! dan jangan katakan apapun selain yang Saya suruh." ujar Rey memastikan persiapan mereka.
"Aman.." jawab Ayu singkat. ia tampak asik berbalas pesan dengan Bagas.
"pada siapa lagi dia memberikan senyum itu?" pikir Rey dalam hatinya.
Masuklah mereka berdua kedalam gedung, tampak sudah ramai tamu yang datang. nuansa hitam pekat menimbulkan kesan Glamor memenuhi seluruh sudut ruangan.
"Rey..." panggil papa nya dari kejauhan. Rey pun berjalan mendekat sambil mengambil tangan Ayu untuk di gandeng.
deg..deg..deg..deg..
Jantung Ayu? bukan, itu detak jantung Rey yang hendak meledak karena takut kebohongannya terbongkar.
"Hai Om..." sapa Ayu santai sambil sedikit menundukkan kepala.
Pria bernama Ben itu menatap heran putra nya sambil berbisik "siapa..?"
"Pacarku.." sahut Rey percaya diri, padahal tubuhnya seperti di guncang karena gugup.
Ben menutup mulutnya dengan mata terbelalak "Kau memacari anak sekolah?! kemana yang kemarin Kau pajang di internet?"
"Kami sudah putus, memangnya kenapa jika Aku memacari anak sekolah? yang penting perempuan kan?"
"Apa kau tau kenapa Papa memaksamu kesini?" Ben menunjuk kearah Pimpinan/ kakeknya Rey yang berencana menunjuk salah satu cucu nya untuk menggantikan posisi beliau sebagai Ketua Pimpinan perusahaan.
Rey mempunyai seorang kakak laki-laki, namun mereka berdua beda Ayah. Rey adalah anak dari pernikahan kedua Ibu nya (sudah meninggal), maka dari itu Ben tidak mau jika mertuanya memberikan posisi Pimpinan kepada Kakaknya Rey.
"Kakak mu akan bertunangan minggu depan dan kau malah membawa pacar barumu kesini?!" Ben berbisik ketus di telinga Rey.
Rey menatap nanar wajah Papanya dengan tatapan frustrasi "Lalu kenapa? Apa bedanya jika kakek memberikan posisi itu kepada kakak ataupun padaku? kami berdua anak Papa bukankah itu sama saja?!"
Ayu yang berada beberapa langkah di belakang mereka berusaha menguping, namun ia tak bisa mendengar apapun.
"Apa ada masalah?" pikir Ayu mengerutkan dahinya.
"Berhenti bersikap naif Rey! Kau pikir dia akan memberikan kita tempat jika dia berhasil mendapatkan posisi itu?"
"Aku tidak menginginkan tempat itu!" tegas Rey mengepalkan kuat kedua tangannya.
Di tengah gesekan panas antara Rey dan Papanya, Faro (kakak Rey) menghampiri mereka dengan senyum merekah.
"Rey.. Kau sudah datang, Kakek mencari mu dari tadi." Pria berusia 35 tahun itu merangkul hangat adik kesayangannya.
"Papa bilang kau membawa calon adik ipar, apa dia orang nya?" bisik Faro bertanya tentang Ayu.
"Hahaha.. tapi kami belum sejauh itu kak." Rey tersenyum canggung, di tepuk nya pelan punggung Faro sembari memejamkan mata.
Setelah menyapa sang adik, Faro berjalan kearah Ayu.
"Hai manis.. wahh apa kau tidak salah menerima dia sebagai pacar mu haha"
Ayu menunduk sungkan namun jiwa humble nya tetap tak bisa hilang hingga tanpa sadar ia menyahuti Faro dengan santai. "Sepertinya salah hahahahhaha..."
"Ayo masuk, kita akan memakan jamuan bersama." Faro membentangkan tangannya menggandeng Rey dan Ayu bersamaan.
...~~~~...
Pagi harinya....
Matahari pagi telah menunjukkan diri dari balik dedaunan. yang biasanya Ayu akan di bangunkan oleh alarm, kini ia lebih dulu mematikan alarmnya bahkan sebelum alarm itu berbunyi. ia pulang jam setengah satu tadi malam, dan sampai pagi ini ia tidak memejamkan matanya sedetik pun karena kepikiran dengan Rey.
