NovelToon NovelToon

Tak Cinta Bukan Berarti Lampu Merah

SAH

Aisyah yang biasa dipanggil Ais, dihari yang seharusnya menjadi hari bahagia nya. tapi justru Ais telihat bersedih. matanya berkaca-kaca mengisyaratkan kepedihan yang mendalam

Hari ini dirinya akan menjadi seorang istri dari laki-laki yang belum dikenalnya. dirinya hanya melihat sekilas foto yang pernah Abah tunjukkan sekilas. bahkan tanpa menanyakan kesediaan Ais atau pendapat Ais. Abah langsung menyetujui pinangan dari dari keluarga Danu Dirgantara. karena disini keputusan Abah itu mutlak tidak bisa diganggu gugat.

Tok.. tok..

"Ais, umi masuk ya"

Ais hanya diam menetap luar dari balik jendela. matanya menerawang pandangan nya kosong.

"Ais" ucap Zaroh ibunya Aisyah

"Umi" jawab Ais kaget melihat Umi nya sudah berada disampinnya.

"Kenapa kamu sedih putriku? hari ini hari pernikahanmu. tidak seharusnya kamu bersedih"

"Umi, bisakah Ais melakukan nya? bisakah Ais menjalani ibadah ini umi? bukankah menikah itu ibadah terlama? kenapa Abah tidak menanyakan kesanggupan Ais? kenapa Abah yang memutuskan?" tangis Aisyah pecah

"Putriku Ais, apa maksud kamu nak?" Bu Zaroh menatap Aisyah

"Umi, Ais tidak mencintai laki-laki ini bahkan Ais tidak mengenal nya. bagaimana Ais bisa menikah dengan laki-laki yang Ais tidak cinta?"

"Ais anakku. Abah tidak mungkin menikah kan kamu dengan orang yang salah. cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu anakku. mungkin kamu belum mengenal calon suami kamu. tapi setelah nanti kalian menikah, kalian bisa belajar saling mencintai" nasihat Bu Zaroh

"Ais sudah mencintai orang lain umi" Aisyah terisak

"Apa? siapa Ais? kenapa Ais tidak pernah menceritakan nya?" Bu Zaroh kaget

"Apa dengan Ais menceritakannya, akan merubah keputusan Abah? Abah selalu memutuskan segala sesuatu tanpa mau mendengar pendapat yang lain. seperti halnya pernikahan kak Ulya. semuanya Abah yang memutuskan. umi lihat bagaimana pernikahan kak Ulya sekarang? harus berbagi suami dengan wanita lain" ucap Aisyah

"Poligami tidak dilarang putriku. jangan bicara seperti itu" Bu Zaroh menasehati

"Ais tau umi, Ais tidak membenci syariat poligami karena memang itu ada dalam tuntunan islam. tapi bagi yang mampu bersikap adil. sedangkan suami kak Ulya hanya manusia biasa dia bukan Rosul yang akan mampu bersikap adil. apa Abah pernah bertanya pada kak Ulya apakah dirinya benar-benar bahagia hidup dipoligami? apa Abah pernah bertanya seperti apa kehidupan yang dijalani kak Ulya setelah dipoligami?"

"Ais, kenapa kamu seperti ini?"

"Maafkan Ais umi. Ais tau, Ais salah tidak sepantasnya Ais bicara seperti ini pada umi." Ais menangis memeluk uminya.

"Ais, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, umi minta belajar lah menjadi istri yang sholihah. lupakan laki-laki itu." ucap Bu Zaroh

"Umi saat ini dia sedang belajar di Madinah, apa yang harus Ais katakan saat nanti dia kembali? Ais sudah berjanji akan menunggu nya kembali" kembali Ais meneteskan air mata nya.

"Akan berdosa jika kamu masih memikirkan laki-laki lain sementara kamu sudah bersuami. umi harap Ais mengerti itu. jangan kecewakan Abah dan umi putriku. lupakan lah dia. Ais..mungkin dia bukan jodoh mu. Terimalah jodoh yang sudah Alloh siapkan untuk mu. manusia berencana tapi Alloh yang menentukan. tegas Bu Zaroh

Lagi-lagi Ais merasa percuma menceritakan semuanya pada orang tuanya karena itu tidak akan merubah apa-apa. umi pun tidak akan mampu berbuat apa-apa meski pun ingin. karena umi adalah wanita yang tidak pernah membantah Abah sekali pun. apapun yang dikatakan Abah pasti itu yang akan dilakukan.

