Beberapa hari berikutnya, terasa konflik harta warisan terlihat mulai mereda, walaupun terlihat Verdi masih kesal dengan ayahnya ia terlihat senang dengan kesembuhan ayahnya.
Suatu hari terlihat Ayah Juli menerima telepon dari seseorang. Dia adalah di pengacara yang menangani kasus harta warisan Juli dan keluarganya.
"Pengacara, saya mohon jaga surat warisan itu dengan baik untuk menjaga jaga jika terjadi sesuatu dengan aku ataupun Juli!" ucap Ayah Juli dengan baik kepada si pengacara itu.
"Baik Pak, saya akan melakukanya dengan baik!" jawab si pengacara itu dengan baik lalu ia mematikan ponselnya.
Beberapa saat kemudian, Sista datang dengan sebuah nampan di tangannya. Melihat hal itu, Ayah Juli sempat ragu karena Ayah Juli mengira kalau Sista menaruh sesuatu ke dalam makanannya agar dirinya celaka.
"Ayah kenapa diam aja? Ayah tidak makan?" tanya Sista dengan baik dan tegas sambil menaruh nampan makanan itu ke atas kasur. Melihat tingkah sanga ayah, Sista pun langsung marah dan kesal dengan ayahnya. "Oh aku tahu, Ayah pasti berpikir kalau aku memberi racun ke makanan Ayah, iya kan? Aku tidak bodoh Ayah, aku juga punya perasaan!."
"Bukan seperti itu Sista, Ayah hanya tidak ingin makan saat ini!."
"Alah, tidak perlu bohong Ayah. Ayah tidak percaya kan dengan Sista, kalau tidak percaya Sista akan buktikan kepada Ayah," jawab Sista dengan tegas lalu ia mengambil makanan yang ia bawa dari dapur dan kemudian ia memakan makanannya di hadapan sang ayah untuk membuktikan kalau makanan itu tidak beracun.
Karena Sista sudah terlanjur kecewa dengan ayahnya, Sista pun akhirnya pergi dengan marah dan menemui ibunya di dalam kamarnya.
"Maafkan Ayah Sista!."
Tak berselang lama, Sista sampai di kamar ibunya. Ia langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan menguncinya di dari dalam kamar.
"Ibu, aku punya sesuatu yang penting untuk kita semua!" ucap Sista dengan menghampiri ibunya yang saat itu tengah berdiri di hadapan cermin.
"Apa Sista?" jawab ibunya dengan baik lalu ia melihat ke arah Sista.
"Ternyata.... Surat yang di bakar Ayah waktu itu, bukan surat warisan yang asli!."
Mendengar ucapan itu, Ibu Juli terlihat sangat terkejut dan merasa tidak percaya dengan yang di ucapakan oleh Sista. Karena merasa ibunya tidak percaya dengan dirinya Sista pun akhirnya menceritakan kejadian yang ia lihat sebelum dia menghampiri ayahnya di kamar. Dia menjelaskan kalau dirinya mendengar ayahnya berbicara dengan si pengacara kalau surat yang di bakar ayahnya waktu itu adalah surat salinannya.
Stelah mendengar kan penjelasan panjang dari Sista, Ibu Juli pun akhirnya percaya dengan Sista dan memberi tahu Verdi tentang semua itu. Setelah ketiga orang itu sudah tahu bahwa ada surat yang lainnya di tangan si pengacara, mereka pun akhirnya merencanakan sesuatu yang buruk bagi Juli dan ayahnya.
Malam pun tiba, saat itu suasana sangat sunyi. Angin berhembus perlahan, dan Jawa dingin terasa menusuk tulang. Terlihat Juli sudah terlelap dalam tidurnya di dalam kamar. Begitu pula ayahnya yang sudah terlelap tidur di kamar lainnya.
Beberapa saat kemudian terlihat secara remang remang, seseorang berjalan perlahan mendekati kamar yang di tempati oleh Ayah Juli. Orang orang itu terlihat sangat misterius, mereka berjumlah dua orang dengan pakaian serba hitam dan penutup muka berwarna senada.
Suasana terlihat sangat menegangkan, saat orang orang itu sudah berada di hadapan Ayah Juli salah satu dari orang misterius itu mengambil sebuah bantal yang tidak di pakai oleh ayahnya sedangkan satu orang misterius yang lainnya mendekati kakinya dan perlahan memegangi kaki Ayah Juli.
Dengan perlahan, orang misterius yang memegangi bantal mendekati Ayah Juli. Saat ia sudah sangat dekat dengan Ayah Juli ia langsung mendekap kan bantal itu ke arah muka Ayah Juli hingga membuat Ayah Juli sulit bernafas. Di saat bersamaan, laki laki yang berada di kaki Ayah Juli menekan kaki Ayah Juli agar ia tidak dapat melakukan perlawanan. Saat itu terlihat Ayu Juli terus berusaha melawan mereka namun semua itu sia sia tenaganya tidak bisa bertahan lama dalam hitungan menit Ayah Juli pun meninggalkan karena dekapan bantal itu.
