Raka Mengunjungi Ivan

"Kamu jangan khawatir nanti juga sembuh, aku tak apa" Ivan menenangkan kekasihnya sambil mengusap air matanya yang turun tanpa permisi itu.

Sejak kejadian Ivan yang cedera itu Adelia sering bolak balik sekolah rumah dan rumah sakit hanya untuk menyempatkan waktu menjenguk kekasihnya itu.

Tak ada yang ia lakukan hanya mengirim suatu makanan ringan atau terkadang jika Ivan menginginkan makan sesuatu makan dirinya akan dengan senang hati membawakannya dari rumah.

Sempat juga mamanya Adelia menjenguk kekasih anaknya itu beberapa kali. Raka yang menjadi rival basketnya itu juga menjenguk dirinya.

"Apa kabar kawan" Raka yang tiba-tiba datang dibalik pintu bersama kawan-kawannya serta ada Nita di sana.

Saat ini Ivan hanya ditemani Adelia, karena tadi ibunya Ivan pulang sebentar untuk menyiapkan sesuatu yang diminta anaknya. Sedangkan ayahnya telah berangkat bekerja sejak pagi tadi dan kembali lagi kesini di sore hari selepas pulang bekerja.

"Aku sudah baikan" jawab singkat Ivan

Mereka berjabat tangan seperti tanda persahabatan begitu pula yang dilakukan Nita. Adelia berpindah pada sofa dan mempersilahkan teman-temannya untuk duduk di sofa didalam ruangan itu, sedangkan Raka dan Ivan meneruskan perbicangan antar lelaki.

"Kapan dirimu boleh pulang" tanya Raka

"Mungkin besuk" tebak Ivan karena dirinya sudah merasa kakinya lebih baik dari pada saat kemaren dirinya baru memasuki ruangan itu.

Kemudian Raka menoleh pada Adelia yang sedari tadi mengobrol dengan kawannya itu,"Apa dia kekasihmu" tanya Raka dengan isyarat matanya.

Ivan mengikuti arah pandang Raka "Hemm iya dia kekasihku, kenalkan namanya Adelia"

Adelia yang merasa namanya dipanggil itu mengangguk pelan pada Raka dan tersenyum tipis.

Raka memandangnya sambil mengangguk pelan, "Aku Raka, rival basket kekasihmu" ucapnya datar

"Dirimu sekarang kelas dua belas bukan" tanya Raka

"Ehmm iya, kenapa" Ivan bertanya balik

"Apa rencana kamu setelah lulus nanti" Raka mengakrabkan diri dengan Ivan

"Kuliah keluar negeri mungkin" Ivan menjawab dengan teka teki

"Dimana" Raka

"Di Jerman, kalau dirimu sendiri bagaimana" tanya Ivan balik kepada Raka

"Cek kenapa kau sama denganku, aku juga akan kuliah di sana nanti setelah lulus" Raka

"Lalu bagaimana dengan kekasihmu, apa kalian akan menjalani hubungan jarak jauh"

"Ehmm sepertinya memang harus seperti itu, tetapi kita sudah sepakat, jika tak masalah dengan hubungan jarak jauh ini, asal selalu ada komunikasi" Ivan

"Benarkah, bagaimana jika kamu tergoda dengan cewek di sana, atau sebaliknya malah kekasihmu yang tergoda dilingkungan baru tanpamu" goda Raka

"Kau mendoakan kami berpisah" seketika wajah Ivan me jadi muram tak senang dengan pernyataan Raka itu.

"Bukan seperti itu, aku hanya mengandai-andai saja, tak usah kalian masukan ke hati. Aku juga percaya jika kalian pasangan kekasih yang serasi dan saling mencintai"

"Kenapa kamu bisa menilai kami seperti itu, padahal kamu baru melihat kami sekali, dan itu hari ini" Ivan

"Itu sangat jelas dari tatapan mata kalian, jika kalian saling mencintai, tatapan matamu terhadap kekasihmu sangat lembut, kau tak bisa membohongi dirimu sendiri"

"Cek seperti peramal saja kau ini" kesal Ivan

Sedangkan Nita yang duduk di sofa panjang bersama teman-teman Raka mendengar pembicaraan mereka membuat hatinya terbakar. Hingga dia menyusun rencana tidak baik dalam hatinya.