Bukan umi tidak mau tau tentang pernikahan putri pertama meraka yang sekarang harus hidup berbagi suami. tapi karena umi dan Abah tau sekarang hidup kak Ulya adalah tanggung jawab suaminya yang umi tidak boleh ikut campur terlalu dalam.

hanya sesekali Umi menanyakan kabar, kak Ulya selalu mengatakan dirinya baik-baik saja tapi Aisyah tau kakak nya menutupi sesuatu tampak jelas guratan wajahnya kalau kak Ulya menyimpan kegetiran.

Aisyah melihat ponsel yang saat ini ada di tangan nya.

terlihat notifikasi diponsel nya pesan dari Ilham laki-laki yang dicintainya yang saat ini sedang menimba ilmu di Madinah. ingin rasanya Ais mengatakan yang sebenarnya terjadi dalam hidup nya hari ini. namun Ais kembali mengurungkan niatnya, tidak ingin membuat Ilham kepikiran. lebih tepatnya Ais tidak ingin ingin mempengaruhi study Ilham disana. Ais tau tidak mudah bagi Ilham untuk bisa belajar disana. berbekal biasiswa Ilham bisa belajar di Madinah.

"Maafkan aku Ilham, aku tidak mungkin mengabari kamu tentang pernikahan yang tidak aku inginkan ini. aku tau hal ini akan mengganggu belajar kamu. kamu harus berhasil dan jadi orang sukses. mungkin kita memang tidak ditakdirkan berjodoh. aku akan mendoakanmu, semoga kamu bertemu wanita sholihah tidak seperti ku" Gumam Aisyah meneteskan air mata nya dan menghapus nomer Ilham dari ponselnya

Tak lama, kak Ulya menghampiri nya dan meminta Ais untuk keluar karena ijab qobul akan dilangsungkan.

"Kak, apa kakak bahagia menikah dengan laki-laki yang tidak kakak cintai?" tanya Aisyah

"Kenapa bertanya seperti itu dek?" Ulya balik tanya

"Jawab saja kak, apa kakak bahagia?" kembali Aisyah bertanya

"Ais.. sebuah pernikahan itu adalah ibadah. asal kita meniatkan nya karena Alloh insyaallah pasti bahagia" ucap Ulya

"Berarti kakak bahagia menjalani pernikahan kakak?" Ais menatap Ulya

"Adikku Ais, kasus kita berbeda." ucap Ulya

"Kakak tidak bahagia kan? kakak pura-pura bahagia kan?" ucap Aisyah

"Bukan kakak tidak bahagia, mas zidan sangat baik sama kakak. hanya saja ilmu kakak yang mungkin masih kurang hingga masih harus belajar lagi untuk berbagai hati."

Lagi-lagi Ulya memilih diam tak mau membagi masalah rumah tangganya dengan siapa pun termasuk pada Aisyah adiknya.

Aisyah yang kini pasrah tidak lagi berdebat. Aisyah duduk disamping laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. laki-laki yang akan menuntunnya menuju surga Alloh. tapi benar kah dirinya bisa menjalani ibadah terlama ini bersama dengan nya? sementara hati nya sudah tarpaut laki-laki lain. apakah dirinya akan berdosa karena mencintai laki-laki yang bukan suaminya?

Sebagai wanita yang di didik dan dikenal kan agama sejak kecil tentu saja Aisyah tau kalau dirinya akan berdosa jika mencintai laki-laki lain yang bukan suaminya. jangankan mencintai, hanya memikirkan saja dirinya sudah berdosa.

"Ya Alloh kuatkan hatiku, jika memang ini takdir ku dan dia jodohku. buatlah aku jatuh cinta padanya. dan hapus lah rasa cintaku untuk mas Ilham" Batin Aisyah sesaat sebelum ijab qobul dimulai.

