Pertemuan Pertama Vicky dan Dika

...BAB 4...

...Pertemuan Pertama Vicky dan Dika...

Dalam lamunan panjangnya, bayangan masa lalunya bersama Vicky masih berkelebat jelas di benak Vira. Sejenak ia jadi melupakan rasa sakit hatinya pada Dika dengan wanita yang sekarang tengah bersamanya.

Vira menghela nafasnya panjang, memenjam rapat matanya dan menggeleng cepat untuk menghentikan lamunannya. Lalu ia melirik kantung belanjaannya yang kini berserak di atas meja. Seketika itu moodnya jadi hilang, keinginannya memasak makanan istimewa untuk menyambut kedatangan Dika malam nanti tak lagi sesemangat tadi di rasakan. Vira lagi menghembus kasar nafasnya.

"Sebenarnya siapa wanita itu?" gumamnya kembali bertanya, seraya mengatupkan kedua tangan di wajahnya. Pikirannya kini di rundung kekhawatiran. Khawatir firasatnya akan terjadi, jika benar Dika tengah bermain di belakangnya.

Dua minggu yang lalu. Dika pamit ke luar kota karena terkait pekerjaannya sebagai auditor di sebuah perusahaan dia bekerja karena memang tugasnya melakukan audit dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, di mana perusahaan-perusahaan tersebut bisa saja berada di kota-kota yang berbeda.

Pada hari ini adalah kepulangan Dika. Namun waktu yang di janjikan Dika pulang tidak sesuai dengan ucapannya. Dika ternyata sudah pulang lebih awal tanpa sepengetahuan Vira sendiri.

Vira pun beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan mendekati wastafel, menyalakan air di kran guna membasuh wajahnya agar tampak kembali segar. Vira tak ingin lagi memikirkan masalah Dika terlalu berlarut-larut. Biarlah nanti dia akan tanyakan langsung setelah Dika kembali pulang.

Walaupun hatinya kini tengah di landa api cemburu di sertai amarah pada suaminya karena kebohongan yang telah dia ciptakan di belakangnya. Tapi dia berusaha keras untuk meredamnya dan melanjutkan lagi rencananya membuat kejutan untuk Dika. Memasak makanan favorit suaminya dan kue tart buatannya sendiri. Karena malam ini, Vira ingin merayakan pesta kecil-kecilan hanya berdua saja di hari ultah Dika yang ke 30 tahun.

Pernikahan Vira dan Dika baru saja menginjak lima bulan. Awal mereka bertemu hingga menikah karena Dika adalah putra dari seorang temannya Mirna yakni Ibunya Vira. Ibunya Dika bernama Diana sangat prihatin setelah tahu kabar Mirna meninggal di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Diana yang berprofesi sebagai Bidan di sana. Waktu itu beliau tengah ada praktek, bersamaan itu beliau melihat Vira dan Irfan menangis tersedu di samping brangkar dimana Mirna sudah terbaring kaku di sana. Keadaan Mirna sudah tak bernyawa lagi. Setelah meninggalnya Mirna. Diana mengajak dan memperkenalkan Vira dan adiknya pada keluarganya hingga terjalinlah hubungan baik di antara mereka.

Diana melihat seperti ada rasa ketertarikan Dika pada Vira. Awalnya cuma iseng Diana menyindir kedekatan mereka, tapi ke sini-sini Dika akhirnya terus terang kalau dia memang menyukai Vira.

Terang saja Pria mana yang tak tertarik dengan sosok Vira, dia memiliki wajah cantik dan putih bersih, mata yang bulat dan juga bulu mata yang lentik. Bukan hanya fisiknya saja yang nyaris sempurna. Vira juga terkenal gadis yang rajin dan mandiri jelas itu membuat Diana dan suaminya menyukai Vira.

