Reinkarnasi

Reinkarnasi

Bab 1 konflik harta warisan

Bruuuaak!

Terdengar suara pukulan meja, di ruang tamu. Terlihat seorang laki laki berdiri dengan penuh emosi dan amarah. Dia adalah Verdi, kakak dari Juli yang bekerja menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit.

"Tidak bisa Pa, itu tidak adil. Aku juga anak Ayah, tapi kenapa? Kenapa Ayah memberikan semua uang dan properti buat Juli?" ucap Verdi dengan nada tinggi dan melotot melihat ke arah laki laki tua yang terlihat pucat dan lemas, tak berdaya.

"Iya Yah, Ayah tidak adil dengan kita," sahut wanita yang lebih muda bernama Sista.

"Ayah sudah adil dengan kalian, selama ini kalian melakukan apapun menggunakan uang Ayah. Sedangkan Juli dia tidak pernah melakukan itu, kalian sudah banyak membuang buang uang Ayah untuk hal hal tidak penting!."

Jawab Ayah Verdi dan Sista dengan lemah lalu ia batuk batuk beberapa kali. Mendengar hal itu, Juli pun akhirnya mencoba menenangkan Ayahnya agar sakitnya tidak lebih parah.

"Sudah Ayah, tidak papa. Jika Kak Verdi dan Kak Sista ingin warisan itu, aku tidak masalah asalkan Ayah baik baik saja!."

Mendengar ucapan itu, Verdi, Sista dan Ibu kandung Juli saling bertatap tatapan dengan tersenyum kecil di bibirnya karena mereka merasa kalau harta warisan Juli akan jatuh ke tangan mereka. Namun, mereka terlihat terkejut saat pengacara yang menjadi pembicara di kasus itu mengatakan kalau harta itu tidak akan bisa di balik namakan jika Ayah Juli dan Juli belum meninggalkan. Mendengar ucapan itu perasaan kecewa terlihat sangat jelas di mata mereka.

"Apa?! Ini benar benar tidak adil, Juli mendapatkan uang 1 triliun sedangkan kita bertiga hanya mendapatkan uang 50 juta!" ucap Verdi dengan nada tinggi dan mata yang melotot. Melihat hal itu ibu kandung Juli pun berusaha menenangkan Verdi.

"Pa, Sista mohon sama Papa! Tolonglah Papa adil!. Kalau sampai Papa adil sama kita semua, aku janji aku akan merawat Papa dengan baik, bahkan aku akan berhenti melakukan hal hal bodoh lainnya!."

Sista pun mendekati ayahnya lalu ia memegangi salah satu tangan ayahnya dengan lembut dan baik. Dia duduk di samping ayahnya dengan kedua kaki bertekuk lutut dan menunjukkan ekspresi sedih.

Melihat hal itu, Juli yang memiliki sikap baik dan empati yang tinggi ia pun langsung bergegas menuju ke kakaknya dan membantu kakaknya berdiri. setelah Sista berdiri di hadapannya, Juli memegang kedua lengan Sista dengan lembut dan penuh kasih sayang sebagai seorang saudara.

"Tidak papa kok Kak, kita bagi lagi!. Aku akan ambil sebagian saja dan sebagainya bisa buat Ibu, Kak Verdi dan Kak Sista!."

Mendengar hal itu, Verdi dan ibunya terlihat langsung bangun dari duduknya dan melihat Juli dengan baik. Mereka langsung mendekati Juli dan memeluk Juli dengan erat dan sangat menyayangi Juli.

"Makasih ya Dek, kamu memang adik yang paling baik," ucap Verdi dengan berbisik di dekat telinga Juli dan ia memeluk erat Juli. Juli yang merasa kasih sayang kakaknya tulus dengan dirinya akhirnya membalas senyuman kecil.

Merasa kalau istri dan kakak kakaknya tidak tulus menyayangi Juli, Ayah Juli pun memilih untuk membakar surat warisan itu agar ketika orang itu berhasil menguasai harta Juli.

"Apa yang ingin kalian bagia jika surat warisan nya saja sudah hangus terbakar?" tanya Ayah Juli dengan berdiri menjauh dari keluarga nya.

Mendengar ucapan itu, Verdi , Sista dan Ibu Juli pun langsung melepaskan pelukannya. Setelah itu, ia melihat ke arah Ayah Juli yang berjalan menjauhi mereka dengan membawa surat itu dan sebuah korek api.

"Apa yang ingin Papa lakukan?" tanya Verdi dengan ketakutan karena melihat surat warisan dan korek di kedua tangan ayahnya.

