Feeling Vicky

...BAB 5...

...Feeling Vicky...

"Hallo Kak Vicky, saya Dika..."

"Ya, Dika senang berkenalan denganmu..."

Keduanya pun kini saling menatap dan berjabat tangan. Setelah kedua tangan Pria dewasa itu terlepas, Dika tergugup canggung ketika melihat sorot mata Vicky menelisik penampilan dirinya.

"Berapa usiamu? Sepertinya usia kita tidak jauh berbeda?" selidik Vicky seraya melipat kedua tangan di dadanya. Masih dengan tatapan yang mengintimidasi.

"Hari ini... Usiaku genap 30 tahun." jawab Dika tersenyum, dia berusaha sesantai mungkin di depan Vicky.

Vicky tersenyum remeh. "Sudah kuduga. Kita hanya selisih satu tahun saja." ucapnya seraya membalikkan tubuhnya hendak duduk ke sofa.

"Silakan duduk dulu. Mungkin kita bisa mengobrol lebih banyak lagi tentangmu." tawar Vicky menyilakan Diki untuk duduk di sofanya.

"Ah, emm... Ma, maaf sepertinya saya harus segera kembali ke kantor. Untuk mengobrol... Mungkin bisa lain hari," gelagatnya menolak, jelas sikap anehnya terlihat oleh Vicky, ketika Dika menggaruk satu alisnya dengan jari telunjuknya sendiri. "Kalau begitu saya permisi dulu..." lanjutnya.

Dika merasa firasatnya tak enak berada di dekat Vicky, yang entahlah seperti ada hawa dingin yang menelusup ke jiwanya saat dia bersitatap dengan Vicky. Mungkin karena seringnya dia mendengar cerita tentang Vicky dari Sindy, yang katanya Vicky memiliki sifat temperamental. Walaupun katanya, Vicky juga memiliki sisi baiknya, namun tetap Dika tak menjamin akan baik-baik saja bila berteman dengan Pria yang terlihat angkuh tersebut.

"Lho, kok buru-buru amat sih, tadi katanya kamu hari ini ga masuk kerja?!" rajuk Sindy agak kecewa karena Dika terburu-buru ingin pergi lagi. Dika yang sudah ketahuan bohong jadi salah tingkah dan bertambah gugup. Keringat dingin lantas membanjiri tubuhnya.

"Em, iya sih tadinya begitu. Tapi barusan jadi teringat ada pekerjaan lain yang belum sempat di selesaikan dan nanti rencananya akan ku kerjakan lagi sekarang." elaknya berdusta. "Oh iya ini koper dan juga belanjaan kamu, Sin..." Dika buru-buru menyeret koper Sindy dan menenteng paper bag belanjaan milik kekasihnya, lalu menyimpannya di atas meja. "Oke kalau begitu, saya permisi balik dulu..." ucapnya berpamitan pada Vicky dan juga Sindy. Vicky hanya mengangguk tak keberatan dan memaksa lagi.

"Ya, silakan..." sahutnya seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

Dika pun mengangguk setelah mengusap lembut bahunya Sindy. "Nanti aku hubungi lagi..." bisiknya pada Sindy yang sudah merenggut kesal.

Lalu Dika memutar tubuhnya dan melangkah keluar ruang kerja Vicky. Setelah pintu itu di tutup lagi. Vicky melirik sekilas belanjaan Sindy di atas meja. Lalu dia melangkah dan kembali duduk di kursi jabatannya.

"Bagaimana, kau ingin di antar dulu pulang ke rumah Kakak, atau tunggu sampai pekerjaan kakak selesai di sini?!" tanyanya seraya mendelik ke arah Sindy yang masih berdiri manyun, sambil melipat tangannya di dada. Masih kesal karena Dika menolak di ajak ngobrol bareng Vicky.

"Masih lama gak kira-kira?" tanyanya malas.

"Em, hanya sebentar kok, tidak lebih 30 menit."