Tanpa melihat wanita yang saat ini ada disamping nya Danu mengucapkan ijab qobul untuk satu kali tarikan.

hingga semua saksi mengatakan"Sah"

KEHENDAK ABAH

Saat ini Aisyah sudah sah menjadi istri dari seorang pengusaha muda yang terkenal sangat dingin dan sukses dalam karirnya.

Danu Dirgantara, tiga puluh tahun dan merupakan pengusaha Garment yang sukses diusianya yang tergolong muda.

Sedangkan Aisyah hanya seorang mahasiswa semester awal usianya baru menginjak dua puluh tahun. namun diusia nya yang cukup muda ini dirinya harus rela menjadi seorang istri lantara bakti nya terhadap orang tuanya.

Bahkan perbedaan usia diantara mereka seolah tak menjadi bahan pertimbangan oleh Abah.

Danu adalah anak dari sahabat lama Abah, dan sudah sejak lama mereka memang bercita-cita kelak ingin menikahkan anak-anak mereka. harus nya kak Ulya yang usia nya sepantaran dengan Danu tapi karena kak Ulya sudah lebih dulu menikah Aisyah lah yang akhirnya harus menikah dengan Danu untuk menepati janji kedua sahabat ini.

*Flashback*

"Ais, Abah memanggilmu"

"Iya, Umi" jawab Ais yang sedang belajar dikamar nya.

Ais duduk disebelah Umi, dan Abah menunjukkan sebuah foto seorang laki-laki

"Ais, laki-laki yang ada didalam foto ini adalah colon suami mu" ucap Abah

Ais masih diam tidak mengerti

"Iya Ais, dia laki-laki pilihan Abah yang akan menikahimu" ucap Bu Zaroh

"Nikah?" Ais terkejut

"Iya Ais, sekarang usia mu sudah cukup untuk segera menikah. tidak baik perempuan terlalu lama sendiri, karena akan menjadi fitnah dan bisa terjerumus kedalam dosa zina" ucap Abah

"Abah, Ais baru 20 tahun, Ais juga masih ingin melanjutkan kuliah sampe selesai dan Ais juga ingin kelak menjadi wanita karir" ucap Ais

"Siapa yang melarang semua itu? tidak ada yang akan melarang. Ais masih tetap bisa kuliah, Ais masih tetap bisa menjadi wanita karir seperti keinginan Ais. menikah tidak akan merubah semua itu. Abah sudah bicarakan semua itu dengan calon suami kamu. dan kami sudah menyetujui itu. Ais akan kuliah seperti biasa. yang membedakan selain Ais mahasiswa Ais adalah seorang istri. dan kewajiban Ais akan bertambah. hanya itu saja" jelas Abah

"Mana bisa seperti itu Abah? Ais tidak bisa Abah. bukankah menikah itu ibadah terlama Abah? mana bisa Ais menjalani ibadah terlama dengan orang yang Ais tidak cintai?" ucap Ais

"Menikah tidak harus dengan cinta Ais, karena cinta itu nanti akan hadir seiring waktu kalian bersama. cukup niatan untuk beribadah dan semata-mata karena Alloh. selama kamu meniatkan untuk Alloh tidak ada yang sulit Ais. Abah sudah putuskan. kalian akan menikah bulan depan" ucap Abah

"Bulan depan? kenapa begitu cepat Bah? Ais belum siap menikah" ucap Ais

"Siap tidak siap pernikahan itu akan terjadi. Abah sudah putuskan."

Abah pergi meninggalkan Ais dan ibunya

"Bah, Abah. Ais tidak mau bah" teriak Ais

"Umi, tolong jangan paksa Ais menikah dengan orang yang tidak Ais cintai, Ais tidak bisa Umi. Ais masih ingin mengejar mimpi Ais" rengek Ais

"Ais sayang, apa yang Abah lakukan semua demi kebaikan Ais. mungkin saat ini Ais marah sama Abah tapi suatu saat Ais akan berterima kasih sama Abah" ucap Bu Zaroh

"Tidak Umi, Ais tidak bisa" rengek Aisyah

"Menurut saja sama Abah mu nak, Semua demi kebaikan mu"

"Kebaikan siapa Umi? kebaikan Ais apa kebaikan Abah?" tanya Ais kesal.

Dan lagi-lagi suara Ais tidak akan pernah didengar dirumah ini. Hanya Abah yang berhak mengambil keputusan.