"Ayah akan bakar surat ini!. Kalau Juli tidak mendapatkan satu triliun itu, maka kalian semua tidak akan mendapatkan apapun," jawab Ayah Juli dengan tegas lalu ia membakar surat itu. Melihat hal itu, semua orang teriak dan berlari menghampiri surat itu untuk mereka padamkan namun karena surat itu hanya sebuah kertas dalam beberapa detik pun surat itu terbakar habis. Ketiga orang itu terlihat sangat kecewa dengan Ayah Juli kecuali Juli, yang terlihat tidak peduli dengan semua harta itu.

Ia terlihat hanya peduli dengan ayahnya yang sudah dapat berjalan. Ia langsung menghampiri ayahnya dengan air mata haru karena kesembuhan ayahnya.

"Ini Ayah kan? Ayah bisa bangun, " ucap Juli dengan air mata yang terlihat terus menetes membasahi pipinya.

Juli pun langsung memeluk ayahnya dengan sangat bahagia karena ayahnya sudah bisa bangun dan tidak sakit lagi. Juli terlihat sangat bahagia namun hal itu berbanding terbalik dengan keluarganya yang lainnya terlihat Verdi sangat murka dengan Ayah Juli, begitu pula Sista dan Ibu kandungnya. Tatapan Verdi seakan di penuhi oleh api kemarahan, ia mengepalkan tangannya. Ketika ia sudah tidak dapat menahan amarahnya ia pun langsung bangun dari sedihnya dan menghampiri Ayah Juli.

Saat Verdi sudah berada di dekat ayahnya, ia menatap wajah ayahnya.

"Kenapa ayah melakukan itu?" tanya Vedi dengan serius lalu ia berhenti beberapa saat dan mengerakkan kedua tangannya dan memegangi kedua lengan ayahnya dengan sangat erat.

"Kenapa!!!" bentak Verdi setelah ia melihat kalau surat warisan yang harusnya ia dapatkan menjadi abu.

Saat itu, Ibu dan Sista hanya menangis karena melihat surat warisan itu terbakar. Mendengar Verdi membentak ayahnya sendiri Juli pun menghampiri Verdi dan berusaha menenangkan Verdi.

"Kak Verdi, kenapa kamu bisa melakukan itu? Kenapa kamu membentak Ayah? Seharusnya kita bahagia karena Ayah sudah sembuh dan bisa berdiri lagi!."

Ucap Juli sambil melepaskan kedua tangan Verdi yang memegangi lengan ayahnya dengan sangat erat dan kasar. Setelah itu, Juli melindungi ayahnya dengan berdiri di hadapan ayahnya.

"Kamu mau ikut campur, hah? Baiklah," jawab Verdi lalu ia menampar Juli hingga tubuhnya terpental dan jatuh ke tanah. Melihat hal itu, si pengacara, si supir dan ayahnya terlihat sangat terkejut dengan sikap Verdi kepada Juli. Ayahnya terlihat sangat marah dengan Verdi, ia menghampiri Verdi dan menarik kerah kemeja yang di pakai oleh Verdi.

"Kenapa kamu melakukan itu? Juli itu adik kamu, tapi kenapa kamu bisa kasar dengan dirinya?" ucap Ayah Juli dengan tegas dan sedih.

Mendengar ucapan itu dengan perlahan Verdi memegang kedua lengan ayahnya lagi. Dia menatap mata ayahnya dengan penuh amarah dan kebencian.

"Semua ini!. Semua ini gara gara Ayah," bentak Verdi lagi dengan memberi dorongan kepada ayahnya hingga membuat ayahnya melangkah mundur menjauh Verdi. "Semua ini juga gara gara Ayah, kalau seandainya Ayah adil dengan kita mungkin semua ini tidak akan terjadi. Tidak.. Akan... Pernah terjadi!."

Merasa kemarahan Verdi semakin memuncak Juli yang saat itu di bantu oleh supirnya pun langsung berdiri dengan memegangi salah satu pipinya. Ketika Verdi sudah tidak tahan dan ingin memukul ayahnya, Juli pun langsung menghentikan Verdi.

"Kak, kalau Kakak berani memukul ataupun menyentuh Ayah. Harta sepeser pun Kakak tidak akan mendapatkan nya!" jawab Juli dengan tegas dan mata yang berbalik marah kepada Verdi. Mendengar hal itu, Ibu Juli langsung bangun dari sedihnya dan berusaha menenangkan Verdi. Verdi yang saat itu panas dingin dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri akhirnya dengan perlahan lahan berhasil mengontrol dirinya sendiri karena bantuan dari ibunya.

"Tolong jangan lakukan itu Juli, maafkan kakak kamu!" sahut Ibu Juli dengan memegangi bahu Verdi dan menenangkan Verdi. Setelah Verdi tenaga, tatapan mata Juli terlihat terus memandang ke arah Verdi. Dia menghampiri ayahnya dan membawa ayahnya pergi karena ia tidak ingin masalahnya semakin memanas.