"Heh lihat saja nanti" batin Nita penuh iri dengki terhadap Adelia

Setelah pulang dari sini Nita sudah menyusun rencana apa saja yang akan ia jalankan nanti. Hati yang sudah di penuhi rasa iri memang susah melihat orang lain bahagia.

"Nita bukankah kamu teman sekelasnya Adelia" tanya Raka tiba-tiba membuyarkan lamunannya.

"Ehmmm i..iya" Nita menjawab dengan tergagap ketika sadar dari lamunannya.

"Kau ajaklah Adelia berbincang bersama kalian, aku masih ada perlu bicara sebentar lagi dengan Ivan" pinta Raka kakak sepupunya itu

Nita mengangguk dan pura-pura baik, padahal jika sedang berada di sekolah dirinya menjadi musuh bebuyutannya Adelia.

Jika sedang berkumpul seperti ini mereka terasa sangat kaku, Adelia hanya diam menyimak pembicaraan kawan-kawan Raka itu sedangkan Nita tak begitu menghiraukan.

Hingga siang menuju sore waktu berkunjung mereka, kini sudah waktunya pamit pulang. "Kau cepatlah sembuh, nanti aku akan mengundangmu acara party kecil-kecilan" Raka

"Secepatnya aku akan cepat pulih, mohon doanya saja untukku"

Mereka berjabat tangan sebagai salam perpisahan dan keluar dari ruangan itu di ikuti oleh kawan-kawannya dan juga Nita.

Kemanapun Raka pergi Nita akan selalu ikut, Nita merupakan saudara sepupu Raka dari ibunya. Ibunya Raka dan Nita merupakan adik kakak sehingga Nita dijadikan anak angkat oleh ibunya Raka. Bukan apa-apa hanya untuk menemani ibunya Raka yang kesepian dirumah saat ayah ha sibuk bekerja hingga larut.

"Kenapa kakak bisa akrab sekali dengan kak Ivan, sejak kapan" tanya Nita dengan rasa ingin tahunya

"Sejak menjadi rival basket, walaupun rival tak harus menjadi musuh kan" terang Raka pada Nita

"Oh iya bukankah kamu satu sekolahan dengan pacarnya Ivan tadi" Raka bertanya sambil menyetir mobilnya

"Memangnya kenapa jika aku satu sekolahan dengannya" tanya Nita tak suka

"Kenapa kalian terlihat tidak akrab, padahal satu sekolah lho"

"Tak apa, itu karena anak itu suka pamer" Nita memiliki ciri perempuan yang manipulatif dengan menjelek-jelekan orang lain yang di lebih-lebihkan dan mencari pembelaan terhadap dirinya.

Perempuan tipe seperti ini sangat berbahaya jika diajak berteman, ia tak akan pernah berhenti berpikiran positif sampai dirinya puas dengan apa yang menjadi keburukan milik orang lain dan yang benar dan baik hanya dirinnya saja.

Tetapi sepertinya Raka tak begitu menanggapi ocehan Nita yang sudah mulai keluar perangai buruknya itu.

"Oh iya pacarnya Ivan tadi sangat cantik dan lembut" Arman teman Raka yang duduk dibelakang

"Kau benar, mana perhatian lagi, aku ingin memiliki kekasih yang cantik, baik hati dan perhatian" Raga menimpali ucapan Arman

"Cek seleramu ketinggian, apa tak ada kaca di rumahmu, jika tidak aku akan mengirimnya, supaya kalian berdua bisa berkaca" Raka berdecak malas

"Kau ini tak mendukung keinginan teman malah menjatuhkan saja, kasih semangat kek biar pun sedikit" Arman menjawab

"Iya siapa tahu harapan kita terkabul, namanya juga keinginan" Raga ikut-ikutan

"Ya maka dari itu belajar yang bener dan bekerja yang bener agar perempuan cantik mendatangimu" ucap Raka random

"Aku tahu" Arman

"Cewek cantik akan senang bersanding dengan laki-laki kaya" ucap Raka asal. Namun mereka berdua malah mendengarkan dengan seksama.

"Muka kalian saja pas-pasan malah ingin menggapai langit" ucap Nita telak, dirinya dari tadi diam saja mendengarkan percakapan mereka bertiga, namun sekali nyahut sangat pedas bagi telinga mereka.

"Tapi itu semua bisa berubah dengan seiringnya waktu" Arman tak terima di ejek seperti itu

Sedangkan Raga yang melihat situasinya sudah memanas segera mengalihkan pembicaraan mereka.

dan

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!