Perceraian

🌺🌺🌺

Intan menggeliat bangun dari tidurnya. Ia menoleh ke arah ranjang disampingnya, mencari suaminya. Ternyata ranjang disampingnya kosong. Gorden kamar hotel tempat mereka menginap juga masih tertutup, lampu juga masih menyala. Mungkin Mas Rayan sedang mandi, batin Intan.

Intan mendengar dengan seksama suara dari kamar mandi. Akan tetapi, hening. Tak ada suara apapun.

"Mas...!" panggil Intan.

Hening tak ada sahutan.

"Mas Rayan. Apa kamu di kamar mandi?" panggil Intan sekali lagi.

Tak ada sahutan. Bergegas Intan menuju kamar mandi. Dibukanya pintu kamar mandi. Ternyata kosong, tak ada Rayan di sana. Bahkan wastafel pun kering seolah belum pernah digunakan.

Intan bertanya-tanya, Mas rayan pergi kemana, ya? Ya sudah mungkin aku mandi dulu. Berendam air hangat pasti menyegarkan. Percintaan semalam membuat badannya sakit semua. Intan melihat pantulan tubuhnya di cermin. Bekas merah di sana-sini membuatnya tersenyum malu mengingat kejadian semalam.

Selesai berendam cukup lama. Intan pun mencari baju di koper yang belum sempat mereka bongkar. Di situlah Intan menyadari koper suaminya menghilang. Pakaiannya juga tak ada di penjuru kamar, sepatunya, semuanya raib seolah tak pernah ada jejak Rayan di sini. Hati Intan berdegup kencang. Ia merasa sesuatu telah terjadi. Apa yang terjadi dengan suaminya, batinnya bingung.

Matanya bertatapan dengan surat yang tergeletak di atas meja di samping tempat tidurnya. Intan membukanya dengan terburu-buru. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada suaminya. Begitu membacanya, tangan Intan bergetar hebat. Air matanya bercucuran.

Dear Intan,

Maafkan aku karena membuat keputusan ini.

Karena suatu alasan yang tidak bisa kusebutkan, aku ingin kita berpisah. Pengacaraku akan mengurus proses perceraian kita.

Ada kartu ATM dan alamat rumah yang bisa kamu pakai. Bersenang-senanglah. Aku tidak akan mengganggumu lagi.

Salam,

Hendrayan

Intan terdiam tanpa kata mengetahui kalau Rayan telah menceraikannya. Hatinya yang kemarin berkembang besar tiba-tiba pecah berkeping-keping. Air matanya menetes tanpa henti tanpa bisa ditahannya. Intan menangis keras sampai kehabisan nafas. Bahkan tangisan tak bisa meringankan sesak dihatinya. Tubuh Intan pun limbung. Tak kuasa menahan rasa sakit yang membuncah. Intan pun pingsan dengan surat Rayan yang masih berada ditangannya.

"La la la... Lalala... "

Suara dering telfon yang nyaring menyadarkan Intan dari pingsannya. Entah sudah berapa lama dia tergolek pingsan.

Dengan gerakan lambat Intan mencari tahu siapa yang menelepon, ternyata Mamanya menelepon.

"Halo" suara Intan bergetar mengangkat telepon Mamanya. Ia ingin memeluk Mamanya saat ini.

"Nak, ada apa? kenapa kamu tidak angkat telefon? apa yang terjadi? kenapa Papamu marah-marah? ada apa ini?" tanya Mama Intan bertubi-tubi.

Mendengar pertanyaan Mamanya yang bertubi-tubi mau tak mau air mata kembali menggenangi pelupuk mata Intan. Intan mencoba menahannya agar tidak menangis.

"Aku diceraikan oleh Mas Rayan," kata Intan dengan suara bergetar.

"Apa...!" teriak Mamanya diseberang telefon dengan histeris, "bagaimana bisa nak? apa yang terjadi? ada masalah apa sampai kalian bisa bercerai? Kalian kan baru menikah kemarin."

"Aku tidak tahu, ma," jawab Intan yang mulai menangis.

Terdengar suara Mamanya yang menangis pilu.

"Kamu dimana? Mama akan menjemputmu."

"Aku baik-baik saja Ma, aku perlu menenangkan diri. Aku belum bisa pulang. Aku akan mengabari mama nanti."

"Nak, janji pada mama jangan melakukan hal-hal yang di luar batas. Jangan bunuh diri, nak! Mama tak bisa hidup tanpamu."

"Aku tidak akan melakukannya. Aku sayang Mama. Aku berjanji akan bertahan hidup apapun caranya. Saat ini aku belum bisa pulang. Mama tolong mengerti, aku belum siap menghadapi apa kata orang-orang."

"Nak..." kata Mamanya memelas.

"Jangan sedih Ma, aku baik-baik saja."

Intan langsung menutup telfonnya karena ia sendiri tak kuasa membendung air matanya demi terlihat tegar dimata Mamanya.

Usai telfon dari Mamanya Intan langsung mematikan ponselnya. Rupanya rumor cepat sekali beredar. Ada banyak telefon dan pesan masuk yang menanyakan apa benar dia telah bercerai.

Mengingat kata cerai tak urung membuat Intan kembali menangis. Matanya sembab, merah dan perih. Hatinya sakit. Apakah di kehidupannya dulu, dia seorang penjahat sehingga sekarang dia mendapat cobaan sedemikian rupa. Suara di kamar hotel hanya tinggal isak tangisnya yang lama kelamaan hilang. Ia telah tertidur karena kelelahan menangis.

🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

rintik

rintik

sesak di dada🥺😩😫

2021-11-29

0

via

via

kasian intan 😭😭😭

2021-07-27

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

tega Rayan ke intan

2021-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!