Ketika Juli dan ayahnya sudah pergi dari ruangan itu, Verdi, Sista dan Ibu Juli menghampiri pengacara yang di sewa oleh Ayah Juli. Mereka terlihat kebingungan dengan pembagian harta warisan itu, mereka menganggap kalau harta warisan itu sudah sirna dan tidak bersisa apapun.

"Gimana Pak? Surat itu bukan surat warisan yang asli kan?" tanya Ibu Juli dengan sedih, bingung dan khawatir menjadi satu.

"Sepertinya itu adalah surat asli Bu," jawab si pengacara dengan baik dan sopan.

Mendengar hal itu, ketiga orang itu terlihat sangat terkejut. Mereka hanya bisa menangis karena mereka merasa kalau sudah tidak akan mendapatkan harta warisan lagi.

Setelah itu si pengacara itu pergi dari rumah dan meninggalkan keluarga Juli.

Terpopuler

Comments

Baby Jan

Baby Jan

𝚊𝚖𝚒𝚗

2024-05-22

0

Yaser Levi

Yaser Levi

semoga ceritanya bagus

2024-05-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 konflik harta warisan
2 Bab 2 pembunuhan Ayah Juli
3 Bab 3 Pembunuhan Juli dan Reinkarnasi
4 Bab 4 Mulai meneror
5 Bab 5 Teror Sista 1
6 Part 6 Teror Sista2
7 Part 7 Juli dan Sista
8 Part 8 Kematian Sista
9 Part 9 Pemakaman
10 Part 10 Mimpi
11 Part 11 Hadir
12 Part 12 Mulai meneror 2
13 Part 13 Kasar
14 Part 14 Meneror Verdi
15 Part 15 Meneror Supir
16 Part 16 Polisi datang
17 Part 17 Ke kantor polisi
18 Part 18 Juli terluka
19 Part 19 Juli masuk ke rumah sakit
20 Part 20 Mengetahui kabar si supir
21 Part 21 Keberadaan Si Supir
22 Part 22 Ketakutan Verdi
23 Part 23 Kebingungan Verdi
24 Part 24 Keadaan kedua sisi
25 Part 25 Kemarahan Ibu Verdi kepada Verdi
26 Part 26 Sesosok misterius yang sebenarnya
27 Part 27 Kemarahan dan Kepedihan
28 Part 28 Kasih Sayang Verdi ke ibunya
29 Part 29 Orang misterius kedua
30 Part 30 Berita
31 Part 31 Jihan
32 Part 32 kasih sayang Juli kepada Jihan
33 Part 33 Kasih sayang adik kakak
34 Part 34 Kasih Sayang Jihan kepada Juli
35 Part 35 Mimpi Ibu Juli
36 Part 36 Penyelamatan dan kesempatan
37 Part 37 Juli kembali terluka parah
38 Part 38 Juli kritis dan penangkapan Verdi
39 Part 39 mengintrogasi Verdi
40 Part 40 mengintrogasi Verdi 2
41 Part 41 Keadaan Juli, Keadaan Jihan dan perasaan Verdi
42 Part 42 Jihan salah arah
43 Part 43 Kemarahan Juli
44 Part 44 Juli sadar
45 Part 45 Menemui Jihan
46 Part 46 Juli masuk ke rumah sakit 2
47 Part 47 penyekapan dan pencarian donor darah
48 part 48 Juli sadar 2
49 part 49 Kesedihan Ibu Juli
50 Part 50 Pertemuan Polisi dan Jihan
51 Part 51 Rahasia Juli dan peringatan dari polisi
52 Part 52 Penasaran
53 Part 53 Penasaran 2
54 Part 54 Perselisihan rahasia
55 Part 55 Penasaran 3
56 Part 56 Kekhawatiran
57 Part 57 Kasih sayang Jihan kepada Juli
58 Part 58 Trauma Jihan
59 Part 59 Penggantian Juli dan Jihan
60 part 60 Rencana Ibu Juli
61 Part 61 Terbalik
62 Part 62 Mengingat kembali
63 Part 63 Di kantor polisi
64 Part 64 Berita
65 Part 65 Kedua polisi bertemu
66 Part 66 Pertukaran 2
67 Part 67 Jihan Celaka
68 part 68 Orang Misterius
69 part 69 Keadaan Jihan
70 Part 70 Jihan ketemu
71 Part 71 Rencana
72 Part 72 pencarian
73 Part 73 Pertemuan Dokter Ziya
74 Part 74 Dokter Ziya
75 Part 75 Pemberitahuan Dokter Ziya
76 Part 76 Pencarian
77 Part 77 Flashback dan Flashdisk
78 Part 78 Flashback