Waktu pun bergulir akhirnya Diana dan suaminya melamar Vira untuk menjadikannya menantu mereka. Awalnya Vira belum terlalu yakin dengan hadirnya Dika akan membuat dirinya melupakan cinta pertamanya pada Vicky. Namun lambat laun kebersamaan mereka, akhirnya Dika mampu membuat Vira tersenyum bahagia dan jatuh cinta padanya.

Sementara Vira yang sibuk dengan dunianya. Di tempat lain Vicky juga terlihat masih berkecimpung dalam pikirannya sendiri tentang Vira.

Wanita yang pernah dia goreskan luka di hatinya dengan perkataan kasarnya dahulu. Setelah kepergian Vira di dalam kehidupannya. Jujur saja, hati Pria yang masih melajang itu hancur lebur karena perasaan bersalah yang terus menyelimuti dirinya.

"Maafkan aku Ra... Seharusnya aku bertanya baik-baik dulu dan tak memarahimu waktu itu. Namun syukurlah, kamu baik-baik saja disini." gumamnya melirih, pandangannya kosong di depannya seraya mengepal kedua tangan kekarnya yang dingin di depan mulutnya sendiri.

Tok tok tok

Tiba-tiba saja suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya tentang Vira.

"Iya masuk!" serunya.

Pintu pun di buka lebar dari luar, seorang wanita muda berkacamata menyapanya ramah.

"Permisi Pak..."

"Iya, ada apa?"

"Tadi pagi Nona Sindy kemari. Tapi karena Pak Vicky sedang keluar mengikuti rapat, sedangkan Nona Sindy tak ingin menunggu lama, jadi Nona Sindy pergi keluar lagi. Katanya kalau Bapak sudah kembali, Nona Sindy menyuruh Bapak untuk menghubunginya cepat." terangnya.

Vicky menghembus nafasnya ke udara lalu mengerjap pelan dan mengangguk.

"Ya, baiklah terimakasih Mira, sudah memberitahuku!"

"Iya sama-sama Pak!" angguk wanita berambut sebahu itu.

Setelah menyampaikan pesan, sekretaris yang bernama Mira itu kembali ke ruang kerjanya, dengan malas Vicky meraih ponselnya di meja lalu menghubungi Sindy, yakni adalah adik sepupunya, putri dari adik bungsu Papanya.

Terdengar suara sambungan telepon terhubung. Namun gadis itu tak juga mengangkatnya. Hingga Vicky berdecak kesal karena lama tak ada jawaban terus darinya. Lantas dia meletakkan kasar benda pipihnya itu lagi di meja. Vicky pun kembali membenarkan kursi kerjanya dan fokus dengan layar komputer di depannya. Beberapa menit kemudian suara ponselnya berdering. Vicky melirik sekilas nama Sindy di layar gawainya lalu mengangkatnya.

"Kamu sudah sampai? Kenapa tak telepon saja dari tadi?!" tanyanya menggerutu seraya jari-jari tangan kanannya lincah menari di atas keyboard.

["Iya-iya maaf kak! Tadinya aku takut gangguin kerjaan Kakak sih..."] sahutnya di seberang dengan suara khas manjanya.

"Lalu sekarang kamu ada dimana dan sama siapa?" tanya Vicky lagi.

["Aku sebentar lagi mau ke kantormu kok Kak! Tak usah khawatir aku sama Dika"] ujarnya yang jelas terdengar ada suara kegembiraan yang terluapkan dari bibir gadis yang baru menginjak usia 23 tahun itu.

"Dika?! Siapa dia? Pacarmu?" selidiknya.

Vicky mengernyit tak suka jika mendengar sepupunya kini tengah berdekatan dengan seorang Pria. Bukan, bukan karena cemburu. tapi Vicky hanya merasa minder saja, karena lagi-lagi dia harus keduluan nikah oleh sepupu-sepupunya sendiri. Anak-anak dari adik-adiknya Papanya, Bagas. Mereka yang jauh lebih muda beberapa tahun dari usia Vicky, sudah menikah dan ada juga yang sudah memiliki anak. Sedangkan Vicky sendiri yang belum, dan baru saja dua bulan yang lalu Hanafi juga sudah menikah di usianya yang masih muda, 25 tahun. Jelas Vicky merasa tersaingi karena usianya sendiri sudah di atas 30.

