Bulan Kesembilan
🌺🌺🌺
Angin sepoi sepoi di pantai saat sore itu memainkan rambut Intan yang hitam panjang, wajah manisnya teduh disinari mentari sore yang keemasan, burung camar menyambar-nyambar permukaan laut mencari ikan. Semua begitu indah lengkap dengan seorang cowok tampan nan maskulin dengan senyum manis memabukkan, Hendrayan, tunangannya, yang seminggu lagi akan menjadi suaminya. Hendrayan menggenggam tangannya sambil tersenyum, Intan balik tersenyum.
"Kau sangat cantik, berkilau seperti namamu, Intan. Aku bersyukur kita berjodoh."
"Apa tidak terbalik. Aku yang harusnya bersyukur, kau sangat tampan dan juga baik hati."
Mendengar kata baik hati Hendrayan mengerutkan keningnya. Lalu sedetik kemudian ia rileks lagi.
Meski Rayan mengerutkan keningnya sekilas, Intan melihatnya.
"Ada apa mas, apa ada yang kamu fikirkan? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
"Tidak ada. Ya, hanya masalah pekerjaan. Aku harus menyelesaikan semuanya sebelum kita bulan madu."
Intan bersemu merah sewaktu mendengar kata bulan madu. Meski hidup di zaman modern, ia cukup kolot dan keras kepala untuk tidak bergaul dengan bebas. Sehingga ia hampir tidak punya pengalaman dengan lelaki. Hanya Hendrayan yang mampu meluluhkan hatinya, lelaki kepercayaan Papanya di perusahaan. Rayan terkenal akan keunggulan dan tanggungjawabnya yang tinggi pada perusahaan.
"Kita menikah saja belum, sudah memikirkan bulan madu," seloroh Intan.
"Aku sudah tidak sabar," ujar Rayan sambil mengedipkan matanya, menggoda tunangannya.
🌺🌺🌺
Intan sedang asyik dengan laptopnya, sibuk chatting dengan customer di toko online-nya ketika ibunya mengetuk pintu
"Masuk."
"Masih sibuk, nak?" tanya Mamanya.
"Sedikit lagi Ma, aku harus menyelesaikan transaksi hari ini, karena nanti online shopku akan tutup sementara saat aku menikah dan bulan madu. Oia, ada apa ma. Apa ada sesuatu yang dirisaukan?" tanya Intan.
"Begini, nak. Mama beberapa hari ini mimpi buruk. Mama takut terjadi sesuatu padamu, nak."
"Mama kan sudah mengenal Mas Rayan dengan baik. Aku juga mencintainya." Kata Intan sembari menutup laptopnya dan fokus pada Mamanya.
"Apapun mimpi Mama, mimpi itu mungkin hanya bunga tidur, bukan pertanda sesuatu. Jadi, mama tenang, ya. Doakan yang baik-baik saja untuk Intan."
"Tapi naluri mama mengatakan sesuatu yang buruk."
"Apa perlu kita tunda nikahnya, Ma," usul Intan hati-hati. Jujur ia merasa intuisi Mamanya agak kurang tepat, mengingat pernikahannya berlangsung esok hari, bahkan kurang dari 24 jam.
"Mungkin Mama yang belum bisa menerima putri semata wayang Mama menikah," ujar Mama Intan yang akhirnya mengalah dengan intuisinya
"Aku baik baik saja Mama," kata Intan menenangkan, "Mas Rayan akan menjagaku dengan baik."
"Ya sudah, cepat tidur sana, jangan sampai ada mata panda disini" kata Mamanya.
Saat beranjak tidur, mau tak mau Intan terkenang apa kata Mamanya. Intan hanya bisa berdoa semoga besok semuanya berjalan lancar.
🌺🌺🌺
Rayan mengetuk-ngetuk ujung jarinya pada meja bar, segelas wine yang masih utuh tak sedikitpun disentuhnya, ia tak boleh mabuk dan mengacaukan hari pentingnya. Esok adalah hari penentuan balas dendamnya, semakin sakral dan khidmat perayaan pernikahannya maka pembalasannya akan semakin sakit.
Suara hiruk-pikuk tak sedikitpun menggoyahkan lamunan Rayan, gadis-gadis yang bergelayut manja dikanan-kirinya mencoba menarik perhatiannya seperti biasa. Namun, Rayan bersikeras tak meladeni, ia harus menghemat energinya, karena Rayan bertekad akan menghabiskan malam pengantin yang tak terlupakan bagi Intan dan juga Pak Wibowo, jahanam yang telah mengirim ibunya ke rumahsakit jiwa. Ia akan membuat seluruh Indonesia tahu aib memalukan yang akan menimpa keluarga konglomerat Wibowo.
"Aih....Betapa beruntungnya aku, aku akan mendapatkan kepuasan dengan tidur dengan gadis itu, sekaligus kepuasan balas dendam pada Pak Wibowo. Benar-benar sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Aku sungguh tak sabar," ujar Rayan sambil menenggak habis wine ditangannya. Rayan lantas bangkit dan beranjak pergi, Ia tak boleh mabuk malam ini, Ia harus cukup sadar untuk menikmati balas dendam yang sudah lama disiapkannya. "Pak Wibowo, tunggu balas dendamku, karena kamu menghancurkan ibuku, maka aku, Hendrayan, akan menghancurkan hidup putrimu," tekad Rayan.
🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
naluri seorang ibu😌
2022-03-31
1
rintik
baru mampir,,, awal yang sadis 🧐
2021-11-29
0
via
koq bab pertama udah bikin deg degan...mari kita nikmati alurnya 😁
2021-07-27
0