"Okey deh, aku tungguin Kakak aja dulu!"

Sindy menghampiri sofa panjang yang terlihat empuk di sana. Lekas gadis itu duduk dan merebahkan kepalanya di bahu sofa seraya melonjorkan kedua kakinya ke atas setelah ia membuka sepatunya. Lalu dia mengambil benda pipih miliknya di tas dan memainkannya.

Vicky di sana hanya bisa mengangkat satu sudut bibirnya melihat tingkah sepupunya itu.

"Sejak kapan kau kenal Pria tadi?" lontar Vicky sambil melanjutkan pekerjaannya, membuat Sindy meliriknya sekilas dari jauh.

"Em.. Kurang lebih hampir dua tahunan lah... Memangnya kenapa?" jawabnya cuek, sambil kembali fokus pada ponselnya.

"Kalian bertemu dimana?" tanya Vicky lagi.

"Ng... Kami berdua bertemu di Semarang. Saat itu Diki sedang ada tugas di sana. Kebetulan aku juga yang sedang magang di sebuah perusahaan yang sama dengan dia bertugas. Jadi kami sering bertemu dan akhirnya kenalan deh... Lalu tukeran nomor hape, dan..."

"... Dan kalian berdua pacaran!" celetuk Vicky meneruskan kalimat Sindy. Sangat mudah sekali baginya untuk menebak.

Sindy hanya mengedikkan bahunya. "Nah itu tahu sendiri..." cibirnya menyengir lebar.

Vicky hanya mengangkat kedua alis dan bahunya berbarengan. Lantas menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sebaiknya kau putuskan hubungan kalian secepatnya. Sebelum melangkah lebih jauh. Khawatirnya lelaki itu sudah beristri!" celetuk Vicky, yang entah mengapa feelingnya begitu kuat mengatakan seperti itu. Sontak Sindy pun jadi sewot dan langsung beranjak duduk.

"Ma-maksudnya?! Ya gak mungkinlah dia punya istri. Dika bilang padaku dia masih lajang kok, sama sepertimu! Gak mungkin dia bohongi aku kan!" pekiknya tak terima jikalau benar Dika sudah beristri.

"Dan kamu percaya begitu saja?" Vicky kembali memincingkan sipit mata elangnya ke arah Sindy. "Memangnya kamu sudah pernah ke rumahnya dan bertemu dengan orangtuanya?" selidiknya lagi.

"Belum sih..." Sindy tampak berpikir keras. "Tapi.. tapi aku yakin dia tak mungkin membohongiku Kak! Buktinya dia perlihatkan KTP-nya yang masih status belum kawin, waktu itu..." terangnya.

"Kapan kau melihat KTP-nya?"

"Dua tahun yang lalu lah Kak, dia bilang belum mau menikah karena belum nemu wanita yang cocok aja!"

"Ck jangan mudah percaya omongan lelaki tipe seperti Dika!" becik Vicky lantas dia merebahkan punggungnya di kursi.

"Maksud Kakak?!" pekik Sindy masih tak terima kalau Vicky terus menjelekan kekasihnya.

"Terlihat sekali dari gelagatnya tadi, lelaki itu seperti ketakutan, seperti ada hal yang dia sembunyikan!" jelasnya.

Sindy terlihat memincingkan matanya ke Vicky.

"Ck, aah aku gak percaya mungkin itu hanya perasaanmu saja kak.. Kak Vicky ini terlalu curigaan! Sudahlah Kak jangan manas-manasin aku lagi. Apa jangan-jangan Kak Vicky bilang begitu karena memang tak suka saja kalau nanti keduluan lagi nikah sama sepupu-sepupunya Kakak lagi?! Ayo ngaku loh..." ledek Sindy kesal. "Iya kaan... Huu! Basi!"

Vicky hanya mendengus tak peduli. Lantas dia mematikan komputernya. "Terserah apa katamu saja, yang penting Kakak sudah peringatkan kamu soal dia!" cebiknya.