["Iyaa lah Kak siapa lagi?!" ledeknya, sengaja Sindy mengungkapnya, memang dasarnya dia ingin memanasi Vicky agar kakak sepupunya itu cepat-cepat mencari calon istri.

["Barusan aku minta antar dan ngajak dia makan siang di Cafe dulu, perutku udah laper soalnya di perjalanan tadi aku belum sempat sarapan, lalu aku juga minta dia untuk temani aku belanja dulu keperluanku."] sahutnya lagi cengengesan.

"Ya sudah kalau begitu cepat kamu kembali ke kantor Kakak! Nanti aku antar kamu ke rumah kakak!"

["Oke Kak Vicky!Thank you...] jawabnya dengan riang.

Sindy lekas menutup sambungan telepon mereka. Vicky di sana hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melanjutkan lagi pekerjaannya.

Sementara itu di perjalanan Sindy dan Dika baru saja menaiki mobil di parkiran mall.

"Itu Kak Vicky ya? Kakak sepupumu yang sering kamu ceritakan itu?" tanya Dika yang langsung di angguki Sindy.

"Iya katanya dia sudah ada di kantornya. Kamu antar aku ke sana lagi ya. Sekalian kamu temui dia juga dan berkenalan."

"Sekarang?!" Dika sedikit tergugup karena dia merasa belum siap untuk menemui salah satu anggota keluarganya Sindy. Tadi pagi sebelumnya Dika memang sudah mengantar Sindy ke kantor Vicky. Tapi karena Vicky rapat. Mereka pun menghabiskan waktu bersama.

"Iyalah sayang... Masa harus nunggu besok sih? Aneh deh..." ujar Sindy sambil menggelayut manja di lengan Dika.

"Ah kamu tega sekali sih Sin. Aku masih kangen sama kamu. Baru saja kita bertemu pagi ini. Tadinya kupikir kita akan bersenang-senang dulu seharian. Menghabiskan waktu bersama." rajuk Dika seraya menangkup wajah Sindy dengan wajahnya yang kini terlihat merenggut kecewa. Bibir merah Sindy hanya tersenyum manis melihatnya, gadis itu pun membalas mengusap pipi Dika dengan lembut.

"Kita kan nanti bisa ketemuan lagi sayang... Kamu gak usah khawatir lagi aku akan jauh darimu. Sekarang aku akan menetap di sini selamanya. Karena Mama dan Papa memintaku untuk bekerja di kantornya Kak Vicky. Jadi... setiap hari ada waktu kita bisa ketemuan, iya kan!" ucapnya.

Deg

Jantung Dika seakan berhenti di sana. Seperti tersengat listrik wajahnya kini terlihat tegang dan agak pucat.

"Sayang kamu kenapa? Kok kayak ga suka aku bicara begitu?" tanya Sindy yang kini mengerutkan dahinya menatap lekat mimik wajah Dika.

Dika jelas tergagap. "Ah, a eeum.. Tidak ada apa-apa sayang tentu saja aku senang kok kamu akan menetap di Kota ini." ucapnya gelisah, dengan senyum yang sedikit di paksakan.

"Ya sudah, kalau begitu aku akan antar kamu lagi ke kantor Kakakmu..." ujarnya lagi menghilangkan kegugupan.

"Terimakasih sayangku..."Sindy dengan kilat mengecup pipi Dika lembut lalu tersenyum manis. "Jangan cemberut lagi yaa..." godanya seraya mengusap bibir seksi Dika dengan telunjuknya.

Lalu mereka lekas menaiki mobil. Dika pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalan kota metropolitan.

Tak ada setengah jam Sindy telah sampai kantor cabang milik keluarga Vicky di Jakarta.

"Kakaak... Apa kabarmu?" Sindy menghambur dan memeluk kakak sepupunya setelah masuk ruang kerja Vicky.