79 Part 79 Titik Awal
80 Part 80 Cerita
81 Part 81 Dokter Ziya 2
82 Part 82 Juli dan Jihan Sadar
83 Part 83 Tertangkap
84 Part 84 Terkepung
85 Part 85 Permasalahan lagi
86 Part 86 Terungkap
87 Part 87 Terungkap 2
88 Part 88 Jihan meninggal
89 Part 89 Sampai Di rumah
90 Part 90 Di rumah
91 Part 91 Setelah kematian Jihan
92 Part 92 Depresi
93 part 93 Perubahan
94 Part 94. Akhir dari masalah
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 konflik harta warisan
2
Bab 2 pembunuhan Ayah Juli
3
Bab 3 Pembunuhan Juli dan Reinkarnasi
4
Bab 4 Mulai meneror
5
Bab 5 Teror Sista 1
6
Part 6 Teror Sista2
7
Part 7 Juli dan Sista
8
Part 8 Kematian Sista
9
Part 9 Pemakaman
10
Part 10 Mimpi
11
Part 11 Hadir
12
Part 12 Mulai meneror 2
13
Part 13 Kasar
14
Part 14 Meneror Verdi
15
Part 15 Meneror Supir
16
Part 16 Polisi datang
17
Part 17 Ke kantor polisi
18
Part 18 Juli terluka
19
Part 19 Juli masuk ke rumah sakit
20
Part 20 Mengetahui kabar si supir
21
Part 21 Keberadaan Si Supir
22
Part 22 Ketakutan Verdi
23
Part 23 Kebingungan Verdi
24
Part 24 Keadaan kedua sisi
25
Part 25 Kemarahan Ibu Verdi kepada Verdi
26
Part 26 Sesosok misterius yang sebenarnya
27
Part 27 Kemarahan dan Kepedihan
28
Part 28 Kasih Sayang Verdi ke ibunya
29
Part 29 Orang misterius kedua
30
Part 30 Berita
31
Part 31 Jihan
32
Part 32 kasih sayang Juli kepada Jihan
33
Part 33 Kasih sayang adik kakak
34
Part 34 Kasih Sayang Jihan kepada Juli
35
Part 35 Mimpi Ibu Juli
36
Part 36 Penyelamatan dan kesempatan
37
Part 37 Juli kembali terluka parah
38
Part 38 Juli kritis dan penangkapan Verdi
39
Part 39 mengintrogasi Verdi
40
Part 40 mengintrogasi Verdi 2
41
Part 41 Keadaan Juli, Keadaan Jihan dan perasaan Verdi
42
Part 42 Jihan salah arah
43
Part 43 Kemarahan Juli
44
Part 44 Juli sadar
45
Part 45 Menemui Jihan
46
Part 46 Juli masuk ke rumah sakit 2
47
Part 47 penyekapan dan pencarian donor darah
48
part 48 Juli sadar 2
49
part 49 Kesedihan Ibu Juli
50
Part 50 Pertemuan Polisi dan Jihan
51
Part 51 Rahasia Juli dan peringatan dari polisi
52
Part 52 Penasaran
53
Part 53 Penasaran 2
54
Part 54 Perselisihan rahasia
55
Part 55 Penasaran 3
56
Part 56 Kekhawatiran
57
Part 57 Kasih sayang Jihan kepada Juli
58
Part 58 Trauma Jihan
59
Part 59 Penggantian Juli dan Jihan
60
part 60 Rencana Ibu Juli
61
Part 61 Terbalik
62
Part 62 Mengingat kembali
63
Part 63 Di kantor polisi
64
Part 64 Berita
65
Part 65 Kedua polisi bertemu
66
Part 66 Pertukaran 2
67
Part 67 Jihan Celaka
68
part 68 Orang Misterius
69
part 69 Keadaan Jihan
70
Part 70 Jihan ketemu
71
Part 71 Rencana
72
Part 72 pencarian
73
Part 73 Pertemuan Dokter Ziya
74
Part 74 Dokter Ziya
75
Part 75 Pemberitahuan Dokter Ziya
76
Part 76 Pencarian
77
Part 77 Flashback dan Flashdisk
78
Part 78 Flashback
79
Part 79 Titik Awal
80
Part 80 Cerita
81
Part 81 Dokter Ziya 2
82
Part 82 Juli dan Jihan Sadar
83
Part 83 Tertangkap
84
Part 84 Terkepung
85
Part 85 Permasalahan lagi
86
Part 86 Terungkap
87
Part 87 Terungkap 2
88
Part 88 Jihan meninggal
89
Part 89 Sampai Di rumah
90
Part 90 Di rumah
91
Part 91 Setelah kematian Jihan
92
Part 92 Depresi
93
part 93 Perubahan
94
Part 94. Akhir dari masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!