Pesta Kelulusan

Sedangkan Raga yang melihat situasinya sudah memanas segera mengalihkan pembicaraan mereka. "Ayo mampir makan di cafe langganan kita" Raga mencairkan suasana

Tanpa banyak bicara Raka langsung saja membelokkan mobilnya menuju cafe yang dimaksud oleh Raga tempat biasanya mereka nongkrong ketika pulang sekolah.

***

Tidak terasa hari kelulusan Ivan telah tiba, kini saat nya mereka merayakan hari kelulusan Ivan. Adelia telah memberikan kejutan untuk Ivan, rencananya akan diberikan nanti malam saat pesta makan malam.

Tidak besar pesta makan malam yang di adakan oleh Ivan, Ivan hanya mengundang teman-teman terdekatnya, kekasihnya serta teman Adelia yang bernama Vera.

Ini hanya sebuah syukuran kecil yang di adakan Ivan. Alasan Ivan tak ingin party yang besar karena nanti malah membuatnya bingung dan mengurangi waktu kebersamaan dengan kekasihnya Adelia itu.

Acar pesta makan-makan di adakan disebuah cafe A yang berada di kotanya, "Hallo sayang kamu sudah siap" percakapan Ivan kala dirinya menyapa seseorang, siapa lagi jika bukan Adelia.

"Hemm iya aku sudah siap" Adelia

"Baiklah aku jemput sekarang" mereka mengakhiri panggilannya dengan diakhiri cium jauh sebagai tanda rindu. Tetapi jika bertemu mereka hanya sekedar ciuman pipi tak ada yang lain yang mereka lakukan.

Sedangkan Adelia turun kelantai satu dan berpamitan pada kedua orangtuanya jika dirinya akan merayakan hari kelulusan Ivan di cafe.

Tak lama Adelia yang sudah menunggu didepan rumah melihat mobil Ivan yang baru saja sampai, Ivan turun menyalami kedua orang tuanya Adelia dan meminta ijin membawa anaknya itu pergi sebentar.

"Ayo masuklah" Ivan membukakan pintu mobilnya untuk Adelia kemudian dirinya mengitari mobil dan mengendari dengan pelan.

"Kenapa kamu diam saja" tanya Ivan sambil menggenggam tangan Adelia, sedangkan tangan yang satunya memegang kemudi.

"Apa ada yang kamu pikirkan" Ivan mengecup tangan Adelia sekilas

"Hemm iya" Adelia

"Apa itu" tanya Ivan penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh kekasihnya itu

"Sebentar lagi kamu akan meninggalkanku" ungkap Adelia akhirnya. Ivan menoleh padanya dan tersenyum sekilas.

"Kenapa malah tersenyum, memangnya ada yang lucu" Adelia pura-pura kesal dengan memanyunkan bibirnya. Ivan yang melihatnya malah terlihat sangat lucu dimata Ivan.

"Tidak sayang, bukankah kemaren aku sudah memberikanmu pilihan"

"Lalu kenapa sekarang kamu bersedih jika sudah menentukan pilihanmu" Ivan mengingatkan jika dirinya kemaren sudah memberikan pilihan pada Adelia.

Tetapi Adelia sendiri yang memilih akan melanjutkan sekolah disini saja dan jika dirinya sudah lulus akan meneruskan kuliahnya di Inggris sebagai desainer perhiasan.

Ivan tidak memaksa kekasihnya untuk ikut dengannya, nanti malah menjadikan Adelia tak nyaman, jika sebuah keputusan berdasarkan pemaksaan atau dipaksa.

"Baiklah telepon aku setiap hari kalau begitu supaya aku tak kesepian" pinta Adelia akhirnya

"Hemm baiklah sayang apa pun untukmu" Ivan

Perbincangan mereka yang serius itu tidak terasa jika mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di pelataran cafe tujuannya.

"Ayo masuk" Ivan sambil merangkul pinggang Adelia berjalan beriringan.

Vera temanya itu datang bersama Vano teman Ivan. "Cek pasangan romantis ini tak menghargai kami yang jomblo" Tamam menggerutu

"Biarlah seperti itu, karena mereka sebentar lagi akan berpisah" Vera membela sahabatnya itu

"Baru datang bukannya disambut, malah dikomplain" Ivan sambil menarik kursi mempersilahkan Adelia duduk

"Duduklah sayang, jangan dengarkan mereka yang pada syirik" Ivan

"Hemmm iya yang mau ditinggal sebentar lagi" Vano

Tak lama pesanan mereka datang karena sebelumnya telah di reservasi untuk sekitar sepuluh orang.