"Aku baik, bagaimana kabar tante dan juga om di Semarang?" tanya Dika setelah melepas pelukan adik sepupunya tersebut.

"Mereka juga baik kak... Oh ya Kak ini Dika.. Dika ini Vicky kakak sepupuku." Sindy mengenalkan mereka berdua.

"Hallo Kak Vicky, saya Dika..."

"Ya, Dika senang berkenalan denganmu..."

Keduanya pun kini saling berjabat tangan.

Bersambung....

...****...

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

ancurrrr...
ancurrrrr
hahhhhhhhh
vira....
semangat yaaa

2024-08-16

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

kasian Vira.. 😢
cepet ketauan aja tuh kelakuan Dika spt itu.
baru juga 5 bln nikah udah nyosor cewe lain... dasar cowo kegatelan !!

2022-12-09

0

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

kty dika suka sm vira / istrinya.. tpi kok mnjlin hub lg sm sindy... ??
ksian vira... cere aj vira klo dh tau dika main cwe lg ..

2022-07-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Cinta Masa Lalu
2 Kisah Mereka Di Masa Lalu
3 Rencana Shopia untuk Memisahkan Mereka
4 Pertemuan Pertama Vicky dan Dika
5 Feeling Vicky
6 Pov Vira Adelia
7 Kekalutan Dika
8 Menutupi Kebohongan Demi Mempertahankan
9 Sulitnya Berkata Jujur
10 Permintaan Sindy
11 Mulai Bersikap Acuh
12 Kepergok Adik Ipar
13 Secercah Harapan
14 Sifat Asli Dika
15 Senyuman Langka Vicky
16 Kisah Kita Sudah Usai
17 Harapan Yang Pupus
18 Hal Yang Wajar
19 Jangan Menodai Cinta
20 Mencari Tahu
21 Jatuh Pingsan
22 Hamil Tiga Minggu
23 Alasan Kamu Menjauhiku
24 Bolehkah Aku Memelukmu?
25 Ceraikan Aku!
26 Rencana Pernikahan Dika
27 Awal Pertemuan
28 Emosinya Sang Mama Mertua
29 Diana Yang Terpengaruh
30 Meluluhkan Hati Vira
31 Kedatangan Vicky
32 Kedatangan Vicky 2
33 Vira Hamil, Dika Shock
34 Amarah Dika
35 Rayuan Dika
36 Berpisah Lebih Baik
37 Vira Menghilang
38 Masih Dalam Pencarian Vira
39 Nyaris Di Lecehkan
40 Kebimbangan Di Hati Dika
41 Orang Kaya Mudah Bosan
42 Pernikahan Dika dan Sindy
43 Merahasiakan Demi Menjaga Perasaan
44 Setelah Perceraian
45 Jadikan Aku Ayah, Untuk Calon Bayimu
46 Pertemuan Mereka
47 Calon Suami VS Mantan Suami
48 Kodrat Wanita
49 Penyesalan Mama Mertua
50 Menantu Tak Berhati
51 Seperti Janjinya
52 Kenapa Cinta Datang Terlambat?
53 Perpisahan
54 Perhiasan
55 Kedatangan Shopia
56 Meminta Penjelasan
57 Butuh Seorang Istri
58 Jangan Lagi Terpisah
59 Kekhawatiran Vira
60 Aqilla Di Culik
61 Merebutkan Aqilla
62 Di Balik Kematian Citra
63 Kelegaan Di Hati Sang Adik
64 Lahirkan Banyak Anak Untukku
65 Usai Persidangan
66 Rindu Aqilla
67 Benih Fitnah
68 Perhiasan Yang Dijual
69 Tidak Adanya Ketenangan
70 Dika Mabuk, Riska Terlena
71 Ketakutan Sindy
72 Tidak Ada Mantan Anak