Ais berlari kekamar nya, mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja belajarnya.

"Assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam" terdengar kak Ulya menjawab salam dari sebrang telpon nya.

"Kak, Ais dipaksa menikah sama Abah" tangis Ais pecah

"Iya, sebenarnya kakak sudah tau. Umi sudah menceritakan semuanya sama kakak. namanya Danu, anak teman Abah. dan perjodohan ini sudah lama diatur mereka. jauh sebelum kita lahir mereka sudah berencana suatu saat ingin menikahkan anak-anak mereka. tapi orang tua Danu pindah keluar negari untuk mengurus bisnisnya selama bertahun-tahun tidak pernah lagi kembali ke Indonesia. Hingga Abah melupakan janji itu dan menikah kan kakak dengan suami kakak yang sekarang." ucap kak Ulya

"Jadi Ais ini hanya dijadikan pengganti kak Ulya?"

"Bukan Ais, pada dasarnya Abah tidak menyebutkan siapa yang akan dijodohkan dengan Danu, tapi karena Danu seumuran dengan kakak mungkin saat itu Abah berpikir kakak yang akan dijodohkan. tapi karena lama tidak ada kabar Abah mengira Om Herman lupa dengan janji nya." terang Ulya

"Itu sama saja kak, apa bedanya? tetap saja. Ais dijadikan penganti. kenapa Abah egois sekali"

"Danu orang yang baik, kakak pernah melihat nya sewaktu kami kecil dulu"

"Kak Ais tidak bisa, kakak tau kan, Ais sudah berjanji sama Ilham. akan menunggu Ilham pulang. tapi Abah tidak mau mendengarkan Ais. Abah tetap memaksa agar Ais menikah dengan orang yang sama sekali belum pernah Ais lihat"

"Dek, kakak faham. tapi kamu tau Abah seperti apa? Ucapan kakak pun tidak akan didengar oleh Abah. kamu yang sabar ya dek. ini takdir yang harus kami jalani. mungkin kamu dan Ilham memang tidak berjodoh.ingat adikku manusia boleh berencana tapi Alloh yang maha penentu. dan yang pasti apapun yang Alloh takdir kan untuk kita pasti yang terbaik." nasehat Ulya

"Apa kakak bahagia menikah tanpa cinta? dan sekarang harus berbagi suami?" tanya Aisyah

"Sudah ya, tidak usah bahas kakak. kakak baik-baik saja. kakak bahagia!" Ucapnya

"Ikhlas lah menjalani takdir ini. Percayalah niat Abah baik" tambah nya

"Termasuk membuat kakak dipoligami?" Tanya Ais ketus

"Jangan salah kan Abah dek, pada dasarnya kakak tau. Abah ingin yang terbaik untuk anak-anak nya. hanya saja jalan takdir kakak seperti ini. keiklasan kakak diuji dengan berbagai suami. dan itu tidak salah."

"Entah terbuat dari apa hati kamu kak? ya sudah kak, Ais mau sholat dulu. assalamu'alaikum" Ais menutup telpon nya

"Walaikumsalam" Jawab Ulya

Aisyah terus memikirkan kehidupan seperti apa yang nanti akan dijalaninya bersama orang yang sama sekali tidak dikenal nya. dan Bagaimana nanti dirinya harus menjelaskan ini semua pada Ilham. Ais tidak bisa membayangkan bagaimana kecewa nya Ilham pada dirinya. janji yang sudah mereka buat untuk sama-sama memantaskan diri setelah mereka lulus kuliah.

Ais terus menangis mengingat Ilham.

tidak bisa membayangkan betapa kecewa nya Ilham jika mengetahui semua ini.

"Jika memang Ilham bukan jodohku, semoga Ilham akan mendapat jodoh yang lebih baik dari ku, dan kuat kan lah kami.

Maaf kan aku Ilham, bukan aku tak menepati janji kita, hanya saja aku tak mampu menolak keinginan Abah" batin Aisyah dan air matanya kembali membasahi pipinya.