"Vera apa kamu sudah lama berada disini, maaf kalau kami terlambat" Adelia

"Hemm iya baiklah mari kita makan, karena menunggu pasangan romantis ini sampai kita kelaparan" Arya menimpali

"Hemmm iya tadi kam aku sudah meminta maaf sama kalian, kalau begitu besok-besok lagi jika ada party kami akan datang lebih lama lagi deh. Canda Adelia

"Lah enak aja datang lebih lama, ini saja kita sudah jamuran kali" Arya

"Sudah-sudah ayo kita mulai makan" ajak Ivan pada teman-temannya

"Malam ini kita makan yang banyak dan kita habiskan malam kebersamaan kita karena sebentar lagi kita akan berpisah" Vano

"Hemm iya walaupun kita berpisah, aku harap silaturrahmi tetap terjalin" Ivan

"Hemm betul itu" Arya ikut-ikutan

Mereka makan dengan diselingi obrolan-obrolan ringan dan candaan khas anak muda.

Waktu kebersamaan mereka tak terasa hingga larut sehingga mengharuskan mereka pulang kerumah masing-masing, meskipun cafe ini buka dua puluh empat jam. Satu minggu lagi Ivan sudah akan terbang ke Jerman, pendaftaran segala dokumen yang diperlukan sudah disiapkan jauh-jauh hari. Jika ada yang mengharuskan tanda tangan untuk keperluan Ijazah dan lain-lain dirinya akan pulang lagi.

Dalam perjalanan mereka Adelia sudah menggenggam hadiah yang dari jauh-jauh hari ia siapkan. Tetapi dirinya masih ragu untuk memberikannya. "Sayang aku ada hadiah untukmu" Adelia mengumpulkan segala keberaniannya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya, Ivan meminggirkan mobilnya dipinggir jalan.

"Apa itu" Ivan

"Ini hadiah untuk kelulusan kamu"

Ivan mengambil dari tangan Adelia dan mengamati sekilas, "Ehmmm maaf iya jika kamu kurang menyukainya, hanya itu yang bisa ku berikan untukmu" Adelia

"Tak apa, aku menyukai apapun yang kau berikan untukku" Ivan

Kini bergantian Ivan yang mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.

"Aku juga ada hadiah untukmu"

Ivan membuka dan memperlihatkan kepada Adelia, " Liontin, indah sekali liontin ini" Adelia memandang takjub liontin yang diberikan oleh Ivan padannya

"Coba menghadap sana" Ivan menyuruh Adelia berbalik arah sebentar agar memudahkan dirinya ketika memakaikan liontin dilehernya itu.

"Sudah, kamu bisa berbalik lagi"

Adelia mengambil cermin dari dalam tasnya dan mengamati sekali lagi liontin itu.

"Sekarang giliranku membuka hadiahnya, apa boleh aku buka sekarang" tanya Ivan hati-hati

Adelia mengangguk setuju, Ivan membuka pelan-pelan. "Terimakasih sayang hadiahnya aku suka" Ivan

"Hemm iya begitu juga diriku, terimakasih dengan hadiah liontin indahnya, aku suka" Adelia mengucapkannya dengan hati yang sangat bahagia. Tak dapat digambarkan kebahagiaanya saat ini.

Beberapa menit kemudian Air muka Adelia berubah sedih, "Kenapa lagi" tanya Ivan bingung

"Kapan kamu akan berangkat ke Jerman"

"Ehmm belum tahu pastinya kapan" Ivan

"Kenapa" Ivan balik bertanya

"Tidak ada, kabari aku jika akan berangkat aku akan ikut mengantarmu sampai bandara" Adelia

"Baiklah aku akan mengabari jika waktunya telah tiba" Ivan

Lalu mencium pipi Adelia sekilas, "Bersabarlah untuk hal ini" Ivan memeluk Adelia sebentar dan memberinya kekuatan agar kekasihnya itu tak bersedih lagi.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju pulang kerumah, Ivan terlebih dulu mengantarkan Adelia pulang. Karena malam ini malam pesta kelulusan maka orang tua Adelia tak masalah jika dirinya pulang larut, sebelumnya Ivan juga sudah memberitahukannya.

Adelia antara sedih dan senang bercampur menjadi satu, sedih karena Ivan akan menempuh pendidikannya di Jerman dan senang dengan kelulusan kekasihnya itu.

Ivan mengantarkan Adelia sampai di teras rumah dan berpamitan pada ayahnya. Ternyata ayahnya telah menunggu anaknya yang baru saja datang.

"Mohon maaf om saya mengantar Adelia terlambat dari jam saya ijinkan" pamitnya

"Hemm tak apa"

"Habis ini mau kuliah dimana dirimu" tanya ayah Adelia

"Di Jerman om"

Ayahnya Adelia menganggukkan kepalanya," Hem iya belajarlah dengan sungguh jika kau ingin menikahi putriku" pintanya

"Baik om, mohon doanya agar semua berjalan lancar" Ivan

Kemudian Ivan pamit undur diri dari hadapan ayahnya Adelia itu...

dan

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!