73 Sisi Baik dan Buruk Dika
74 Dua Ayah
75 Kesadaran Sindy
76 Kekacauan Di Pesta
77 Cinta yang Memudar
78 Hadiah Terindah dan Kabar Buruk
79 Kehilangan Penglihatan
80 Sindy Kehilangan Semangat Hidupnya
81 Sama-Sama Manusia Gila
82 Cinta Seorang Tukang Kebun
83 Satu Atap dengan Istri-Mantan Suami
84 Berikan Aqilla padaku
85 Sama-Sama Anak Korban Perselingkuhan
86 Semakin Mencintaimu
87 Sarapan Bersama
88 Pengumuman Karya
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bertemu Cinta Masa Lalu
2
Kisah Mereka Di Masa Lalu
3
Rencana Shopia untuk Memisahkan Mereka
4
Pertemuan Pertama Vicky dan Dika
5
Feeling Vicky
6
Pov Vira Adelia
7
Kekalutan Dika
8
Menutupi Kebohongan Demi Mempertahankan
9
Sulitnya Berkata Jujur
10
Permintaan Sindy
11
Mulai Bersikap Acuh
12
Kepergok Adik Ipar
13
Secercah Harapan
14
Sifat Asli Dika
15
Senyuman Langka Vicky
16
Kisah Kita Sudah Usai
17
Harapan Yang Pupus
18
Hal Yang Wajar
19
Jangan Menodai Cinta
20
Mencari Tahu
21
Jatuh Pingsan
22
Hamil Tiga Minggu
23
Alasan Kamu Menjauhiku
24
Bolehkah Aku Memelukmu?
25
Ceraikan Aku!
26
Rencana Pernikahan Dika
27
Awal Pertemuan
28
Emosinya Sang Mama Mertua
29
Diana Yang Terpengaruh
30
Meluluhkan Hati Vira
31
Kedatangan Vicky
32
Kedatangan Vicky 2
33
Vira Hamil, Dika Shock
34
Amarah Dika
35
Rayuan Dika
36
Berpisah Lebih Baik
37
Vira Menghilang
38
Masih Dalam Pencarian Vira
39
Nyaris Di Lecehkan
40
Kebimbangan Di Hati Dika
41
Orang Kaya Mudah Bosan
42
Pernikahan Dika dan Sindy
43
Merahasiakan Demi Menjaga Perasaan
44
Setelah Perceraian
45
Jadikan Aku Ayah, Untuk Calon Bayimu
46
Pertemuan Mereka
47
Calon Suami VS Mantan Suami
48
Kodrat Wanita
49
Penyesalan Mama Mertua
50
Menantu Tak Berhati
51
Seperti Janjinya
52
Kenapa Cinta Datang Terlambat?
53
Perpisahan
54
Perhiasan
55
Kedatangan Shopia
56
Meminta Penjelasan
57
Butuh Seorang Istri
58
Jangan Lagi Terpisah
59
Kekhawatiran Vira
60
Aqilla Di Culik
61
Merebutkan Aqilla
62
Di Balik Kematian Citra
63
Kelegaan Di Hati Sang Adik
64
Lahirkan Banyak Anak Untukku
65
Usai Persidangan
66
Rindu Aqilla
67
Benih Fitnah
68
Perhiasan Yang Dijual
69
Tidak Adanya Ketenangan
70
Dika Mabuk, Riska Terlena
71
Ketakutan Sindy
72
Tidak Ada Mantan Anak
73
Sisi Baik dan Buruk Dika
74
Dua Ayah
75
Kesadaran Sindy
76
Kekacauan Di Pesta
77
Cinta yang Memudar
78
Hadiah Terindah dan Kabar Buruk
79
Kehilangan Penglihatan
80
Sindy Kehilangan Semangat Hidupnya
81
Sama-Sama Manusia Gila
82
Cinta Seorang Tukang Kebun
83
Satu Atap dengan Istri-Mantan Suami
84
Berikan Aqilla padaku
85
Sama-Sama Anak Korban Perselingkuhan
86
Semakin Mencintaimu
87
Sarapan Bersama
88
Pengumuman Karya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!