Merasa Ayah Juli sudah meninggal salah satu orang misterius itu menjauhkan bantalnya dari muka Ayah Juli dan beberapa saat kemudian ia membuka penutup mukanya. Sungguh mengejutkan, ternyata salah satu dari pelukan pembunuhan Ayah Juli adalah Verdi anaknya sendiri.
"Maaf Ayah, aku melakukan hal ini juga karena Ayah. Kalau seandainya saja Ayah adil, aku tidak akan melakukan hal ini!" ucap Verdi dengan serius sambil menatap wajah ayahnya yang sudah tidak bernyawa di atas kasur.
"Kita buat seolah olah dia jatuh," ucap lanjut Verdi dengan nada serius kepada pelaku yang lain. Mendengar ucapan itu pelaku yang lain pun hanya menganggukkan kepala. Setelah itu, Verdi dan satu pelaku yang lainnya mengangkat Ayah Juli keluar kamarnya. Saat berada di luar kamar, Verdi dan pelaku satunya menjatuhkan tubuh ayahnya ke lantai. Tak berselang lama, Verdi memegangi kepala ayahnya yang sudah lemas tidak berdaya. Dia membenturkan kepala ayahnya ke lantai dengan sekuat tenaga hingga membuat pantai mengeluarkan bunyi hantaman yang sangat kencang dan meninggalkan bekas noda darah di lantai.
Setelah melakukan hal itu kedua pelaku itu langsung bergegas pergi dari ruangan itu, secara bersamaan Juli terbangun dari tidurnya karena ia mendengar sebuah hantaman. Dengan keadaan masih mengantuk, Juli pun keluar dari kamarnya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat ayahnya terbaring di lantai. Dia langsung bergegas menghampiri ayahnya dengan panik dan khawatir. Ia menggoyang goyangkan tubuh ayahnya agar bangun.
Mendengar teriakan dari Juli semua orang pun langsung terbangun dan keluar kamar mereka masing masing.
"Ada apa sih Juli? Apa kamu tidak tahu kalau saat ini tengah malam?" ucap Ibu Juli dengan terlihat marah kepada Juli yang teriak membangunkan orang orang.
"Ayah Bu," jawab Juli dengan sedih.
Melihat suaminya tergeletak, Ibu Juli terlihat sangat terkejut begitu pula yang lainnya dan merek juga terlihat sedih, menangis dengan sangat tersedu sedu.
Keesokan harinya, keluarga Juli membawa ayahnya ke rumah sakit untuk di outopsi namun setelah selesai outopsi dokter mengatakan bahwa kematian Ayah Juli karena jatuh dan kepalanya membentur lantai dengan sangat keras. Akhirnya pemakaman pun di lakukan, saat itu pemakaman berjalan dengan lancar. Kesedihan sangat terlihat jelas di mata Juli, begitu pula Ibu Juli namun tidak dengan Verdi dan Sista. Ia hanya terlihat murung dan kesal.
"Ma, udahlah jangan menangis lagi. Orang kalau udah mati, tidak perlu di tangisi karena dia tidak akan hidup lagi!. Kesedihan seperti ini, hanya drama," ucap Sista dengan marah dan kesal lalu ia pergi dari tempat pemakaman itu.
Mendengar ucapan itu, Juli hanya diam dengan melihat ke arah kakaknya dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Beberapa saat kemudian, Verdi dengar raut muka yang juga tidak terlihat sedih ikut pergi menyusul Sista meninggalkan pemakaman.
Melihat anak anaknya tidak peduli dengan Ayah Juli, Juli pun berusaha menenangkan ibunya dengan memegangi kedua bahu ibunya namun, tanpa di sadari oleh Juli saat tangan Juli memegangi kedua bahu Ibunya, Ibunya terlihat melirik Juli selama beberapa saat dengan lirikan mata yang terlihat tidak suka dengan Juli.
5 hari setelah pemakaman Ayah Juli, Verdi, Sista dan Ibu Juli memanggil pengacara yang mengurus harta warisan milik ayah mereka. Mengetahui kalau harta warisan itu tetap jatuh ke tangan Juli ketiga orang itu terlihat emosi dan murka kepada Juli. Mereka kembali membuat rencana untuk membaik baik Juli agar harta warisan itu bisa jatuh ke tangan mereka namun, karena saat itu surat warisan yang asli ada di tangan si pengacara akhirnya mereka pun gagal untuk melakukan itu.
Mereka kembali berdiskusi untuk membuat rencana dengan matang. Merek mulai merencanakan sebuah pembunuhnya yang lebih sadis kepada Juli agar harta warisan itu jatuh ke tangan mereka namun mereka tidak harus masuk ke dalam penjara. Mereka berpikir setelah membunuh Juli, mereka akan menghapus semua buktinya dan ia buat seolah olah sebuah kecelakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yaser Levi
udah ketebak..juli bkn saudara kandung mereka...benar gak yaa
2024-05-19
2