Vicky pun beranjak dari kursi dan merapikan jasnya. Meraih kunci mobilnya dan berjalan duluan ke arah pintu setelah menyeret koper adik sepupunya. Sedangkan Sindy di belakang hanya terus mencibirnya.

"Ayo pulang!" sahutnya sedikit menyentak.

"Huu... Kak Vicky sih.. Sok jual mahal segala! Dulu kan Tante Sophia dah kenalin Kakak sama Kak Riska. Eh malah di tolak mentah-mentah! Salah mu sendiri. Jadi sampai sekarang sulit dapetin jodohnya lagi deh?! Hahaha! Aduh kasihaann" ledek Sindy lagi. Dia pun ikut melangkah cepat menyamai jalan laki-laki tinggi itu.

"Ck berisik kau! Dasar si bibir seribu" ketusnya membalas ledekannya. Sindy hanya cekikikan sendiri merasa puas meledek sepupunya yang benar-benar super kaku.

*****

Sore itu Dika telah sampai di kamar hotelnya setelah tadi menghabiskan waktu bersama Sindy, walau hanya sebentar saja tapi Dika sangat bahagia karena hampir setahun itu mereka tak lagi berjumpa. Mereka hanya saling menghubungi lewat chatingan dan juga teleponan. Di karenakan keduanya juga sibuk dengan dunianya masing-masing. Jadi waktu mereka sangat sedikit. Sindy yang masih status mahasiswa di kota tempatnya lahir. Sementara Dika yang bekerja dan tinggal di Jakarta. Harus rela dan bersabar kekasihnya jauh dari pelupuk mata

Sebelum menikah dengan Vira. Sebenarnya setahun lalu Diki sudah menjalin hubungannya dengan Sindy. Namun karena keadaan mereka yang tak bisa bertemu, terpaksa harus memilih hubungan jarak jauh.

Dika yang dulu tak bisa menahan gejolak hasratnya ingin sekali segera meminang Sindy namun Sindy belum siap karena masih kuliah. Dia juga belum siap jika harus di kenalkan dengan kedua orangtuanya Dika. Karena itulah Dika tak pernah sama sekali memberitahukan kalau dirinya sudah punya kekasih pada orangtuanya sendiri.

Kala itu, tiba-tiba saja Ibunya memperkenalkan dia pada seorang gadis cantik yang baru saja di tinggal ibunya meninggal dialah Vira. Ada rasa kasihan di hatinya Diki pada Vira, karena baginya hidup Vira begitu sangat memprihatinkan. Vira hanya tinggal berdua dengan adik laki-lakinya dan tinggal di sebuah kos-kosan kecil. Adiknya yang tak lagi meneruskan sekolahnya terpaksa ikut banting tulang membantu Vira mencari penghasilan dengan bekerja di sebuah bengkel.

Setelah lama Dika mengenal Vira, rasa kasihan yang tadinya kentara berubah jadi rasa sayang yang mendominan. Rasa ingin memiliki dan melindungi. Tapi rasa itu bukanlah cinta. Karena cintanya baginya untuk Sindy seorang.

Pria itu melepas lelahnya dengan merebahkan tubuh atletisnya di tempat tidur dengan kasur empuk berbalut sprei putih yang lembut.

Semalam Dika memang sengaja menginap di hotel, karena kemarin tugasnya di luar kota sudah selesai. Tentu hal itu tak di ketahui oleh Vira. Dika terpaksa membohongi Vira, diam-diam dia menemui kekasihnya karena dari awal sebelum pergi ke luar kota, Dika sudah ada perjanjian sebelumnya dengan Sindy. Menjemput Sindy di statsiun dari Semarang.

Kabarnya Sindy akan berencana tinggal di Jakarta dan ikut bekerja di perusahaan Vicky, sepupunya. Mereka pun bertemu dan meluapkan rasa rindu yang sudah lama terpendam.