"Menikah lah! lalu jatuhkan kakakmu!"
Kalimat yang tak sengaja ia dengar itu terus berputar di kepalanya tanpa henti.
"Kenapa seorang Ayah meminta putra nya untuk saling menjatuhkan?" rasa penasaran Ayu terus bangkit kala ia mengingat betapa emosinya Rey setelah pulang dari acara itu.
Hampir saja tadi malam mereka Met and Great dengan para penghuni alam barzah karena Rey mengemudikan mobilnya secepat kilat.
Bahkan Rey tidak mengucapkan terimakasih tadi malam setelah apa yang Ayu lakukan untuknya.
"huffft.." dengus Ayu antara kesal dan prihatin.
"Astaga!!" ia terlonjak dari tempat tidur saat menyadari sudah hampir jam 9 pagi.
Tanpa ba-bi-bu Ayu langsung sat set sat set mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke kampus.
...~~~~...
Sementara di kampus, Bagas tengah berdiri di dekat tiang sambil merayu beberapa gadis di sana.
"Tiara.. tau kah kau apa yang paling indah dari mu?" bisik nya sambil membelai lembut anak rambut di telinga si korban.
"Tidak, btw namaku Diana, Bagas. bukan Tiara" sahut si korban dengan senyuman lembutnya, padahal sudah jelas ia terjebak mulut manis buaya padang pasir.
"Mata mu yang paling indah, sejuk dan memabukkan. lihat saja aku sampai salah menyebut nama mu karena hanyut dalam pandanganmu." lirih Bagas tersenyum manis hingga membuat si korban terbang melayang.
Namun ritual sakral Bagas tiba-tiba buyar kala ia melihat wanita pemegang tahta tertinggi di catatan targetnya lewat. ya, siapa lagi kalau bukan Ayu.
"e.. sebentar Ya, aku mendadak sakit perut." ia langsung meninggalkan korbannya yang sudah dag dig dug serr lemas itu di dekat tiang koridor.
"Ayu...!" panggil nya setengah berlari sembari mencari sesuatu di dalam tasnya.
trengg... reng.. reng... (Ayu balik badan sambil slowmo)
Kibasan rambut Ayu saat menoleh langsung meluluhkan kaki Bagas sampai ia tak sanggup untuk berdiri lagi rasanya.
Hhhfffffff.....
Bagas menarik dalam nafasnya agar aroma Ayu tersimpan abadi di dalam rongga paru-paru nya.
"Bagas? kenapa?" apa ada yang genting sampai Bagas berlari megap megap seperti itu?
"Wahh... hari ini terasa indah sekali karena kau menyebut nama ku dengan senyum manis mu itu." peluru susulan di luncurkan Bagas sambil memberikan setangkai mawar pink kepada Ayu.
Ayu tersenyum geli "udah selesai buka cabang nya?"
"Pusat nya lebih penting bukan?" sahut Bagas menyibakkan rambut kebelakang sambil tersenyum genit.
"ssshh.. Ibu mu pasti akan menghajar mu jika tau kelakuan anaknya di Kampus."
"Ibu ku pasti bangga jika aku membawakannya berlian hahahah." sahut Bagas cepat.
"Berhenti menggoda para siswi dan fokuslah belajar jika kau ingin berhasil." Ayu tampak sangat positif memberi masukan seperti seorang senior.
Bukannya mendengar dengan baik, Bagas malah berdiri di hadapan Ayu hingga langkah Ayu terhenti "Kau punya pacar?"
Ayu mengernyitkan dahinya, apa-apaan ini? baru kenal dua hari sudah menanyakan status.
...**********...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
meela karmila
typo Thor, Papanya Rey kan ya harusnya hehe
2022-08-17
1
Ai yuli
meat&great d alam barzah itu bikin aku bingung abis itu ngakak,😂😂
2022-08-05
1
A'is Royhan Rasyid
jgn mau rey, semoga km segerah tobat n jd pria normal+ ada yg menanti kmu bertekulutut pd si ayu. untuk ayu jgn mau dgn si bagas
2022-08-03
1