*flashback off"

MENGIKUTI SUAMI

"Ais, kenapa masih disini? suami dan ibu mertuamu sudah menunggu diluar" ucap Bu Zaroh menyentuh bahu Ais

"Apa Ais benar-benar harus pergi dari sini mi? apa Ais tidak boleh tinggal disini saja?" tanya Ais tampak berat meninggalkan rumah yang sejak kecil di tingalinya.

"Ais, sekarang kamu seorang istri. dimana pun suamimu tinggal disitu lah tempat mu nak. jadilah istri sholihah. sekarang surgamu tergantung ridho suamimu. baik-baik lah sama Danu." Bu Zaroh menasehati

"Umi" Ais menangis memeluk ibunya

"Yang sabar ya nak, belajar cinta suamimu. Umi do'akan semoga Ais selalu bahagia. maafkan Umi yang tidak bisa menjadi ibu yang baik. tapi percayalah Umi menyayangi kalain." tangis Bu Zaroh

"Tidak umi, umi ibu terbaik. maafkan Ais juga umi sudah sering menyusahkan umi dan Abah" tangis Ais

"Ais, kamu anak yang baik. umi yakin Alloh Akan selalu menjaga Ais dan InsyaAllah Ais akan bahagia bersama Danu" ucap Bu Zaroh menghapus air mata Ais

Ais kembali memeluk ibunya.

Diruang tamu Ais melihat kedua mertua dan laki-laki yang saat ini sudah menjadi suami nya.

Ais menyalami kedua mertuanya dan suami nya tanpa melihat wajahnya. begitu juga dengan Danu tampak acuh saat berjabat tangan dengan Ais

"Menatu Mama cantik sekali. sini sayang duduk disamping Mama" ucap Bu Retno

Ais menurut dan duduk disamping ibu mertuanya.

"Sayang, mulai hari ini kamu bukan hanya sekedar menantu bagi Mama tapi kamu juga anak perempuan Mama. mama bersyukur Danu menikah dengan kamu." ucap Bu Retno

"Ais, sekarang kamu sudah bukan tanggung jawab kami lagi. tapi sekarang kamu adalah tanggung jawab suamimu. Surgamu ada pada ridho suamimu. jadilah istri sholihah, menurut sama suami selama bukan kemaksiatan Ais wajib menaati perintah suami." Pesan Abah

"Iya Abah" jawab Ais singkat

Walaupun hatinya menangis tapi Ais tetap menurut, Ais sudah pasrah dan menerima takdirnya.

Sekeras apa pun Ais menolak jika Alloh sudah mentakdirkan Dirinya berjodoh dengan Danu makan terjadilah.

Dan sekuat apapun dirinya mencintai Ilham kalau Alloh tidak mentakdirkan mereka berjodoh pasti tidak akan bersatu.

Dan ternyata Alloh mentakdirkan Danu lah yang menjadi Imamnya. menjadi jembatan menuju surga Alloh.

"Baiklah kalau bagitu kami pamit pulang dulu" ucap pak Herman

"Umi" Ais menangis memeluk ibunya

"Baik-baik disana ya Ais, ingat pesan-pesan umi. jadilah istri Sholihah." ucap Bu Zaroh mengusap air mata Ais

"Ais pamit Bah" ucap Ais menyalami dan mencium tangan Abah

"Hati-hati ya Ais, taatilah suamimu" Abah mengusap punggung Ais

Ais kini sudah menjadi bagian dari keluarga suami nya.

sesampainya dikediaman pak Herman, bik Siti yang merupakan asisten rumah tangga dikeluarga ini menyambutnya dengan hangat.

"Ini Bik Siti, dia yang mengurus Danu sejak kecil" ucap Bu Retno

"Aisyah" ucap Ais memperkenalkan diri

"Cantik sekali istri den Danu" Bik siti kagum

Danu yang seolah tak perduli dengan keberadaan Ais segera pamit pergi

"Karena acara sudah selesai Danu pergi dulu" ucap Danu tanpa melihat Aisyah

"Mau kemana? ini kan hari pernikahan kamu. kenapa malah pergi?" tanya Bu Retno

"Kan sudah selesai nikah nya. Danu ada pekerjaan" ucapnya

"Danu, apa tidak bisa ditunda pekerjaannya?" tanya pak Herman

"Tidak bisa pa, papa kan tau saat ini perusahaan sangat membutuhkan Danu. bagaimana bisa Danu santai-santai dirumah sedangkan karyawan Danu lembur semua" ucap Danu

"Danu pergi, Assalamu'alaikum" ucap Danu melambaikan tangan

"Mas Danu" panggil Aisyah menghentikan langkah suaminya masih sedikit menundukkan kepalanya.