Saat mata sudah terpejam tiba-tiba saja ponsel Dika berbunyi di dekatnya tidur. Separuh sadar Dika mengangkat telepon itu.

"Hallo... Sindy sayang, kenapa... masih pengen deketan sama aku yaa?" lanturnya. "Aku juga sama sayang..."

Mendengar di seberang sana. Seorang wanita sontak terkejut dengan ucapan Dika.

["M-mas Dika..."] lirihnya bergetar.

Bersambung....

...****...

Jangan lupa beri dukungan like dan komentarnya ya... terimakasih sudah mampir 😍😍😍

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

kapokkkkkkkkk

2024-08-16

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

jeng jeeeennnnggg .....
ow ow ... kamu ketauan
🤪🤪🤣🤣
rasain !!!

2022-12-09

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

preeet lah .... emang cowo sengklek .. 😡😡

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Cinta Masa Lalu
2 Kisah Mereka Di Masa Lalu
3 Rencana Shopia untuk Memisahkan Mereka
4 Pertemuan Pertama Vicky dan Dika
5 Feeling Vicky
6 Pov Vira Adelia
7 Kekalutan Dika
8 Menutupi Kebohongan Demi Mempertahankan
9 Sulitnya Berkata Jujur
10 Permintaan Sindy
11 Mulai Bersikap Acuh
12 Kepergok Adik Ipar
13 Secercah Harapan
14 Sifat Asli Dika
15 Senyuman Langka Vicky
16 Kisah Kita Sudah Usai
17 Harapan Yang Pupus
18 Hal Yang Wajar
19 Jangan Menodai Cinta
20 Mencari Tahu
21 Jatuh Pingsan
22 Hamil Tiga Minggu
23 Alasan Kamu Menjauhiku
24 Bolehkah Aku Memelukmu?
25 Ceraikan Aku!
26 Rencana Pernikahan Dika
27 Awal Pertemuan
28 Emosinya Sang Mama Mertua
29 Diana Yang Terpengaruh
30 Meluluhkan Hati Vira
31 Kedatangan Vicky
32 Kedatangan Vicky 2
33 Vira Hamil, Dika Shock
34 Amarah Dika
35 Rayuan Dika
36 Berpisah Lebih Baik
37 Vira Menghilang
38 Masih Dalam Pencarian Vira
39 Nyaris Di Lecehkan
40 Kebimbangan Di Hati Dika
41 Orang Kaya Mudah Bosan
42 Pernikahan Dika dan Sindy
43 Merahasiakan Demi Menjaga Perasaan
44 Setelah Perceraian
45 Jadikan Aku Ayah, Untuk Calon Bayimu
46 Pertemuan Mereka
47 Calon Suami VS Mantan Suami
48 Kodrat Wanita
49 Penyesalan Mama Mertua
50 Menantu Tak Berhati
51 Seperti Janjinya
52 Kenapa Cinta Datang Terlambat?
53 Perpisahan
54 Perhiasan
55 Kedatangan Shopia
56 Meminta Penjelasan
57 Butuh Seorang Istri
58 Jangan Lagi Terpisah
59 Kekhawatiran Vira
60 Aqilla Di Culik
61 Merebutkan Aqilla
62 Di Balik Kematian Citra
63 Kelegaan Di Hati Sang Adik
64 Lahirkan Banyak Anak Untukku
65 Usai Persidangan
66 Rindu Aqilla
67 Benih Fitnah
68 Perhiasan Yang Dijual
69 Tidak Adanya Ketenangan
70 Dika Mabuk, Riska Terlena
71 Ketakutan Sindy
72 Tidak Ada Mantan Anak
73 Sisi Baik dan Buruk Dika
74 Dua Ayah
75 Kesadaran Sindy