Mendengar Aisyah memanggilnya Danu berhenti dan berbalik melihat Aisyah

Aisyah mendekat dan mengulurkan tangannya

"Apa?" ucap Danu datar

"Tangan mas Danu" jawabnya

"Kenapa?" Danu belem mengerti

Aisyah meraih tangan Danu dan menciumnya

"Assalamu'alaikum" ucap Aisyah

"Walaikumsalam" jawabannya Danu dan segera pergi

Pak Herman dan Bu Retno saling berpandangan dan tersenyum

"Aisyah, Danu sebenarnya anak yang baik. hanya saja sikap nya memang sedikit dingin. kamu yang sabar ya" ucap Bu Retno memegang bahu Aisyah

"Iya ma" jawab Aisy senyum

Meskipun Aisyah tidak mencintai Danu. tapi sebagai istri Aisyah akan menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.

"Bik antar Ais kekamar Danu ya" ucap Bu Retno

"Baik Nyonya, mari non, bibik antar ke kamar den Danu. kamar Den Danu ada dilantai atas."ucap Bik Siti

Sesampainya dikamar, Aisyah melihat kamar Danu yang begitu besar. mungkin kamar ini setengah dari luas rumahnya. Aisyah memang dari keluarga yang cukup terpandang. namun Abah memilih cara hidup sederhana. rumah pun sederhana. Abah lebih melihat fungsi nya. Abah adalah seorang pendakwah dan pemuka agama yang cukup terkenal. tidak heran banyak orang yang mengharapkan bisa berbesanan dengan beliau.

Banyak Kyai-kyai yang ingin berbesanan dengan beliau seperti mertua Ulya pun seorang kyai terkenal. tapi kali ini Aisyah tidak dinikahkan dengan anak kyai lantaran janjinya pada pak Herman sabahatnya. beliau sahabat Abah sewaktu mereka masih menimba ilmu di pesantren dulu. namun pak Herman lebih memilih menjadi pengusaha setelah lulus dari pesantren.

Aisyah melihat foto yang ada dikamar suaminya. menatap nya lekat. karena sejak Danu resmi menjadi suaminya pun Aisyah belum begitu melihat suaminya itu. lantara Aisyah terbiasa menundukkan pandangan dengan lawan jenis.

Dret... dret..

panggil masuk dari luar negeri

Sekilas Aisyah tau, itu pasti Ilham karena menggunakan telpon dengan kode Medinah.

Ya, nomor hape Ilham memang sudah diblokir olehnya. Aisyah yang kini sudah menjadi seorang istri tidak mungkin lagi bagi nya untuk berhubungan dengan laki-laki lain. selain itu Aisyah juga tidak ingin Ilham kecewa dan mengganggu belajar nya.

"Maafkan aku mas, maafkan aku" gumam Aisyah menangis

Aisyah membiarkan ponselnya berdering dan tidak berniat mengakatnya.

"Ya Alloh, kini aku sudah menjadi istri dari mas Danu. hilangkan lah perasaan ini. dan tumbuhkan lah rasa cinta dihatiku untuk suamiku" Aisyah berdo'a karena Aisyah tahu Alloh lah sebaik-baiknyanya penolong baginya.

Aisyah membuka isi koper nya dan meletakkan pakaian-pakaian nya dilemari yang sama dengan Danu. Aisyah sempat kebingungan meletakkan pakaian nya karena hampir seluruh isi lemari sudah di penuh dengan pakaian Danu

Kini Aisyah sudah selesai membereskan barang-barang nya. Aisyah juga sudah mandi.

Aisyah melihat jam dikamar nya dan menunjukkan pukul 22.15 WIB.

Aisyah yang tidak melihat tanda-tanda suaminya akan pulang memutuskan untuk tidur karena memang dirinya sudah sangat mengantuk. serangkaian acara siang ini membuatnya kecapean.

Di sebuah club malam, Danu sedang bercengkrama dengan teman-teman nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!