76 Kekacauan Di Pesta
77 Cinta yang Memudar
78 Hadiah Terindah dan Kabar Buruk
79 Kehilangan Penglihatan
80 Sindy Kehilangan Semangat Hidupnya
81 Sama-Sama Manusia Gila
82 Cinta Seorang Tukang Kebun
83 Satu Atap dengan Istri-Mantan Suami
84 Berikan Aqilla padaku
85 Sama-Sama Anak Korban Perselingkuhan
86 Semakin Mencintaimu
87 Sarapan Bersama
88 Pengumuman Karya
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bertemu Cinta Masa Lalu
2
Kisah Mereka Di Masa Lalu
3
Rencana Shopia untuk Memisahkan Mereka
4
Pertemuan Pertama Vicky dan Dika
5
Feeling Vicky
6
Pov Vira Adelia
7
Kekalutan Dika
8
Menutupi Kebohongan Demi Mempertahankan
9
Sulitnya Berkata Jujur
10
Permintaan Sindy
11
Mulai Bersikap Acuh
12
Kepergok Adik Ipar
13
Secercah Harapan
14
Sifat Asli Dika
15
Senyuman Langka Vicky
16
Kisah Kita Sudah Usai
17
Harapan Yang Pupus
18
Hal Yang Wajar
19
Jangan Menodai Cinta
20
Mencari Tahu
21
Jatuh Pingsan
22
Hamil Tiga Minggu
23
Alasan Kamu Menjauhiku
24
Bolehkah Aku Memelukmu?
25
Ceraikan Aku!
26
Rencana Pernikahan Dika
27
Awal Pertemuan
28
Emosinya Sang Mama Mertua
29
Diana Yang Terpengaruh
30
Meluluhkan Hati Vira
31
Kedatangan Vicky
32
Kedatangan Vicky 2
33
Vira Hamil, Dika Shock
34
Amarah Dika
35
Rayuan Dika
36
Berpisah Lebih Baik
37
Vira Menghilang
38
Masih Dalam Pencarian Vira
39
Nyaris Di Lecehkan
40
Kebimbangan Di Hati Dika
41
Orang Kaya Mudah Bosan
42
Pernikahan Dika dan Sindy
43
Merahasiakan Demi Menjaga Perasaan
44
Setelah Perceraian
45
Jadikan Aku Ayah, Untuk Calon Bayimu
46
Pertemuan Mereka
47
Calon Suami VS Mantan Suami
48
Kodrat Wanita
49
Penyesalan Mama Mertua
50
Menantu Tak Berhati
51
Seperti Janjinya
52
Kenapa Cinta Datang Terlambat?
53
Perpisahan
54
Perhiasan
55
Kedatangan Shopia
56
Meminta Penjelasan
57
Butuh Seorang Istri
58
Jangan Lagi Terpisah
59
Kekhawatiran Vira
60
Aqilla Di Culik
61
Merebutkan Aqilla
62
Di Balik Kematian Citra
63
Kelegaan Di Hati Sang Adik
64
Lahirkan Banyak Anak Untukku
65
Usai Persidangan
66
Rindu Aqilla
67
Benih Fitnah
68
Perhiasan Yang Dijual
69
Tidak Adanya Ketenangan
70
Dika Mabuk, Riska Terlena
71
Ketakutan Sindy
72
Tidak Ada Mantan Anak
73
Sisi Baik dan Buruk Dika
74
Dua Ayah
75
Kesadaran Sindy
76
Kekacauan Di Pesta
77
Cinta yang Memudar
78
Hadiah Terindah dan Kabar Buruk
79
Kehilangan Penglihatan
80
Sindy Kehilangan Semangat Hidupnya
81
Sama-Sama Manusia Gila
82
Cinta Seorang Tukang Kebun
83
Satu Atap dengan Istri-Mantan Suami
84
Berikan Aqilla padaku
85
Sama-Sama Anak Korban Perselingkuhan
86
Semakin Mencintaimu
87
Sarapan Bersama
88
Pengumuman Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!